Analisis penggunaan alat magnetisasi bahan bakar secara elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin empat langkah satu silinder

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR MAGNETIS TERHADAP EFISIENSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK MOTOR BENSIN

Pengaruh Medan Magnet Terhadap Efisiensi Bahan Bakar dan Unjuk Kerja Mesin

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

PENGARUH PEMASANGAN ALAT PENINGKAT KUALITAS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK MOTOR BENSIN

Pengaruh Diameter Kawat Kumparan Alat Penghemat Energi yang Berbasis Elektromagnetik Terhadap Kinerja Motor Diesel

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

BAB II LANDASAN TEORI

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 3

PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER TERHADAP DAYA DAN PENGHEMATAN KONSUMSI BAHAN BAKAR BENSIN PADA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

ANALISA VARIASI JUMLAH LILITAN PADA ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH MEDAN MAGNET 800 GAUSS PADA ALIRAN BAHAN BAKAR PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 150 CC

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

APLIKASI SOLENOIDA ELEKTROMAGNET PADA MOTOR BENSIN DUA LANGKA UNTUK PENGHEMATAN KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN PENGURANGAN EMISI GAS BUANG

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

: ENDIKA PRANNANTA L2E

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya, terlihat dari kebutuhan alat transportasi sebagai. penunjang perokonomian, hal ini dapat dilihat dengan semakin

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

REKAYASA MANIFOLD MEMBRANE MESIN 2 LANGKAH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI BAHAN BAKAR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar LPG untuk Mesin Bensin Single Piston

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PEMANFAATAN ELEKTROLISA AIR SEBAGAI ALRENATIF PENGHEMAT BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR HONDA 100 CC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Spesifikasi Bahan dan alat :

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI SARINGAN UDARA KARBURATOR TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

BAB IV HASIL DAN ANALISA

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR

BAB II TINJAUAN LITERATUR

ANALISA ZAT ADITIF (FFI POWER BOOSTER) TERHADAP BAHAN BAKAR DAN PROSES PEMBAKARAN DI MOTOR EMPAT LANGKAH

KAJIAN VARIASI KUAT MEDAN MAGNET PADA ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI MESIN SINJAI 2 SILINDER 650 CC

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN OLI MESIN TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10

Pengaruh Vaporasi Bahan Bakar Pertamax Terhadap Performa Sepeda Motor Dibandingkan dengan Pemanasan Biasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PENGARUH PROSENTASE ETANOL TERHADAP TORSI DAN EMISI MOTOR INDIRECT INJECTION DENGAN MEMODIFIKASI ENGINE CONTROLE MODULE

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

Transkripsi:

Dinamika Teknik Mesin 8 (2018) 98-103 Analisis penggunaan alat magnetisasi bahan bakar secara elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin empat langkah satu silinder M. Mara *, W. Joniarta, IB. Alit, IM. A. Sayoga, M. Nuarsa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram, Jln. Majapahit No. 62 Mataram Nusa Tenggara Barat Kode Pos: 83125, Telp. (0370) 636087; 636126; ext 128 Fax (0370) 636087. *Email: made.mara@ymail.com ARTICLE INFO ABSTRACT Article History: Received February 24, 2018 Accepted April 14, 2018 Available online July 1, 2018 Keywords: Electromagnetic field Engine performance Fuel consumption Engine torque The efforts to increase fuel economy and thrift the usage of fossil fuel are becoming main focus in the entire the world. One of those efforts is by using electromagnetic field in order to increase the quality of the combustion process and reducing fuel consumption. This research investigates the effect of the number of cooper wire winding on electromagnetic field on engine torque, engine power and fuel consumption of 100 cc four stroke single cylinder gasoline engine. The numbers of cooper wire windings are, 3000, 4000 and 4500. The engine performance was analyzed at several engine rotations. The result shows that there is an increase of engine power by 12.83% and on the other hand the fuel consumption reduced by 10% on 4000 windings at 1500 rpm. PENDAHULUAN Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi, mengalami peningkatan yang signifikan seiring pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini berdampak pada makin meningkatnya kebutuhan akan sarana transportasi dan aktivitas industri. Minyak bumi merupakan sumber bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, maka meningkatnya penggunaan bahan bakar ini akan mengakibatkan cadangan minyak bumi terus berkurang. Keterbatasan sumber bahan bakar minyak bumi tersebut menjadi alasan utama mengapa kita bersama harus menghematnya. Penghematan bahan bakar minyak menjadi sesuatu yang sangat penting. Selain penghematan, memperbaiki kualitas bahan bakar minyak juga perlu dilakukan sehingga akan menghasilkan emisi gas buang yang ramah lingkungan. Selain menggunakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, cara lain untuk mengurangi polusi adalah dengan meningkatkan efisiensi pembakaran pada mesin pembakaran dalam. Berbagai cara telah diupayakan dan diterapkan untuk meningkatkan efisiensi termal motor bakar, antara lain dengan meningkatkan efisiensi pembakaran, meningkatkan perbandingan kompresi, EFI (electronic fuel injection), VVT (variable valve timing), dan sebagainya. Sedangkan alat dan bahan aditif yang digunakan sebagai penghemat bahan bakar yaitu bahan aditif berupa tablet, cairan (misal XXL Fuel Booster) dan yang berupa peralatan misalnya difusor yang dipasang di dalam karburator, dan magnetic fuel saver (penghemat 98

bahan bakar magnetis). (Abdulkadir dan Harianto, 2013). Penghemat bahan bakar magnetis adalah sistem penghemat bahan bakar yang berupa magnet. Alat ini dipasang di saluran bahan bakar sebelum masuk ke karburator. Bahan bakar, dalam hal ini bensin, dialirkan lewat medan magnet akan menyebabkan perubahan orientasi kutub magnet dan konfigurasi molekul-molekul bahan bakar (Chaware, 2015). Magnet dimanfaatkan untuk menggetarkan (meresonansi) ion hidrokarbon dalam bahan bakar. Ionisasi diperlukan agar bahan bakar dapat dengan mudah mengikat oksigen selama proses pembakaran, sehingga campuran bahan bakar dan oksigen dapat terbakar dengan sempurna. Hal ini mengakibatkan peningkatan terhadap kinerja mesin. Dengan pemberian medan magnet yang berfungsi untuk mengionisasi bahan bakar pada saluran bahan bakar diharapkan akan meningkatkan kualitas bahan bakar. Dengan demikian akan meningkatkan prestasi mesin (Eryadi, dkk., 2012). Untuk mengetahui besar pengaruh jumlah kumparan kawat pada alat magnetisasi bahan bakar dalam penelitian ini dilakukan analisis penggunaan alat magnetisasi bahan bakar secara elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin empat langkah satu silinder. Diameter kawat yang digunakan adalah 0,35 mm. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Jenis metode penelitian ini dapat dipakai untuk menguji suatu perlakuan atau desain baru dengan membandingkan satu atau lebih kelompok pengujian dengan perlakuan dan tanpa perlakuan. Tahapan dalam pelaksanaan ini meliputi tahap persiapan, tahap pengujian dan tahap pengambilan data dan analisa Dalam tahap persiapan dilakukan studi pustaka, observasi, dan pengadaan bahan dan peralatan. Selanjutnya dilakukan pengujian kinerja dari alat yang telah dibuat dengan variasi pengujian adalah jumlah lilitan elektromagnet 3500, 4000, dan 4500 lilitan kawat tembaga yang berdiameter 0,35 mm. Variasi putaran mesin 1500 rpm, 3000 rpm, 4500 rpm, dan 6000 rpm. Sumber arus listrik untuk medan magnet diambil dari baterai dengan tegangan 12 volt. Dalam tahap pengambilan data dilakukan pengukuranpengukuran unjuk kerja mesin, meliputi putaran, torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar. Dalam tahap analisis dilakukan perhitungan-perhitungan untuk menentukan korelasi matematis antara putaran dengan torsi, daya dan konsumsi bahan bakar, baik pada kondisi tanpa dan terpasang alat magnetisasi bahan bakar. Rancangan alat penghemat bahan bakar dibuat seperti gambar berikut ini. 1. Kawat kumparan, 2. Pipa induktor, 3. Saluran bahan bakar Gambar 1. Rancangan kawat kumparan 1. Gelas ukur, 2. Selang minyak, 3. Filter Bensin, 4. Alat Magnetisasi Bahan Bakar, 5. Karburator, 6. Intake manifold, 7. Ruang Bakar Bahan Bakar Gambar 2. Rancangan alat pengujian HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai torsi yang dikeluarkan oleh kendaraan uji dapat diketahui dengan cara mengalikan antara gaya pengereman dengan jari jari alat ukur torsi (Arismunandar, 1988). T = Fr (1) Dengan T adalah torsi (kgfm), F merupakan gaya tangensial stator (kgf), dan r adalah radius gaya yang bekerja (m). Tabel 1. Data torsi hasil perhitungan (Kgfm) 0.04 0.04 0.04 0.04 1500 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 Rata-rata 0.04 0.04 0.04 0.04 99

3000 Rata-rata 4500 0.33 0.42 0.42 0.42 0.37 0.37 0.37 0.37 0.33 0.37 0.42 0.37 0.35 0.39 0.40 0.39 0.62 0.71 0.71 0.66 0.66 0.66 0.66 0.66 0.66 0.66 0.71 0.66 Rata-rata 0.65 0.68 0.69 0.66 0.75 0.83 0.83 0.79 6000 0.71 0.75 0.83 0.75 0.71 0.75 0.79 0.75 Rata-rata 0.72 0.77 0.82 0.76 Dari data hasil perhitungan torsi yang diperoleh dapat dibuat grafik hubungan torsi terhadap putaran mesin. Gambar 3. Hubungan torsi terhadap putaran Berdasarkan gambar 3 pengaruh torsi terhadap putaran mesin, dapat diketahui bahwa torsi yang dihasilkan meningkat berbanding lurus dengan meingkatnya putaran mesin. Dari ke empat percobaan yang dilakukan, didapatkan torsi tertinggi pada variasi jumlah lilitan 4000 lilitan dengan torsi sebesar 0,82 kgf.m. Torsi terendah dihasilkan pada mesin tanpa menggunakan alat magnetisasi bahan bakar dengan torsi sebesar 0,72 kgf.m pada putaran 6000 rpm dengan peningkatan torsi sebesar 12,50%. Hal ini terjadi karena pemberian medan magnet pada bahan bakar akan mempengaruhi struktur molekul hidrokarbon yang terkandung dalam bahan bakar yang menyebabkan terjadinya pemecahan hidrokarbon menjadi bagian yang lebih kecil dan berjajar rapi antara atom hidrogen (H) dan atom karbon (C) sehingga akan lebih mudah bereaksi dengan oksigen yang didapatkan dari udara luar dan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna. Pembakaran yang sempurna akan menghasilkan torsi meningkat dan mengurangi emisi gas buang hidrokarbon (HC)(Ismawan, dkk., 2010). Besarnya daya efektif (Ne) tergantung dari besarnya torsi dan putaran yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari persamaan (Arismunandar, 1988). T.n Ne = (2) 716,2 dengan Ne adalah daya efektif (PS), dan n menyatakan putaran mesin (rpm). Tabel 2. Daya efektif hasil perhitungan (PS). 0.08 0.08 0.08 0.08 1500 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 Rata-rata 0.08 0.08 0.08 0.08 1.37 1.74 1.74 1.74 3000 1.53 1.53 1.53 1.53 1.37 1.53 1.74 1.53 Rata-rata 1.42 1.60 1.67 1.60 3.86 4.42 4.42 4.11 4500 4.11 4.11 4.11 4.11 4.11 4.11 4.42 4.11 Rata-rata 4.02 4.21 4.31 4.11 6.22 6.88 6.88 6.55 6000 5.89 6.22 6.88 6.22 5.89 6.22 6.55 6.22 Rata-rata 6.00 6.44 6.77 6.33 Dari tabel data hasil perhitungan daya efektif (Ne) yang diperoleh dapat dibuat grafik hubungan daya efektif terhadap putaran. Gambar 4. Hubungan daya efektif terhadap putaran Berdasarkan gambar 4 di atas terlihat bahwa daya efektif yang dihasilkan meningkat seiring dengan meningkatnya putaran mesin. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya putaran mesin berbanding lurus dengan jumlah pembakaran per menit. Daya efektif tertinggi dihasilkan pada variasi 4000 lilitan sebesar 6,77 PS, sedangkan daya efektif terendah dihasilkan pada percobaan tanpa alat magnetisasi bahan bakar sebesar 6,00 PS pada putaran 6000 rpm, dengan selisih penurunan daya efektif yang terjadi sebesar 12,83%. Hal ini disebabkan karena pada variasi jumlah lililtan 4000 lilitan besar medan magnet yang dihasilkan paling 100

besar yaitu sebesar 914,2 gauss jika dibandingkan dengan variasi 3500 lilitan atau 4500 lilitan, sehingga bahan bakar yang terkena magnetisasi lebih banyak dan pembakaran akan lebih sempurna sehingga daya mesin yang dihasilkan juga lebih besar. Fuel consumption merupakan ukuran pemakaian bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan suatu mesin selama priode waktu tertentu, dan biasanya diukur dalam satuan berat bahan bakar per satuan waktu. Besarnya fuel consumption (FC) bensin dapat dihitung dengan persamaan. Vf 3.600 Fc = ρ (3) t 100.000.000 dengan FC adalah fuel consumption (kg / jam), Vf menyatakan volume pemakaian bahan bakar (ml), t adalah waktu (detik), dan ρ adalah massa jenis (kg/m 3 ). Tabel 3. Hasil perhitungan fuel consumption (kg/jam) 0.11 0.11 0.11 0.11 1500 0.11 0.11 0.09 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 Rata-rata 0.11 0.11 0.10 0.11 0.24 0.22 0.21 0.23 3000 0.24 0.22 0.21 0.23 0.24 0.21 0.22 0.22 Rata-rata 0.24 0.22 0.21 0.23 0.38 0.37 0.36 0.37 4500 0.37 0.36 0.35 0.38 0.38 0.37 0.35 0.37 Rata-rata 0.38 0.37 0.35 0.37 0.49 0.48 0.46 0.48 6000 0.49 0.46 0.45 0.46 0.47 0.47 0.47 0.48 Rata-rata 0.48 0.47 0.46 0.48 Konsumsi bahan bakar efektif atau specific fuel consumption effective (SFCe) ditentukan dengan persamaan (Arismunandar, 1988). Fc SFCe = (4) Ne dimana Ne adalah daya efektif (PS). SFCe sebagai parameter yang biasa dipakai sebagai ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar yang dipakai per jam untuk setiap daya yang dihasilkan. Harga SFCe yang lebih rendah menyatakan efisiensi yang lebih tinggi. Tabel 4. Specific fuel consumption effective (SFCe) hasil pengukuran (kg/ps.jam) 1.36 1.31 1.29 1.32 1500 1.34 1.14 1.12 1.20 1.34 1.18 1.16 1.23 Rata-rata 1.35 1.21 1.19 1.25 0.17 0.13 0.12 0.13 3000 0.16 0.14 0.14 0.15 0.17 0.14 0.12 0.14 Rata-rata 0.17 0.14 0.13 0.14 0.10 0.08 0.08 0.09 4500 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.08 0.09 Rata-rata 0.09 0.09 0.08 0.09 0.08 0.07 0.07 0.07 6000 0.08 0.07 0.07 0.07 0.08 0.08 0.07 0.08 Rata-rata 0.08 0.07 0.07 0.07 Dari data hasil perhitungan fuel consumption (FC) dan Specific Fuel Consumption effective (SFCe), dapat dibuat grafik hubungan konsumsi bahan bakar spesifik terhadap putaran. Gambar 5. Hubungan kosumsi bahan bakar terhadap putaran Pada putaran mesin 1500 rpm sampai 6000 rpm mengalami perubahan nilai konsumsi bahan bakar untuk masing masing variasi jumlah lilitan alat magnetisasi bahan bakar, di mana pada percobaan tanpa menggunakan alat magnetisasi dengan putaran mesin 1500 rpm mengkonsumsi bahan bakar rata-rata sebesar 0,10 kg/jam, hal ini dikarenakan pada putaran 1500 rpm laju aliran bahan bakar tidak terlalu cepat ataupun tidak terlalu lambat sehingga struktur molekul hidrokarbon yang terkena magnetisasi akan langsung bereaksi dengan oksigen, dan pada variasi 4000 lilitan besar 101

