1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP

PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

DISTRIBUSI MENURUT GOLONGAN/RUANG, JENIS KELAMIN DAN PENDIDIKAN BERDASARKAN ESELON I KEMENTERIAN PERTANIAN per Desember 2014

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rencana Kinerja Tahunan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

Rencana Kerja Tahunan 2013 KATA PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/ 11/M.PAN/08/2007 TENTANG

PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA MUSRENBANGTAN NASIONAL 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/93/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Kepala Pusat KKIP, ARIFIN TASRIF

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Februari 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. baik di mana setiap organisasi publik harus mampu bekerja secara cepat,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. besar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kepuasan kerja

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

BAB IV P E N U T U P

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur Aparatur Negara mempunyai

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan organisasi yang ideal, dan perlu mendapat perhatian dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Total Penerimaan Pajak dan Rasio Pajak Tahun Anggaran Total Penerimaan Pajak

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab kepada banyak stakeholder. (Anthony dan Govindaradjan, 2005:60).

Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

I. PENDAHULUAN. manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumberdaya manusia tersebut diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan ekonomi, sebab pembangunan ekonomi nasional masih tetap

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

Capaian Kinerja Sasaran Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi, Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Organisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar operasional organisasi bisa berjalan dengan lancar. Kondisi umum saat ini menunjukkan bahwa perusahaan atau organisasi masih lemah dalam beberapa hal, antara lain, manajemen yang tidak efisien, keterbatasan dana dan teknologi serta kualitas SDM yang belum memadai, (Rayadi 2012). SDM merupakan faktor penting dalam perusahaan ataupun institusi untuk menentukan perkembangan entitas perusahaan tersebut, semakin baik kualitas SDM tersebut maka beban kerja yang diemban mereka akan lebih cepat untuk dikerjakan, sebaliknya bila kualitas SDM tersebut kurang dari yang diharapkan maka akan sulit perusahaan atau institusi untuk berkembang, meskipun sarana tercukupi dan market share yang luas. Salah satu penentu kinerja karyawan adalah dukungan kemampuan karyawan, dimana kemampuan karyawan ini ditentukan oleh dua faktor, faktor pertama adalah faktor kemampuan yang meliputi: kebugaran fisik, pendidikan, pelatihan dan pengalaman, sedangkan faktor kedua adalah faktor motivasi yang meliputi: sikap dan etos kerja. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kemampuan karyawan memiliki peran sentral dalam pencapaian tujuan perusahaan atau institusi (Simanjuntak 2005). Peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan dapat dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan (Diklat), disamping itu peningkatan sikap karyawan terhadap pekerjaannya serta tugas tugasnya dapat dilakukan dengan usaha memotivasi karyawannya (Setiana dan Siswandoko 2009). Demi mendukung organisasi yang tumbuh berkembang untuk membangun SDM yang baik maka dibuat pelatihan untuk mengembangkan potensi potensi SDM yang sudah ada atau direkrut, yang pada akhirny akan menjadi penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan/institusi dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang, apabila hal itu dikerjakan dengan benar maka para Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan institusi akan menguntungkan dengan jaminan bahwa upaya para individu PNS mampu mengkontribusi pada fokus strategik dari perusahaan. Namun, penilaian kinerja dipengaruhi oleh kegiatan lain dalam perusahaan dan pada gilirannya memengaruhi keberhasilan perusahaan ataupun institusi (Mangkuprawira 2011), khususnya dalam pertanian maka Kementerian Pertanian melalui Kebijakan Kementerian PAN, Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Pertanian sendiri membuat pendidikan dan pelatihan atau disebut Pelatihan untuk mendukung serta meningkatkan kualitas PNS. Pegawai Negeri Sipil merupakan sebutan SDM yang bertugas di institusi pemerintah sebagai pekerja atau pejabat dan menjalankan operasional dalam pemerintahan, Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dalam Bab 1 Pasal 1.3 menyebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Institusi Badan Karantina

