Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya da

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kecamatan Payung Sekaki dan Kecamatan Rumbai Pesisir. Kecamatan Rumbai

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Kecamatan Bukit Raya

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berpedoman pada peraturan pemerintah (PP). Kecamatan dipimpin oleh. Camat juga bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

ANALISIS GAMBARAN TUPOKSI SKPD INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi yang sangat berbeda ketika masih berada dalam kandungan.

BAB I PENDAHULUAN. sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2006 administrasi kependudukan. untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi sehingga diperlukan pula peran yang besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

A. Gambaran Umum Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan maka akan dapat diketahui kesalahan-kesalahan dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. KondisiGeografisdanDemografis Kota Pekanbaru. Bujur Timur dan Lintang Utara.

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesionalisme merupakan kompetensi yang harus ada pada setiap pelaku

I. PENDAHULUAN Otonomi daerah di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 telah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Profil Organisasi

K O T A P E K A N B A R U

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pemerintah daerah adalah menampilkan aparatur yang profesional,

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Penddidikan dan Latihan. atas Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian

I. PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi karena ditangannyalah segala pelimpahan tugas dan. penuh tantangan di masa-masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan masyarakat. digunakan untuk mempromosikan dirinya dalam mengembangkan karirnya.

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan

Dalam Tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan penduduk Kota Depok menunjukkan peningkatan secara signifikan. Peningkatan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menuntut adanya profesionalisme dalam bekerja.

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pegawai adalah aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Pegawai mempunyai pikiran, dorongan perasaan, keinginan, kebutuhan status, latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa kedalam organisasi perusahaan. Pegawai bukan mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi. Seorang pegawai akan merasa punya kebanggaan dan kepuasan tersendiri dengan prestasi yang dicapainya. Prestasi kerja yang baik merupakan keadaan yang diinginkan dalam kehidupan kerjanya. Seorang pegawai akan memperoleh prestasi kerja yang baik bila hasil kerjanya sesuai dengan standar baik kualitas maupun kuantitas. Pegawai dalam suatu organisasi, merupakan mitra kerja yang mempunyai hubungan erat antara satu pihak dengan pihak lainnya. Di mana aktivitas badan/dinas tidak dapat dijalankan jika pegawai sebagai pelaksana (motor penggerak) tidak melaksanakan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, faktor manusia memegang peranan yang penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Prestasi kerja merupakan hasil dari kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh individu. Sedangkan kinerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Berdasarkan alasan tersebut diperlukan adanya manajemen, khususnya manajemen SDM yang menitik beratkan perhatiannya kepada faktor tenaga kerja.

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya. Semua potensi sumber daya manusia tersebut mempunyai pengaruh terhadap upaya organisasi dalam perencanaan tujuan yang hendak dicapai organisasi. Melihat pentingnya kedudukan sumberdaya manusia dalam organisasi, maka layak bagi organisasi untuk memberikan perhatian yang lebih melalui kebijakan- kebijakan yang diambil. Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam organisasi dituntut dapat memberikan kontribusi positif melalui kinerja yang baik, mengingat kinerja organisasi tergantung pada kinerja pegawai. Kinerja pegawai baik secara individual maupun kelompok sangat penting bagi lembaga dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan sumber daya manusia sehingga dapat berfungsi secara produktif, efektif, dan efisien. Kinerja mengarah pada bagaimana seseorang pegawai melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja. Kata unjuk kerja berarti kinerja tiap individu dapat dilihat dari semangat atau keseriusan individu dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia sebagai pilar utama penyelenggaraan pemerintahan adalah tantangan untuk dapat mengembangkan sistem perencanaan Sumber Daya Manusia aparatur pemerintah sesuai hasil penataan struktur dan perangkat kelembagaan. Konsekuensinya adalah pembentukan disiplin, etika dan moral ditingkat pelaksana yaitu ASN bertujuan meningkatkan kinerja terhadap perwujudan aparatur pemerintah yang bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN), dan professional. ASN harus mampu memainkan peranan tersebut antara lain dapat dilihat dari sikap dan perilakunya yang penuh dengan

kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdayaguna, berhasilguna, bersih, berkualitas tinggi, sadar akan tanggungjawabnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Kinerja disebut juga sebagai prestasi kerja atau performance yang berarti mencapai, maka dalam bahasa Indonesia, sering diartikan menjadi pencapaian atau apa yang dicapai (Depdiknas, 2010:90). Kinerja organisasi dimaksudkan sebagai tingkat capaian (prestasi) dari organisasi dalam melakukan aktivitasnya dalam periode tertentu (biasanya dalam satu tahun). Kinerja adalah merupakan cerminan, apakah organisasi atau perusahaan telah berhasil atau belum dalam usaha bisnisnya. Simamora (2010:87) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat kerja yang dicapai oleh seseorang dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Menurut Stoner (2011:2) bahwa kinerja karyawan dipengaruhi dua faktor yakni faktor individu dan faktor system. Faktor individu meliputi : kemampuan kerja dan kompetensi pegawai, dan faktor sistem meliputi: karakteristik organisasi, karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja, budaya organisasi dan desain pekerjaan. Menurut Restanto (2011:90) karakteristik pekerjaan adalah atribut-atribut tugas bersifat yang ada di dalam pekerjaan atau isi pekerjaan yang dirasakan pegawai sebagai pemegang pekerjaan. Selain variabel karakteristik pekerjaan yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, variabel lain yang menentukan naik turun kinerja adalah variabel kompetensi. Identifikasi karakteristik pekerjaan yang tepat terkait dengan pekerjaan tertentu memiliki peran penting terkait dengan berbagai sikap

karyawan di dalam organisasi. Menurut teori karakteristik pekerjaan ini, sebuah pekerjaan dapat melahirkan tiga keadaan psikologis dalam diri seorang karyawan yakni mengalami makna kerja, memikul tanggung jawab akan hasil kerja, dan pengetahuan akan hasil kerja. Akhirnya, ketiga kondisi psikologis ini akan mempengaruhi motivasi kerja secara internal, kualitas kinerja, kepuasan kerja, ketidakhadiran dan perputaran karyawan. Keadaan psikologis kritis ini dipengaruhi oleh dimensi inti dari sebuah pekerjaan yang terdiri dari keragaman keahlian, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi tugas dan umpan balik. Sesuai hasil penelitian Soares (2010:56) menjelaskan pentingnya karakteristik pekerjaan dalam mencapai kinerja pegawai dapat terwujud apabila pegawai memiliki karakteristik pekerjaan yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang menunjang. Setiap organisasi harus mengetahui karakteristik pekerjaan pegawai secara rinci, karena karakteristik pekerjaan bagi instansi pemerintah memiliki peran penting dalam mewujudkan tujuan yang akan dicapai, peranan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja pegawai yakni adanya pemahaman pegawai terhadap isi/tugas di dalam pekerjaannya. Selanjutnya Kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan dan pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting atau sebagai unggulan bidang tersebut. Karena pada umumnya kompetensi menyangkut kemampuan dasar seseorang untuk melakukan pekerjaan. Selama ini

banyak instansi pemerintah yang belum mempunyai pegawai dengan kompetensi yang memadai, ini dibuktikan dengan rendahnya produktivitas pegawai dan sulitnya mengukur kinerja pegawai (Manopo, 2011:34). Setiap organisasi baik pemerintah maupun swasta dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan apabila tercapai barulah dapat dikatakan berhasil. Untuk mencapai keberhasilan, diperlukan landasan yang kuat berupa kompetensi. Dengan demikian, kompetensi menjadi sangat berguna untuk membantu organisasi meningkatkan kinerjanya. Kompetensi sangat diperlukan dalam setiap proses sumber daya manusia. Semakin banyak kompetensi dipertimbangkan, maka semakin meningkat pula kinerjanya Keberadaan kompetensi pegawai sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi pemerintahan tidak terkecuali pemerintahan kecamatan, karena kompetensi pegawai secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu mendukung setiap perubahan yang dilakukan manajemen sesuai dengan peranannya dalam organisasinya. Menurut hasil penelitian Ismail dan Abidin (2010:111) menganalisis dampak kompetensi pekerja terhadap kinerja pegawai di sektor jasa swasta, hal ini berarti kompetensi memiliki peran penting dalam mencapai tujuan organisasi. Kota Pekanbaru sebagai daerah otonom terletak antara 101 14' - 101 34' Bujur Timur dan 0 25' - 0 45' Lintang Utara. Dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 5-50 meter. Permukaan wilayah bagian utara landai dan bergelombang dengan ketinggian berkisar antara 5-11 meter. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987 Tanggal 7 September 1987 Daerah Kota Pekanbaru diperluas dari ± 62,96

Km² menjadi ± 446,50 Km², terdiri dari 8 Kecamatan dan 45 Kelurahan/Desa. Dari hasil pengukuran/pematokan di lapangan oleh BPN Tk. I Riau maka ditetapkan luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 Km². Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan meningkatnya kegiatan penduduk disegala bidang yang pada akhirnya meningkatkan pula tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan Lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup luas, maka dibentuklah Kecamatan Baru dengan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2003 menjadi 12 Kecamatan dan Kelurahan/Desa baru dengan Perda tahun 2003 menjadi 58 Kelurahan/Desa. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pemekaran Kelurahan di Kota Pekanbaru maka Kota Pekanbaru saat ini memiliki 83 Kelurahan. Sebagai gambaran luas wilayah Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 1.1. berikut ini: Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Pekanbaru No Kecamatan Luas Wilayah % 1 Tampan 59 9 2 Payung Sekaki 43 6 3 Bukit Raya 22 3 4 Marpoyan Damai 29 4 5 Tenayan Raya 171 27 6 Lima Puluh 4 0 7 S a i l 3 0 8 Pekanbaru Kota 2 0 9 Sukajadi 3 0 10 Senapelan 6 1 11 R u m b a i 128 20 12 Rumbai Pesisir 157 24 Jumlah 632,26 100 Sumber: Kota Pekanbaru Dalam Angka Tahun 2017 a n Sementar itu Kecamata Bukit

Raya merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kota Pekanbaru. Kecamatan Bukitraya memiliki luas sebesar 22,05 km2 dengan yang terdiri atas 57 RW dan 250 RT. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekanbaru Jumlah penduduk Kecamatan Bukitraya pada tahun 2016 mencapai 99.375 jiwa. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 1,18 persen dari tahun 2014. Kepadatan penduduknya mencapai 4.507 jiwa/km2, dengan kelurahan terpadat adalah Tangkerang Utara sebesar 22.972 jiwa/km2. Dengan jumlah penduduk mencapai 99.375 jiwa maka Kecamatan Bukit Raya merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak nomor 2 di Kota Pekanbaru setelah Kecamatan Tampan yaitu sebesar 206.267 jiwa. Sementara itu visi pembangunan dari Kecamatan Bukitraya adalah Terwujudnya Kecamatan Bukitraya Yang Profesional Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Dan Pelayanan Kepada Masyarakat. Profesional adalah bagaimana Kecamatan Bukitraya dapat memiliki kemampuan yang lebih baik untuk merencanakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan fungsinya secara efisien, fleksibel dan mempunyai etos kerja yang tinggi. Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, tentunya dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Bukitraya yaitu dapat mewujudkan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan serta penyelenggaraan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Walikota secara profesional. Adapun tugas dan fungsi Kecamatan Bukit Raya berdasarkan Peraturan Walikota Pekambaru Nomor 120 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Kecamatan Tipe A Di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru diantaranya sebagai berikut: 1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat 2) Mewujudkan koordinasi yang efektif dengan satker terkait

3) Meningkatkan kualitas aparat kecamatan 4) Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan 5) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Sedangkan jenis-jenis pelayanan yang ada di Kecamatan Bukit Raya adalah sebegai berikut: 1) Surat Keterangan 2) Kartu Keluarga (KK) 3) Kartu Tanda Penduduk (KTP) 4) Surat Keterangan Datang 5) Surat Keterangan Pindah (SKP) 6) Surat Izin Gangguan / HO 7) Surat Rekomendasi Usaha 8) Surat Rekomendasi Pendidikan / Sekolah 9) Surat Rekomendasi Izin Mendirikan Tower / Menara Telekomunikasi 10)Surat Rekomendasi Mendirikan LSM Secara umum gambaran struktur organisasi Kecamatan Bukit Raya terdiri dari: 1) Camat 2) Sekertaris Camat 3) Jabatan Fungsional 4) Kasubbag Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan 5) Kasubbag Keuangan 6) Kasubbag Program Perencanaan 7) Seksi Pemerintahan 8) Seksi Trantib 9) Seksi Pemberdayaan Masyarakat 10)Seksi Sosial dan Kesejahteraan Rakyat. 11)Seksi Pelayanan Terpadu Untuk lebih jelasnya gambaran jumlah pegawai yang ada di Kantor Camat Bukit Raya terlihat pada tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2. Jumlah Pegawai Kantor Camat Bukit Raya No Nama Jabatan Jenis Kelamin Tingkat Jumlah Laki-Laki Perempuan Pendidikan 1 Camat 1 - S2 1 2 Sekretaris Camat 1 - S2 1 3 Kepala Sub Bagian 2 1 S1 3 4 Kepala Seksi 3 2 S1 5 5 Fungsional 1 1 S1 2

6 Staf Kecamatan 10 8 S2, S1 dan 18 D3 Jumlah Pegawai 18 12 30 Sumber: Sekretariat Kantor Kecamatan Bukit RayaTahun 2017 Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai yang bekerja di Kantor Camat Bukit Raya sebanyak 30 orang yang terdiri dari 18 orang pegawai laki-laki dan 12 orang pegawai perempuan dengan latar pendidikan yang berbeda beda, namun yang paling banyak adalah pegawai dengan latar belakang pendidikan sarjana strata 1 dan 2. Hal ini merupakan modal yang sangat baik dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat karena dengan latar pendidikan yang tinggi pegawai akan memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman kerja yang baik. Tercapainya kinerja ASN merupakan cerminan hasil kerja keras seluruh pegawai yang berada dilingkungannya. Kinerja menunjuk pada suatu hasil kegiatan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi secara bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan. Tuntutan kinerja yang tinggi memang sudah menjadi bagian dari organisasi, namun pada kenyataannya belum semua pegawai memiliki kinerja yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Secara kualitas dan kuantitas untuk menilai kinerja ASN di Kecamatan Bukit Raya dapat dilihat dari hasil kinerja pegawai dalam periode tertentu. Guna mengetahui kinerja ASN di peneliti meggunakan hasil Laporan Akuntabilitas Kinerja Pegawai (LAKIP) dari bulan Oktober, November dan Desember tahun 2017. Tabel 1.3. Laporan Rekap Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Kantor Camat Bukit Raya Bulan Juli, Agustus dan September Tahun 2017 Aspek Yang Hasil Kinerja Target Dinilai Pencapaian Juli Agustus September

Perilaku Kerja 56,09% 56,35% 52,42% 60% Prestasi Kerja 36,57% 36,80% 36,80% 40% Total 92,66% 93,80% 89,22% 100% Sumber : Sekretariat Kantor Kecamatan Bukit Raya Tahun 2017. Dari Tabel 3 tersebut dapat diketahui bahwa hasil kinerja pada bulan Juli adalah 92,66% yang semula ditargetkan sebesar 100%, pada bulan Agustus mengalami kenaikan menjadi 93,80% tetapi dalam hal ini pada juga belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 100% dan pada bulan September kinerja pegawai mengalami penurunan yaitu 89,22% sehingga dapat dijelaskan kinerja yang telah ditargetkan dari bulan Juli, Agustus dan September tahun 2017 belum tercapai. Adapun yang menjadi fenomena masalah terkait karakteristik pekerjaan yang ada di Kecamatan Bukit Raya adalah sebagai berikut: 1) Masih adanya pegawai yang kurang mengetahui dengan baik tugas pokok dan fungsinya dalam bekerja, mereka lebih cenderung diam dan pasif dalam bekerja sehingga dalam kesehariannya lebih banyak menunggu perintah atasan saja. Dari observasi awal penulis dengan 20 orang pegawai yang bertugas di Kantor Kecamatan Bukit Raya sebanyak 11 orang pegawai kurang paham secara detail tugas pokok dan fungsi mereka sebagai seorang pegawai, mereka cenderung menjawab lebih banyak menunggu perintah atasan saja dan menjalankan pekerjaan apabila diberikan langsung kepadanya tanpa ada inisiatif dalam bekerja. 2) Pegawai yang bekerja di Kantor Kecamatan Bukit Raya cenderung memberikan beban pekerjaan dan tanggungjawabnya dalam bekerja kepada pegawai honor atau kontrak untuk membantu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sehingga hal

ini berdampak kepada rendahnya hasil capaian pekerjaan yang diharapkan oleh atasan sebagai pemberi pekerjaan sebab pegawai honor/kotrak memiliki kewenangan yang terbatas dalam bekerja sehingga apabila membutuhkan legalitas ataupun proses pekerjaan yang lebih tinggi lagi mereka harus berurusan kembali dengan pegawai yang member tugas sehingga berdampak kepada birokrasi yang cukup rumit. Adapun fenomena permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kompetensi Pegawai Kecamatan Bukit Raya yakni sebagai berikut: 1) Masih sulitnya pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang termasuk kategori cepat untuk diselesaikan bahkan mengalami keterlambatan dari batas waktu pekerjaan yang sudah ditentukan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.4. Waktu Penyelesaian Pelayanan di Kecamatan Bukit Raya No Uraian Tugas Waktu Penyelesaain Standar SOP Keterlambatan Penyelesaian 1 Surat Keterangan 1 Hari 2 Hari 2 Kartu Keluarga (KK) 15 Hari 42 Hari 3 Kartu Tanda Penduduk 7 Hari 60 Hari 4 Surat Keterangan Datang 1 Hari 2 Hari 5 Surat Keterangan Pindah 1 Hari 1 Hari 6 Surat Izin Gangguan / HO 1 Hari 7 Hari 7 Surat Rekomendasi Usaha 1 Hari 1 Hari 8 Surat Rekomendasi Pendidikan 1 Hari 1 Hari 9 Surat Rekomendasi Izin Mendirikan Tower / Menara 10 Surat Rekomendasi Mendirikan LSM Sumber: Olahan Penulis Tahun 2017 2 Hari 4 Hari 3 Hari 3 Hari 2) Keterampilan dan pengetahuan pegawai terkait pelayanan yang masih rendah hal ini dapat diketahui masih adanya keluhan masyarakat terkait kualitas layanan yang

diberikan oleh petugas kepada masyarakat yang data ke Kantor Kecamatan Bukit Raya. Sebagai data dapat diketahui dari tabel berikut ini: Tabel 1.5. Keluhan Masyarakat Yang Diterima Melalui Kotak Saran Pelayanan No Tahun Jumlah Jenis Keluhan Keluhan 1 2014 20 15 Layanan Petugas, 5 Fasilitas Kecamatan 2 2015 18 14 Layanan Petugas, 4 Fasilitas Kecamatan 3 2016 21 18 Layanan Petugas, 3 Fasilitas Kecamatan 4 2017 25 22 Layanan Petugas, 3 Fasilitas Kecamatan Jumlah 84 Sumber: Olahan Penulis Tahun 2017 3) dari 25 surat yang dimasukkan kedalam kotak saran selama periode januari 2017 s/d Oktober 2017 sebanyak 20 surat yang bunyinya mengeluhkan sikap, pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam bekerja masih tergolong belum memuaskan. 4) Kurangnya tanggapnya pegawai dalam memberikan layanan kepada masyarakat dimana para pegawai kurang aktif mengarahkan masyarakat yang datang untuk mendapatkan layanan di Kecamatan Bukit Raya, dimana para pegawai cenderung menunggu masyarakat yang datang untuk mendapatkan pelayanan tanpa ada inisiatif untuk menanyakan keperluan masyarakat yang datang ke Kecamatan Bukit Raya. Sedangkan terkait fenomena masalah terkait kinerja pegawai Kecamatan Bukit Raya sebagai berikut: 1) Masih minimnya kemampuan pegawai yang berkualitas baik dalam bidang informasi

dan teknologi (IT) yang dimiliki oleh Kecamatan Bukit Raya terutama dalam mengaplikasikan sistem pelayanan berbasis teknologi yang sudah mulai diterapkan sejak tahun 2013 dimana dari total 20 staf pada bagian pelayanan hanya 6 orang saja yang memiliki kemampuan yang baik dalam bidang informasi dan teknologi, hal ini dapat dilihat dari kebijakan pelayanan di Kecamatan Bukit Raya yang masih membutuhkan dokumen-dokumen tertulis kepada masyarakat yang mengurus perizinan atau perekaman data KTP, pemberian rekomendasi KK dan Akte Catatan Sipil. 2) Koordinasi kerja yang terjalin selama ini belum terlalu padu antar perangkat kecamatan yang ada di Kecamatan Bukit Raya dimana masih belum berjalan maksimal contohnya saja dalam pengurusan e-ktp, KK atau Akte Catatan Sipil yang dalam SOP nya dapat diselesaikan dalam 1 hari namun karena kurangnya koordinasi antar aparatur menjadi molor sampai 5 hari, dimana berdasarkan data layanan yang dimiliki oleh Kecamatan Bukit Raya sebesar 10 Persen layanan terlaksana tidak selesai tepat pada waktunya. 3) Proses administrasi surat menyurat kecamatan yang masih belum tertata dengan baik dan rapi, dimana masih terlihat penumpukan berkas-berkas dimeja pelayanan. 4) Masih sering terlambatnya pegawai untuk melaksanakan upacara pagi yaitu pukul 7.30 Wib setiap harinya dimana dalam laporan hasil absensi upacara pagi yang berasal dari Kasubbag Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan dimana sebesar 29% pegawai tidak melaksanakan apel pagi sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Tabel 1.6. Laporan Apel Pagi Pegawai Kantor Camat Bukit Raya Tahun 2016 No Bulan/Hari Jumlah Pegawai Jumlah Hari x Jumlah Tidak Apel/ Tanpa Keterangan Dalam Satu Persentase (%)

Pegawai Bulan 1. Januari (21 Hari Kerja) 30 630 130 20.63 2. Februari (19 Hari Kerja) 30 570 155 27.19 3. Maret (22 Hari Kerja) 30 660 180 27.27 4. April (21 Hari Kerja) 30 630 201 31.90 5. Mei (19 Hari Kerja) 30 570 143 25.09 6. Juni (21 Hari Kerja) 30 630 122 19.37 7. Juli (19 Hari Kerja) 30 570 178 31.23 8. Agustus (20 Hari Kerja) 30 600 190 31.67 9. Sept (21 Hari Kerja) 30 630 210 33.33 10. Oktober (21 Hari Kerja) 30 630 232 36.83 11. November (21 Kerja) 30 630 170 26.98 12. Des (20 Hari Kerja) 30 600 187 31.17 Sumber: Olahan Penulis Tahun 2017 Harapan terhadap profesionalisme PNS ini dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara kinerja yang diharapkan (intended performance) dengan kinerja nyata yang dihasilkan (actual performance) oleh PNS.Masih banyaknya tingkat inefisiensi dalam pelaksanaan tugas merupakan bukti nyata kompetensi yang masih rendah.pns yang kurang professional dan kurang memiliki kesadaran moral cenderung melakukan penyalahgunaan wewenang Melihat kenyataan-kenyataan yang telah dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Karakteristik Pekerjaan Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Bukit Raya Kota Pekanbaru. 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimanakah karakteristik pekerjaan Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Bukit Raya Kota Pekanbaru? 2) Bagaimanakah kompetensi Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Bukit Raya Kota Pekanbaru? 3) Bagaimanakah kinerja Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Bukit Raya Kota Pekanbaru? 4) Bagaimanakah pengaruh karakteristik pekerjaan dan kompetensi terhadap kinerja Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Bukit Raya Kota Pekanbaru? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui karakteristik pekerjaan Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Kota Pekanbaru 2) Untuk mengetahui kompetensi Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Bukit Raya Kota Pekanbaru 3) Untuk mengetahui kinerja Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Bukit Raya Kota Pekanbaru 4) Untuk mengetahui pengaruh karakteristik pekerjaan dan kompetensi terhadap kinerja Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Bukit Raya Kota Pekanbaru 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan didalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis

Diharapkan bermanfaat untuk perkembangan ilmu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta dapat memperkaya khasanah teori terhadap jenis penelitian yang sama. 2. Manfaat akademis Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, pengalaman, pemahaman tentang pengaruh kompetensi terhadap kinerja Aparatur Sipil Negara di Kantor Camat Bukit Raya Kota Pekanbaru. 3. Manfaat praktis Bagi Pemerintah Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru, penelitian ini sebagai bahan masukan tentang pentingnya meningkatkan kinerja pegawai dalam bekerja.