medan magnet yang dihasilkan sebesar 914,2 Gauss. Terjadinya magnetisasi pada bahan bakar akan mengakibatkatan bahan bakar lebih mudah mengikat oksigen selama proses pencamuran sehingga proses pembakaran akan lebih baik dan mengurangi produk hidrokarbon (HC) yang tidak terbakar dalam proses pembakaran. Proses magnetisasi pada bahan bakar akan membuat pembakaran lebih sempurna dengan terjadinya pembakaran yang sempurna maka konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan lebih sedikit. Gambar 6. Hubungan SFCe terhadap putaran mesin. Pada gambar 6 di atas nilai SFCe tertinggi dihasilkan pada percobaan tanpa alat magnetisasi sebesar 1,35 kg/jam.ps padaputaran 1500 rpm. SFCe terendah dihasilkan pada variasi 4000 lilitan sebesar 0,07 Kg/jam.PS pada putaran 6000 rpm. Dengan adanya perubahan jumlah lilitan pada alat magnetisasi bahan bakar berbasis elektromagnetik dari 3500 lilitan menjadi 4000 lilitan dan 4500 lilitan dengan menggunakan baterai 12 volt menghasilkan medan magnet sebesar 821,4 Gauss pada variasi 3500 lilitan, dan besar medan magnet yang di hasilkan pada variasi 4000 lilitan sebesar 914,2 Gauss, dan 810,3 Gauss pada variasi 4500 lilitan. Semakin besar medan magnet yang digunakan untuk memagnetisasi bahan bakar, semakin besar juga penurunan konsumsi bahan bakar spesifik (SFCe). Hal ini dikarenakan penggunaan medan magnet pada saluran bahan bakar dapat meningkatkan kesempurnaan campuran bahan bakar. Campuran bahan bakar yang terbakar dalam ruang bakar semakin sempurna ketika ikatan hidrokarbon lebih mudah untuk mengikat oksigen (O 2 ) selama proses pembakaran terjadi. KESIMPULAN Berdasarakan hasil penelitian, kemudian melakukan analisa data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Jumlah lilitan kumparan alat penghemat bahan bakar berbasis elektromagnetik berpengaruh terhadap torsi, daya, FC dan SFCe yang dihasilkan jika dibandingkan dengan percobaan tanpa menggunakan alat magnetisasi bahan bakar. 2. Konsumsi bahan bakar terendah terjadi pada variasi jumlah lilitan 4000 lilitan sebesar 0,10 kg/jam, pada putaran 1500 rpm, dengan penurunan 10%. Konsumsi bahan bakar tertinggi didapatkan pada percobaan tanpa menggunakan alat magnetisasi bahan bakar dengan konsumsi bahan bakar sebesar 0,48 kg/jam pada putaran 6000 rpm. 3. SFCe terendah didapatkan pada variasi jumlah lilitan 4000 lilitan sebesar 0.07 kg/jam.ps, dan SFCe tertinggi didapatkan pada percobaan tanpa alat magnetisasi bahan bakar sebesar 1,35 kg/jam.ps pada putaran 1500 rpm. DAFTAR NOTASI F = gaya tangensial stator, (kgf) FC = fuel consumtion (kg / jam) n = putaran mesin (rpm) Ne = daya efektif (PS) r = radius gaya yang bekerja (m) T = torsi (kgf.m) t = waktu (detik) Vf = volume pemakaian bahan bakar (ml) ρ = massa jenis (kg/m 3 ) DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir M., Harianto, 2013, Pengaruh pemasangan alat penghemat bahan bakar magnetis terhadap efisiensi dan konsumsi bahan bakar spesifik motor bensin, Jurnal Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi, STTNAS Yogyakarta. Arismunandar W., 1988, Motor bakar torak,; ITB Bandung. Chaware K., 2015, Review on effect of fuel magnetism by varying intensity on performance and emission of single cylinder four stroke diesel engine, International Journal of Engineering Research and General Science, Volume 3, Issue 1, ISSN 2091-2730. Eryadi D., Putra T.D., Endayani I.D., 2012, Pengaruh penggunaan alat penghemat bahan bakar berbasis elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin diesel, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Widyagama Malang, Vol.4, No. 2, 5-9. Ismawan A.L., Wiyono S., Aklis N., 2010, Pengaruh pemasangan alat peningkat kualitas bahan bakar terhadap unjuk kerja 102

dan konsumsi bahan bakar spesifik motor bensin, Jurnal Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Vol.11, No. 1, 30-36. 103