BAB I PENDAHULUAN. karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN. wajib diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB III METODE PENELITIAN

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astuti, dkk, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 3.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi kondisi yang ada di lingkungan sekitarnya. 1. Sedangkan menurut Muhammad Al-Mighwar self control (kontrol diri)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan keistimewaan sejak lahir,

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena terkait dengan salah satu tujuan pendidikan nasional yaitu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan. Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah dan masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak institusi tersebut. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. 1 Salah satu bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anak dalam keluarga adalah dengan mendidik anak-anaknya. Allah juga memerintahkan kepada orang tua untuk menjaga anaknya melalui proses pendidikan. Penjagaan melalui proses pendidikan tersebut dilakukan dengan cara memberikan pengarahan baik dalam bentuk nasihat, perintah, larangan, 1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan edisi revisi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 37-38. 1

2 pembiasaan, pengawasan, maupun pemberian ilmu pengetahuan. 2 Orang tua harus bekerja keras memberikan pendidikan kepada anaknya, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama, agar anak memiliki kepribadian dan perilaku yang baik sesuai dengan Al-Qur an dan sunnah Nabi SAW, sehingga kelak dapat hidup bahagia didunia dan akhirat. Pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap dalam mengamalkan ajaran agamanya yang diberikan dalam lingkungan keluarga. Pendidikan agama yang diberikan oleh keluarga didusun Kauman ini sangat bervariasi caranya, antara lain: ada orang tua yang mengajari anaknya secara langsung dengan cara memberikan penjelasan tentang ajaran tauhid, hukumhukum dalam agama Islam, mencontohkan akhlaqul karimah, membiasakan sholat dan juga mengajari membaca Al-qur an. Usia yang perlu mendapatkan bimbingan agama dari keluarga adalah usia remaja. Karena pada masa remaja merupakan masa manusia (pemuda pemudi) mulai mencari-cari pegangan akan nilai-nilai hidup. Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa berada dalam peralihan atau diatas jembatan goyang yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri. 3 Jika remaja memiliki pegangan nilai hidup yang benar, maka akhlak yang dimiliki remaja pun akan turut menjadi baik dan lebih terarah. Dari pengamatan penulis, akhlak remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: dari keluarga, teman, dan lingkungan masyarakat. 56. 2 Novan Ardy Wiyani, Ilmu Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 55-3 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama cet. 15 (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 72.

3 Perilaku atau akhlak remaja yang ada di Dusun Kauman Petarukan ini bervariasi, ada yang memiliki akhlak terpuji, seperti: patuh kepada orang tua, sopan dan ramah kepada teman, suka menolong, jujur, dsb. Namun, ada juga remaja yang kurang memiliki akhlak terpuji tersebut, seperti: antara remaja laki-laki dan perempuan seperti tidak ada batasnya, ada juga yang tidak malu berpacaran dilingkungan masyarakat dan adapula remaja yang pernah ketahuan mencuri dirumah tetangganya. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja kurang memahami akan ajaran agamanya serta belum bisa melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Jumlah remaja yang ada di Dusun Kauman Petarukan ini sebanyak 187 orang. Dinamika perilaku keagamaan remaja bukan hanya diperlukan proses pendidikan dan pembinaan keagamaan, tetapi lebih dari itu adalah peranan yang tercurah sejalan dengan kebutuhan religius remaja. Untuk itu pendidikan agama sangat perlu dan dikembangkan untuk mengantisipasi perubahan yang berdampak negatif bagi perilaku keagamaan remaja, sebab terwujudnya kondisi remaja yang bermoral tidak bisa dengan cara lain kecuali dengan pendidikan khususnya pendidikan agama Islam. Orang tua memilki peran yang sangat penting dalam membina anak, baik terhadap nilai-nilai tauhid, nilai-nilai akhlaqul karimah, yang bersumberkan ajaran agama Islam harus diberikan, ditanamkan dan dikembangkan oleh orang tua terhadap buah hatinya dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu pendidikan agama dari keluarga sangat berpengaruh dalam perkembangan pribadi anak terutama dasar-dasar agama, kelakuan, sikap, rekasi dan dasar-dasar kehidupan lainnya. Khususnya untuk remaja,

