PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dokumen-dokumen yang mirip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

CHEST FREEZER DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/5 PK DAN PANJANG PIPA KAPILER 150 CM SKRIPSI

FREEZER DENGAN DAYA 1/6 PK DAN PANJANG PIPA KAPILER 170 CM

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Pengaruh Adanya Kipas yang Mengalirkan Udara Melintasi Kondensor terhadap COP dan Efisiensi Mesin Pendingin Showcase

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

BAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

RANCANG BANGUN KOMPRESOR DAN PIPA KAPILER UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

ANALISIS PENGARUH DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP COEFFISIENT OF PERFORMANCE PADA REFRIGERATOR

KATA PENGANTAR. langit dan bumi serta segala isinya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta

PENGARUH JUMLAH KIPAS KONDENSOR TERHADAP KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/3 HP SKRIPSI

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

RANCANG BANGUN EVAPORATOR UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1PK SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN PENDINGIN DENGAN PEMANASAN LANJUT DAN PENDINGINAN LANJUT

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

Peningkatan Waktu Pengeringan dan Laju Pengeringan Pada Mesin Pengering Pakaian Energi Listrik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

HANIF BADARUS SAMSI ( ) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD

PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN

ANALISA PERUBAHAN DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP UNJUK KERJA AC SPLIT 1,5 PK. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

= Perubahan temperatur yang terjadi [K]

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

MESIN PENDINGIN DENGAN PEMANASAN LANJUT DAN PENDINGINAN LANJUT PADA SIKLUS KOMPRESI UAP

MESIN PENDINGIN MINUMAN DENGAN DUA EVAPORATOR RANGKAIAN SERI SKRIPSI

KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN DAYA 1/3 HP DAN PANJANG PIPA KAPILER 1 M DENGAN VARIASI JUMLAH KIPAS DI KONDENSOR SKRIPSI

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

EFEK UDARA DI DALAM SISTEM REFRIGERASI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK

TUGAS AKHIR REDESIGN OF SIMPLE REFRIGERATION SIMULATOR

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

KARAKTERISTIK AC MOBIL DENGAN PUTARAN KOMPRESOR 1200 RPM SKRIPSI

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transkripsi:

KARAKTERISTIK MESIN FREEZER DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 175 CM TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Diajukan Oleh: BONAVENTURA PRADITTO WIBISONO NIM : 095214027 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i

THE CHARACTERISTICS OF A FREEZER MACHINE WITH A 175 CM CAPILLARY PIPE FINAL PROJECT Presented as partitial fulfilment of the requirement as to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering Study Program By: BONAVENTURA PRADITTO WIBISONO Student Number : 095214027 DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2013 ii

iii

iv

v

vi

ABSTRAK Saat ini mesin pendingin sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama di daerah beriklim tropis khususnya Indonesia. Mesin pendingin dapat digunakan untuk pengkondisian udara ataupun mendinginkan bahan makanan dan minuman. Mengingat peran dan pentingnya mesin pendingin secara umum, maka diperlukan pengetahuan tentang pembuatan dan pengembangan mesin pendingin. Mesin pendingin yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan kompresor dan menggunakan listrik sebagai energi penggeraknya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik mesin freezer. Mesin pendingin freezer mempergunakan siklus kompresi uap. Panjang pipa kapiler yang dipergunakan 175 cm. Daya kompresor sebesar 115 W. Evaporator dan kondensor yang digunakan adalah komponen standar dari mesin freezer berdaya 115 W. Data data penelitian yang diambil pada penelitian meliputi suhu dan tekanan pada mesin pendingin. Penelitian memberikan hasil (a) Mesin pendingin sudah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik (b) Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran pada saat stabil 142 kj/kg (c) Kerja kompresor persatuan massa refrigeran pada saat stabil sebesar 57 kj/kg (d) Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran pada saat stabil sebesar 197 kj/kg (e) COP aktual yang dihasilkan pada saat stabil sebesar 2,58 (f) COP ideal yang dihasilkan pada saat stabil sebesar 3,93 (g) Efisiensi yang dihasilkan pada saat stabil sebesar 68%. Kata Kunci : Kondensor, Evaporator, Pipa Kapiler, Kompresi uap, Mesin freezer, COP vii

ABSTRACT Cooler machine is really important in daily life nowadays, especially in Indonesia which has tropical climate. Cooler machine is also used for air conditioning or for food and drink cooler. Due to the importance of role of cooler machine generally, it is need to be known about the knowledge of making and development of cooler machine. Cooler machine that used for daily life uses compressor and electrical to drive the energy. The purpose of this writing is to explore the characteristics of freezer. Freezer uses vapor compression cycle. The length of capiler pipe is 175cm. The compressor power is 115W. The evaporator and condenser that is used is standard component of freezer which has power of 115W. Data of research which is taken are about the temperature and pressure of the cooler machine. The result of research is (a) The cooler machine is made and work successfully. (b) Heat absorbed by the refrigerant mass unity evaporator at steady is 142 kj/kg. (c) Refrigerant mass unity compressors at steady work for 57 kj/kg.(d) Heat released by the refrigerant mass unity condenser at steady is197 kj. (e) Actual COP result at steady in 2,58. (f) Ideal COP result at steady in 3,93. (g) Efficiency result at steady is 68%. Keys : Condenser, Evaporator, Capiler Pipe, Vapor compression, Freezer, COP viii

KATA PENGANTAR Puji syukur atas berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha Sempurna, sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 program studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Penulis merasa bahwa penelitian yang sedang dilakukan merupakan penelitian yang tidak mudah, karena pada penelitian ini penulis melakukan langsung cara pembuatan dari awal, pengambilan data, pemahaman tentang prinsip kerja alat, dan solusi yang tepat terhadap masalah yang dihadapi. Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Karakteristik Mesin Freezer Dengan Panjang Pipa Kapiler 175 cm ini karena adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ir. P.K. Purwadi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin dan sekaligus sebagai dosen pembimbing Tugas Akhir. 3. Doddy Purwadianto, S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing saya selama kuliah. 4. Seluruh staf pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan materi selama kuliah di Universitas Sanata Dharma. ix

