BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal tersebut adalah dengan menginvestasikan kepemilikan perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan sebuah investasi, sebaiknya investor melakukan analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB I PENDAHULUAN. investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kinerja dalam suatu perusahaan yang baik akan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan makanan di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

0BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal, ada kegiatan terpenting yang perlu dilakukan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tabel 1.1 Daftar Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sektor Jumlah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Berinvestasi adalah cara yang dilakukan para investor maupun calon

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin bertumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

EKA YULIANA B

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. adalah penanaman saham. Adanya penanaman saham, perusahaan. akan menyediakan lapangan pekerjaan sehingga pendapatan perkapita

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana. Agar para investor mau menanamkan dananya maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. modal perusahaan real estate dan property di Indonesia saat ini berkembang

I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. baik pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. besarnya kontribusi sektor property dan real estate sebesar persen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membuat perencanaan dan pengendalian keuangan.rasio keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

tingkat laba bersih sebelum bunga atau pajak.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisai yang semakin maju saat ini, yang ditandai dengan adanya media transportasi yang dipesan secara online dengan menggunakan internet sangatlah marak di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap kondisi keuangan seluruh perusahaan transportasi di seluruh Indonesia, khususnya perusahaan taksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Taksi merupakan salah satu transportasi yang sangat sering digunakan dan dicari oleh masyarakat Indonesia untuk mempermudah dalam melakukan hal dan di anggap transportasi yang nyaman dan cepat. Keberadaan taksi belakangan ini sangat mudah kita jumpai, di zaman yang semakin maju saat ini banyak bermunculan taksi berbasis online seperti grab dan go-car yang sangat berpengaruh terhadap kondisi keuangan dan harga saham seluruh perusahaan taksi konvensional di Indonesia terutama yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Fenomena media taksi berbasis online inipun langsung berdampak negatif terhadap harga saham perusahaan taksi konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016 yaitu PT Blue Bird Tbk, PT Express Trasindo Utama Tbk dan PT Steady Safe Tbk yang secara berturut turut menurun dalam tiga tahun terakhir, yang secara tidak langsung juga mengakibatkan kinerja keuangan perusahaan taksi konvensional ikut menurun hal tersebut dapat di lihat dari gambar di bawah ini yang akan memperlihatkan penurunan harga saham perusahaan PT Blue Bird Tbk, PT Express Trasindo Utama Tbk dan PT Steady Safe Tbk. 1

HARGA SAHAM 10000 8000 8457 8195 6000 4000 2000 0 4293 1325 1070 98 90 173 88 2014 2015 2016 BLUE BIRD EXPRESS TRASINDO STEADY SAFE Sumber : www.idx.co.id Gambar 1.1 Harga Saham Perusahaan Taksi Konvensional 2014-2016 Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa terjadi penurunan harga saham yang sangat signifikan pada perusahaan PT Blue Bird Tbk dari tahun 2014 sebesar Rp. 8.457 turun menjadi Rp. 4.293 pada tahun 2016. Begitu juga pada perusahaan PT Express Trasindo Tbk juga mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar Rp. 1.325 turun menjadi Rp. 173 pada tahun 2016. Dan pada perusahaan PT Steady Safe Tbk menurun pada tahun 2014 sebesar Rp. 98 turun menjadi Rp. 88 pada tahun 2016. Saham adalah tanda bukti kepemilikan perusahaan (Samsul, 2015:59). Saham merupakan salah satu instrumen popular di kalangan investor yang ada di pasar modal. Pasar modal sendiri adalah sarana bagi pihak yang membutuhkan modal jangka panjang dari masyarakat umum (Samsul.2015:6). Banyak investor yang menginvestasi modalnya terhadap investasi saham, karena dalam mempertimbangkan naik turunnya harga saham perusahaan biasanya investor melihat dari stabilnya harga saham perusahaan itu sendiri, karena harga saham yang relatif stabil dan pola pergerakan yang cenderung naik mencerminkan perusahaan tersebut memiliki kinerja usaha yang baik dan menguntungkan untuk berinvestasi didalamnya. Investasi adalah suatu komitmen penetapan dana pada satu atau beberapa obyek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan 2

datang. Dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang diinvestasikan adalah hasil dan risiko. Dua unsur ini selalu mempunyai hubungan timbal balik yang sebanding. Umumnya semakin tinggi risiko, semakin besar hasil yang diperoleh dan semakin kecil risiko semakin kecil pula hasil yang akan diperoleh (Jumiyanti Indah Lastari.2004). Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan dapat di pengaruhi dari beberapa faktor seperti rumor yang ada di masyarakat, kondisi mikro dan makro, kebijakan perusahaan, kinerja perusahaan (laporan keuangan) risiko sistematis, dan psikologi pasar (Fahmi, 2015:86). Salah satu aspek yang dinilai oleh para investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan selain rumor yang beredar di masyarakat salah satunya adalah kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang baik mecerminkan kondisi manajemen perusahaan yang baik juga. Kinerja keuangan perusahaan dapat di ukur dengan menggunakan rasio keuangan dalam periode tertentu. Alat analisis laporan keuangan yang biasa digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivasi, rasio rentabilitas, analisis laba kotor, break event point dan rasio lainnya (Kasmir, 2015:5). Dari berbagai banyak rasio yang di gunakan dalam menganalisis kinerja keuangan, maka dalam penelitian ini yang akan kita bahas adalah rasio Debt to Equity Eatio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan leverage ratio (rasio hutang). Rasio ini membandingkan antara total hutang dengan total ekuitas (Kasmir, 2014:158). Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan ekuitas yang dimiliki. Semakin besar nilai Debt to Equity Ratio (DER) suatu perusahaan akan berdampak negatif karena mencerminkan hutang yang dimiliki suatu perusahaan lebih banyak dari modal yang ada, sehingga kemungkinan hutang yang tidak terbayar akan semakin tinggi. Apabila Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan tinggi, ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar utangnya dibandingkan dengan membagi deviden (Fara Dharmastuti,2004) 3

Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara jumlah laba bersih setelah bunga dan pajak dengan jumlah saham yang beredar (Tandelilin, 2010:374). Earning Per Share (EPS) membantu mengukur seberapa besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk setiap per lembar saham beredar yang akan dibagikan kepada investor. Apabila suatu perusahaan memiliki rasio Earning Per Share (EPS) yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham akan meningkat. Dengan pengertian lain, tingkat pengembalian tinggi (Kasmir, 2014:207). Price to Book Value (PBV) merupakan market ratio (rasio pasar). Rasio ini membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham (Husnan dan Pudjiastuti.2006:258). Dengan menghitung rasio ini investor dapat mengetahui nilai wajar suatu saham dan seberapa besar pasar percaya terhadap prospek perusahaan ke depannya. Dengan dilihatnya fungsi dari rasio Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) ketiga rasio keuangan ini termasuk terhadap rasio yang memiliki pengaruh dalam memperlihatkan kinerja suatu perusahaan. Ketiga rasio ini memperlihatkan berapa persen laba perusahaan yang di dapat, seberapa besar hutang yang di miliki perusahaan dan seberapa sukses dan besarnya perusahaan dalam mengembalikan dana saham terhadap investor yang telah menginvestasikan dananya untuk perusahaan. Dengan demikian rasiorasio ini dilihat cocok untuk digunakan sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham untuk penelitian ini. Berikut ini adalah data perkembangan Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham pada perusahaan taksi konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2016. 4

Tabel 1.1 Debt to Return Ratio(DER) Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dan Harga Saham Pada perusahaan taksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2014 2016 NAMA EPS PERUSAHAAN TAHUN (Rp) PT.BLUE BIRD PT. EXPRESS TRASINDO PT. STEADY SAFE Sumber : www.idx.co.id PBV (Rp) DER (%) HARGA SAHAM (Rp) 2014 293.8 1440.03 0.99 8457 2015 239.33 1729.79 0.65 8195 2016 144.23 1808.33 0.61 4293 2014 55.04 415.98 2.37 1325 2015 15.03 429.24 2.13 1070 2016-38.13 392.36 2.22 173 2014 11.49-190.59-1.15 98 2015 3.26-193.05-1.14 90 2016 1.08-85.57-1.25 88 Pada table di atas dapat kita lihat bahwa Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Rasio (DER) memiliki pengaruh terhadap harga saham, karena pada saat Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Rasio (DER) mengalami penurunan harga saham perusahaan taksi konvensional yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pun mengalami penurunan, begitu pula sebaliknya bila Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Rasio (DER) mengalami kenaikan harga saham juga mengalami kenaikan. Berbeda dengan Price to Book Value (PBV) yang tidak terlalu terlihat berpengaruh karena naik turunnya Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh terhadap naik turunnya harga saham perusahaan taksi konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Banyak penelitian yang telah meneliti tentang pengaruh rasio-rasio keuangan perusahaan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan salah satunya oleh Dorothea Ratih, Apriatni E.P, Saryadi (2013) dengan penelitiannya yang berjudul Pengaruh EPS,PER, DER, ROE Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 5

Periode Tahun 2010-2012. Dalam penelitian ini di simpulkan bahwa pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham menunjukkan secara signifikan berpengaruh positif, artinya jika EPS mengalami kenaikan maka Harga Saham juga mengalami kenaikan dan sebaliknya jika EPS mengalami penurunan maka Harga Saham mengalami penurunan. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham menunjukkan secara signifikan berpengaruh positif, artinya jika PER mengalami kenaikan maka Harga Saham juga mengalami kenaikan dan sebaliknya jika PER mengalami penurunan maka Harga Saham mengalami penurunan. Pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham menunjukkan secara signifikan berpengaruh negatif, artinya jika DER mengalami kenaikan maka Harga Saham mengalami penurunan dan sebaliknya jika DER mengalami penurunan maka Harga Saham mengalami kenaikan. Selain penelitian Dorothea Ratih, Apriatni E.P, Saryadi (2013), penelitian pengaruh rasio keuangan lainnya terhadap Harga Saham juga dilakukan oleh Fridaya Aprilia (2014) dengan judul penelitian Pengaruh Earning per Share (EPS), Book Value per Share (BVS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa variabel independen Earning Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan BUMN, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variable independen EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen harga saham. Variabel independen Book Value per Share juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham perusahaan BUMN, dapat disimpulkan bahwa variabel BVS memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham, variabel independen Return on Equity terhadap variabel dependen Harga Saham menunjukkan bahwa antara kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan. Dengan demikian variabel independen ROE pun memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham dan variabel Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham perusahaan BUMN. Dengan demikian DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 6

Selain penelitian di atas ada dua penelitian yang menggunakan sektor yang sama yaitu pada sektor food dan beverage tetapi pada periode yang berbeda dan memiliki hasil berbeda. Penelitian pertama di lakukan oleh Gede Priana Dwipratama (2009) dengan judul Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR DAN ROA Terhadap Harga Saham (Sudi Empiris Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di BEI) dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel memiliki pengaruh terhadap harga saham tetapi yang paling memiliki pengaruh positif hanyalah variabel EPS sedangkan variabel lainnya signifikan negatif. Penelitian berikutnya dilakukan oleh P. D. Aristya Dewi dan I.G.N.A. Suaryana (2013) dengan judul Pengaruh EPS, DER, dan PBV Terhadap Harga Saham. Obyek penelitian adalah Food and Beverage teregister di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tahun pengamatan pada 2009-2011. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh EPS, PBV terhadap harga saham adalah signifikan positif, sedangkan pengaruh DER terhadap harga saham adalah signifikan negatif. Ketiga variabel independen yang digunakan pada penelitian ini EPS, DER dan PBV bersama-sama berpengaruh signifikan bagi harga saham perusahaan di bidang Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan pada 2009-2011. Perbedaan dari kedua penelitian pada sektor food dan beverage diatas adalah pada penelitian Gede Priana Dwipratama (2009) menyebutkan bahwa Price to Book Value mempunyai hasil signifikan negatif sedangkan pada penelitian P. D. Aristya Dewi dan I.G.N.A. Suaryana (2013) Price to Book Value memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap harga saham. Dari beberapa penelitian disebutkan sebagian besar semua hasil kesimpulan menunjukan bahwa EPS memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap harga saham, tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wulandari (2015) dengan judul Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Transportation Services Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2013 memiliki hasil yang berbeda. Pada penelitian ini disebutkan bahwa yang memiliki pengaruh signifikan positif adalah ROE dan 7

DER saja sedangkan untuk EPS hasil signifikan negatif yang berarti EPS mempunyai pengaruh yang lemah terhadap harga saham. Dari hasil penjelasan yang telah disampaikan tentang taksi berbasis online yang sangat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan taksi konvensional, sampai menurunnya harga saham perusahaan selama tiga tahun berturut turut serta dari hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa penulis dan memiliki hasil penelitian yang berbeda beda sehigga dengan ini peneliti tertarik untuk menggunakan variabel Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap Harga Saham dengan judul : Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Price Book Value (PBV) terhadap harga saham perusahaan taksi konvensional yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan penelitian terdahulu, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah. Selain karena adanya taksi berbasis online yang mempengaruhi kinerja keuangan dan harga saham perusahaan taksi konvensional yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016 pasti ada faktor internal lain yang mempengaruhi turunnya harga saham perusahaan. Faktor internal perusahaan sendiri yaitu pada laporan keuangan. Analisis tentang rasio laporan keuangan sangat bermanfaat untuk menilai kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini kita ambil tiga rasio yang menurut peneliti sudah menggambarkan pendapatan laba rugi dan pembagian saham perusahaan. Rasio tersebut adalah Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV). Dengan identifikasi diatas maka dirumuskan beberapa masalah, diantaranya : 1. Apakah variabel Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Price To Book Value memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara stimutan pada Perusahaan Taksi Konvensional yang 8

terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Transportasi tahun 2014-2016? 2. Apakah variabel Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Taksi Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Transportasi tahun 2014-2016? 3. Apakah variabel Earning per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Taksi Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Transportasi tahun 2014-2016? 4. Apakah variabel Price to Book Value memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Taksi Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Transportasi tahun 2014-2016? 1.3 Batasan Masalah Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti akan mencari hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan terhadap harga saham. Untuk itu, agar dalam pembahasan mendapatkan arah yang di inginkan dan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut : 1. Perusahaan yang akan diteliti hanya tiga perusahaan taksi konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Blue Bird Tbk, PT Express Trasindo Utama Tbk dan PT Steady Safe Tbk. 2. Periode yang di ambil hanya pada tahun 2014-2016 karena fenomena taksi berbasis online mulai muncul pada akhir tahun 2014. Selain itu, salah satu perusahaan yang akan kita teliti yaitu PT Blue Bird Tbk baru IPO pada tahun 2014 sehingga data yang dibutuhkan baru di publikasikan pada tahun perusahaan sudah IPO. 3. Ukuran kinerja keuangan yang peneliti gunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value 9

(PBV) yang berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan pada tahun 2014-2016. 4. Untuk mencari hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan harga saham, peneliti akan menggunakan data panel dalam penelitiannya. 1.4 Tujuan Penelitian Setelah mengetahui identifikasi masalah dan batasan masalah yang ada pada penelitian ini. Penulispun memiliki tujuan penelitian yang hendak di capai, yaitu : 1. Ingin mengetahui apakah variabel Debt To Equity Ratio, Earning Per Share dan Price To Book Value memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara stimutan pada Perusahaan Taksi Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Transportasi tahun 2014-2016. 2. Ingin mengetahui apakah variabel Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Taksi Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Transportasi tahun 2014-2016 3. Ingin mengetahui apakah variabel Earning per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Taksi Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Transportasi tahun 2014-2016 4. Ingin mengetahui apakah variabel Price to Book Value tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Taksi Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Transportasi tahun 2014-2016 1.5 Manfaat Penelitian 10

Adapaun manfaat penelitian ini terhadap pelaku pelaku pasar modal sendiri, yaitu sebagai berikut : 1. Untuk investor Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dan calon investor memprediksi tingkat harga saham yang terjadi pada perusahaan taksi konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk perusahaan taksi konvensional Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan mencari pengaruh dari harga saham perusahaannya sehingga dapat memiliki rencana yang lebih baik untuk kedepannya sehingga menjadikan perusahaan lebih baik lagi. 3. Untuk kementerian perhubungan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan pemikiran sebagai bahan pertimbangan dalam mengadakan perbaikan dan koreksi yang diperlukan, sehingga pada akhirnya dapat menunjukan kinerja yang optimal. 4. Untuk peneliti di bidang pasar modal sektor transportasi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan referensi bagi para peneliti selanjutnya dengan penelitian tentang harga saham. 1.6 Sistematika Skripsi Adapun sistematis penulisan laporan penelitian yang akan di tulis penulis ini yang akan di uraikan menjadi 5 bab yaitu : 1. Pendahuluan Di dalam pendahuluan akan menjelaskan tentang latar belakang penulisan penelitian ini, dimana dijelaskan adanya fenomena dan GAP 11

yang terjadi sehingga penelitian ini dibuat, identifikasi masalah, batasan masalah dan sistematis masalah penulisan penelitian. 2. Landasan teori Di dalam bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan digunakan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan analisis permasalahan yang dihadapi. Teori-teori tersebut diperoleh dari beberapa referensi yang terkait. 3. Metode penelitian Di dalam bab ini menjabarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian agar hasil yang dicapai maksimal, maka diperlukan langkahlangkah penelitian yang terstruktur dan terarah, sehingga hasil yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan penelitian. 4. Pengelolahan data dan analisis Di dalam bab ini terdapat data-data hasil pengamatan dan evaluasi yang diperoleh secara langsung di perusahaan yang kemudian akan dilakukan analisis. Data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis kemudian ditulis oleh penulis, serta pengolahan data yang telah dilakukan. 5. Kesimpulan dan saran Di dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang akan diambil berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Bab ini juga menjelaskan tentang saran bagi perusahaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada untuk pengembangan perusahaan di masa yang akan datang. 12