Viscocrete Kadar 0 %

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

MIX DESIGN Agregat Halus

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

PENJELASAN PENGISIAN DAFTAR ISIAN ( FORMULIR )

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

CONTOH 1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

CONTOH 2 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL

Augustinus NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

Heru Indra Siregar NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN BETON DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL. SNI By Yuyun Tajunnisa

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Penelitian Sebelumnya... 8

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

SNI SNI Standar Nasional Indonesia

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON


STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

MIX DESIGN BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

Berat Tertahan (gram)

BAB III METODE PENELITIAN

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

Perencanaan Campuran Beton WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

Scanned by CamScanner

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON TERHADAP KUAT TARIK BELAH. DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 karena dapat memberi tampilan yang

STUDI PENELITIAN HUBUNGAN KEKUATAN TEKAN BETON DENGAN SLUMP

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

HASIL PENELITIAN AWAL ( VICAT TEST

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

Faqih Ma arif, M.Eng. Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY. Phone:

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN CAMPURAN (MIX DESIGN) DAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB III METODE PENELITIAN

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

Transkripsi:

68 Viscocrete Kadar 0 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari

69 T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari

70 Viscocrete Kadar 0,6 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari

71 T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari

72 Viscocrete Kadar 1 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari

73 T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari

74 Viscocrete Kadar 1,5 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari

75 T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari

77 Viscocrete Kadar 0% T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari

78 Viscocrete Kadar 0,6 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari

79 Viscocrete Kadar 1 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari

80 Viscocrete Kadar 1,5 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 7 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 14 hari Foto Benda Uji Silinder Umur Perawatan 28 hari

LAMPIRAN C MIX DESIGN METODA SK SNI T-15-1990-3

82 C.1 Perencanaan Campuran Beton [7] Perencanaan campuran beton menggunakan metoda SK SNI T-15-1990-03. Untuk mendapatkan mutu beton sesuai dengan yang diinginkan, maka setelah pemeriksaan agregat dilakukan perencanaan campuran beton (mix design). Penjelasan pengisian langkah-langkah perencanaan campuran beton seperti tercantum dibawah ini : 1. Kuat tekan beton yang direncanakan yaitu 45 MPa atau 45 N/mm 2 pada umur 28 hari. 2. Standard Deviation dihitung dari besarnya jumlah sampel yang akan dibuat. Dalam penelitian ini jumlah sampel ada 48 sampel sehingga menurut SK SNI T-15-1990-03 pasal 3.3.1 butir 1, deviasi standar bernilai 8 N/mm 2. 3. Nilai tambah (margin) diperoleh dari SK SNI T-15-1990-03 pasal 3.3.1 butir 1 sub butir 5 yaitu k X deviasi standar = 1,64 X 8 = 13,12 N/mm 2 4. Kekuatan rata-rata yang ditargetkan adalah 45 + 13,12 = 58,12 N/mm 2. 5. Jenis semen yang dipakai adalah Portland Cement Tipe I. 6. Jenis agregat kasar yang dipakai adalah batu pecah dan untuk agregat halus adalah pasir alami. 7. Faktor air semen diperoleh dengan langkah-langkah yaitu mula-mula ditinjau Tabel C.1 sehingga diketahui bahwa untuk agregat kasar batu pecah, semen tipe 1 dan kuat tekan pada umur 28 hari yang diharapkan dengan faktor air semen 0,5 adalah 37 N/mm 2 untuk benda uji silinder. Nilai ini digunakan untuk membuat kurva pada Gambar C.1 dengan cara yaitu mula-mula dari titik 37 N/mm 2 ditarik garis horisontal sampai memotong garis faktor air semen 0,5. Setelah itu digambar kurva yang berbentuk relatif sama dengan

83 kurva di bawahnya. Karena kuat tekan rata-rata yang ditargetkan 58,12 N/mm 2 maka nilai faktor air semennya 0,334 Tabel C.1 Perkiraan Kekuatan Tekan (MPa) dengan Faktor Air Semen 0,5 dan Jenis Semen dan Agregat Kasar yang Biasa Dipakai Di Indonesia [7] Jenis Semen Semen Portland TipeI atau Semen Tahan Sulfat (tipe II.V) Semen Portland Tipe III Jenis Agregat Kasar Batu tidak dipecahkan Batu pecah Batu tidak dipecahkan Batu pecah Batu tidak dipecahkan Batu pecah Batu tidak dipecahkan Batu pecah Kekuatan Tekan (MPa) pada umur (hari) 3 7 28 91 17 23 33 40 19 27 37 45 20 13 28 32 40 45 21 28 38 25 33 44 25 31 46 30 40 53 48 54 44 48 53 60 Bentuk Benda Uji Silinder Kubus Silinder Kubus