2 Pertanian (Barantan) adalah unit eselon satu di Kementerian Pertanian yang mempunyai SDM atau pegawai yang cukup banyak, Barantan mempunyai pegawai terbanyak kedua setelah Direktorat Jenderal Penelitian Pengembangan Pertanian (Ditjen Litbang), dengan begitu pembentukan SDM atau PNS Barantan sebaiknya berkualitas agar efektif. Begitu banyak program untuk mendukung program peningkatan tersebut namun informasi menyebutkan pokok permasalahan PNS yaitu, rasionalisasi PNS, faktor ketidakefektifan kinerja PNS dalam fungsi pelayanan publik, kondisi berlebihan jumlah PNS di Indonesia pada berbagai pemerintahan. Setiap tahun pengangkatan pegawai ditekan dalam jumlah yang seminimal mungkin dan hanya 15 persen dari total jumlah pegawai yang pensiun setiap tahun. Jika jumlah pegawai per tahun, mulai tahun 2007, yang pensiun berjumlah 120.000 orang, maka pemerintah hanya mengangkat pegawai baru berjumlah 25.000 orang. Banyaknya jumlah pegawai di Indonesia saat ini memang sudah overload, di mana untuk menggaji 3,6 juta pegawai ditambah 2,9 juta pensiunan pegawai alokasi belanja APBN per tahunnya mencapai angka Rp 125 triliun. (Tobirin 2008). Organisasi untuk meningkatkan daya saing, Barantan harus mampu membantu pelaku usaha pertanian untuk memenuhi persyaratan teknis Sanitary and Phytosanitary dari negara tujuan ekspor. Tujuan utama adanya Barantan adalah untuk mencegah tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) di Negara Republik Indonesia, Sesuai dengan UU No 16/1992 tentang Karantina Hewan, ikan dan Tumbuhan, PP No. 82/2000 tentang Karantina Hewan, PP No 14/2002 tentang Karantina Tumbuhan, dan PP No. 28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Permasalahan yang di hadapi Karantina Pertanian saat ini yaitu perubahan lingkungan strategik yang dinamis dan terkadang sulit diprediksi tentunya akan berdampak terhadap pengaturan-pengaturan lalu lintas media pembawa HPHK/OPTK yang mengganggu terhadap prioritas kesiapan kebijakan yang sudah direncanakan, kedua masih dijumpai complain dari negara tujuan terkait sertifikasi ekspor produk pertanian dan selanjutnya Badan Karantina Pertanian menganggap tidak mendapatkan tambahan SDM, karena Barantan dari tahun ke tahun beban tugas pengawasan karantina dan keamanan hayati tidak sebanding dengan frekuensi lalu-lintas media pembawa HPHK/OPTK. Maka dari itu untuk mewujudkan SDM aparatur yang mempunyai kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan, serta untuk menciptakan SDM aparatur yang memiliki kompetensi tersebut diperlukan peningkatan mutu profesionalisme, sikap dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan negara, semangat kesatuan dan persatuan, dan pengembangan wawasan Pegawai Negeri Sipil melalui Pendidikan dan Pelatihan Jabatan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari usaha pembinaan PNS secara menyeluruh (PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Negeri Sipil). Pelatihan tersebut termasuk pelatihan Tugas karantina atau disebut Langaskara dimana tujuannya sebagai sarana Pembekalan CPNS barantan yang baru agar lebih memahami perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati, hewani, dan nabati. Uraian mengenai organisasi Badan Karantina Pertanian tersebut berhubungan dengan sumber daya manusia dimana kapasitas SDM atau Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu faktor kunci organisasi yang harus diperhatikan

