MODUL ONLINE 19.3 TEORI LEMPENG TEKTONIK PENDALAMAN MATERI BENTUK MUKA BUMI FERANI MULIANINGSIH PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i
A. PENDAHULUAN Materi-materi pembelajaran pada modul ini disajikan secara sistematis, komunikatif, dan integratif. Dilengkapi gambar pembuka pelajaran, bertujuan memberikan gambaran materi pembelajaran yang akan dibahas, dan mengajarkan siswa konsep berpikir kontekstual sekaligus merangsang cara berpikir kontekstual. Selain itu, buku ini juga ditata dengan format yang menarik dan didukung dengan foto dan ilustrasi yang representatif. Penggunaan bahasa yang sederhana, sesuai dengan tingkatan kognitif membuat pembaca lebih mudah memahaminya. Berikut ini panduan membaca yang kami susun agar mempermudah Anda membaca dan memahami isi modul ini. (1) Capaian mata kegiatan, merupakan tujuan pembelajaran yang harus Anda capai pada bab yang akan Anda pelajari. (2) Sub Materi, memuat teori atau konsep dan prinsip atau hukum yang sesuai dengan perkembangan ilmu geografi dan keterkinian. (3) Gambar, disajikan untuk mendukung materi yang sedang dibahas. (4) Tugas dan Tes, bertujuan menguji kemampuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari dalam satu bab. Diharapkan siswa dapat mengembangkan kecakapan personal, sosial, akademik, dan vokasional. B. CAPAIAN PEMBELAJARAN Capaian pembelajaran yang akan anda dapatkan setelah mempelajari modul ini adalah: Menguasai konsep Bentuk muka bumi. C. SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah anda mempelajari modul ini, anda akan memiliki kemampuan untuk: a. Mengetahui proses terbentuknya bumi b. Menjelaskan karakteristik perlapisan bumi c. Menjelaskan teori lempeng tektonik d. Menjelaskan dinamika muka bumi e. Menyebutkan pengertian Sumber Daya Alam 1
f. Mencontohkan pengelolaan Sumber Daya Alam g. Menganalisis pemanfaatan Sumber Daya Alam secara arif h. Menjelaskan pelestarian Sumber Daya Alam i. Menguraikan bentuk konservasi Sumber Daya Alam j. Mengidentifikasi hasil-hasil kekayaan Sumber Daya Alam yang diekspor dan diimpor D. MATERI Bumi tempat kita tinggal merupakan bola batu yang sangat besar yang berputar terus-menerus. Beberapa bagian diselimuti lapisan tanah yang sangat tebal dan bagian yang lain diselimuti air yang melimpah dan disebut samudra. Bumi merupakan satu-satunya tempat di jagat raya yang memungkinkan adanya kehidupan. Bagaimanakah Bumi terbentuk? Muncul dengan sendirinya ataukah terbentuk melalui proses yang panjang? Bagaimana pula karakteristik Bumi dan perkembangannya? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, simak pembahasan materi berikut ini 1. Sub Materi 3: Teori Lempeng Tektonik Bisa dikatakan seluruh lapisan masyarakat di Indonesia membutuhkan peta seperti perusahan, individu, dan sekolah. Selain untuk menyuplai konektivitas, peta mempunyai spesifikasi fungsi diberbagai bidang antara lain sebagai berikut. Sebelum membahas materi tentang teori tektonik lempeng, terlebih dahulu dapat melihat video 4 berikut ini! 2
Video 4. Teori Tektonik Lempeng Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=pqe9cxakzla diunduh tanggal 13 April 2018 17.55 WIB Masih ingatkah kamu dengan gerak tektonik? Lalu apakah hubungan antara lempeng tektonik dengan gerak tektonik? Gerak tektonik merupakan gerak naik, turun, dan menggeser ke samping yang menyebabkan perubahan bentuk kulit Bumi. Nah, benda apakah yang digerakkan oleh tenaga tektonik ini? Ya, yang mengalami pergerakan adalah lempeng-lempeng tektonik yang merupakan bagian kerak Bumi yang disokong magma di bawahnya. Akibatnya lempeng tektonik bebas bergerak satu sama lain. Gerakan ini memungkinkan terjadinya tumbukan, gesekan, ataupun pemisahan antara lempeng yang satu dengan yang lain. Deskripsi pergerakan ini dijelaskan dalam teori lempeng tektonik. Lalu, apa yang mendasari munculnya teori ini? Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku The Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift). 3
Gambar 3. Lempeng tektonik di dunia Sumber: Yee Sze Onn, 2001 Berdasarkan Gambar 3 di atas terdapat beberapa lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik, Indo-Australia, Amerika Selatan dan Utara, Eurasia, dan Antartika. Benua Asia terimpit oleh tiga lempeng besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia. Lempeng Eurasia merupakan lempeng terbesar yang menghubungkan Benua Asia dan Eropa. Lempeng ini relatif lebih statis dibandingkan lempeng Pasifik dan Indo-Indonesia yang terus-menerus bergeser ke arah barat laut dan utara. Akibat tabrakan lempeng-lempeng tersebut menyebabkan terbentuknya pulau-pulau dan deretan pegunungan. Di manakah posisi Indonesia di antara ketiga lempeng tektonik tersebut? Ternyata Indonesia diimpit oleh ketiga lempeng tektonik tersebut. Lempeng Indo- Australia mendesak ke arah utara sedangkan lempeng Pasifik mendesak ke Barat. Hal ini menyebabkan Indonesia termasuk dalam rangkaian Pegunungan Mediteran dan Sirkum Pasifik. Rangkaian Pegunungan Mediterania dimulai dari Pegunungan Atlas, Alpen, Balkan, Himalaya, Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Sedangkan Sirkum Pasifik memanjang dari Pantai Pasifik Amerika, Kamsyatku, Jepang, Filipina, Irian, Australia sampai Selandia Baru. Selain munculnya banyak gunung api, akibat dari desakan lempenglempeng tersebut dapat menimbulkan terjadinya gempa bumi. Fenomena alam 4
seperti gempa dan gunung meletus tidak jarang memakan korban yang sangat besar. Tragedi terbesar sepanjang sejarah sebagai akibat gempa terjadi di Cina tahun 1556. Ketika itu, gempa telah menewaskan 800.000 jiwa. Adapun letusan gunung api terdahsyat terjadi ketika Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Bagaikan kiamat lokal saja, letusan Krakatau menyapu habis makhluk hidup di sekitarnya termasuk 36.000 manusia. 5