ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor 1 Tahun 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 63 TAHUN 2015

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROPINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU NOMOR G TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 138 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 1 TAHUN TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 61 TAHUN 2014

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI KUDUS,

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 80 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR RIAU. b. bahwa untuk meningkatkan kemampuan petani dalam penerapan pemupukan berimbang diperlukan subsidi pupuk;

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI PADA SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN NOMOR 5/E, 2010

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 8 TAHUN 2012 T E N T A N G

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 SERI E.4 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2010

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2014

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR 1<? TAHUN 2013 KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI BURU SELATAN KEPUTUSAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2016

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN

Transkripsi:

BUPATI MUSI RAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA SBLATAN PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UTARA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGOARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :a. b. c. d. BUPATI MUSI RAWAS UTARA, bahwa dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional, pupuk sangat berperan penting dalam peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian khususnya di Kabupaten Musi Rawas Utara; bahwa dalam rangka penerapan pemupukan berimbang oleh petani diperlukan subsidi pupuk; bahwa agar pengelolaan subsidi pupuk dapat berjalan optimal, perlu diatur alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di Kabupaten Musi Rawas Utara; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud a, huruf b, dan huruf c diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2016. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 3. 5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5073); 6. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660); 7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor 5619); 8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 9. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5170); 10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 11. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5429); 12. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433); 13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 14. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4079);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5106); 17. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi sebagai Barang dalam Pengawasan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi sebagai Barang dalam Pengawasan; 18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/4/2007 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan KPada Padi Sawah Spesifik Lokasi; 19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/SR.140/8/2011 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pupuk An-Organik (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2011 Nomor 491); 20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah; 21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompok Tani (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1055); 22. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan/ SR.310/12/2015 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2016; 23. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M- DAG/PER/5/2009 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau Jasa; 24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.05/2010 tentang Tata Cara Pencairan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Bagian Atas Beban Anggaran Bendahara Umum Negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 662); 25. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.02/2013 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Pupuk (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1613); 26. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 69/M- IND/PER/8/2015 tentang Penggunaan Kantong Satu Merek untuk Pupuk Bersubsidi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1278); 27. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 15/M- DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian; 28. Peraturan Bupati Musi Rawas Utara Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara (Berita Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2014 Nomor 121);

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Rawas Utara. 2. Bupati adalah Bupati Musi Rawas Utara. 3. Dinas Kabupaten adalah Dinas Petanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas Utara. 4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Petanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas Utara. 5. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsure hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. 6. Pupuk An-Organik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisika dan/atau biologi, dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. 7. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. 8. Pupuk Bersubsidi adalah barang dalam pengawasan yang pengadaan dan penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan kelompok tani dan/atau petani di sektor pertanian. 9. Alokasi Pupuk Bersubsidi adalah Alokasi sejumlah Pupuk Bersubsidi per kecamatan yang dihitung berdasarkan usulan dari Kelompok Tani dan / atau UPT BP yang berbasis RDKK. 10. Harga Eceran Tertinggi yang selanjutnya disebut HET adalah harga Pupuk Bersubsidi yang dibeli oleh petani/kelompok tani di Penyalur Lini IV yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian. 11. Sektor Pertanian adalah sektor yang berkaitan dengan budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hijauan pakan ternak dan budidaya ikan dan/atau udang (termasuk pemanfaatan lahan Perhutani dan kehutanan untuk peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura). 12. Petani adalah perorangan Warga Negara Indonesia dan/atau beserta keluarganya yang melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan/atau peternakan. 13. Petambak adalan perorangan Warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan untuk budidaya ikan dan/atau udang. 14. Kelompok tani adalah kumpulan petani atau petambak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban

untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya. 15. Pelaksana Subsidi Pupuk adalah Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan sebagai pelaksana penugasan untuk subsidi pupuk oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara. 16. Penyalur di Lini III adalah Distributor sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yang berlaku. 17. Penyalur di Lini IV adalah Pengecer Resmi sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian yang berlaku. 18. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani Pupuk Bersubsidi yang selanjutnya disebut RDKK, adalah rencana kebutuhan pupuk bersubsidi untuk satu tahun yang disusun berdasarkan musyawarah anggota Kelompok Tani yang merupakan alat pesanan pupuk bersubsidi kepada Gabungan Telompok tani atau penyalur sarana produksi pertanian. 19. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida, yang selanjutnya disebup KPPP, adalah wadah koordinasi instansi terkait dalam pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh Bupati. 20. Direktur Jenderal adalah Pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pupuk sesuai ketentuan peraturan perundangan. BAB II JENIS PUPUK BERSUBSIDI Pasal 2 (1) Pupuk Bersubsidi terdiri dari atas Pupuk An-Organik dan Pupuk Organik yang diproduksi dan/atau diadakan oleh Pelaksana Subsidi Pupuk. (2) Pupuk An-Organik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Urea, SP-36, ZA dan NPK. BAB III PERUNTUKAN DAN KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI Pasal 3 (1) Pupuk bersubsidi diperuntukan bagi Petani dan/atau Petambak yang tergabung dalam kelompok tani dan menyusun RDKK, dengan ketentuan : a. Petani yang melakukan usaha tani di bidang tanaman pangan sesuai areal yang diusahakan setiap musim tanam; b. Petani yang melakukan usaha tani di luar bidang tanaman pangan dengan total luasan maksimal 2 (dua) hektar setiap musim tanam; atau c. Petambak dengan total luasan maksimal 1 (satu) hektar setiap musim tanam. (2) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperuntukkan bagi perusahaan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan atau perusahaan perikanan budidaya.

Pasal 4 Alokasi Pupuk Bersubsidi ditetapkan dengan mempertimbangkan usulan kebutuhan dari Kelompok Tani dan / atau UPTBP yang berbasis RDKK. Pasal 5 (1) Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dirinci menurut jenis, jumlah, sub sector, kecamatan dan sebaran bulanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III, Lampiran IV, Lampiran V, Lampiran VI dan Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. 2) Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertimbangkan rekapitulasi RDKK yang disusun oleh Kepala Dinas Kabupaten. Pasal 6 (l)terhadap Alokasi Pupuk Bersubsidi yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan/atau Pasal 5, Bupati menetapkan alokasi per kecamatan berdasarkan sub sektor sesuai dengan kebutuhan yang menjadi prioritas di wilayah masingmasmg. (2)Terhadap Alokasi Pupuk Bersubsidi yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani/kelompok tani dilakukan secara proporsi antara RDKK dan alokasi yang tersedia. Pasal 7 Dinas Kabupaten wajib melaksanakan pembinaan kepada Petani, Petambak dan/atau Kelompok tani dalam penyusunan RDKK sesuai luas areal usaha tani dan/atau kemampuan penyerapan Pupuk Bersubsidi di tingkat Petani, Petambak dan/atau Kelompok tani di wilayahnya. BAB IV REALOKASI PUPUK BERSUBSIDI Pasal 8 (1) Dalam hal Alokasi Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 terjadi kekurangan, dapat dipenuhi melalui realokasi antar wilayah, waktu dan sub sektor, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Realokasi antar provinsi lebih lanjut ditetapkan oleh Direktur Jenderal; b. Realokasi antar kabupaten/kota dalam wilayah provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan; c. Realokasi antar kecamatan dalam wilayah kabupaten ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten. (2) Dalam hal Kabupaten yang mengalami perubahan

alokasi pupuk bersubsidi sebagai akibat dilakukannya realokasi antar Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Kabupaten wajib menindaklanjuti dengan melakukan realokasi antar kecamatan yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c. (3)Apabila alokasi pupuk bersubsidi di suatu Kecamatan pada bulan berjalan tidak mencukupi, penyaluran Pupuk Bersubsidi di wilayahnya dapat dilakukan dengan menggunakan sisa alokasi bulan sebelumnya dan/atau dari alokasi bulan berikutnya dengan tidak melampaui alokasi 1 (satu) tahun, melalui penetapan realokasi. BAB V PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI Pasal 9 (1) Pelaksanaan pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi sampai ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani melalui Penyalur di Lini IV dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian yang berlaku. (2) Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian oleh Penyalur di Lini IV ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani diatur sebagai berikut: a. Penyaluran Pupuk Bersubsidi oleh Penyalur di Lini IV ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian yang berlaku dan dibuktikan dengan catatan dan/atau nota pembelian kepada Petani/Petambak dan/atau Kelompok tani. b. Penyaluran Pupuk Bersubsidi sebagai dimaksud pada huruf a memperhatikan kebutuhan Petani / Petambak dan/ atau Kelompok Tani dalam RDKK masing-masing wilayah. dan alokasi di (3) Untuk kelancaran Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Lini IV ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok tani sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Dinas Kabupaten melakukan pendataan RDKK di wilayahnya, sebagai dasar pertimbangan dalam pengalokasian pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5. (4) Optimalisasi pemanfaatan Pupuk Bersubsidi di tingkat Petani, Petambak dan/atau Kelompok tani dilakukan melalui pendampingan oleh Petugas Penyuluh di wilayah tanggung jawabnya. (5) Pengawasan Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Lini IV ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok tani dilakukan oleh petugas pengawas yang ditunjuk

sebagai satu kesatuan dari KPPP di Kabupaten. (6) Dinas Kabupaten yang memperoleh alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Kegiatan Pendampingan Verifikasi dan Validasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun Anggaran 2016, wajib melaporkan hasil verifikasi dan validasi penyaluran pupuk bersubsidi setiap bulannya kepada Dinas Pertanian Tananam Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan untuk di rekapitulasi dan disampaikan ke Direktur Jenderal. (7) Pelaksanaan verifikasi dan validasi penyaluran pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan sesuai Petunjuk Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun 2016 yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Pasal 10 (1) Pelaksana Subsidi Pupuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Penyalur di Lini III dan Penyalur di Lini IV wajib menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi saat dibutuhkan Petani, Petambak dan/atau Kelompok Tani di wilayah tanggung jawabnya sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Untuk menjamin ketersediaan pupuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pelaksana Subsidi Pupuk berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Kabupaten serta Dinas yang membidangi Perdagangan di tingkat Provinsi dan Kabupaten. BAB VI HET DAN KEMASAN PUPUK BERSUBSIDI Pasal 11 (1) Penyalur di Lini IV yang ditunjuk wajib menjual Pupuk Bersubsidi sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). (2) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut: a. Pupuk Urea = Rp. 1.800,- per kg; b. Pupuk SP-36 = Rp. 0,- per kg; c. Pupuk ZA = Rp. 1.400,- per kg; d. Pupuk NPK = Rp. 2.300,- per kg; e. Pupuk Organik = Rp. 500,- per kg; (3) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk pembelian oleh Petani, Petambak dan/atau Kelompok Tani di Lini IV secara tunai dalam kemasan sebagai berikut : a. Pupuk Urea = 50 Kg; b. Pupuk SP-36 = 50 Kg; c. Pupuk ZA = 50 Kg;

d. Pupuk NPK = 50 Kg; e. Pupuk Organik = 40 Kg; Pasal 12 (1) Kemasan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) harus diberi label tambahan berwarna merah, mudah di baca dan tidak mudah hilang/terhapus, yang bertuliskan : Pupuk Besubsidi Pemerintah Barang Dalam Pengawasan (2) Khusus penyediaan dan penyaluran Pupuk Urea bersubsidi berwarna merah muda {pink) dan Pupuk ZA bersubsidi berwarna jingga (orange). BAB VII PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 13 (1) Pelaksana Subsidi Pupuk wajib melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini I sampai Lini IV sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk sektor pertanian yang berlaku serta melakukan pengawalan terhadap penyaluran Pupuk Bersubsidi dari Lini IV ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok Tani. (2) Pelaksana Subsidi Pupuk wajib melaporkan perkembangan realisasi penyaluran Pupuk Bersubsidi sampai ke Petani/Petambak dan/atau Kelompok tani setiap bulannya kepada Menteri Pertanian melalui Direktur Jenderal serta ditembuskan ke Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Kabupaten. Pasal 14 (1) KPPP Kabupaten wajib melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penyaluran, penggunaan dan harga pupuk bersubsidi di wilayahnya. (2) KPPP Kabupaten dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Penyuluh. Pasal 15 (1) KPPP Kabupaten wajib menyampaikan laporan pemantauan dan pengawasan Pupuk Bersubsidi di wilayah kerjanya kepada Bupati. (2) Bupati menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan Pupuk Bersubsidi kepada Gubernur.

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap pengundangan orang mengetahuinya, Peraturan Bupati memerintahkan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara. Ditetapkan di Muara Rupit Pada tanggal 31 ember 2015 yj/pj. BUPATLMHstfeAWAS UTARA, AM n H. AGUS YUDIANTORO Diundangkan di Muara Rupit Pada tanggal 31 ember2q-l5 SEKRETARIS DEARAitltABUPATEN MUSI RAWAS YAH, S.Sos, MM BERITA DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA TAHUN 2015 NOMOR..^3

LAMPIRAN I ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2$L6 PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UJASm NOMOR : *> TAHUN 2015 TANGGAL : 31 OtSEMBER 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 1 Pupuk Urea 147 149.56 113.49 117.89 122.10 126.45 112.28 74.16 116.97 64.16 112.10 151.38 211.46 147 2 PupukSP 36 32 47.79 26.83 33.51 35.27 30.49 23.05 14.13 25.81 12.15 24.34 26.54 28.09 32 3 Pupuk ZA 10 12.18 7.96 9.36 8.45 8.07 8.30 4.84 9.60 4.57 8.68 9.55 10.44 10 4 Pupuk NPK 185 203.75 148.84 182.55 182.86 171.43 148.33 92.84 151.14 90.45 148.14 167.91 163.76 185 5 Pupuk Organik 36.66 3.02 2.42 3.95 3.80 3.40 2.89 1.75 3.06 1.62 3.50 3.79 3.46 36.66 WA^UTARA AGUS YUDIANTORO -X MENURUT JENIS DAN SEBARAN PER BULAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA No Jenis Pupuk Alokasi Kebutuhan Per Bulan (ton) Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Total

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UTARA NOMOR : 5> TAHUN 2015 TANGGAL : 31 DESEMBER 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 1 Rawas Ulu 218.47 26.11 29.78 14.76 13.32 17.35 12.50 1 4.25 29.00 13.90 35.50 218.47 2 Ulu Rawas 57.55 11.69 3.39 6.00 11.35 9.12 57.55 3 Rupit 209.38 2 14.50 18.88 13.49 14.38 14.92 13.00 18.24 13.07 13.50 29.40 26.00 209.38 4 Karang Jaya 237.03 3 13.00 2 2 15.44 2 5.61 21.96 9.30 13.64 26.58 3 237.03 5 Rawas llir 285.55 25.62 12.23 22.29 27.06 2 29.72 14.58 2 2 13.00 3 37.55 285.55 6 Karang Dapo 252.74 21.12 20.29 1 3 28.53 1 18.91 12.95 16.54 19.11 21.50 35.79 252.74 7 Nibung 211.28 22.71 1 25.46 13.23 14.75 17.75 10.06 23.32 12.50 26.00 33.50 211.28 1472 149.56 113.49 117.89 122.10 126.45 112.28 74.16 116.97 64.16 112.10 151.38 211.46 147 1 Rawas Ulu 47.93 12.47 3.00 2.30 7.34 0.20 2.50 6.00 5.12 3.00 5.00 47.93 2 Ulu Rawas 13.08 3.00 3.20 0.23 0.15 2.50 13.08 3 Rupit 66.11 1 4.29 11.75 3.00 7.59 1.26 7.38 2.64 5.20 5.00 66.11 4 Karang Jaya 43.80 3.08 6.72 4.07 8.36 3.04 3.10 3.22 3.00 3.21 43.80 5 Rawas llir 54.19 3.62 13.17 4.17 1.07 1.52 8.16 5.25 5.29 3.94 54.19 6 Karang Dapo 51.60 12.04 0.20 4.27 1 6.22 0.75 3.92 4.90 5.30 51.60 7 Nibung 51.29 4.20 6.00 1 5.05 5.52 5.00 1.27 3.11 5.00 3.14 51.29 32 47.79 26.83 33.51 35.27 30.49 23.05 14.13 25.81 12.15 24.34 26.54 28.09 32 Jenis Pupuk :Urea ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 PER KECAMATAN KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA Alokasi Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Jenis Pupuk :SP36 Alokasi Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt

Jenis Pupuk Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya Rawas llir 6 Karang Dapo Nibung Jenis Pupuk No 1 Kecamatan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya Rawas llir Karang Dapo Nibung :ZA Alokasi 17.30 3.88 17.40 17.44 15.26 16.50 14.22 10 NPK Alokasi 299.44 83.23 231.43 309.11 290.46 327.31 311.02 1852 2.74 2.50 2.39 0.55 12.18 23.00 26.51 26.24 3 5 4 203.75 Feb 0.78 0.16 0.52 7.96 Feb 2 1 16.44 28.47 2 23.93 2 148.84 2.50 2.07 0.59 0.20 9.36 32.50 24.09 36.50 31.49 29.00 26.97 182.55 April 1.21 2.50 2.08 2.50 8.45 April 3 1 28.09 27.36 29.41 24.50 27.50 182.86 Mei 2.50 0.88 2.11 2.50 8.07 Mei 35.14 24.02 24.27 26.00 2 3 171.43 Juni 2.08 2.58 1.08 0.56 8.30 Juli 0.31 0.05 2.43 2.05 4.84 Agust 2.31 2.50 2.29 9.60 Juni 2 23.44 24.11 2 28.78 2 148.33 Juli 1 13.56 22.28 1 15.00 92.84 Agust 2 1 12.40 34.01 23.73 2 2 151.14 Sept 1.89 2.10 0.58 4.57 Sept 1 15.00 19.06 13.43 14.96 90.45 Okt 0.10 2.54' 2.09 1.95 8.68 Okt 25.00 1 14.44 29.98 18.16 " 22.56 " 26.00 " 148.14" 2.26 0.15' ' 0.55 2.50 0.09 9.55 30.40 5.79 26.00 22.80 24.33 3 24.59 167.91 1.41 0.15 4.50 4.05 0.33 10.44 22.40 13.44 1 26.81 2' 33.11 ' 26.00" 163.76 17.30 3.88 17.40 17.44 15.26 16.50 14.22 10 299.44 83.23 231.43 309.11 290.46 327.31 311.02 185

Sept Okt 0.30 0.77 0.19 0.27 0.40 0.37 0.91 0.22 0.40 0.24 0.48 0.22 0.35 1.62 3.50J WAS UTARA H. AGUS YUDIANTORO 0.83 0.23 0.53 0.98 0.38 0.46 0.38 3.79 0.79 0.17 0.82 0.40 ' 0.39 0.39 3.46 8.48 1.93 4.74 8.79 4.19 4.47 4.06 36.66 Jenis Pupuk : Organik Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya Rawas llir Karang Dapo Nibung Alokasi 8.48 1.93 4.74 8.79 4.19 4.47 4.06 36.66 0.85 0.31 0.35 0.59 0.31 0.31 0.30 3.02 Feb 0.46 0.15 0.38 0.42 0.38 0.34 0.29 2.42 0.84 0.23 0.58 0.91 0.43 0.53 0.43 3.95 April 0.85 0.24 0.44 0.84 0.44 0.55 0.44 3.80 Mei 0.73 0.14 0.40 0.80 0.41 0.41 0.51 3.40 Juni 0.80 0.05 0.28 0.93 0.27 0.29 0.27 2.89 Juli 0.41 0.28 0.32 0.30 0.22 0.22 1.75 Agust 0.85 0.22 0.33 0.90 0.25 0.25 0.26 3.06

LAMPIRAN III ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 MENURUT SUB-SEKTOR DAN SEBARAN PER BULAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UTARA NOMOR : sy TAHUN 2015 TANGGAL : 31 DESEMBER 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Okt 76.90 5.71 27.35 1.22 0.92 112.1 JuJ*. BUPATTJSWS^AWAS UTARA ffcagus YUDIANTORO 103.90 7.71 36.90 1.64 1.23 151.38 145.12 10.77 51.55 2.30 1.72 211.46 101 75.00 359.00 1 1472 Jenis Pupuk: Urea Kabupaten : Musi Rawas Utara No I Sub Sektor Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Budidaya Alokasi 101 75.00 359.00 1 1472 102.61 7.62 36.49 1.62 1.22 149.56 Feb 77.86 5.78 27.69 1.23 0.93 113.49 80.88 6.01 28.76 1.28 0.96 117.89 April Mei 83.78 86.75 6.23 6.44 29.78 30.85 1.32 1.38 0.99 1.03 122.1 126.45 Kebutuhan Per Bulan (ton) Juni 77.02 5.72 27.39 1.23 0.92 112.28 Juli Agust Sept 50.91 80.24 44.03 3.78 5.96 3.27 18.06 28.54 15.64 0.80 1.28 0.70 0.61 0.95 0.52 74.16 116.97 64.16

ALOKASI PUPUK UREA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 Sept 12.03 44.03 Okt 2 12.90 76.90 23.90 2 103.90 2 9.12 2 2 2 2' 145.12 142.61 41.12 137.02 16 203.78 181.70 143.77 101 Sub Sektor Tanaman Pangan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung Feb 14.61 2 2 13.86 102.61 77.86 April Mei 12.88 19.78 2 2 2 10.75 80.88 83.78 86.75 Juni Juli Agust 12.24 2 14.91 13.02 77 J02 50.91 80.24 Sub Sektor Hortikultura No Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung

Sept 3.64 15.64 Sept 0.20 0.70 Okt 3.35 27.35 Okt 0.22 1.22 4.90 ' ' 36.90 0.64 1.64 11.55 51.55 0.30 2.30 56.51 16.43 5 56.00 65.33 55.64 57.09 359 2.82 1.38 3.36 2.51 2.92 3.01 Sub Sektor Perkebunan Rakyat Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung 4.49 36.49 Feb 3.69 27.69 4.76 28.76 April 5.78 29.78 Mei 6.85 30.85 Juni Juli Agust 3.39 2.06 6.54 27.39 18.06 28.54 Sub Sektor : Peternakan No Kecamatan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung 0.62 1.62 Feb 0.23 1.23 0.28 1.28 April 0.32 1.32 Mei 0.38 1.38 Juli Agust Juni 0.23 1.23 0.80 0.80 0.28 1.28

I P\. BUPATIMLJSWAWAS UT AWL GffV H. AGUS YUDIANTORO 0.72 1.72 1.75 2.18 1.76 3.13 2.18 1 Sub Sektor : Perikanan Budidaya Feb Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo 0.43 Nibung 0.22 1.22 0.93 0.46 0.96 April 0.49 0.99 Mei 0.53 1.03 Juni Juli Agust Sept Okt 0.25 0.42 0.27 0.61 0.42 0.23 0.45 0.92 0.61 0.95 0.52 0.92 1.23

LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UTARA NOMOR TAHUN 2015 TANGGAL : 31 DESEMBER 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUKSEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 RAWAS UTARA H. AGUS YUDIANTORO 165.00 8 76.00 6.00 32 ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 MENURUT SUB-SEKTOR DAN SEBARAN PER BULAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA Jenis Pupuk Kabupaten SP36 Musi Rawas Utara No Sub Sektor Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Budidaya Alokasi 165.00 8 76.00 6.00 32 Kebutuhan Per Bulan (ton) April Mei Juni Juli Agust Sept Okt 24.04 Feb 13.50 16.86 17.75 15.34 11.59 7.10 12.98 6.11 12.25 13.34 11.80 6.62 8.27 8.70 7.52 5.70 3.50 6.38 3.00 6.01 6.56 11.08 6.22 7.77 8.17 7.07 5.34 3.27 5.98 2.81 5.64 6.15 0.87 0.49 0.61 0.65 0.56 0.42 0.26 0.47 0.23 0.44 0.49 47.79 26.83 33.51 35.27 30.49 23.05 14.13 25.81 28.09

ALOKASI PUPUK SP 36 BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt 1 Rawas Ulu 3.34 21.34 2 Ulu Rawas 1 3 Rupit 9.75 5.59 35.34 4 Karang Jaya 5.50 6.00 3.10 20.60 5 Rawas llir 8.86 4.98 2.25 20.09 6 Karang Dapo 8.04 6.00 2.11 3.34 29.49 7 Nibung 6.00 2.14 28.14 24.04 13.50 16.86 17.75 15.34 11.59 7.10 12.98 6.11 12.25 13.34 14.14 165.00 1 Rawas Ulu 1.50 2.01 13.51 2 Ulu Rawas 3 Rupit 2.38 19.38 4 KarangJaya 1.70 9.70 5 Rawas llir 2.62 0.94 18.56 6 Karang Dapo 2.27 0.56 9.83 7 Nibung 1.80 2.70 1.52 10.02 11.80 6.62 8.27 8.70 7.52 5.70 3.50 6.38 3.00 6.01 6.56 6.94 8 Sub Sektor : Tanaman Pangan Sub Sektor Holtikultura Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt

Sept Sept " 0.81" " 2.81 Okt Okt 0.64 5.64 0.15 ' ' " 6.15 " ' " o.ool ' ' ' " 6.50" ' " " " 1 2.65 10.64 12.41 14.74 11.56 1 76.00 Sub Sektor : Perkebunan Rakyat Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung 1.08 11.08 Feb 1.22 6.22 1.77 7.77 April 2.17 8.17 Mei 1.07 7.07 Juni Juli Agust 1.34 0.52 0.98 0.75 5.34 3.27 5.98 Sub Sektor Peternakan No Kecamatan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung [ Feb : o.ool o.ool April Mei Juni Juli Agust

Sept 0.23 0.23 Okt 0.11 0.22 0.11 0.44 a/ j. BUPATI MU AS UTARA H. AGUS YUDIANTORO 0.20 0.29" 0.49 0.21' ' 0.30 " " 0.51" 1.08 0.43 0.75 1.09 0.80 0.72 1.13 6.00?' Sub Sektor : Perikanan Budidaya Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung 0.47 0.40 0.87 Feb 0.29 0.20 0.49 0.30 0.31 0.61 April 0.30 0.35 0.65 Mei 0.20 0.36 0.56 Juni Juli Agust 0.20 0.26 0.20 0.22 0.27 0.42 0.26 0.47

LAMPIRAN V ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 MENURUT SUB-SEKTOR DAN SEBARAN PER BULAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UTARA NOMOR : 53, TAHUN 2015 TANGGAL : 31 DESEMBER 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 frj Pj. BUPAKMUSI RAWAS UTARA AMC ffagus YUDIANTORO Jenis Pupuk : ZA Kabupaten : Musi Rawas Utara No Sub Sektor Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Budidaya Alokasi 87.00 13.00 10 Feb April Mei 10.39 6.78 7.98 7.21 6.88 0.12 0.09 1.55 1.02 1.20 1.08 1.03 0.12 0.09 12.18 7.96 9.36 8.45 8.07 Kebutuhan Per Bulan (ton) Juni Juli Agust Sept Okt 7.08 4.13 0.05 1.06 0.61 0.05 8.30 4.84 8.20 3.89 7.40 8.15 0.09 0.05 0.09 0.09 1.22 0.58 1.10 1.22 0.09 0.05 0.09 0.09 9.60 4.57 8.68 9.55 8.91 87.00 0.10 1.33 13.00 0.10 10.44 10

Sept Sept 1.89 3.89 0.05 0.05 Okt Okt 1.40 7.40 0.04 ' ' " 0.05" 0.09" 0.15 8.15 0.04 ' 0.05' " O.OO" " 0.09" 0.91 8.91 0.05 " " 0.05" " 0.10" 14.91 3.70 15.21 1 13.06 14.72 11.40 87.00 0.24 0.17 0.31 0.23 0.05 ALOKASI PUPUK ZA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 Sub Sektor : Tanaman Pangan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit Karang Jaya Rawas llir Karang Dapo Nibung 2.39 10.39 Feb 0.78 6.78 1.98 38 April 1.21 7.21 Mei 0.88 6.88 Juni 1.08 7.08 Juli 2.13 4.13 Agust 2.20 8.20 Sub Sektor Hortikultura No Kecamatan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung 0.12 0.12 Feb 0.09 0.09I April Mei Juni Juli 0.05 0.05 Agust 0.09 0.09

Sub Sektor No Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung Sub Sektor Kecamatan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung : Perkebunan Rakyat 0.55 1.55 Peternakan 0.12 0.12 Feb 0.52 1.02 Feb 0.20 1.20 0.09 0.09 April 1.08 April Mei 0.03 1.03 Mei Juni 0.56 1.06 Juli 0.31 0.30 0.61 Agust 0.22 1.22 Juni Juli 0.05 0.05 Agust 0.09 0.09 Sept 0.58 ' 0.58 Sept 0.05 0.05 Okt 0.10 1.10 Okt ' 0.09' ' " 0.09 0.22 ' " 1.22 ' " " " 0.09" " 0.09 ~ ' " 0.33" 1.33 0.10 " ' ' " 0.10" 1.94 0.18 1.84 3.00 2.02 1.38 2.64 13 0.21 0.18 0.13 0.18 0.17 0.13

Okt o.ool RAWAS UTARA H. AGUS YUDIANTORO q o.ool Sub Sektor Perikanan Budidaya Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung Feb April Mei Juni Juli Agust Sept

ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 MENURUT SUB-SEKTOR DAN SEBARAN PER BULAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UTARA NOMOR : TAHUN 2015 TANGGAL : 31 DESEMBER 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Okt 99.98 113.33 4/j. BUPAT/ivjUtfRAWAS UTARA. AGUS YUDIANTORO it" Total 110.54 125 13.44 15 38.81 439.00 0.97 1 163.76 185 Jenis Pupuk : NPK Kabupaten : Musi Rawas Utara No Sub Sektor Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Budidaya Alokasi 125 15 439.00 1 185 137.53 16.71 48.30 1.21 203.75 Feb April Mei 100.47 123.21 123.41 115.70 12.21 14.97 15.00 14.07 35.28 43.28 43.36 40.64 0.88 1.09 1.09 1.02 148.84 182.55 182.86 171.43 Kebutuhan Per Bulan (ton) Juni Juli 100.11 62.65 12.19 7.63 35.15 2 0.88 0.56 148.33 92.84 Agust Sept 102.01 61.06 12.40 7.43 12.16 13.79 35.83 21.43 35.12 39.80 0.90 0.53 0.88 0.99 151.14 90.45 148.14 167.91

ALOKASI PUPUK NPK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 Sept 13.06 61.06 Okt 19.98 99.98 2 17.00 16.33 2 113.33 22.54 110.54 22 4 15 216.80 202.66 214.54 19 125 Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt 1 Rawas Ulu 2 I Ulu Rawas 1.79 1.44 11.23 6 Rupit 2 4 KarangJaya 4.71 4.07 24.78 5 Rawas llir 1.63 2.40 2.16 26.19 6 Karang Dapo 4.21 4.19 26.40 7 Nibung 2.97 3.00 1.43 23.40 16.71 12.21 14.97 15.00 14.07 12.19 7.63 12.40 7.43 12.16 13.79 13.44 15 Sub Sektor : Tanaman Pangan Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Karang Dapo Nibung 1 1 21.53 2 3 2 137.53 Feb 20.47 100.47 2 2 19.21 2 123.21 April 2 2 19.41 123.41 Mei 2 19.70 2 115.70 Juni 1 16.11 100.11 Juli 14.65 62.65 Agust 22.01 102.01 Sub Sektor Holtikultura

Sept 5.00 6.00 3.43 5.00 21.43 Okt 7.00 4.12 35.12 3.80 6.00 6.00 39.80 54.64 2 55.30 8.81 65.97 6.00 61.11 83.98 9 38.81 439.00 Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt 1 Rawas Ulu 0.40 0.40 2.80 1 Ulu Rawas 4 Rupit 0.21 0.44 0.09 0.09 0.02 0.44 0.40 0.44 2.13 4 Karang Jaya 0.56 1.56 b Rawas llir b Karang Dapo 0.44 0.44 0.44 0.57 2.39 ) Nibung 0.53 0.59 1.62 1.21 0.88 1.09 1.09 1.02 0.88 0.56 0.90 0.53 0.88 0.99 0.97 1 Sub Sektor : Perkebunan Rakyat Feb Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit 8.30 KarangJaya Rawas llir Karang Dapo 3.28 Nibung 48.30 35.28 8.28 3.00 43.28 April 3.36 43.36 Mei 8.64 40.64 Juni 3.00 8.15 35.15 Juli 5.00 6.00 6.00 5.00 2 Agust 3.00 4.83 6.00 35.83 Sub Sektor Peternakan

Sept Okt o.ool i IPj. BUPATI BrfJiVjiAWAS UTARA * am H. AGUS YUDIANTORO Sub Sektor Perikanan Budidaya No _6_ 7 Rawas Ulu Ulu Rawas Rupit KarangJaya Rawas llir Kecamatan Karang Dapo Nibung J_ Feb April Mei Juni Juli Agust

ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 MENURUT SUB-SEKTOR DAN SEBARAN PER BULAN DI KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UTARA NOMOR TAHUN 2015 TANGGAL : 31 DESEMBER 2015 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Sept 1.33 0.17 0.04 1.62 Okt 2.87 0.17 0.37 0.09 3.50 3.10 0.19 0.40 0.10 3.79 Pj. BUPATI UTARA ff H. AGUS YUDIANTORO 2.84 0.15 0.37 0.10 3.46 3 1.79 3.87 36.66 Jenis Pupuk : Organik Kabupaten : Musi Rawas Utara No Sub Sektor Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Budidaya Alokasi 3 1.79 3.87 36.66 2.48 0.15 0.32 0.07 3.02 Feb 1.97 0.12 0.25 2.42 3.23 0.19 0.42 0.11 3.95 April 3.10 0.19 0.40 0.11 3.80 Mei 2.78 0.17 0.36 0.09 3.40 Kebutuhan Per Bulan (ton) Juni Juli 2.37 1.43 0.14 0.09 0.31 0.18 0.07 0.05 2.89 1.75 Agust 2.50 0.15 0.32 0.09 3.06

ALOKASI PUPUK ORGANIK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 Sub Sektor Tanaman Pangan Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt 1 Rawas Ulu 0.73 0.39 0.75 0.75 0.65 0.75 0.28 0.75 0.25 0.65 0.75 0.71 7.41 2 Ulu Rawas 0.25 0.15 0.15 0.20 0.12 0.20 0.12 0.20 0.12 1.51 3 Rupit 0.25 0.27 0.45 0.35 0.32 0.22 0.25 0.20 0.21 0.32 0.35 0.32 3.51 4 KarangJaya 0.35 0.75 0.75 0.72 0.75 0.25 0.75 0.31 0.81 0.75 0.72 7.41 5 Rawas llir 0.25 0.27 0.34 0.35 0.32 0.21 0.25 0.20 0.12 0.32 0.35 0.32 3.30 6 Karang Dapo 0.25 0.27 0.45 0.35 0.32 0.23 0.20 0.20 0.22 0.32 0.35 0.32 3.48 7 Nibung 0.25 0.27 0.34 0.35 0.33 0.21 0.20 0.20 0.22 0.33 0.35 0.33 3.38 2.48 1.97 3.23 3.10 2.78 2.37 1.43 2.50 1.33 2.87 3.10 2.84 3 Sub Sektor Holtikultura Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt 1 Rawas Ulu 0.03 0.02 0.03 0.03 0.02 0.01 0.03 0.05 0.01 0.03 0.01 0.03 0.30 2 Ulu Rawas 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02 0.01 0.14 3 Rupit 0.03 0.02 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02 0.06 0.02 0.27 4 KarangJaya 0.02 0.02 0.03 0.03 0.02 0.04 0.02 0.03 0.01 0.04 0.04 0.38 5 Rawas llir 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.02 0.01 0.02 0.02 0.01 0.02 0.23 6 Karang Dapo 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02 0.01 0.02 0.25 7 Nibung 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.22 0.15 0.12 0.19 0.19 0.17 0.14 0.09 0.15 0.17 0.19 0.15 1.79

1 Rawas Ulu 0.05 0.05 0.06 0.07 0.06 0.04 0.05 0.05 0.04 0.09 0.02 0.05 0.63 2 Ulu Rawas 0.04 0.06 0.02 0.04 0.05 0.02 0.05 0.28 3 Rupit 0.04 0.05 0.06 0.07 0.06 0.04 0.03 0.03 0.04 0.06 0.12 0.06 0.66 4 KarangJaya 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.07 0.05 0.12 0.05 0.06 0.10 0.06 0.81 5 Rawas llir 0.04 0.05 0.06 0.06 0.06 0.04 0.05 0.04 0.04 0.06 0.02 0.06 0.58 6 Karang Dapo 0.04 0.05 0.05 0.06 0.06 0.04 0.04 0.05 0.10 0.05 0.54 7 Nibung 0.04 0.07 0.06 0.06 0.04 0.04 0.02 0.04 0.37 0.32 0.25 0.42 0.40 0.36 0.31 0.18 0.32 0.17 0.37 0.40 0.37 3.87 1 Rawas Ulu 0.04 0.05 0.05 0.14 2 Ulu Rawas 3 Rupit 0.03 0.04 0.04 0.09 0.10 0.30 4 KarangJaya 0.07 0.07 0.05 0.19 5 Rawas llir 0.04 0.04 6 Karang Dapo 0.11 0.09 0.20 7 Nibung 0.09 0.09 0.07 0.11 0.11 0.09 0.07 0.05 0.09 0.04 0.09 0.10 0.10 Sub Sektor : Perkebunan Rakyat Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Sub Sektor : Peternakan Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt

a I Pi. BUPATI M/JJICrTvWAS UTARA 1 H. AGUS YUDIANTORO Sub Sektor Perikanan Budidaya Feb April Mei Juni Juli Agust Sept Okt 1 Rawas Ulu 2 Ulu Rawas 3 Rupit 4 KarangJaya 5 Rawas llir 6 Karang Dapo 7 Nibung