Gambar C.1 Hubungan antara Kuat Tekan dan Faktor Air [2] 84

85 8. Faktor air semen maksimum dapat dilihat dalam Tabel C.2. yaitu sebesar 0,6. Untuk perhitungan selanjutnya dipakai harga faktor air semen yang lebih kecil (dari butir 7) yaitu 0,334 Tabel C.2 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum untuk Berbagai Macam Pembetonan dalam Lingkungan Khusus [7] Beton di dalam ruang bangunan : a. Keadaan keliling non-korosif b. Keadaan keliling korosif disebabkan kondensasi atau uap korosif Beton di luar bangunan : a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung Beton yang masuk ke dalam tanah : a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah Beton yang kontinue berhubungan: a. Air tawar b. Air laut Jumlah Semen Minimum per m 3 beton (kg) 275 325 325 275 Nilai Faktor Air Semen Maksimum 0,6 0,52 0,6 0,6 325 0,55 lihat tabel 4 pada SK SNI T-15-1990-03 lihat tabel 5 pada SK SNI T-15-1990-03 9. Slump ditetapkan setinggi 160-200 mm. 10. Ukuran agregat kasar maksimum ditetapkan 10 mm. 11. Untuk mendapatkan kadar air bebas periksa Tabel C.3 dimana agregat merupakan agregat gabungan. Berhubung ukuran slump yang ditargetkan yaitu 160-200 mm tidak tersedia di tabel maka diambil ukuran slump maksimum yang tercantum yaitu 60-100 mm. Ukuran butir maksimum 10 mm

86 maka didapat kadar air bebas yang harus diperhitungkan antara 225-250 kg/m 3. Kadar air yang diperlukan dapat diperoleh dari rumus SK SNI T-15-1990-03 pasal 3.3.5 yaitu : Kadar air yang diperlukan = 2 1 2 1 Wh + Wr = x225 + x250 = 233,33kg / m 3 3 3 3 3 dengan : Wh : perkiraan jumlah air untuk agregat halus (kg/m 3 ) Wr : perkiraan jumlah air untuk agregat kasar (kg/cm 3 ) Tabel C.3 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m 3 ) yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton [7] Ukuran Besar Butir Agregat Maksimum 10 20 30 Jenis Agregat Slump (mm) 0-10 10-30 30-60 60-100 Batu tidak 150 180 205 225 dipecahkan Batu pecah 180 205 230 250 Batu tidak 135 160 180 195 dipecahkan Batu pecah 170 190 210 225 Batu tidak 115 140 160 175 dipecahkan Batu pecah 155 175 190 205 12. Jumlah semen adalah = kadar air faktor air semen = 233,33 0,334 = 698,6 kg/m 3. 13. Jumlah semen maksimum tidak ditentukan sehingga dapat diabaikan. 14. Jumlah semen minimum diperoleh dari Tabel C.2 yaitu 325 kg/m 3. 15. Faktor air semen yang disesuaikan dapat diabaikan karena jumlah semen melebihi persyaratan jumlah semen minimum.

87 16. Susunan besar butir agregat halus masuk dalam daerah gradasi susunan butir no 2. Dapat dilihat pada gambar 3.1. 17. Persen agregat halus didapat dari Gambar C.2 yang digunakan untuk ukuran butir agregat maksimum 10 mm, nilai slump 60-180 mm, no kurva gradasi 2 dan untuk faktor air semen 0,334 diperoleh nilai tengahnya adalah 46 %. Gambar C.2 Grafik Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan Untuk Ukuran Butir Maksimum 10 mm [6] 18. Berat jenis relatif agregat dalam keadaan kering permukaan merupakan berat jenis dari agregat gabungan halus dan kasar yang dihitung menurut persentase agregat halus dari butir 17. Berat jenis agregat gabungan adalah (2,4225X0,46) + (2,534X0,54) = 2,483 kg/m 3.