karena selalu mengalami berbagai dinamika di dalam organisasi khususnya di pemerintahan. Pernyataan tersebut menjadi dasar untuk meningkatkan kinerja organisasi, namun mendahulukan memperbaiki kinerja individu. Tetapi banyak faktor yang menentukan kinerja selain faktor pendidikan ada beberapa faktor yang memengaruhi kinerja individu, yaitu rekan kerja, kemampuan, pengawasan, peraturan perusahaan, motivasi dan pelatihan (Aamodt 2010). Gomes (2003) mengartikan motivasi sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan dan berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan performansi pekerjaan Berkaitan dengan kinerja SDM Badan karantina Pertanian, berikut Tabel 1 menunjukkan jumlah pegawai Badan karantina Pertanian yang mempunyai penilaian kinerja yang berbeda-beda di setiap pegawai kantor pusat badan karantina pertanian setelah pelatihan. Tabel 1 Data jumlah pegawai kementerian pertanian Unit Eselon 1 Jumlah Persentase Pegawai (%) Sekretariat Jenderal 1133 5.57 Inspektorat Jenderal 285 1.4 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 774 3.81 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 341 1.68 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan 2198 10.81 Direktorat Jenderal Perkebunan 1133 5.57 Badan Litbang Pertanian 7466 36.7 Badan PPSDM Pertanian 2276 11.19 Badan Ketahanan Pangan 300 1.47 Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 372 1.83 Direktorat Jenderal Hortikultura 383 1.88 Badan Karantina Pertanian 3680 18.09 Total Pegawai 20341 100 Sumber : Sekretariat jenderal kementerian pertanian 2014 3 Tabel 1 menunjukkan bahwa pegawai negeri sipil pada Kementerian Pertanian, Badan Karantina Pertanian merupakan unit eselon 1 kedua terbanyak setelah Badan Litbang, yang menjadi potensi efektif jika PNS nya tersebut bisa menyelesaikan beban kerja dengan cepat dan mengoptimalkan kualitas kerja mereka serta mengembangkannya yang mampu untuk menemukan titik kritisnya dan menyelesaikan dengan komprehensif. Jumlah SDM senantiasa menjadi permasalahan disebagian besar Satuan Kerja (Satker) Barantan dari tahun ke tahun secara aspek kualitas, sehingga kedepan perlu ditingkatkan kembali pelatihan dasar Langaskara yang terkait dengan kualitas SDM, untuk itu perlu dilakukan Pelatihan baik teknis maupun non teknis secara berkesinambungan. Program pelatihan Langaskara menjadi pentinguntuk dilakukan oleh manajemen karena syarat untuk menjadi PNS di Barantan adalah telah mengikuti pelatihan Langaskara, disamping itu program tersebut memakai banyak anggaran untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut sehingga perlu diketahui apakah program

4 tersebut efektif untuk meningkatkan kinerja PNS, bila tidak agar di evaluasi kembali program tersebut dengan berdasarkan hasil penelitian ini. Berikut Tabel 2 yang menunjukkan performa atau kinerja Barantan periode 2010 2014. In di kat or Targe t (%) Tabel 2 Laporan pengukuran kinerja barantan 2010 2011 2012 2013 2014 Pencap Targe Pencap Targ Pencap Targ Pencapa Targe aian t (%) aian et aian et ian (%) t (%) (%) (%) (%) (%) (%) Pencap aian (%) 1 79 110,05 80 98,78 80 113.53 85 106.86 90 100 2 83 115 80 115,03 90 111.09 90 111.03 95 111.09 3 93 105,87 90 107,58 95 110.84 90 110.85 95 104.71 Sumber : Lakip bagian perencanaan badan karantina pertanian, 2016 Pengukuran kinerja tersebut berdasarkan atas tiga indikator, pertama pengaruh pengendalian resiko masuk dan keluarnya HPHK dan OPTK, serta pengawasan keamanan hayati, kedua pengaruh pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa (MP) OPTK dan keamanan hayati, ketiga tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian. Tabel menunjukkan laporan kinerja Barantan periode tahun 2010 sampai 2014 yang mempunyai Sasaran Strategis Meningkatnyapengaruh pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati, pada indikator pertama yaitu pengaruh pengendalian resiko masuk dan keluarnya HPHK dan OPTK, serta pengawasan keamanan hayati tidak adanya peningkatan yang signifikan, namun untuk target dari tahun ke tahun tercapai tetapi mengalami penurunan pencapaian target, begitu juga dengan indikator kedua dengan indikator ketiga. Data tersebut menunjukkan turunnya realisasi dari tahun ke tahun untuk kinerja organisasi walaupun mencapai target. Berdasarkan hasil observasi peneliti ditemukan bahwa mayoritas pegawai kurang aktif dalam menjalankan pekerjaannya, menyebabkan pegawai yang bekerja pada Kantor Pusat Barantan kurang atau tidak menunjukkan kualitas kinerjanya meskipun Barantan melalui pelatihan Langaskara telah diberikan kepada pegawai untuk meningkatkan kinerja PNS nya tetapi belum memberikan perubahan atau pengaruh yang banyak terhadap kinerja PNS berdasarkan pengamatan peneliti. Maka perlu diselenggarakan pendidikan dan pelatihan yang efektif jika ingin organisasi dan SDM berkembang dengan baik, Dan hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya melakukan penelitian pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan pada kantor pusat badan karantina pertanian. Perumusan Masalah Organisasi pemerintahan, khususnya Barantan mempunyai permasalahan dalam SDM, dalam hal ini adalah PNS. Program Langaskara yang dibuat oleh Barantan untuk meningkatkan kualitas PNS ternyata tidak terjadi peningkatan menurut observasi langsung peneliti, karena banyak ketidaktahuan oleh PNS Barantan atas ilmu perkarantinaan yang sudah diberikan oleh program Langaskara tersebut. Langaskara menitikberatkan kepada dasar ilmu perkarantinaan agar PNS tersebut bisa lebih paham dengan tugasnya dan sesuai dengan visi dan misi