4 pendidikan dari keluarga sangat diperlukan karena remaja adalah masa dimana seseorang mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Jika remaja tidak dibekali dengan pendidikan agama dari orang tuanya, maka dia akan lebih mudah terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan negatif dan melanggar norma agama maupun norma sosial. Sehingga, pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya dikemudian hari. Untuk tujuan pembinaan pribadi itu, maka pendidikan agama hendaknya diberikan oleh orang tua benar-benar yang tercermin agama itu dalam sikap, tingkah laku, gerak-gerik, cara berpakaian, cara berpakaian, cara mengahadapi persoalan dan dalam keseluruhan pribadinya. 4 Oleh karena itu kehidupan dalam keluarga jangan sampai memberikan pengalamanpengalaman atau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang akan merugikan perkembangan hidup anak kelak dimasa dewasa. Berangkat dari uraian di atas, penulis terdorong untuk mengkaji lebih lanjut dan mengadakan penelitian untuk dituangkan dalam karya ilmiah terbentuk skripsi dengan judul Peran Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Keluarga dalam Membentuk Akhlaqul Karimah pada Remaja di Dusun Kauman Petarukan Pemalang. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, alasan penulis memilih judul ini antara lain, yaitu: 1. Pendidikan agama Islam merupakan suatu bimbingan yang wajib bagi setiap muslim, karena pendidikan agama membentuk seseorang menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia. 4 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama cet. 16 (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), hlm. 124.

5 2. Keluarga adalah tempat yang pertama dan paling utama dalam memberikan pendidikan dan bimbingan. Jika pendidikan itu berhasil diberikan oleh keluarga maka ketika di lingkungan masyarakat anak tersebut akan berperilaku sesuai dengan norma dalam agama yang sesuai diajarkan oleh keluarga. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. 3. Akhlaqul karimah pada remaja. Masa remaja adalah masa dimana seseorang mudah terpengaruh oleh teman atau lingkungannya (keluarga, sekolah, masyarakat). Semakin banyak ajaran agama yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, maka akhlak, sikap, tindakan, kelakuan dan cara remaja menghadapi hidupnya akan sesuai dengan ajaran agama. Dan dengan adanya pendidikan agama dari keluarga ini, diharapkan agar nantinya remaja akan lebih memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dengan baik. Sehingga akhlak yang diterapkan dalam kegiatan sehari-hari pun akan sesuai dengan norma agama. 4. Dusun Kauman Petarukan, merupakan suatu dusun yang hampir semua warganya beragama Islam, namun masih ada beberapa warga yang kurang mencerminkan pribadi seorang muslim yang taat, seperti tidak menjalankan sholat, memilki akhlak yang kurang baik, dll. Maka dari itu penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengapa hal tersebut bisa terjadi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

6 1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga di dusun Kauman Petarukan Pemalang? 2. Bagaimana akhlaqul karimah remaja di dusun Kauman Petarukan Pemalang? 3. Bagaimana peran pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga dalam membentuk akhlaqul karimah pada remaja di dusun Kauman Petarukan Pemalang? Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan judul diatas, maka penulis akan menjelaskan tentang pengertian yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu sebagai berikut: a. Peran Peran adalah partisipasi, perangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat atau organisasi. 5 b. Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing manusia menjadi pribadi beriman yang kuat secara fisik, mental dan spiritual serta cerdas, berakhlak mulia dan memiliki keterampilan yang diperlukan bagi kebermanfaatan dirinya, masyarakatnya dan lingkungannya. 6 c. Keluarga Keluarga dalam sosiologi adalah batih. Batih adalah tempat lahir, tempat pendidikan, dan tempat perkembangan budi pekerti anak. Batih juga lambang, tempat, dan tujuan hidup bersama. Para ahli menyimpulkan 5 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1979), hlm. 17. 6 Sutrisno dan Muhyidin Albarobis, Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),hlm. 22

7 bahwa sendi masyarakat yang kuat berfondasi dari batih yang kukuh sentosa. 7 d. Akhlaqul Karimah Akhlaqul karimah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah yang dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji. 8 e. Remaja Remaja adalah suatu masa dimana individu mengaalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, serta terjadi perallihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. 9 Dan remaja yang dimaksud di penelitian ini adalah remaja yang tinggal di Dusun Kauman Petarukan Pemalang, khususnya remaja di Dusun Kauman Barat Petarukan. Jadi, yang dimaksud dengan judul di atas adalah bahwa pendidikan yang diberikan oleh orang tua (keluarga) dalam hal agama sangat berperan dalam pembentukan akhlak atau tingkah laku remaja. Karena keluarga adalah tempat pertama kali remaja mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan pendidikan sehingga jika orang tua sejak kecil sudah menanamkan pendidikan agama maka kelak akhlak, sikap, tindakan, kelakuan dan cara remaja menghadapi hidupnya akan sesuai dengan ajaran agama serta remaja akan berusaha agar setiap tingkah lakunya tidak bertentangan dengan norma agama. Yang difokuskan dalam penelitian ini adalah 7 Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 116. 8 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-qur an (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 38. 9 Sarlito Wirawan W, Psikologi Remaja (Jakarta: Rajawali, t.t.), hlm. 9.

8 pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga dan akhlaqul karimah remaja di dusun Kauman Barat Petarukan Pemalang. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga remaja di Dusun Kauman Petarukan Pemalang. 2. Untuk mengetahui akhlaqul karimah remaja di Dusun Kauman Petarukan Pemalang. 3. Untuk mengetahui peran pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga dalam membentuk akhlaqul karimah pada remaja di Dusun Kauman Petarukan Pemalang. D. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis a. Dapat menambah khazanah keilmuan dan memberikan informasi mengenai peran pendidikan agama Islam dari keluarga terhadap akhlak anaknya. b. Untuk memperjelas bagaimana pentingnya pendidikan agama Islam bagi remaja baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

9 2. Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para pembaca dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dalam kehidupan bermasyarakat. b. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua agar memberikan pendidikan agama kepada anaknya lebih mendalam dan terarah. c. Memberikan wawasan dan wacana bahwa peran aktif keluarga (orang tua) sangat dibutuhkan dalam pendidikan agama anaknya sehingga kelak anak tersebut memiliki akhlak yang mulia. E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Penelitian yang Relevan Syed Sajjad Hussain dan Syed Ali Asy raf berpendapat bahwa pendidikan agama Islam adalah sebagai suatu pendidikan yang melatih perasaan murid-murid sedemikian rupa, sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan mereka dipengaruhi sekali oleh nilai spiritual dan sangat sadar akan nilai etis islam. 10 Sutrisno dan Muhyidin Albarobis mengungkapkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing manusia menjadi pribadi beriman yang kuat secara fisik, mental dan spiritual serta 10 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 149.

10 cerdas, berakhlak mulia dan memiliki keterampilan yang diperlukan bagi kebermanfaatan dirinya, masyarakatnya dan lingkungannya. 11 Mahmud, dkk menjelaskan bahwa secara umum tujuan pendidikan agama islam dalam keluarga adalah mendidik dan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas yang luhur bertanggung jawab secara moral, agama, maupun sosial kemasyarakatan. Secara sederhana orang tua mengehendaki anak-anaknya menjadi manusia mandiri yang memiliki keimanan yang teguh taat beribadah serta berakhlak mulia dalam pergaulan sehari-hari ditengah masyarakat dan lingkungannya. 12 Peranan orang tua sangat berpengaruh dalam mendidik anak-anaknya, terutama di dalam pendidikan agama Islam. Orang tua merupakan orang pertama yang sangat besar peranannya dalam membina pendidikan anak, karena dari pendidikan itu akan menentukan masa depan anak. Peran dan upaya orang tua harus diperhatikan dengan baik sehingga kepribadian anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna. 13 Akhlak menurut Ali Abdul Halim Mahmud adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa. Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda. 14 Akhlak merupakan mutiara hidup yang membedakan 11 Sutrisno dan Muhyidin Albarobis, Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 22 12 Mahmud dkk, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga (Jakarta: Akademia Permata, 2013), hlm. 155. 13 Dindin Jamaluddin, op. cit., hlm. 137. 14 Ali Abdul Halim, Akhlak Mulia (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 28

11 makhluk manusia dengan makhluk lainnya, sebab seandainya manusia tanpa akhlak maka akan hilanglah derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang paling mulia dan turunlah ke derajat binatang, bahkan tanpa akhlak, manusia akan lebih hina, lebih jahat dan lebih buas daripada binatang buas. 15 Maka dari itu manusia dianggap makhluk Allah yang paling sempurna, karena manusia telah diberi akal oleh Allah dan dengan akal itu manusia akan berpikir secara lebih logis serta bertingkah laku yang sesuai dengan norma agama Islam. Menurut Syamsu Yusuf mengatakan bahwa dalam masyarakat, individu terutama anak-anak dan remaja akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau masyarakat lainnya. Apabila teman sepergaulan itu menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama (berakhlak baik), maka anak remaja pun cenderung akan berakhlak baik. Namun, apabila temannya menampilkan perilaku yang kurang baik, amoral atau melanggar norma-norma agama, maka anak akan cenderung terpengaruh untuk mengikuti atau mencontoh perilaku tersebut. Hal ini akan terjadi apabila anak atau remaja kurang mendapatkan bimbingan agama dalam keluarganya. 16 Dengan demikian, didikan dan bimbingan yang diberikan oleh keluarga dalam hal agama sangat berpengaruh dan memiliki dampak yang besar bagi akhlak remaja saat bergaul dengan keluarga, temannya, maupun masyarakat. Remaja yang terdidik dengan ajaran agama dari keluarga akan 15 Mustafa, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), hlm. 30. 16 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 141.

