UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU Jariah SD Negeri 014685 Siumbut Baru, kab. Asahan Abstract: The purpose of this study is to improve the learning outcomes of Civics through integrated learning model. Subjects in this study were second grade students of SD Negeri 014685 Siumbut Baru district Kota Kisaran Timur academic year 2015/2016. The results obtained that the results of learning after the study of Civics learning with the theme manners through integrated learning model in cycle I reached an average value of 81.93. After being motivated by research through cycle II, reflection and recommendation of the average score reached 82.9. The result of classical learning completeness in the first cycle reached 79.07% after the reflection and classical learning instructional recommendation in cycle II reached 86.41%. Can be concluded through the model of integrated learning can improve the learning outcomes of Civics students class II SD Negeri 014685 Siumbut Baru district Kota Kisaran Timur academic year 2015/2016. Keywords: integrated, manners Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn melalui model pembelajaran terpadu. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri 014685 Siumbut Baru kec. Kota Kisaran Timur tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian diperoleh bahwa hasil proses belajar setelah penelitian terhadap pelajaran PKn dengan tema Budi Pekerti melalui model pembelajaran terpadu pada siklus I mencapai nilai rata-rata 81,93. Setelah termotivasi dilaku-kan penelitian melalui siklus II, refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata mencapai 82,9. Hasil ketuntasan belajar klasikal pada siklus I mencapai 79,07% setelah dilakukan refleksi dan rekomendasi ketuntsan belajar klasikal pada siklus II mencapai 86,41%. Dapat disimpulkan melalui model pembelajaran terpadu dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas II SD Negeri 014685 Siumbut Baru kec. Kota Kisaran Timur tahun pelajaran 2015/2016. Kata kunci: terpadu, budi pekerti Sekolah merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan yang merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk mencetak dan menciptakan warga negara yang memiliki sikap yang baik, bertanggung jawab, disiplin, dan berguna bagi bangsa dan negaranya, sesuai dengan yang di harapkan pendidikan nasional. Pendidikan nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 331
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan Nasional sangat penting bagi kemanjuan Negara Indonesia karena dengan pendidikan maka warga Indonesia akan lebih baik dan cerdas untuk membangun negara Indonesia kedepannya. Hakikatnya pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, dan proses menjadikan manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun Sumber Daya Manusia yang mampu bersaing dan membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik, dan mencerminkan kepribadian bangsa. Berdasarkan atas apa yang telah digariskan dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diatas bahwa pendidikan di Indonesia haruslah mencerminkan pada karakter dan kepribadian bangsa sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesiasebagai jati diri bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa yang bermartabat dan moral yang mulia. Pendidikan Kewarganegaraan secara yuridis telah di jelaskan dalam UU. No.20 Tahun 2003 dalam Pasal 37 ayat 1 yang berbunyi (1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematik, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan; dan muatan lokal. (2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa. Salah satu cara untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ini yaitu dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan yang menjadi pelajaran wajib dan harus ada di semua jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA, bahkkan hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan ini bertujuan untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat, karena dengan pendidikan Kewarganegaraan siswa di ajarkan untuk kritis dan mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam masyarakat dengan baik dan cerdas Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan jatidiri, budaya Indonesia serta dapat memaknai nilainilai yang terkandung dalam Pancasila. Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan agar peserta didik memiliki nilai dan moral yang baik,patuh dan dapat menjalankan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Penanaman pendidikan mengenai nilai, moral, dan norma dalam Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membina dan melatih kedisiplinan pada diri peserta didik. Dengan kedisiplinan yang dimiliki oleh peserta didik maka akan mempermudah proses pendidikan yang berjalan dalam sekolah, karena keteraturan, ketertiban yang terjalin karena kedisiplinan siswa akan meminimalisir terjadinya pelanggaranpelanggaran yang tidak diinginkan. Kedisiplinan merupakan modal dasar dalam sebuah pembelajaran karena dengan adanya kedisiplinan akan menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajarmengajar di lingkungan sekolah. 332
Siswa yang sudah memilliki dasar kedisiplinan yang baik atau sudah terbiasa dengan kedisiplinan tinggi yang didapatkan dalampendidikan yang diterapkan orangtua dalam keluarga maka siswatersebut akan melakukan proses belajar dengan sadar, sukarela, dan penuh dengan tanggung jawab, begitu pula sebaliknya. Pada kenyataanya masih terdapat kesenjangan, antara harapan dan kenyataan masih sangat jauh untuk di katakan sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Kenyataan yang ada dilapangan latar belakang siswa mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa yang masih memiliki tingkat kedisiplinan yang masih rendah di karenakan latar belakang pendidikan siswa dalam keluarga masing-masing yang kurang menerapkan disiplin. Dapat dilihat dari gejala yang ada dalam sekolah mulai dari keterlambatan siswa datang ke sekolah, telatnya mengerjakakan tugas atau bahkan mengabaikan tugas yang telah di berikan oleh guru, kelengkapan atribut siswa yang tidak dipakaisecara lengkap. Sebagai mata pelajaran yang mempelajari mengenai nilai, norma, dan mempelajari mengenai hukum, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki beban moral dalam menghadapi masalah tersebut. Sebagai guru PKn yang syarat dengan dengan pendidikan nilai moral yang tinggi serta menerapkan peraturan yang berlaku, sudah tentu harus dapat memecahkan masalah kedisiplinan dalam sekolah agar para siswa taat dan patuh terharap peraturan dalam sekolah sehingga siswa mulai terbiasa dan dapat menerapkan kedisiplinan, khususnya di lingkungan sekolah dan umumnya dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Jika masalah kurangnya kedisiplinan ini dibiarkan berlarutlarut akan menjadi kebiasaan buruk bagi siswa kedepannya, dampak jangka panjangnya akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang miskin akan disiplin dan akan melahirkan warga negara yang tidak taat, dan tertib pada peraturan yang berlaku dan akan sering melanggar norma, hukum yang ada seperti yang sering kita lihat saat ini dalam masyarakat. METODE Penelitian dilakukan di SD Negeri 014685 Siumbut Baru. Penelitian dilakukan pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei semester Genap tahun pelajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri 014685 Siumbut Baru kec. Kota Kisaran Timur tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data aktivitas belajar siswa dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu pengamat lain (selain peneliti) pada saat proses pembelajaran pada setiap siklus. Teknik analisis data aktivitas belajar siswa dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, karena data yang diperoleh berbentuk kategori/kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan 333
Langkah-langkah dalam perencanaan tindakan adalah : Mengkaji materi atau bahan ajar, mempersiapkan silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran, Mempersiapkan dan mengkaji format-format observasi dan evaluasi yang terdiri dari tes akhir pembelajaran, lembar observasi, dan kuisioner atau angket, dan Mengkaji indikator untuk menentukan efektivitas atau keberhasilan tindakan yang dilaksanakan, seperti daya serap siswa dan ketuntasan belajar. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Membuat skenario pembelajaran. Membuat lembar kerja siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan. Mempersiapkan lembar pengamatan yang diperlukan. Pelaksanaan Menampilkan suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Mengaitkan topik yang akan dipelajari dengan fenomena lingkungan. Membagi siswa kedalam kecil Mengajak siswa untuk membentuk Memberikan masalah ke masingmasing untuk bertanya materi yang sedang dipelajari Membimbing siswa dalam memecahkan masalah untuk memecahkan masalah Mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan dengan mengembangkan hasil tugas. untuk menyajikan hasil tugas Memberi umpan balik untuk memperkuat dan memeriksa kembali hasil tugas yang telah diperoleh siswa untuk menyimpulkan hasil tugas. Pengamatan Tabel 1. Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Nilai Nilai Terendah 70 Nilai Tertinggi 85 Nilai Rata-Rata 81,93 Persentase Ketuntasan 79,07% Refleksi Berdasarkan observasi dan evaluasi pada siklus I, peneliti mengadakan refleksi untuk melihat seberapa besar keberhasilan dan kegagalan dalam penerapan model pembelajaran yang dirancang. Refleksi dilakukan terhadap aktivitas siswa belajar dan kompetensi kerja ilmiah siswa dan mencari faktor-faktor penyebab ketidak berhasilan tindakan serta mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Disamping itu juga dilakukan refleksi terhadap pencapaian pemahaman konsep siswa, serta upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pencermatan yang dilakukan pada penerapan siklus I dievaluasi dan di interpretasi penyebabnya untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan 334
dalam melakukan pemantapan pada siklus II pada bahan kajian berikutnya. Siklus II Permasalahan Langkah-langkah dalam perencanaan tindakan adalah: Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Membuat skenario pembelajaran. Membuat lembar kerja siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan. Mempersiapkan lembar pengamatan yang diperlukan. Pelaksanaan Menampilkan suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Mengaitkan topik yang akan dipelajari dengan fenomena lingkungan. Membagi siswa kedalam kecil Mengajak siswa untuk membentuk Memberikan masalah ke masingmasing untuk bertanya materi yang sedang dipelajari Membimbing siswa dalam memecahkan masalah untuk memecahkan masalah Mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah yang diberikan dengan mengembangkan hasil tugas. untuk menyajikan hasil tugas Memberi umpan balik untuk memperkuat dan memeriksa kembali hasil tugas yang telah diperoleh siswa untuk menyimpulkan hasil tugas. Pengamatan Tabel 1. Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Nilai Nilai Terendah 70 Nilai Tertinggi 90 Nilai Rata-Rata 82,9 Persentase Ketuntasan 86,41% Refleksi Berdasarkan observasi dan evaluasi pada siklus II, peneliti mengadakan refleksi untuk melihat seberapa besar keberhasilan dan kegagalan dalam penerapan model pembelajaran yang dirancang. Refleksi dilakukan terhadap aktivitas siswa belajar dan kompetensi kerja ilmiah siswa dan mencari faktor-faktor penyebab ketidak berhasilan tindakan serta mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Disamping itu juga dilakukan refleksi terhadap pencapaian pemahaman konsep siswa, serta upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan: 1. Hasil proses belajar setelah penelitian terhadap pelajaran PKn dengan tema Budi Pekerti melalui model pembelajaran terpadu pada siklus I mencapai nilai rata-rata 335
81,93. Setelah termotivasi dilakukan penelitian melalui siklus II, refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata mencapai 82,9. 2. Hasil ketuntasan belajar klasikal pada siklus I mencapai 79,07% setelah dilakukan refleksi dan rekomendasi ketuntsan belajar klasikal pada siklus II mencapai 86,41%. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara Budimansyah, D. 2002. Model Pembelajaran dan Penelian Portofolio. Bandung: Genesindo Depdiknas, 2006, Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2006. Jakarta: Depdiknas Kaelan, M.S. 2004. Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma Lemhanas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum Malian, S. & Suparman, M. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press Nurdin, M. 2005. Pendidikan yang Menyebalkan. Yogyakarta: Ar- Ruzz 336
Jurnal Pena Edukasi ISSN 2407-0769 Vol. 4 No. 2, Maret 2017 e-issn 2549-4694 337