88 19. Berat jenis beton diperoleh dari Gambar C.3 dengan cara membuat grafik baru yang sesuai dengan nilai berat jenis agregat gabungan yaitu 2,483 kg/m 3. Titik potong grafik baru tersebut dengan garis vertikal yang ditarik dari kadar air bebas (233,33 kg/m 3 ) apabila kita tarik garis horisontal akan menunjukkan nilai berat jenis beton yang direncanakan yaitu 2235 kg/m 3. Gambar C.3 Perkiraan Berat Jenis Beton [6] 20. Kadar agregat gabungan adalah berat jenis beton dikurangi jumlah kadar semen dan kadar air yaitu 2235 (698,6 + 233,33) = 1303,07 kg/m 3. 21. Kadar agregat halus yaitu 0,54 X 1303,07 = 599,4122 kg/m 3. 22. Kadar agregat kasar yaitu 1303,07 599,4122 = 703,65 kg/m 3.

89 Dari hasil yang telah diperoleh tersebut, proporsi bahan campuran beton masih perlu dikoreksi terhadap kandungan air pada agregat. Menurut SK SNI T- 15-1990-03 pasal 3.3.8, koreksi proporsi bahan campuran beton dihitung berdasarkan rumus berikut ini : C D 1. Air = B - (C k - C a ) x - (Dk - D a ) x 100 100 = 233,33 (4,26 4,075) x 599,412 100 - (5,5 8,415) x 703,65 100 = 252,727 kg/m 3. C 2. Agregat halus = C + (C k - C a ) x 100 = 599,412 + (4,26 4,075) x 599,412 100 = 600,528 kg/m 3. D 3. Agregat kasar = D + (D k - D a ) x 100 = 703,65 + (5,5 8,415) x = 683,137 kg/m 3. 703,65 100 Keterangan : B = berat air (kg/m 3 ) C = berat agregat halus (kg/m 3 ) D = berat agregat kasar (kg/m 3 ) C a = absorpsi pada agregat halus (%) C k = kadar air pada agregat halus (%) D a = absorpsi pada agregat kasar (%) D k = kadar air pada agregat kasar (%)

90 No Tabel C.4 Formulir Perencanaan Campuran Beton Berdasarkan SK SNI T-15-1990-03 dengan Mutu Beton Rencana 45 MPa [2] Uraian Tabel / Grafik Perhitungan 1. Kuat tekan yang disyaratkan Ditetapkan 2. Standard Deviation Ayat 3.3.1 8 N/mm 2 Nilai 45 N/mm 2 pada 28 hari, bagian cacat 5% 3. Nilai tambah (margin) 1,64x8 = 13,12 N/mm 2 4. Kekuatan rata-rata yang ditargetkan 1 + 3 58,12 N/mm 2 5. Jenis semen Ditetapkan Portland Cement tipe I 6. Jenis agregat kasar Jenis agregat halus 7. Faktor air semen bebas Ditetapkan Ditetapkan Tabel C.1 Gambar C.1 8. Faktor air semen maksimum Tabel C.2 0,6 Batu pecah Pasir alami 0,334 9. Slump Ditetapkan 160 200 mm 10. Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 10 mm 11. Kadar air bebas Tabel C.3 233,33 kg/m 3 12. Jumlah semen 11 : 7 698,6 kg/m 3 13. Jumlah semen maksimum Tidak ditetapkan - 14. Jumlah semen minimum Tabel C.2 325 kg/m 3 15. Faktor air semen yang disesuaikan - - 16. Susunan besar butir agregat halus Gambar 3.1 Daerah gradasi zone 2 17. Persen agregat halus Gambar C.2 46 % 18. Berat jenis relatif agregat Diketahui 2,483 19. Berat jenis beton Gambar C.3 2235 kg/m 3 20. Kadar agregat gabungan 19 - (12 + 11) 1303,07 kg/m 3 21. Kadar agregat halus 17 x 20 599,4122 kg/m 3 22. Kadar agregat kasar 20-21 703,65 kg/m 3