12 memiliki akhlak yang lebih mulia dibandingkan dengan remaja yang tidak mendapatkan bimbingan dan didikan agama dari keluarga. Selain dari buku-buku yang penulis jadikan referensi dalam penulisan skripsi ini, peneliti menelaah beberapa skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi ini, antara lain: Puji lestari, penelitian yang berjudul Pola pendidikan agama Islam bagi Anak dalam Keluarga Pengusaha Konveksi di Desa Pagumenganmas Karangdadap Pekalongan. Hasil dari penelitian ini adalah pada umumnya keluarga pengusaha konveksi memandang penting pendidikan agama Islam yang dibuktikan dengan orang tua menerapkan berbagai bentuk atau pola pendidikan bagi anak-anaknya. Adapun bentuk penerapan kegiatan pendidikan agama Islam yang diterapkan: pola modern serta pola tradisional dengan pelaksanaan pembinaan iman dan tauhid, pembinaan akhlak, pembinaan ibadah dan agama pada umumnya dan pembinaan kepribadian dan sosial anak. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pola pendidikan agama Islam dalam keluarga pengusaha konveksi adalah adanya tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan faktor yang menghambat penerapan pola pendidikan agama Islam adalah kesibukan orang tua sebagai pengusaha konveksi yang sibuk dan rendahnya pendidikan orang tua. 17 Ummu Syahdah, penelitian yang berjudul Hubungan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dengan Akhlak Siswa di MTs As-Sa adah Cakung Jakarta Timur. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan dengan angka korelasi sebesar 0,51 yang berarti terdapat korelasi positif antara 17 Puji lestari, Pola Pendidikan Agama Islam bagi Anak dalam Keluarga Pengusaha Konveksi di Desa Pagumenganmas Karangdadap Pekalongan. Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2014).

13 pendidikan agama Islam dalam keluarga dan akhlak siswa di sekolah, meskipun korelasinya tergolong sedang/cukup, karena terletak antara 0,40-0,70. Berdasarkan keeratan hubungan kedua variabel, maka diketahui koefisien determinasinya sebesar 26,01% adapun 73,99% merupakan variabel lain yang memberikan kontribusi terhadap akhlak siswa. 18 Inayatul Abadiyah, penelitian yang berjudul Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Korelasinya Terhadap Akhlak Siswa Di Madarasah Ibtidaiyah Nu 06 Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2004/2005. Hasil penelitiannya, untuk menguji hipotesis diketahui nilai koefisien korelasi variabel X dan Y (r xy) sebesar 0,6094 dan dikonsultasikan dengan taraf signifikansi untuk standar penelitian sosial yaitu 5 % untuk N = 40, ternyata r tabel sebesar 0,312. Dengan demikian r xy = 0,6094 lebih besar dari r tabel sebesar 0,312 dan terbukti kebenarannya, yaitu hipotesis penulis yang diajukan bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga korelasinya positif terhadap akhlak siswa MI NU 06 Kebonharjo Patebon Kendal tahun 2004/2005 diterima dan signifikan. Frekuensi pendidikan agama Islam dalam keluarga cukup tinggi, dengan klasifikasi/kategori baik sekali ada 11 siswa (22,5 %), baik ada 29 siswa (27,5 %). Sedangkan frekuensi akhlak siswa tinggi, dengan klasifikasi/kategori baik sekali ada 28 siswa (70 %), baik ada 12 siswa (30 %). 19 18 Ummu Syahdah, Hubungan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dengan Akhlak Siswa di MTs As-Sa adah Cakung Jakarta Timur. Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010). 19 Inayatul Abadiyah, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Korelasinya Terhadap Akhlak Siswa Di Madarasah Ibtidaiyah Nu 06 Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi Sarjana Pendidikan Agama Islam, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2005).