5. Vincentius Budiman dan Cicilia Widyastuti, orang tua yang selalu memberi dorongan doa dan motivasi kepada penulis. 6. Stella Cynara Putri Anandara, A.md. yang selalu menemani dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 7. Teman-teman teknik mesin angkatan 2009 yang membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 8. Teman-teman kost Patria yang selama empat tahun ini menjadi keluarga selama saya berada di Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini karena keterbatasan pengetahuan yang belum diperoleh, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tugas ini. Semoga karya ini berguna bagi mahasiswa Teknik Mesin dan pembaca lainnya. Terima kasih. Yogyakarta, Agustus 2013 Penulis x

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i TITLE PAGE... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv xi

BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.l Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 2 1.4 Batasan Masalah... 3 1.5 Manfaat Penelitian... 4 BAB II. DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Dasar Teori... 5 2.2 Tinjauan Pustaka... 18 BAB III. PEMBUATAN ALAT DAN METODE PENELITIAN... 20 3.l Pembuatan Alat... 20 3.2 Metodologi Penelitian... 27 3.3 Cara Mendapatkan Kesimpulan... 29 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 30 4.1 Hasil Penelitian... 30 xii

4.2 Perhitungan... 34 4.3 Pembahasan... 40 BAB V. PENUTUP... 47 5.1 Kesimpulan... 47 5.2 Saran... 48 DAFTAR PUSTAKA... 49 LAMPIRAN xiii

DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Tekanan masuk kompresor ( P 1 ) dan tekanan keluar kompresor ( P 2 )... 30 Tabel 4.2. Suhu masuk kompresor ( T 1 ) dan Suhu keluar kompresor ( T 2 ).. 31 Tabel 4.3. Suhu masuk kondensor ( T 2 ) dan Suhu keluar kondensor ( T 3 )... 32 Tabel 4.4. Suhu masuk evaporator ( T 4 ) dan Suhu evaporator... 33 Tabel 4.5. Nilai entalpi... 34 Tabel 4.6. Energi yang dihisap evaporator persatuan massa... 35 Tabel 4.7. Kerja kompresor... 36 Tabel 4.8. Energi yang dilepas kondensor persatuan massa... 37 Tabel 4.9. COP aktual... 38 Tabel 4.10. COP ideal... 39 Tabel 4.11. Efisiensi... 40 xiv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kompresor hermetic... 6 Gambar 2.2. Kondensor... 7 Gambar 2.3. Pipa kapiler... 7 Gambar 2.4. Evaporator... 8 Gambar 2.5. Perpindahan kalor konduksi... 9 Gambar 2.6. Perpindahan kalor konveksi... 10 Gambar 2.7. Skematik mesin pendingin siklus kompresi uap standar... 13 Gambar 2.8. P-h diagram... 15 Gambar 2.9. T-s diagram... 15 Gambar 3.1. Kompresor... 20 Gambar 3.2. Kondensor... 21 Gambar 3.3. Pipa kapiler... 22 Gambar 3.4. Evaporator... 23 Gambar 3.5. Filter... 24 Gambar 3.6. Tube cutter... 24 Gambar 3.7. Tang ampere... 25 Gambar 3.8. Manifold gauge... 26 Gambar 3.9. Mesin freezer... 27 Gambar 3.10. Posisi penempatan alat ukur... 28 xv

Gambar 3.11. Contoh penggunaan P-h diagram Untuk mencari nilai entalpi... 29 Gambar 4.1. Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran dari t= 30 sampai t= 480 menit... 41 Gambar 4.2. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran dari t= 30 sampai t= 480 menit... 42 Gambar 4.3. Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dari t= 30 sampai t= 480 menit... 43 Gambar 4.4. Hubungan COP aktual dengan waktu... 44 Gambar 4.5. Hubungan COP ideal dengan waktu... 45 Gambar 4.6. Hubungan Efisiensi dengan waktu... 46 xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sekarang ini peranan mesin pendingin sangat penting. Keinginan manusia untuk mengawetkan makanan lalu berkembang untuk kebutuhan yang lainnya. Sekarang ini mesin pendingin dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan industri. Secara umum mesin pendingin menggunakan sistem kompresi uap. Untuk rumah tangga kebutuhan mesin pendingin umumnya digunakan untuk pengawet makanan dan penyejuk ruangan, dalam kebutuhan perkantoran mesin pendingin digunakan untuk penyejuk ruangan agar orang yang bekerja dapat merasa nyaman didalam ruangan tersebut. Dunia tranportasi pun menggunakan mesin pendingin yang merupakan penyejuk ruangan dikendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kebutuhan lain mesin pendingin pada industri, seperti membekukan ice cream dalam jumlah banyak. Proses pendinginan pada mesin pendingin, umunya menggunakan system kompresi uap. Fluida yang digunakan merupakan refrigeran yang mudah diubah bentuk dari cair menjadi gas yang berfungsi mengambil panas dari evaporator dan membuangnya pada kondensor. Di pasaran banyak sekali jenis refrigeran. Pada pertama kali sistem pendingin ditemukan, refrigeran yang digunakan berbasis cholroflourocarbon (CFC) yang dikenal dengan refrigeran R-12. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, para peneliti akhirnya menemukan bahwa 1

2 refrigeran jenis tersebut adalah refrigeran yang mempunyai efek buruk terhadap lingkungan, dimana refrigeran jenis ini mempunyai ODP (Ozon Depleting Potential) yang tinggi yang menyebabkan lapisan ozon yang semakin menipis dikarenakan bahan CFC tersebut mengandung sifat stabil, tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan compatible. Dengan adanya efek buruk dari penggunaan refrigeran R-12, maka muncul inisiatif untuk mengganti refrigeran yang ada pada perangkat pendinginan udara tersebut dengan refrigeran yang lebih ramah lingkungan seperti refrigeran R-134a. 1.2. Perumusan Masalah Mengingat pentingnya mesin pendingin dan banyaknya pemakaian mesin pendingin, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang mesin pendingin. Inilah yang mendorong penulis melakukan penelitian tentang mesin pendingin. Dalam penelitian ini, akan dicari karakteristik mesin pendingin siklus kompresi uap. Mesin pendingin yang akan ditinjau adalah mesin freezer dengan daya 1/6 PK dan menggunakan panjang pipa kapiler 175cm. Mesin pendingin pendingin yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan mesin pendingin freezer hasil buatan sendiri. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian di dalam penelitian ini adalah : a. Membuat freezer siklus kompresi uap standar yang dipergunakan untuk membekukan air.