91 Tabel C.5 Komposisi Bahan Campuran Beton untuk Benda Uji Silinder(15x30cm) sebelum Dikoreksi Proporsi adukan Semen (kg) Air (kg) Agregat halus (kg) Agregat kasar (kg) Tiap m 3 698,6 233,33 599,412 703,65 Tiap benda uji 3,704 1,237 3,178 3,73 Tabel C.6 Komposisi Bahan Campuran Beton untuk Benda Uji Silinder(15x30cm) sesudah Dikoreksi Proporsi adukan Semen (kg) Air (kg) Agregat halus (kg) Agregat kasar (kg) Tiap m 3 698,6 252,727 600,528 683,137 Tiap benda uji 3,704 1,34 3,184 3,622 Pada penelitian ini, benda uji yang dibuat berdasarkan perencanaan campuran beton di atas berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Superplasticizer yang dipergunakan adalah Viscocrete. Kadar Viscocrete yang digunakan adalah 0%, 0.6%, 1% dan 1.5% dari berat semen yang digunakan, dengan pengurangan kadar air sebesar 0%, 10%, 15%, dan 22% (kehilangan air digantikan oleh Sika Viscocrete) untuk tiap kadar Viscocrete yang digunakan dengan jumlah masing-masing benda uji sebanyak 3 buah untuk setiap pengujian. Komposisi rencana campuran beton dengan penambahan Viscocrete yang akan dibuat untuk penelitian dapat dilihat pada tabel C.7 sampai dengan tabel C.10.

92 Tabel C.7 Komposisi Bahan Campuran Beton dengan Kadar Viscocrete 0% dan Pengurangan Air 0% Proporsi Semen Air Agregat Agregat Viscocrete Adukan (kg) (kg) halus (kg) kasar (kg) (kg) Tiap m 3 698,6 252,727 600,528 683,137 0 Tiap benda uji 3,704 1,34 3,184 3,622 0 12 benda uji 44,448 16,08 38,208 43,464 0 Tabel C.8 Komposisi Bahan Campuran Beton dengan Kadar Viscocrete 0,6% dan Pengurangan Air 10% Proporsi Semen Air Agregat Agregat Viscocrete Adukan (kg) (kg) halus (kg) kasar (kg) (kg) Tiap m 3 698,6 227,454 600,528 683,137 4,192 Tiap benda uji 3,704 1,206 3,184 3,622 0,0222 12 benda uji 44,448 14,472 38,208 43,464 0,2669 Tabel C.9 Komposisi Bahan Campuran Beton dengan Kadar Viscocrete 1% dan Pengurangan Air 15% Proporsi Semen Air Agregat Agregat Viscocrete Adukan (kg) (kg) halus (kg) kasar (kg) (kg) Tiap m 3 698,6 214,818 600,528 683,137 6,986 Tiap benda uji 3,704 1,139 3,184 3,622 0,03704 12 benda uji 44,448 13,668 38,208 43,464 0,444

93 Tabel C.10 Komposisi Bahan Campuran Beton dengan Kadar Viscocrete 1,5% dan Pengurangan Air 22% Proporsi Semen Air Agregat Agregat Viscocrete Adukan (kg) (kg) halus (kg) kasar (kg) (kg) Tiap m 3 698,6 197,127 600,528 683,137 10,479 Tiap benda uji 3,704 1,0452 3,184 3,622 0,0556 12 benda uji 44,448 12,5424 38,208 43,464 0,6672 C.2 Pengujian Beton Segar Pada pengujian ini, persyaratan nilai slump diambil sebesar 160-200 mm. Hasil pengukuran nilai slump dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel C.11 Nilai Slump Adukan Beton Jenis Adukan Beton dengan kadar Viscocrete 0% dan pengurangan 0% kadar air Beton dengan kadar Viscocrete 0,6% dan pengurangan 10% kadar air Beton dengan kadar Viscocrete 1% dan pengurangan 15% kadar air Beton dengan kadar Viscocrete 1,5% dan pengurangan 22% kadar air Nilai Slump (mm) 160 195 205 250 C.3 Pengukuran dan Pengujian Silinder Beton Setelah benda uji kering, maka beton sudah dapat diukur dimensinya dan diuji kekuatannya. Pada penelitian ini pengujian dan pengukuran benda uji dilakukan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Pengujian terhadap beton meliputi

94 pengukuran dimensi benda uji beton, pengukuran berat benda uji beton, dan pengukuran kuat tekan benda uji beton. C.3.1 Pengukuran Dimensi dan Berat Benda Uji Silinder Beton Hasil pengukuran dimensi dan berat silinder beton dapat dilihat pada tabel C.12 sampai dengan tabel C.15. Tabel C.12 Dimensi dan Berat Silinder Beton dengan 0% Viscocrete Hari 3 7 14 28 Dimensi Silinder (mm) Diameter Tinggi Berat Silinder (kg) 150 300 11,80 150 300 11,86 150 300 11,80 150 300 11,83 150 300 11,80 150 300 11,65 150 300 11,90 150 300 11,60 150 300 11,95 150 300 12,00 150 300 11,85 150 300 11,98

95 Tabel C.13 Dimensi dan Berat Silinder Beton dengan 0,6% Viscocrete Hari 3 7 14 28 Dimensi Silinder (mm) Diameter Tinggi Berat Silinder (kg) 150 300 11,90 150 302 12,05 150 301 12,00 150 303 12,00 150 303 12,00 150 300 11,95 150 300 12,10 150 300 12,10 150 301 11,70 150 301 12,15 150 302 12,30 150 304 11,92 Tabel C.14 Dimensi dan Berat Silinder Beton dengan 1% Viscocrete Hari 3 7 14 28 Dimensi Silinder (mm) Diameter Tinggi Berat Silinder (kg) 150 304 11,00 150 302 12,20 150 302 12,13 150 303 12,20 150 300 12,48 150 301 12,00 150 301 12,20 150 302 12,33 150 303 12,25 150 303 12,45 150 302 12,25 150 300 12,55

96 Tabel C.15 Dimensi dan Berat Silinder Beton dengan 1,5% Viscocrete Hari 3 7 14 28 Dimensi Silinder (mm) Diameter Tinggi Berat Silinder (kg) 150 300 12,16 150 300 12,04 150 299 12,07 150 300 12,10 150 298 12,15 150 299 12,05 150 298 12,10 150 299 12,21 150 300 12,21 150 300 12,60 150 300 12,35 150 298 12,50 C.3.2 Pengukuran Kuat Tekan Beton Hasil tegangan hancur benda uji dapat dilihat pada tabel C.16, tabel C.17, tabel C.18, dan tabel C.19. Tabel C.16 Tegangan Hancur Beton Dengan 0 % Viscocrete. Hari 3 7 14 28 Beban Hancur (kn) Tegangan Hancur (MPa) 335 18,744 315 17,740 420 23,765 495 28,116 485 27,447 480 27,112 595 33,472 590 33,470 605 34,142 625 35,480 710 40,166 620 34,810 Tegangan Hancur Rata-rata (MPa) 20,083 27,5397 33,764 36,877

97 Tabel C.17 Tegangan Hancur Beton Dengan 0,6 % Viscocrete. Hari 3 7 14 28 Beban Hancur (kn) Tegangan Hancur (MPa) 605 34,141 575 32,467 580 32,802 700 39,497 630 35,480 605 34,141 640 36,149 735 41,505 640 36,149 675 38,158 745 42,174 630 35,481 Tegangan Hancur Rata-rata (MPa) 33,137 36,373 37,934 38,604 Tabel C.18 Tegangan Hancur Beton Dengan 1 % Viscocrete. Hari 3 7 14 28 Beban Hancur (kn) Tegangan Hancur (MPa) 590 33,387 605 34,236 625 35,368 740 41,875 720 40,744 720 40,744 810 45,837 840 47,534 805 45,554 925 52,344 860 48,666 865 48,949 Tegangan Hancur Rata-rata (MPa) 34,330 41,121 46,308 49,986

98 Tabel C.19 Tegangan Hancur Beton Dengan 1,5 % Viscocrete. Hari 3 7 14 28 Beban Hancur (kn) Tegangan Hancur (MPa) 580 32,821 605 34,236 610 34,519 685 38,763 680 38,480 720 40,744 750 42,441 770 43,573 740 41,875 850 48,100 790 44,705 830 46,968 Tegangan Hancur Rata-rata (MPa) 33,859 39,329 42,630 46,591 C.4 Hubungan Antara Umur Perawatan Dengan Kuat Tekan Beton Berdasarkan Analisis Regresi. Tabel C.20 Hasil Analisis Berbagai Model Regresi Kuat Tekan Beton Dengan Kadar Viscocrete 0 %. Model Linear Eksponensial Multiplicative Reciprocal Hyperbolic Y = a + bx Y = e (a+bx) Y = ax b Y = 1 / (a + bx) Y = 1 / (a + b/x) R 2 81,6042 75,7984 96,0275 69,6518 99,6952 S.E.E 3,89698 0,162555 0,0658578 0,00685481 0,00068701 a 21,635 3,08264 15,44306446 0,0457443 0,0245614 b 0,610078 0,021383 0,276608-0,00077189 0,0764453 Keterangan : X = Umur Perawatan (hari). Y = Kuat Tekan Hasil Regresi (MPa). Tabel C.21 Hasil Analisis Berbagai Model Regresi Kuat Tekan Beton Dengan Kadar Viscocrete 0,6 %. Model Linear Eksponensial Multiplicative Reciprocal Hyperbolic Y = a + bx Y = e (a+bx) Y = ax b Y = 1 / (a + bx) Y = 1 / (a + b/x) R 2 70,4374 68,8869 92,3091 67,3411 99,952 S.E.E 1,62244 0,0466244 0,0231809 0,001341 0,000514308 a 34,0921 3,52888 31,227213 0,0293447 0,025379 b 0,186149 0,00515669 0,0686047-0,000143129 0,0144347 Keterangan : X = Umur Perawatan (hari). Y = Kuat Tekan Hasil Regresi (MPa).

99 Tabel C.22 Hasil Analisis Berbagai Model Regresi Kuat Tekan Beton Dengan Kadar Viscocrete 1 %. Model Linear Eksponensial Multiplicative Reciprocal Hyperbolic Y = a + bx Y = e (a+bx) Y = ax b Y = 1 / (a + bx) Y = 1 / (a + b/x) R 2 84,7438 80,9462 98,1043 76,9295 98,5547 S.E.E 3,24958 0,087491 0,0275963 0,00235116 0,000588475 a 35,5359 3,57565 29,010273 0,027910 0,0194013 b 0,569271 0,0134039 0,169592-0,000319125 0,0299004 Keterangan : X = Umur Perawatan (hari). Y = Kuat Tekan Hasil Regresi (MPa). Tabel C.23 Hasil Analisis Berbagai Model Regresi Kuat Tekan Beton Dengan Kadar Viscocrete 1,5 %. Model Linear Eksponensial Multiplicative Reciprocal Hyperbolic Y = a + bx Y = e (a+bx) Y = ax b Y = 1 / (a + bx) Y = 1 / (a + b/x) R 2 88,4096 85,063 99,0211 81,4582 97,2881 S.E.E 2,24636 0,0641634 0,016426 0,0018174 0,000695037 a 34,6073 3,54908 29,33965459 0,0286513 0,021235 b 0,461149 0,0113811 0,141126-0,00028314 0,0256147 Keterangan : X = Umur Perawatan (hari). Y = Kuat Tekan Hasil Regresi (MPa). C.5 Pembahasan Analisis Data Penelitian Dari berbagai pemodelan, yang paling mendekati dengan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah model regresi hyperbolic. Dipilihnya model tersebut karena model hyperbolic memberikan nilai kesalahan yang paling kecil, bila dibandingkan dengan pemodelan lainnya. Setelah bentuk dan model regresi diketahui, maka dibuat persamaan grafik untuk masing-masing datanya. Hasil analisis permodelan regresi ditampilkan pada gambar C.4 sampai dengan gambar C.7.

100 Kuat Tekan (MPa) 45 40 35 30 25 20 15 10 5 Y = 1 / (0,0245614+0,0764453/X) 0 0 7 14 21 28 Umur Perawatan (hari) Gambar C.4 Grafik Perkembangan Kuat Tekan Beton Dengan Kadar Viscocrete 0 % 45 40 35 Kuat Tekan (MPa) 30 25 20 15 10 5 Y = 1/(0,025379+0,01443437/X) 0 0 7 14 21 28 Umur Perawatan (hari) Gambar C.5 Grafik Perkembangan Kuat Tekan Beton Dengan Kadar Viscocrete 0,6 %

101 Kuat Tekan (MPa) 55 50 45 40 35 30 25 20 Y = 1/(0,0194013+0,0299004/X) 15 10 5 0 0 7 14 21 28 Umur Perawatan (hari) Gambar C.6 Grafik Perkembangan Kuat Tekan Beton Dengan Kadar Viscocrete 1 % 50 45 40 Kuat Tekan (MPa) 35 30 25 20 15 10 5 Y = 1/(0,021235+0,0256147/X) 0 0 7 14 21 28 Umur Perawatan (hari) Gambar C.7 Grafik Perkembangan Kuat Tekan Beton Dengan Kadar Viscocrete 1,5 %

102 Untuk memudahkan dalam membandingkan kenaikan kuat tekan beton dengan berbagai kadar Viscocrete, dapat dilihat pada gambar C.8 dan tabel 5.10. Kuat Tekan (MPa) 0% Viscocrete 0,6% Viscocrete 1% Viscocrete 1,5% Viscocrete 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 7 14 21 28 Umur Perawatan (hari) Gambar C.8 Grafik Perkembangan Kekuatan Beton dengan Berbagai Kadar Viscocrete

103 Tabel C.24 Data Kuat Tekan Beton Masing-masing Kadar Viscocrete Hasil Regresi. Kuat Tekan Beton Hasil Regresi (MPa) Hari 0 % Viscocrete 0,6 % Viscocrete 1 % Viscocrete 1,5 % Viscocrete 0 0 0 0 0 1 9,900333 25,11698 20,2818 21,34485 2 15,9276122 30,67828 29,10928 29,37518 3 19,9827482 33,12293 34,04916 33,58722 4 22,8975865 34,49742 37,20612 36,18118 5 25,0938132 35,37827 39,39784 37,93923 6 26,8080104 35,99092 41,00831 39,20936 7 28,1831794 36,44169 42,24168 40,16993 8 29,3108470 36,78724 43,21652 40,92183 9 30,2523144 37,06057 44,0064 41,52638 10 31,0501824 37,28217 44,65941 42,02304 11 31,7349772 37,46547 45,20827 42,43832 12 32,3291452 37,6196 45,67607 42,79071 13 32,8495604 37,751 46,07954 43,09349 14 33,3091525 37,86437 46,43108 43,35645 15 33,7179957 37,96318 46,74011 43,58695 16 34,0840562 38,05006 47,01391 43,79066 17 34,4137148 38,12705 47,25818 43,972 18 34,7121447 38,19574 47,47744 44,13445 19 34,9835826 38,25742 47,67536 44,28082 20 35,2315319 38,3131 47,8549 44,41338 21 35,4589152 38,36361 48,01852 44,53401 22 35,6681892 38,40965 48,16823 44,64424 23 35,8614345 38,45178 48,30574 44,74537 24 36,0404247 38,49049 48,43248 44,83847 25 36,2066811 38,52616 48,54968 44,92446 26 36,3615157 38,55915 48,65836 45,00413 27 36,5060666 38,58975 48,75942 45,07816 28 36,6413253 38,6182 48,85365 45,14711

104 C.6 Perhitungan Faktor Konversi Dari persamaan regresi yang sudah didapat dari tabel C.24, maka dapat dicari faktor konversi untuk kuat tekan beton dengan umur perawatan 3, 7, 14, dan 28 hari, dan dapat dibandingkan dengan faktor konversi standar yang ada dalam Peraturan Beton Indonesia. Dengan diketahuinya faktor Konversi, maka kuat tekan beton pada umur 28 hari dapat diketahui. Faktor konversi untuk masing-masing kadar Viscocrete dapat dilihat pada tabel C.25 sampai dengan C.28. Tabel C.25 Faktor Konversi Kuat Tekan Beton Dengan 0 % Viscocrete. Umur Kuat Tekan Regresi Faktor Konversi (hari) (MPa) 3 19,98275 0,55 7 28,18318 0,77 14 33,30915 0,91 28 36,64133 1 Tabel C.26 Faktor Konversi Kuat Tekan Beton Dengan 0,6 % Viscocrete. Umur Kuat Tekan Regresi Faktor Konversi (hari) (MPa) 3 33,12293 0,86 7 36,44169 0,94 14 37,86437 0,98 28 38,61820 1 Tabel C.27 Faktor Konversi Kuat Tekan Beton Dengan 1 % Viscocrete. Umur Kuat Tekan Regresi Faktor Konversi (hari) (MPa) 3 34,04916 0,70 7 42,24168 0,86 14 46,43108 0,95 28 48,85365 1,00

105 Tabel C.28 Faktor Konversi Kuat Tekan Beton Dengan 1,5 % Viscocrete. Umur Kuat Tekan Regresi Faktor Konversi (hari) (MPa) 3 33,58722 0,74 7 40,16993 0,89 14 43,35645 0,96 28 45,14711 1 Tabel C.29 Perbandingan Faktor Konversi. Umur Beton (hari) 3 7 14 28 Kuat Awal Tinggi Menurut PBI 0,59 0,75 0,90 1,00 0 % Viscocrete 0,55 0,77 0,91 1,00 0,6 % Viscocrete 0,86 0,94 0,98 1,00 1 % Viscocrete 0,70 0,86 0,95 1,00 1,5 % Viscocrete 0,74 0,89 0,96 1,00 C.7 Perhitungan Kuat Tekan Karakteristik Beton Kuat tekan karakteristik beton untuk masing-masing kadar Viscocrete pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel C.30 sampai dengan tabel C.33.

106 Tabel C.30 Kuat Tekan Karakteristik Beton Dengan 0 % Viscocrete. Umur (hari) Data Hasil Uji (MPa) Faktor Konversi Kuat Tekan hari ke 28 (MPa) 18,744 34,08 3 17,740 0,55 32,255 23,765 43,209 28,116 36,514 7 27,447 0,77 35,645 27,112 35,211 33,472 36,782 14 33,470 0,91 36,780 34,142 37,519 35,480 35,480 28 40,166 1,00 40,166 34,810 34,810 Kuat Tekan Beton Rata-rata (f cr ') (MPa) 36,538 Simpangan Baku (s) (MPa) 2,857132 Kuat Tekan Karakteristik (f c ') (MPa) 31,8523 Tabel C.31 Kuat Tekan Karakteristik Beton Dengan 0,6 % Viscocrete. Umur (hari) Data Hasil Uji (MPa) Faktor Konversi Kuat Tekan hari ke 28 (MPa) 34,141 40,083 3 32,467 0,86 40,496 32,802 42,149 39,497 42,238 7 35,480 0,94 42,238 34,141 40,644 36,149 42,398 14 41,505 0,98 40,166 36,149 40,166 38,158 42,174 28 42,174 1,00 41,505 35,481 39,497 Kuat Tekan Beton Rata-rata (f cr ') (MPa) 41,146 Simpangan Baku (s) (MPa) 1,2024 Kuat Tekan Karakteristik (f c ') (MPa) 39,174

107 Tabel C.32 Kuat Tekan Karakteristik Beton Dengan 1 % Viscocrete. Umur (hari) Data Hasil Uji (MPa) Faktor Konversi Kuat Tekan hari ke 28 (MPa) 33,387 47,696 3 34,236 0,70 48,909 35,368 50,525 41,875 48,692 7 40,744 0,86 47,376 40,744 47,376 45,837 48,249 14 47,534 0,95 50,036 45,554 47,951 52,344 52,344 28 48,666 1,00 48,666 48,949 48,949 Kuat Tekan Beton Rata-rata (f cr ') (MPa) 48,898 Simpangan Baku (s) (MPa) 1,456 Kuat Tekan Karakteristik (f c ') (MPa) 46,510 Tabel C.33 Kuat Tekan Karakteristik Beton Dengan 1,5 % Viscocrete. Umur (hari) Data Hasil Uji (MPa) Faktor Konversi Kuat Tekan hari ke 28 (MPa) 32,821 44,353 3 34,236 0,74 46,265 34,519 46,647 38,763 43,554 7 38,480 0,89 43,236 40,744 45,779 42,441 44,210 14 43,573 0,96 45,389 41,875 43,620 48,100 48,100 28 44,705 1,00 44,705 46,968 46,968 Kuat Tekan Beton Rata-rata (f cr ') (MPa) 45,236 Simpangan Baku (s) (MPa) 1,541 Kuat Tekan karakteristik (f c ') (MPa) 42,708

108 Dari keempat tabel diatas, dapat dilihat kuat tekan karakteristik untuk benda uji dengan 0%, 0,6% dan 1,5% Viscocrete tidak mencapai kekuatan yang direncanakan semula. Benda uji dengan 0% Viscocrete mengalami penurunan kekuatan sebesar 29,217 % (f c = 31,8523 MPa). Benda uji dengan 0,6 % Viscocrete mengalami penurunan kekuatan sebesar 12,95 % (f c = 39,174 MPa) dan benda uji dengan 1,5 % Viscocrete mengalami penurunan kekuatan sebesar 5,093 % (f c = 42,708 MPa). Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena tidak dilakukannya Scratch Hardness Test. Sehingga ada kemungkinan agregat kasar yang digunakan ternyata lunak. Oleh sebab itu maka kekuatan beton tidak mencapai kekuatan rencana yang ditargetkan.