organisasi. Serta kurang aktifnya PNS Barantan diduga karena kurangnya motivasi masing-masing individu. Sedangkan tujuan Langaskara disamping memberikan ilmu perkarantinaan adalah memberikan motivasi PNS untuk lebih aktif dalam bekerja, lebih giat menyelesaikan pekerjaannya, dan memahami bahwa Barantan adalah Institusi Negara yang sangat berhubungan dengan dunia usaha dan bisnis sehingga sangat rentan terhadap permasalahan. Oleh karena itu Penelitian pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap inerja pada kantor pusat Badan Karantina Pertanian ini menjadi penting. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka didapatkan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian? 2. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada kantor pusat Badan Karantina Pertanian? 3. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor pusat Badan Karantina Pertanian? 4. Bagaimana meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil Badan Karantina Pertanian pada kantor pusat? 5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh Pelatihan terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian. 2. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada kantor pusat Badan Karantina Pertanian. 3. Menganalisis pengaruh pelatihan terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor pusat Badan Karantina Pertanian. 4. Menganalisis implikasi manajerial untuk kinerja Pegawai Negeri Sipil Badan Karantina Pertanian pada kantor pusat Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Bagi institusi, diharapkan penelitian ini mampu memberikan gambaran kepada organisasi dalam hal pengelolaan SDM, khususnya Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan; 2. Bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam penelitian lainnya dan membantu dalam hal informasi. Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Penelitian difokuskan pada Pengaruh Pelatihan dan Motivasi memengaruhi kinerja PNS pada Kantor Pusat Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, dijadikan tempat wawancara untuk mengetahui perencanaan PNS secara Umum. Penelitian ini dilakukan dengan metode

6 observasi dan distribusi Kuisioner, serta alat yang digunakan adalah pedoman wawancara atau daftar pertanyaan. 2 TINJAUAN PUSTAKA Pelatihan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi, dan masyarakat. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan. Dengan kata lain, manajemen SDM adalah aktivitas yang dilakukan untuk merangsang, mengembangkan, memotivasi, dan memelihara kinerja yang tinggi di dalam organisasi (Hariandja 2002). Sedangkan menurut Hasibuan (2005), perencanaan sumberdaya manusia adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan.lebih lanjut lagi menurut Mangkuprawira (2004), perencanaan sumberdaya manusia adalah proses proyeksi bagaimana suatu perusahaan merencanakan untuk memperoleh dan memanfaatkan sumberdaya manusia dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal global. Manajemen sumber daya manusia memiliki suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Oleh karena itu, di tiap organisasi atau perusahaan memiliki departemen SDM yang memiliki peranan penting dalam berjalannya organisasi. Kegiatan atau aktivitas manajemen sumber daya manusia secara umum dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu (1) Persiapan dan pengadaan, (2) Pengembangan dan penilaian, (3) Pengkompensasian dan perlindungan (3) Hubungan-hubungan kepegawaian. Dari sejumlah definisi yang disebutkan diatas, MSDM diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia dalam hal ini PNS dalam organisasi, untuk melakukan fungsi dan tujuan dari perencanaan sumber daya manusia dengan harapan SDM tersebut mempunyai kinerja yang baik untuk organisasi dan individu. Instansi pemerintah seperti halnya Barantan unit eselon satu Kementerian Pertanian, mempunyai perencanaan SDM yang cukup kompleks karena berhubungan dengan kebijakan dari instansi yang lainnya, BKN selaku instansi pemerintah yang mempunyai kebijakan khusus bagian Kepegawaian yang berfungsi membuat kebijakan tiap kepegawaian instansi pemerintah, dan berkoordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan) melalui PP Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan membuat program wajib pegawai yaitu PraJabatan dan Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim). Dasar diadakan pelatihan yaitu untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar besarnya sesuai isi

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB