BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung merupakan sarana pelaksanaan

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 108 TAHUN 2010 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

FUNGSI PARTAI POLITIK DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN POLITIK BAGI MASYARAKAT. Oleh : Marchel Fernando Rolos ABSTRAK

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 1 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 107 TAHUN : 2010 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN SEKADAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

PENGATURAN BANTUAN PARTAI POLITIK YANG BERSUMBER DARI APBN/APBD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KOTA MAGELANG

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 23 TAHUN 2016

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN MAGELANG

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS UTARA TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut untuk dipenuhi melalui kebijakan pemerintah. 1. membawa kondisi dan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG. Tahun 2010 Nomor : 9 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 9 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TENTANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN


BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN SIMEULUE

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA UNA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara dimana saja kelompok manusia berada, sebab

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan juga pada pemilu (Pemilu). Pada umumnya partai politik itu dapat dikatakan

TULISAN HUKUM. Transparansi-dan-Akuntabilitas-Pengelolaan. m.tempo.co

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 11 huruf a,b,c,d, dan e. Partai politik berfungsi sebagai, a) sarana pendidikan politik bagi anggota masyarakat luas agar menjadi warga negara yang sadar akan hak dan kewajibanya dalam kehidupan bermasrakat, berbangsa dan bernegara, b) penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat, c) penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan Negara, d) partisipasi politik warga Negara Indonesia, e) rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender. Serta pasal 31 ayat 1 Pendidikan Partai politik melakukan pendidikan politik bagi masyarakat sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender dengan tujuan antara lain, a) meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan bermasyarakatberbangsa dan bernegara, b) meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, c) meningkatkan kemandirian, kedewasaan dan membangun karakter bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Karena dengan adanya kader-kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi partai politik dalam persaingan perebutan kekuasaan yang sah. Pendidikan politik harus diberikan 1

2 kepada kader-kader partai politik dan masyarakat umum, bahwa partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan Negara (Budiardjo,2008). Sekarang ini keadaan politik di Indonesia tidak seperti apa yang diinginkan, karena seluruh partai politik baik yang lama maupun yang baru berdiri kurang maksimal dalam memberikan pendidikan politik. Hal ini bisa terjadi seperti maraknya money politic, angka golput tinggi karena kurang kesadaran masyarakat dalam memberikan haknya dalam pemberian suara. Dengan demikian masalah-masalah mengenai perpolitikan yang berhubungan dengan kepemiluan sangat kompleks sehingga masyarakat dituntut untuk memiliki pengetahuan yang lebih tentang politik. Partai politik mempunyai kewajiban dalam mencerdaskan masyarakat seperti yang diatur dalam Undangundang No 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik, bahwa partai politik mempunyai kewajiban untuk melalakukan kegiatan pendidikan politik kepada masyarakat. Hal ini juga terjadi di Kabupaten Malang Partai Golkar yang notabene adalah partai besar yang sampek bisa mengantarkan Ketua DPD II Bapak Rendra Kresna menjadi orang nomor satu di Kabupaten Malang (Bupati) periode 2010-2015 dinilai kurang begitu maksimal dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Hal ini seperti di sampaikan oleh salah satu kader partai Golkar, dalam memberikan pendidikan politik yang dilakukan hanyalah menjelang pemilu legislatif dan pemilu kepala daerah. Pendidikan politik yang diberikan partai Golkar di Kabupaten Malang dengan cara mengumpulkan kader beserta pimpinan kecamatan dan pimpinan desa serta masyarakat umum atau perwakilan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan perwakilan ibu-ibu PKK di kantor

3 DPD Kabupaten Malang untuk di beri informasi terkait perkembangan partai, seperti pengenalan calon anggota Dewan, sosialisasi tentang pemilu, menjelaskan mekanisme pemberian suara dan visi misi partai kedepan. Selain itu juga memberikan kesempatan pada masyarakat untuk memaparkan keinginan atau aspirasi mereka. Menurut beliau pendidikan politik seharusnya dilaksanakan secara berkala supaya masyarakat lebih pro aktif lagi dan sadar terhadap politik. (Yunas, PAC Golkar Sumbertempur, Wonoasri) Pendidikan politik yang diberikan oleh partai Gerindra agak berbeda yaitu pendidikan politik internal kader partai dan pendidikan politik eksternal partai. Pendidikan internal dilakukan dengan hanya mengumpulkan pimpinan partai mulai dari pimpinan tingkat kecamatan sampek tingkat desa atau ranting. Karena partai Gerindra tergolong partai yang baru atau mulai ikut kontestasi pemilu pada tahun 2009 jadi yang diberikan dalam pendidikan politik yaitu terkait idiologi partai, citacita partai serta tujuan partai Gerindra itu sendiri biasanya pendidikan politik tersebut dengan cara diskusi bareng. Dalam proses pendidikan politik yang dilaksanakan oleh Partai Gerindra juga dihadiri oleh Wakil Bupati Malang yang sekaligus sebagai ketua DPC Gerindra Kabupaten Malang. Sedangkan pendidikan politik yang dilakukan diluar kader atau masyarakat umum biasanya anggota DPR- D dari Fraksi Gerindra mendatangi kegiatan-kegiatan masyarakat seperti memperingati hari besar nasional, hari besar agama dan kegiatan lain seperti bersih desa. Selain itu juga mengadakan diskusi secara langsung kepada masyarakat, disitu masyarakat bebas untuk menyampaikan aspirasinya kepada anggota dewan deperti pembangunan tempat ibadah, pengerasan jalan, pembangunan plengsengan.

4 Pendidikan politik di Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Malang saat ini sudah berlangsung, salah satu pendidikan politik yang terlaksana adalah pendidikan kader menjelang pemilihan umum. Kaderisasi adalah salah satu kegiatan pendidikan politik dimana partai sebagai media pendidikan politik atau biasa disebut sekolah Parlemen atau memberikan informasi tentang peraturan perundang-undangan yang terbaru, hal ini bertujuan untuk memberi pemahaman kepada kader Partai Persatuan Pembangunan terkait tugas dan fungsi sebagai wakil rakyat yang akan mencalonkan sebagai calon anggota DPR-D Kabupaten Malang. Selain kaderisasi masih banyak juga pendidikan politik yang dilakukan oleh Partai Persatuan Pembangunan seperti mengundang pimpinan anak cabang/tingkat kecamatan serta pimpinan ranting/tingkat desa dan mengundang tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama serta perwakilan dari ibu-ibu PKK, petani dan nelayan, hal itu untuk mensosialisasikan kepada mereka terkait keberadaan partai untuk bertarung di pemilu, menjelaskan hak-hak masyarakat dalam pemilu, mengenalkan para calon anggota DPR-D Kabupaten Malang kepada peserta undangan, serta visimisi partai kedepan. Pada acara tersebut masyarakat diberi kesempatan untuk memyampaikan atau menitipkan aspirasinya kepada calon anggota dewan apabila terpilih. Dalam pendidikan politik ini dirasa kurang maksimal karena pendidikan politik hanya dilaksanakan hanya menjelang pemilu (Konik Rahmad, DPC PPP Kecamatan Karangploso). Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik meneliti dengan judul STRATEGI PARTAI POLITIK DALAM PENDIDIKAN POLITIK (STUDI PADA KANTOR DPD PPP KABUPATEN MALANG).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana strategi DPD PPP Kabupaten Malang dalam memberikan pendidikan politik kepada warga masyarakat Kabupaten Malang? 2. Apa kendala yang dihadapi DPD PPP Kabupaten Malang dalam memberikan pendidikan politik kepada warga masyarakat Kabupaten Malang? C. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Maksud Penelitian Untuk menggambarkan tentang strategi DPD PPP di Kabupaten Malang dalam memberikan pendidikan politik kepada warga masyarakat Kabupaten Malang supaya sadar politik khususnya menjelang Pemilihan umum legislatif dan eksekutif. 2. Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui strategi DPD PPP Kabupaten Malang dalam memberikan pendidikan politik kepadawarga masyarakat Kabupaten Malang. b) Untuk mengetahui kendala dalam pendidikan politik yang diberikan DPD PPP Kabupaten Malang. D. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, baik secara teoritis, maupun praktis, yaitu:

6 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga terhadap partai politik dalam memberikandan meningkatkankualitas pendidikan politik kepada masyarakat khususnya DPD PPP Kabupaten Malang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Partai Politik Diharapkan dapat menjadi masukan DPD PPP Kabupaten Malang tentang proses pendidikan politik terhadap masyarakat yang ideal dan efektif serta membangun partisipasi aktif masyarakat dalam berpolitik. b. Bagi masyarakat Supaya masyarakat dapat mengetahui secara jelas fungsi serta kewajiban partai politik dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat yang baik, serta masyarakat lebih kreatif dalam berpartisipasi politik diera pembangunan khusunya pemilihan kepala daerah di Kabupaten Malang. c. Bagi Penulis untuk mengetahui lebih mendalam proses partai politik dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Kabupaten Malang. E. Definisi Konseptual Definisi konseptual adalah penjelasan secara umum tentang beberapa istilah atau konsep terkait dengan penelitian yang dilakukan, yaitu:

7 1. Strategi Strategi adalah taktik atau rencana yang disusun untuk mencapai sasaran dan tujuan yang sebelumnya telah ditentukan oleh sekelompok orang. Jadi supaya partai politik bisa meraih suara yang maksimal dibutuhkan strategi yang benar-benar matang. 2. Partai Politik Partai Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama, tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka (Budiardjo:2008). Partai politik merupakan sekelompok orang-orang yang memiliki idiologi yang sama, berniat merebut dan mempertahankan kekuasan dengan tujuan untuk (yang menurut pandangan mereka pribadi paling idialis) memperjuangkan kebenaran, dalam suatu level (tingkat) Negara (Syafiie, Inu Kencana,2005:78). 3. Pendidikan Politik Pendidikan politik adalah usaha untuk membentuk manusia menjadi partisipan yang bertanggung jawab dalam politik, dan mampu menjadi pelaku politik yang bertanggung jawab secara etis/moril dalam mencapai tujuan-tujuan politik. Sehubungan dengan kondisi rakyat yang ada didalam kondisi serba keterbelakangan dan ketidak tahuan politik, kemudian untuk

8 merangsang partisipasi politik secara aktif dari rakyat dalam usaha pembangunan, perlu adanya pendidikan politik dialam demokrasi kita sekarang. Hal ini sesuai dengan isi yang tersirat dalam sila keempat Pancasila kita (Kartono, 2009: 64) 4. Politik Politik adalah segala sesuatu yang ada relasinya dengan pemerintahan berkaitan dengan (peraturan, tindakan pemerintah, undang-undang, hukum, kebijakan dan kekuasaan). Politik adalah organisasi, pengaturan, taktik, strategi, tindakan Negara/pemerintah, dalam mengendalikan Negara dan wilayahnya secara yuridis dan konstitusional (Kartono,2009:9) F. Definisi Operasional Definisi operasional suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti, menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variable tersebut (Nazir, 2005: 2). Dalam hal ini strategi partai politik dalam pendidikan politik dilakukan di kantor DPD PPP Kabupaten Malang yang mengacu pada indikator sebagai berikut: 1. Pendidikan politik eksternal partai persatuan pembangunan. - Dialog interaktif - Turun kemasyarakat secara langsung - Sosialisasi pemilu

9 2. Pendidikan politik di internal partai persatuan pembangunan - Saresehan - Sosialisasi kebijakan politik - Penguatan idiologi partai - Program dan kebijakan partai 3. Kendala partai persatuan pembangunan dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Kabupaten Malang. - Luas wilayah; - Kualitas SDM; - Anggaran partai terbatas; G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan indukif. Mendefinisikan bahwa penelitian kualiatif adalah tradisi tetentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasan maupun dalam peristilahan (Sugiono, 2009: 2). Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi gambaran

10 atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005: 63) 2. Sumber Data a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Dalam hal ini Data primer diperoleh secara langsung dari lapangan dan penelitian hasil wawancara yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara bertanya langsung kepada struktur/personalia DPD PPP Kabupaten Malang. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada seperti referensi buku-buku, AD/ART PPP, Aturan perundang-undangan, surat kabar, hasil penelitian, artikel, dan bahan lain yang mendukung dalam penelitian ini. 3. Teknik pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling strategis dalam suatu penelitian. Bentuk data serta tingkat data yang diperoleh akan ditentukan melalui teknik pengumpulan data. Berdasarkan hal tersebut untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi yang akan diuraikan sebagai berikut: a. Observasi

11 Observasi langsung atau dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Malang dalam proses pendidikan politik kepada warga masyarakat Kabupaten Malang. b. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan antara peneliti dan yang mau diteliti (diwawancarai), dalam hal ini melakukan wawancara kepada beberapa responden antara lain anggota partai politik (PPP) Kabupaten Malang, dan Lembaga penyelenggara Pemilihan Umum (KPUD) Kabupaten Malang. Selain itu juga kepada masyarakat secara langsung dalam hal ini mengambil contoh pegawai swasta, petani, dan pedagang. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan satu teknik peneliti dengan mengumpulkan data dokumen berupa arsip-arsip dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Malang yang mendukung penelitian. d. Subyek Penelitian Subyek penelitian merupakan tujuan mendapatkan sejumlah informasi tentang unit permasalahan, pengumpulan data serta informasi yang dihasilkan dari subyek penelitian dapat melengkapi jawaban terkait sebab akibat masalah yang dihadapi tentang pelaksanaan pendidikan politik yang dilakukan oleh DPD PPP Kabupaten Malang. Untuk mendapatkan sumber informasi yang lengkap maka dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian ialah.

12 1) Ketua DPD PPP Kabupaten Malang. 2) Wakil Ketua DPD PPP Kabupaten Malang. 3) Bidang organisasi dan kaderisasi DPD PPP Kabupaten Malang. 4) Kader Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Malang. e. Lokasi penelitian Lokasi merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian di sini tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah Kantor DPD PPP Kabupaten Malang. f. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam satu bentuk yang sudah dibaca dan diinterpretasi. Kegunaan analisis data ialah mereduksi data menjadi perwujudan yang dapat dipahami dan ditafsir dengan cara tertentu hingga relasi masalah penelitian dapat ditelaah serta diuji (Silalahi, 2012: 332).