14 2. Kerangka Berpikir Skema kerangka berpikir PERAN Keluarga Pendidikan Agama Islam di lingkungan Keluarga Akhlaqul Karimah PERAN Agama merupakan pedoman hidup bagi setiap manusia, karena agama dapat membersihkan hati dari segala macam bentuk tingkah laku manusia yang kurang baik dan mendorong manusia untuk melaksanakan perbuatan manusia yang diridhai oleh Allah. Dan setiap manusia pasti membutuhkan sebuah pendidikan, terutama pendidikan agama. Tempat yang pertama dan utama bagi seseorang untuk memperoleh pembinaan mental dan pembentukan kepribadian adalah keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Pendidikan agama dari keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian, sikap dan akhlak anak. Dalam pendidikan agama, orang tua wajib memberikan pendidikan tauhid, pendidikan ibadah seperti

15 membiasakan melaksanakan shalat, mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-nya, serta pendidikan akhlak dengan menanamkan nilai-nilai agama dan membiasakan anak pada tingkah-laku serta akhlak yang diajarkan oleh agama. Jika hal demikian dilakukan oleh orang tua, maka akan mempengaruhi perilaku (akhlak), tindakan, kelakuan dan cara remaja menghadapi hidupnya akan sesuai dengan ajaran agama. Sehingga remaja akan memiliki akhlak yang terpuji karena didikan orang tuanya dalam hal pendidikan agama. F. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan ditempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. 20 2. Sumber Data Penelitian a. Sumber data primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 21 Adapun sumber data 20 Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 3 21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 308.

16 primer dalam penelitian ini antara lain: remaja dan orang tua di dusun Kauman Barat Petarukan Pemalang. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari semua buku-buku yang memiliki keterkaitan dengan rumusan masalah, atau sumber lain yang menunjang dan dapat memberikan informasi. 22 Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen dan buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi Observasi merupakan pengamatan secara langsung, yaitu pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. 23 Metode ini digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungan keluarga orang yang akan diteliti, seperti pelaksanaan pendidikan dalam keluarga dan akhlak remaja, gambaran letak geografis tempat penelitian. b. Metode Wawancara Metode wawancara adalah metode yang mencoba mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan 22 Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 103. 23 Muchammad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar (Semarang: Walisongo Press, 2009) hlm. 172.

17 kepada si penulis. 24 Seperti orang tua, remaja, ketua RT dan pegawai Kelurahan. Metode ini digunakan untuk mengetahui lebih jelas mengenai akhlak remaja dan pelaksanaan pendidikan agama yang diberikan orang tua kepada para remaja melalui proses tanya jawab. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang atau arsip yang berisi catatan-catatan penting yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 25 Metode ini ditujukan untuk mendapatkan data tentang jumlah remaja yang ada di dusun Kauman Petarukan Pemalang. 4. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini penulis mengunakan teori dari Miles dan Huberman, yang memiliki tiga tahap analisis, antara lain: 1) Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. 2) Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam 24 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 64 25 Lexy J. Moelong, op. cit., hlm. 240.

18 bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. 3) Kesimpulan/ Verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dari verifikasi. Hasil akhir yang disimpulkan berdasarkan pemikiran menganalisis dan merupakan tinjauan ulang pada catatancatatan dilapangan. 26 G. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga dan akhlakul karimah pada remaja. Yang berisi dua sub bab, yaitu: bagian pertama akan dibicarakan mengenai pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga, meliputi: pengertian pendidikan, pengertian pendidikan agama Islam, pengertian keluarga, peran dan fungsi keluarga, dasar dan tujuan pendidikan agama Islam, macam-macam metode pendidikan agama Islam, pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga. Bagian kedua tentang akhlaqul karimah remaja, meliputi: pengertian akhlaqul karimah, pengertian remaja, ciri-ciri remaja, macam-macam akhlaqul karimah, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak. 26 Sugiyono, op. cit., hlm. 335.

19 BAB III Pendidikan agama di lingkungan keluarga dan akhlaqul karimah pada remaja di dusun Kauman Petarukan Pemalang. Bab ini terdiri dari 3 sub bab, pertama tentang gambaran umum dusun Kauman Petarukan Pemalang, yang meliputi : letak geografis dusun Kauman Petarukan, struktur organisasi desa Petarukan, Visi dan Misi desa Petarukan, keadan penduduk Dusun Kauman, keadaan ekonomi penduduk Dusun Kauman, keadaan agama, sarana dan prasarana. Sub bab kedua yaitu tentang pelaksanaan pendidikan agama di lingkungan keluarga di dusun Kauman Petarukan Pemalang. Dan sub bab ketiga yaitu akhlaqul karimah pada remaja di dusun Kauman Petarukan Pemalang. BAB IV Analisis peran pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga dalam membentuk akhlakul karimah pada remaja di dusun Kauman Petarukan Pemalang. Bab ini terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama berisi analisis data tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga. Sub bab kedua berisi analisis akhlaqul karimah pada remaja dan sub bab ketiga berisi analisis tentang peran pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga dalam membentuk akhlaqul karimah pada remaja di dusun Kauman Petarukan. BAB V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Bagian akhir, bagian ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup peneliti.