3 b. Mendapatkan karakteristik freezer yang dibuat : 1) Mendapatkan besarnya energi kalor yang dihisap evaporator dari waktu ke waktu. 2) Mendapatkan besarnya energi kalor yang dilepas kondensor dari waktu ke waktu. 3) Mendapatkan besarnya kerja kompresor dari waktu ke waktu. 4) Mendapatkan nilai COP aktual mesin freezer dari waktu ke waktu. 5) Mendapatkan nilai COP ideal mesin freezer dari waktu ke waktu. 6) Mengetahui efisiensi mesin pendingin dari waktu ke waktu. 1.4. Batasan Masalah Batasan masalah yang di ambil dalam penelitian ini adalah : a. Freezer yang dirancang menggunakan kompresor dengan daya 1/6 PK. b. Freezer yang dirancang menggunakan panjang pipa kapiler 175 cm, diameter standar 2,8 mm. c. Refrigeran yang dipergunakan dalam freezer : R134a. d. Evaporator yang dipergunakan merupakan evaporator jenis plat. e. Kompresor yang dipergunakan dalam penelitian adalah jenis kompresor hermetik.

4 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Mempunyai pengalaman dalam pembuatan freezer dengan siklus kompresi uap ukuran rumah tangga. b. Mampu memahami karakteristik freezer dengan siklus kompresi uap. c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi para peneliti lain.

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori 2.1.1. Freezer Freezer bekerja dengan mengambil panas dari kompartemen. Panas yang terus menerus diambil akan menurunkan suhu dan membuat makanan menjadi beku. Freezer menggunakan zat yang disebut refrigeran untuk mengambil panas. Refrigeran yang paling umum digunakan adalah freon. Namun sekarang secara bertahap freon telah digantikan dengan bahan lain yang lebih ramah terhadap lingkungan. Komponen penting lain dari freezer adalah kompresor dan katup ekspansi/pipa kapiler. Komponen-komponen ini bersama dengan termostat dan kumparan membuat sebuah freezer bisa mendinginkan makanan sehingga awet disimpan dalam jangka lama. freezer bekerja dengan membuang panas dari dalam kompartemen. Proses diawali dengan refrigeran dalam bentuk gas masuk ke kompresor sehingga refrigeran menjadi sangat panas. Gas panas bergerak melalui kumparan dan mulai didinginkan. Hal ini menyebabkan gas berubah menjadi cair. Gas dipaksa menuju katup ekspansi dalam bentuk cair. Katup ekspansi memiliki bukaan yang sangat kecil yang ketika refrigeran melalui bukaan itu akan berubah menjadi kabut yang sangat dingin.saat melewati kumparan bawah freezer, kabut refrigeran mulai menguap dan berubah kembali menjadi gas. Suhu kabut bisa mencapai sekitar -27 derajat dan mengambil panas dari kompartemen freezer. Sebagai akibatnya suhu refrigeran akan mulai naik lagi karena membawa keluar 5

6 panas. Refrigeran kemudian dikirim kembali ke kompresor untuk memulai proses lagi dari awal. 2.1.2. Komponen utama Freezer. a. Kompresor Kompresor adalah suatu alat mekanis yang bertugas untuk menghisap uap refrigeran dari evaporator. Kemudian menekannya (mengkompres) dan dengan demikian suhu ditekanan uap tersebut menjadi lebih tinggi. Gambar 2.1 Kompresor hermetik b. Kondensor Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuang kalor ke lingkungan, sehingga uap refrigeran akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum masuk kondensor refrigeran berupa uap yang bertemperatur dan bertekanan tinggi, sedangkan setelah keluar dari kondensor refrigeran berupa uap jenuh yang bertemperatur lebih rendah dan bertekanan sama (tinggi) seperti sebelum masuk kondensor.

7 Gambar 2.2 Kondensor c. Pipa Kapiler Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Pipa kapiler ini adalah pipa yang paling kecil jika di banding dengan pipa lainnya, untuk pipa kapiler suatu frezzer atau dispenser berukuran 0,26" s/d 0,31". Kerusakan pada pipa kapiler di mesin pendingin ini biasanya di sebabkan karena pipa kapiler ini mengalami kebuntuan akibat kotoran yang masuk dan juga oli. Gambar 2.3 Pipa kapiler

8 d. Evaporator Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah refrigeran dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Gambar 2.4 Evaporator 2.1.3. Perpindahan Panas a. Perpindahan kalor konduksi Laju perpindahan kalor secara konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah di dalam satu medium yang diam (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung

9 Gambar 2.5 Perpindahan kalor konduksi Persamaan laju perpindahan kalor konduksi :..(2.1) q k : Laju perpindahan kalor konduksi, ( W ) k A : Konduktivitas termal, (W/m ⁰C) : Luas permukaan benda yang tegak lurus dengan arah perpindahan kalor (m 2 ) T 1 : Suhu permukaan dinding 1, (⁰C ) T 2 : Suhu permukaan dinding 2, (⁰C ) ΔX : Tebal benda (m)

10 b. Perpindahan kalor konveksi Merupakan perpindahan kalor (panas) yang disertai dengan berpindahnya zat perantara. Konveksi sebenarnya mirip dengan Induksi, hanya saja jika Induksi adalah perpindahan kalor tanpa disertai zat perantara sedangkan konveksi merupakan perpindahan kalor yang di ikuti zat perantara. Gambar 2.6 Perpindahan kalor konveksi Persamaan perpindahan kalor konveksi : q c = h A ( T s - T ).(2.2) q c : Perpindahan kalor secara konveksi, ( W ) A : Luas yang bersentuhan dengan fluida, (m 2 ) T s : Suhu permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida, (⁰C) T : Suhu fluida yang mengalir di atas benda, (⁰C) h : Koefisien perpindahan panas konveksi, (W/m 2 ⁰C) Laju perpindahan panas kalor konveksi dapat berlangsung dalam 2 cara, yaitu konveksi bebas dan konveksi paksa :

11 Konveksi bebas Perpindahan kalor konveksi bebas terjadi ketika fluida yang mengalir pada proses perpindahan kalor mengalir tanpa adanya bantuan peralataaan dari luar. Fluida mengalir karena ada perbedaan massa jenis, pada umumnya perbedaan massa jenis disebabkan karena adanya perbedaan suhu. Konveksi paksa Perpindahan kalor konveksi paksa terjadi ketika fluida yang mengalir pada proses perpindahan kalor mengalir dengan adanya alat bantu yang memaksa fluida untuk mengalir. Alat bantu yang dipergunakan dapat berupa pompa, blower, kipas angin, atau kompresor. 2.1.4. Refrigeran Refrigeran adalah fluida yang mengangkut kalor dari bahan yang sedang didinginkan ke evaporator pada sistem refrigerasi. Refrigeran mengalami perubahan temperatur bila menyerap kalor dan membebaskannya pada evaporator, tetapi tidak mengalami perubahan phasa. Anti beku yang banyak digunakan adalah larutan air dan glikol etalin, glikol propelin, ataupun kalsium kloida. Salah satu sifat larutan anti beku yang penting adalah titik pembekuannya. 2.1.5. Beban Pendinginan dan Proses Perubahan fase a. Beban Pendinginan Besarnya kalor total yang dihisap evaporator dari lingkungannya ketika mesin pendingin bekerja merupakan besar beban pendingin. Beban pendinginan dibedakan atas beban laten dan beban sensibel.

12 1) Beban Laten : Besarnya energi yang dihisap evaporator yang berasal dari perubahan phase media yang didinginkan (proses pembekuan). Persamaan yang dipergunakan : Q laten = m. C...(2.3) Pada persamaan (2.3) : m C : massa zat. : kalor laten zat. 2) Beban Sensibel : Besarnya energi yang dihisap evaporator yang berasal dari penurunan suhu media yang didinginkan. Q sensibel = m. c. ΔT = m. c. (T awal T suhu yang dituju )......(2.4) Pada persamaan (2.4) : m c : massa zat, Kg : kalor jenis zat, b. Proses Perubahan fase 1) Proses Pengembunan (kondensasi) Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi.

13 2) Proses penguapan (evaporasi) Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya : air) dengan spontan menjadi gas (contohnya : uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. 2.1.6. Siklus kompresi uap standar a. Komponen utama mesin pendingin Komponen utama mesin pendingin dengan sistem kompresi uap terdiri dari : evaporator, kompresor, kondenser dan pipa kapiler. Skematik mesin pendingin serperti terlihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Skematik mesin pendingin siklus kompresi uap standar Keterangan : a. Evaporator b. Kompresor c. Kondenser d. Filter e. Pipa kapiler

14 b. Siklus refrigerasi ditunjukkan dalam Gambar 2.7 dan dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan berikut: 1 2. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya, biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi pemanasan berlebih/ superheated gas. 2 3. Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi yang menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran. 3 4. Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju kondenser. Bagian awal proses refrigerasi menurunkan panas superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan. Refrigerasi untuk proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan penerima cairan, sehingga cairan refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju alat ekspansi.

15 4-1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan mengendalikan aliran menuju evaporator. 2.1.7. Perhitungan untuk karakteristik mesin pendingin a. Gambar siklus kompresi uap pada diagram P-h dan T-s. Gambar 2.8 P-h diagram Gambar 2.9 T-s diagram

16 b. Kerja kompresor persatuan massa. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran yang diperlukan agar mesin pendingin dapat bekerja dapat dihitung dengan persamaan : W komp = h 2 -h 1, kj/kg...(2.5) W komp : kerja yang dilakukan kompresor, kj/kg h 2 h 1 : nilai entalpi refrigeran keluar dari kompresor, kj/kg : nilai entalpi refrigeran masuk ke kompresor, kj/kg c. Energi kalor persatuan massa refrigerant yang dilepas oleh kondensor. Besar kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dapat dihitung dengan persamaan : Q kond = h 2 -h 3, kj/kg..........(2.6) h 2 h 3 : nilai entalpi refrigeran masuk ke kondensor, kj/kg : nilai entalpi refrigeran keluar dari kondensor, kj/kg d. Kalor yang diserap evaporator per satuan massa Besar kalor yang diserap evaporator per satuan massa refrigeran dapat dihitung dengan persamaan : Q evap = h 1 -h 4 = h 1 -h 3, kj/kg...........(2.7) h 1 h 4 : nilai entalpi refrigeran keluar evaporator, kj/kg : nilai entalpi refrigeran keluar dari pipa kapiler, kj/kg

17 e. COP aktual mesin pendingin COP aktual mesin pendingin adalah perbandingan antara kalor yang diserap evaporator dengan energi listrik yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor. Nilai COP mesin pendingin dapat dihitung dengan persamaan : COP aktual = Q evap / W komp = (h 1 -h 4 )/(h 2 -h 1 ).........(2.8) Nilai COP aktual lebih besar dari 1. Semakin tinggi nilai COP aktual semakin baik, tetapi nilai COP aktual tidak dapat melebihi nilai COP ideal. f. COP ideal mesin pendingin COP ideal mesin pendingin adalah COP maksimum yang dapat dicapai oleh mesin pendingin yang bekerja pada temperatur kerja evaporator sebesar te dan temperatur kerja kondensor sebesar tc. Besarnya COP ideal dapat dihitung dengan persamaan : COP ideal = (273,15 + te) / (tc te)).........(2.9) te tc : suhu evaporator, o C : suhu kondensor, o C g. Efisiensi mesin pendingin Efisiensi = COP actual / COP ideal, %.........(2.10) 2.1.8. Isolator Isolator adalah bahan yang dipergunakan untuk mencegah keluarnya kalor dari pipa kapiler menuju evaporator. Sifat dari isolator adalah mempunyai nilai konduktivitas termal yang rendah. Ada isolator yang tahan terhadap suhu dingin dan ada isolator yang tahan terhadap suhu panas. Pada persoalan ini dipilih

18 isolator yang tahan terhadap suhu dingin : gabus. Tentukan sifat sifta gabus : massa jenis, kalor jenis, dan nilai konduktivitas termal bahan. 2.2. Tinjauan Pustaka Galuh Renggani Willis melakukan penelitian dengan variasi refrigeran. Refrigeran yang digunakan adalah R22 dan R134a. Penelitian dilakukan agar dapat mengetahui perbandingan antara kedua refrigerant ini mana yang lebih baik. Hasil penelitian berupa nilai koefisien prestasi (COP) dan efek refrigerasi. Diperoleh kesimpulan bahwa prestasi kerja R22 lebih lebih baik dari R134a. Tetapi telah diketahui bahwa dari segi ramah lingkungan R134a jauh lebih ramah lingkungan dari R22. Soegeng Witjahjo dari Politeknik Negeri Sriwijaya pada tahun 2009 melakukan penelitian terhadap penggunaan LPG (liquefied petroleum gas) sebagai fluida kerja pada sistem kompresi uap. Penelitian ini dilakukan mengingat LPG memiliki sifat termodinamika yang mendekati sifat termodinamika R12. Kesimpulan dari penelitian ini adalah LPG dapat digunakan sebagai refrigerant pengganti R12 dengan beban pendinginan sedang. Risza Helmi dari Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma 2008 melakukan penelitian terhadap perbandingan COP pada refrigerator dengan refrigerant R12 dan R134a variasi panjang pipa kapiler : 1,75 m, 2 m, 2,25 m. Penelitian dilakukan agar dapat mengetahui COP yang terbaik dari penggunaan kedua refrigerant R12 dan R134a. Diperoleh hasil penelitian nilai COP tertinggi

19 adalah 4,06 dihasilkan dengan mempergunakan refrigerant R134a. Suhu terendah yang dihasilkan sebesar -16⁰C.

BAB III PEMBUATAN ALAT DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pembuatan Alat 3.1.1. Komponen mesin freezer Komponen mesin pendingin yang digunakan dalam penelitian ini adalah : kompresor, kondensor, filter, pipa kapiler, evaporator a. Kompresor : Spesifikasi kompresor yang digunakan adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Kompresor Jenis kompresor Seri kompresor Voltase Arus Daya kompresor : Hermetic Refrigeration : Model BES45H : 220 V : 0,88 A : 1/6 PK 20

21 b. Kondensor : Spesifikasi kondensor yang digunakan adalah sebagai berikut : Gambar 3.2 Kondensor Panjang pipa Diameter pipa Bahan pipa Bahan sirip Diameter sirip Jarak antar sirip Jumlah sirip : 900 cm : 0,47 cm : Baja : Baja : 0,2 cm : 0,45 cm : 110 buah

22 c. Pipa kapiler : Spesifikasi pipa kapiler yang digunakan adalah sebagai berikut : Gambar 3.3 Pipa Kapiler Panjang pipa kapiler Diameter pipa kapiler Bahan pipa kapiler : 175 cm : 0,00028 m : Tembaga

23 d. Evaporator : Evaporator yang dipergunakan adalah produksi dari pabrik yang diambil dari freezer dengan daya 1/6 PK. Fungsi evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah refrigeran dari bentuk cair menjadi uap. Gambar 3.4 Evaporator Bahan evaporator : Alumunium e. Filter : Filter dipergunakan untuk menyaring kotoran kotoran refrigeran agar ketika refrigeran melewati pipa kapiler, refrigeran dapat mengalir dengan baik. Filter dipasang pada posisi sebelum pipa kapiler. Gambar filter disajikan pada Gambar 3.5.

24 Gambar 3.5 Filter 3.1.2. Peralatan Pendukung Pembuatan Mesin Pendingin a. Tube cutter Tube cutter berfungsi memotong Pipa tembaga yang akan digunakan untuk sistem pendinginan Gambar 3.6 Tube cutter

25 b. Tang ampere Tang ampere berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik ada berbagai macam alat yang digunakan, tapi alat yang paling mudah untuk digunakan yaitu menggunakan tang ampere karena kita tidak perlu melakukan pengkabelan dan fleksibel bisa di gunakan dimana saja. Gambar 3.7 Tang ampere c. Manifold gauge Manifold gauge berfungsi sebagai pengukur tekanan refrigeran pada saat pengisian refrigeran maupun pada saat beroperasi. Pada saat pengisian refrigeran, penghentian pengisian refrigeran berdasarkan pada nilai tekanan yang ditujukan manifold gauge, umumnya dihentikan pada manifold gauge nilai tekanan 10 15 Psia (tekanan pada evaporator).

26 Gambar 3.8 Manifold Gauge 3.1.3. Pembuatan Mesin Pendingin dan pemasangan alat ukur. Langkah langkah dalam membuat mesin pendingin sebagai berikut : a. Mempersiapkan komponen komponen mesin pendingin dan alat ukur tekanan. b. Mempersiapkan komponen pendukung pembuatan mesin pendingin. c. Proses penyambungan komponen komponen mesin pendingin beserta dengan alat ukur tekanan. d. Proses pengisian refrigeran e. Proses pemvakuman mesin pendingin. f. Proses pengisian refrigeran pada mesin pendingin. g. Pemasangan alat ukur suhu/termokopel. h. Proses uji coba.

27 3.2. Metodologi Penelitian 3.2.1. Benda Uji dan Beban pendinginan Benda uji yang dipakai dalam penelitian ini merupakan mesin freezer siklus kompresi uap hasil buatan sendiri dengan menggunakan komponen standart dari mesin freezer yang terdapat dipasaran. Panjang pipa kapiler yang dipergunakan sepanjang 175 cm. Gambar 3.9 Mesin freezer 3.2.2. Beban pendinginan Beban pendinginan pada percobaan yang dilakukan menggunakan air. Volume air sebesar 0,5 liter, kondisi awal air mempunyai suhu 27,2 ⁰C.

28 3.2.3. Cara pengambilan data a. Data suhu dibaca langsung dari alat ukur yang dipakai. Posisi termokopel ditempatkan pada posisi yang diinginkan. Gambar 3.10 Posisi penempatan alat ukur b. Data tekanan diperoleh dari diagram P-h, berdasarkan suhu yang diperoleh. 3.2.4. Cara Pengolahan data. a. Data yang diperoleh dari penelitian dipergunakan untuk mendapatkan nilai nilai entalpi yang diperoleh dari grafik P-h diagram.

29 Gambar 3.11 Contoh penggunaan P-h diagram untuk mencari entalpi b. Dari nilai nilai entalpi yang didapat kemudian dipergunakan untuk menghitung besarnya kerja kondensor, kerja evaporator, kerja kompresor dan COP mesin pendingin. 3.3. Cara Mendapatkan Kesimpulan Kesimpulan didapatkan dari hasil penelitian yang didasarkan data-data hasil penelitian dan dari pembahasan yang telah dilakukan dengan cermat, maka suatu kesimpulan yang tepat akan didapatkan dengan mudah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Hasil Penelitian a. Nilai tekanan masuk dan keluar kompresor Hasil penelitian untuk nilai tekanan masuk kompresor dan tekanan keluar kompresor disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Tekanan masuk kompresor (P 1 ) dan tekanan keluar kompresor (P 2 ) Catatan : No Waktu (Menit) P 1 P 2 bar 1 30 1,14 11,69 2 60 1,14 11,69 3 90 1,14 11,34 4 120 114 11,00 5 150 1,14 11,83 6 180 1,14 12,03 7 210 1,14 12,17 8 240 1,14 12,17 9 270 1,14 12,03 10 300 1,14 12,03 11 330 1,14 12,03 12 360 1,14 12,17 13 390 1,14 12,17 14 420 1,14 12,03 15 450 1,14 12,03 16 480 1,14 12,03 1 bar = 0.99 atm 1 bar = 100 kpa 1 bar = 750,06 mm Hg 30

31 b. Nilai suhu masuk dan keluar kompresor Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk dan suhu keluar kompresor disajikan pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Suhu masuk kompresor (T 1 ) dan suhu keluar kompresor (T 2 ) No Waktu (menit) T 1 T 2 ⁰C 1 30-2,3 59,4 2 60-2,4 66,8 3 90-3,2 71,5 4 120-3,6 71,2 5 150-3,2 73,5 6 180-3 73,8 7 210-3,8 74,3 8 240-5,9 74,9 9 270-2,9 74,9 10 300-3,1 74,5 11 330-4,1 75,3 12 360-4 74,9 13 390-3,8 74,3 14 420-3,5 74,2 15 450-3,2 74,6 16 480-3,8 74,8 c. Nilai suhu masuk kondensor dan keluar kondensor Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk kondensor dan suhu keluar kondensor disajikan pada Tabel 4.3.

32 Tabel 4.3 Suhu masuk kondensor (T 2 ) dan suhu keluar kondensor (T 3 ) No Waktu (menit) T 2 T 3 ⁰C 1 30 59,4 40,2 2 60 66,8 39,2 3 90 71,5 38,7 4 120 71,2 38,1 5 150 73,5 40,6 6 180 73,8 40,9 7 210 74,3 41,9 8 240 74,9 41,3 9 270 74,9 40,4 10 300 74,5 39,7 11 330 75,3 41 12 360 74,9 40,4 13 390 74,3 40,6 14 420 74,2 41 15 450 74,6 41 16 480 74,8 41,2 d. Nilai suhu masuk evaporator dan suhu evaporator Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk kondensor dan suhu keluar kondensor disajikan pada Tabel 4.4.

33 Tabel 4.4 Suhu masuk evaporator (T 4 ) dan suhu evaporator No Waktu (menit) T 4 Tevaporator ⁰C 1 30-13,2-20,7 2 60-13,1-20,7 3 90-14,2-21,6 4 120-14,2-21,5 5 150-13,4-21,2 6 180-13,3-20,8 7 210-13,6-20,7 8 240-15,7-20,7 9 270-13,4-20,4 10 300-13,7-20,9 11 330-14,5-20,4 12 360-13,7-20,3 13 390-13,5-20,6 14 420-13,4-20,8 15 450-13,7-20,5 16 480-13,9-20,3 e. Nilai entalpi Hasil penelitian untuk nilai entalpi disajikan pada Tabel 4.5.

34 Tabel 4.5 Nilai entalpi No Waktu (menit) Entalpi ( kj/kg ) h 1 h 2 h 3 h 4 1 30 400,5 439,5 258,5 258,5 2 60 403 449 255 255 3 90 401 457 260 260 4 120 400 457 259 259 5 150 401 458 259 259 6 180 400 454 259 259 7 210 400 458 260 260 8 240 398 456 259 259 9 270 402 456 258 258 10 300 401 456 256 256 11 330 400 456 259 259 12 360 400 456 259 259 13 390 401 456 259 259 14 420 401 456 259 259 15 450 401 456 259 259 16 480 401 456 259 259 4. 2. Perhitungan a. Energi kalor yang dihisap evaporator persatuan massa. Perhitungan energi kalor yang diserap evaporator dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.7) yaitu : Q evap = ( h 1 h 4 ), kj/kg. Hasil perhitungan Qevap disajikan pada Tabel 4.6.

35 Tabel 4.6 Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa No Waktu h 1 h 4 Q evap (menit) kj/kg (kj/kg) 1 30 403 254 149 2 60 403 255 148 3 90 403 255 148 4 120 403 256 147 5 150 403 259 144 6 180 400 259 141 7 210 400 260 140 8 240 398 259 139 9 270 402 258 144 10 300 401 256 145 11 330 400 259 141 12 360 400 259 141 13 390 401 259 142 14 420 401 259 142 15 450 401 259 142 16 480 401 259 142 b. Kerja kompresor. Perhitungan kerja kompresor dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.5) yaitu : W komp = ( h 2 h 1 ), kj/kg. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.7.

36 Tabel 4.7 Kerja kompresor No Waktu h 2 h 1 W komp (menit) kj/kg ( kj/kg ) 1 30 439,5 400,5 39 2 60 449 403 46 3 90 457 401 56 4 120 457 400 57 5 150 458 401 57 6 180 454 400 54 7 210 458 400 58 8 240 456 398 58 9 270 456 402 54 10 300 456 401 55 11 330 456 400 56 12 360 456 400 56 13 390 456 401 55 14 420 456 401 55 15 450 456 401 55 16 480 456 401 55 c. Kalor yang dilepas kondensor persatuan satuan massa. Perhitungan energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.6) yaitu : Q kond = (h 2 h 3 ), kj/kg. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.8.

37 Tabel 4.8 Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa No Waktu h 2 h 3 Q kond (menit) kj/kg (kj/kg) 1 30 439,5 258,5 181 2 60 449 255 194 3 90 457 260 197 4 120 457 259 198 5 150 458 259 199 6 180 454 259 195 7 210 458 260 198 8 240 456 259 197 9 270 456 258 198 10 300 456 256 200 11 330 456 259 197 12 360 456 259 197 13 390 456 259 197 14 420 456 259 197 15 450 456 259 197 16 480 456 259 197 d. Koefisien prestasi (COP aktual) Perhitungan koefisien prestasi (COP) dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.8) yaitu : COP aktual = Q evap / W komp.

38 Tabel 4.9 COP aktual No Waktu Q evap W komp COP (menit) kj/kg aktual 1 30 149 39 3,82 2 60 148 46 3,22 3 90 148 56 2,64 4 120 147 57 2,58 5 150 144 57 2,53 6 180 141 54 2,61 7 210 140 58 2,41 8 240 139 58 2,40 9 270 144 54 2,67 10 300 145 55 2,64 11 330 141 56 2,52 12 360 141 56 2,52 13 390 142 55 2,58 14 420 142 55 2,58 15 450 142 55 2,58 16 480 142 55 2,58 e. Koefisien prestasi (COP ideal) Perhitungan koefisien prestasi (COP ideal) dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.9) yaitu : COP ideal = (273,15 + te) / (tc te)).

39 Tabel 4.10 COP ideal No Waktu COP Tkondensor Tevaporator (menit) Ideal 1 30 38-20.7 4.30 2 60 40-20.7 4.16 3 90 41.5-21.6 3.99 4 120 41.5-21.5 3.99 5 150 44.3-21.2 3.85 6 180 44.2-20.8 3.88 7 210 44.7-20.7 3.86 8 240 44.6-20.7 3.87 9 270 43.6-20.4 3.95 10 300 43.2-20.9 3.94 11 330 44.2-20.4 3.91 12 360 44.6-20.3 3.90 13 390 43.4-20.6 3.87 14 420 43.6-20.8 3.93 15 450 44.2-20.5 3.94 16 480 44.8-20.3 3.92 f. Efisiensi Perhitungan efisiensi dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.10), yaitu : Efisiensi = COP aktual /COP ideal

40 Tabel 4.11 Efisiensi No Waktu COP COP Efisiensi (menit) aktual Ideal (%) 1 30 3.82 4.30 89% 2 60 3.22 4.16 77% 3 90 2.64 3.99 66% 4 120 2.58 3.99 65% 5 150 2.53 3.85 66% 6 180 2.61 3.88 67% 7 210 2.41 3.86 63% 8 240 2.40 3.87 62% 9 270 2.67 3.95 68% 10 300 2.64 3.94 67% 11 330 2.52 3.91 64% 12 360 2.52 3.90 65% 13 390 2.58 3.87 67% 14 420 2.58 3.93 66% 15 450 2.58 3.94 66% 16 480 2.58 3.92 66% 4. 3. Pembahasan Penelitian dilakukan selama 480 menit dan selama proses pengujian setiap selang 30 menit data penelitian dicatat. Pencatatan data meliputi tekanan kompresor, suhu keluar evaporator, suhu keluar kompresor, suhu keluar kondensor, suhu masuk evaporator, suhu kondensor, dan suhu evaporator. Hasil pengujian untuk energi kalor yang diserap evaporator dari waktu ke waktu disajikan pada Gambar 4.1. Dari Gambar 4.1 nampak bahwa pada menit menit awal ( kurang dari 250 menit ) energi kalor yang diserap evaporator tidak tetap. Besarnya energi yang diserap evaporator cenderung turun sampai 240 menit, mengalami kenaikan sampai menit ke 300. Besarnya nilai energi kalor yang diserap evaporator cenderung tetap atau stabil pada t= 390 dengan nilai 142 kj/kg.

41 Gambar 4.1 Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrijeran dari t= 30 menit sampai t= 480 menit Hasil penelitian untuk kerja kompresor persatuan massa refrijeran dari waktu t= 30 menit sampai t= 480 menit disajikan pada Gambar 4.2. Dari Gambar 4.2, pada awal mula nampak bahwa kerja kompresor dengan berjalannya waktu mengalami kenaikan sampai pada waktu tertentu nilai kerja kompresor persatuan massa refrijeran stabil pada harga tertentu. Pada penelitian ini kerja kompresor persatuan massa refrijeran mulai stabil pada waktu sekitar t= 120 menit, dengan harga W komp sebesar 57 kj/kg. Jika nilai Wkomp dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan dengan persamaan Wkomp = 2.10-11 t 5-3.10-8 t 4 + 2.10-5 t 3-0,005t 2 + 0,694t + 21,59 dan R² = 0,915 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ).

42 Gambar 4.2 Kerja kompresor persatuan massa refrijeran dari t= 30 menit sampai t= 480 menit Hasil penelitian untuk energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrijeran dari waktu t= 30 menit sampai t= 480 menit disajikan pada Gambar 4.3. Dari Gambar 4.3, pada awal mula nampak bahwa energi kalor yang dilepas kondensor dengan berjalannya waktu mengalami kenaikan sampai pada waktu tertentu nilai kalor yang dilepas evaporator stabil pada harga tertentu. Pada penelitian ini nilai kalor yang diserap evaporator mulai stabil pada waktu sekitar t= 330 menit, dengan harga Q kond sebesar 197 kj/kg. Kemungkinan proses kenaikan Q kond pada awal mula disebabkan oleh karena kondensor mendapat pengaruh suhu dari kompresor, dan pada saat itu juga beban pendinginan mengalami proses pendinginan secara bersamaan dengan suhu kerja evaporator.

43 Jika nilai Q kond dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan dengan persamaan Q kond = -2.10-13 t 6 + 4.10-10 t 5-3.10-7 t 4 + 9.10-5 t 3-0,015t 2 + 1,39t + 151,4 dan R² = 0,954 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ). Gambar 4.3 Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrijeran dari t= 30 menit sampai t= 480 menit Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan koefisien prestasi atau COP aktual. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 bahwa COP aktual yang dihasilkan cenderung menurun dan mengalami stabil pada menit ke 120, dengan nilai COP sebesar 2,58. Jika nilai COP aktual dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan dengan persamaan COP = -1.10-12 t 5 +2.10-09 t 4-1.10-06 t 3 +0,000t 2-0,046t+4,958 dan R² = 0,954 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ).

44 Gambar 4.4 Hubungan COP aktual dengan waktu Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan koefisien prestasi atau COP ideal. Dapat dilihat pada Gambar 4.5 bahwa COP ideal yang dihasilkan cenderung menurun dan mengalami stabil pada menit ke 420, dengan nilai COP ideal sebesar 3,93. Jika nilai COP ideal dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan dengan persamaan COP ideal = 9.10-11 t 4-1.10-7 t 3 + 5.10-5 t 2-0,010t + 4,573 dan R² = 0,930 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ).

45 Gambar 4.5 Hubungan COP ideal dengan waktu Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan efisiensi. Dapat dilihat pada Gambar 4.6 bahwa efisiensi yang dihasilkan cenderung menurun dan mengalami stabil pada menit ke 270, dengan nilai efisiensi sebesar 68%. Jika efisiensi dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan dengan persamaan Efisiensi = -3.10-13 t 5 + 4.10-10 t 4-2.10-7 t 3 + 7.10-5 t 2-0,009t + 1,114 dan R² = 0,931 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ).

46 Gambar 4.6 Hubungan Efisiensi dengan waktu

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan a. Mesin pendingin sudah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik. b. Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran pada saat stabil sebesar 142 kj/kg. Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigerant dari t= 30 menit sampai t= 480 menit dapat dinyatakan dengan persamaan Q evap = -2.10-7 t 3 + 0,000t 2-0,094t + 152,8 dan R² = 0,697 ( berlaku untuk t= 30 sampai t= 480 menit ). c. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran pada saat stabil sebesar 57 kj/kg. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran dari t = 30 menit sampai t = 480 menit dapat dinyatakan dengan persamaan W komp = 2.10-11 t 5-3.10-8 t 4 + 2.10-5 t 3-0,005t 2 + 0,694t + 21,59 dan R² = 0,915 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ). d. Kalor yang dilepas kondenser persatuan massa refrigeran pada saat stabil sebesar 197 kj/kg. Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigerant dari t= 30 sampai t= 480 menit dapat dinyatakan dengan persamaan Qkond = -2.10-13 t 6 + 4.10-10 t 5-3.10-7 t 4 + 9.10-5 t 3-0,015t 2 + 1,39t + 151,4 dan R² = 0,954 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ). 47

48 e. COP aktual pada saat stabil sebesar 2,58 dapat dinyatakan dengan persamaan COP aktual = -1.10-12 t 5 + 2.10-09 t 4-1.10-06 t 3 + 0,000t 2-0,046t + 4,958 dan R² = 0,954 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ). f. COP ideal pada saat stabil sebesar 3,93 dapat dinyatakan dengan persamaan COP ideal = 9.10-11 t 4-1.10-7 t 3 + 5.10-5 t 2-0,010t + 4,573 dan R² = 0,930 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ). g. Efisiensi pada saat stabil sebesar 68 % dapat dinyatakan dengan persamaan Efisiensi = -3.10-13 t 5 + 4.10-10 t 4-2.10-7 t 3 + 7.10-5 t 2-0,009t + 1,114 dan R² = 0,931 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ). 5.2. Saran a. Pembuatan mesin pendingin dapat dikembangkan untuk mesin - mesin pendingin yang lain yang mempunyai kapasitas berbeda. b. Pembuatan mesin pendingin dapat dikembangkan untuk mesin-mesin pendingin dengan fungsi yang lain : ice maker, cold storage, water chiller, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA Stoecker, W. F., 1989, Refrigeran dan Pengkondisian Udara, Erlangga, Jakarta. Frank Kreith. 1986. Principle of Heat Transfer (Prinsip Prinsip Perpindahan Panas). Erlangga. Jakarta. Holman, J. P., 1994, Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta. http://amazine.co/11876/bagaimana-cara-kerja-freezer/ diakses pada tanggal 31 mei 2013 https://en.wikipedia.org/wiki/refrigerator diakses pada tanggal 31 mei 2013 http://septiyanabdul.blogspot.com/2012/09/teori-dasar-refrigerasi.html diakses pada tanggal 03 Juni 2013 http://muhsub.blogspot.com/2010/08/pengertian-kompresor.html diakses pada tanggal 03 Juni 2013 49

LAMPIRAN Grafik P-h diagram untuk menentukan nilai entalpi pada tiap titik yang telah ditentukan. 1. Menit ke 30 50

51 2. Menit ke 60 3. Menit ke 90

52 4. Menit ke 120 5. Menit ke 150

53 6. Menit ke 180 7. Menit ke 210

54 8. Menit ke 240 9. Menit ke 270

55 10. Menit ke 300 11. Menit ke 330

56 12. Menit ke 360 13. Menit ke 390

57 14. Menit ke 420 15. Menit ke 450

58 16. Menit ke 480