BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses bimbingan yang diberikan oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia. kearah kearifan ( wisdom), pengetahuan ( knowledge), dan etika ( conduct).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia secara kaffah (menyeluruh).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Studi tentang pelaksanaan pengajaran geografi di sekolah standar nasional. Oleh : Siti Zahratul Hajar NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat terpenting dalam hidup dan kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat dibimbing dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai kepribadian yang baik yang berguna bagi bangsa, negara dan agama. Pendidikan sebagai sebuah proses yang berfungsi untuk memelihara dan mengembangkan secara bertahap berbagai potensi yang ada pada diri manusia, bahkan pendidikan dapat diartikan sebagai upaya manusia untuk mengasuh dan mengasah kepribadiannya sesuai dengan nilai kebaikan atau norma yang ada dalam kehidupan masyarakat. 1 Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat diperhatikan, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting terhadap terwujudnya peradaban bangsa yang bermarabat. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga tujuan pendidikan telah diatur dengan jelas dalam Undang undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menyebutkan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 Tim Derektorat Pendidikan Madrasah,wawasan pendidikan karakter dalam Islam, (Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Kementrian Agama, 2010 ), h. 41 1

2 mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Undang-undang ini menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi siswa yang indikasinya adalah terciptanya siswa yang beriman dan beriman kepada tuhan Yang Maha Esa, manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Hal ini pendidikan juga merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang diperoleh melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT surat Al-Mujadalah ayat 11 Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 3 2 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional (sisdiknas), (Bandung : Citra Umbara, 2009 ), h. 2 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Bogor: PT. Sygma, 2007), hal. 543

3 Dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 tersebut dijelaskan tentang sopan santun didalam majlis, bahwasanya jika didalam suatu majlis hendaklah kita berlapang-lapang dan memberikan tempat duduk bagi teman yang baru datang karena dengan kita memberikan kelapangan niscaya Allah akan memberi kelapangan bagi kita maksudnya adalah karena hati telah di lapangkan terlebih dahulu menerima teman, hati kedua belah pihak akan sama-sama terbuka. Hati yang terbuka akan memudahkan urusan selanjutnya. Dan apabila dikatakan kepadamu berdiri maka berdirilah maksudnya jika disuruh orang kamu berdiri untuk memberi tempat kepada orang lain yang lebih patut duduk ditempat yang kamu duduki itu maka berdirilah kaena hal itu lebeih baik bagimu, Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orangorang yang diberi ilmu beberapa drajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Maksudnya adalah ada dua tafsiran yang pertama, jika seseorang disuruh berdiri sekalipun lalu memberikan tempatnya kepada orang yang patut didudukkan di muka, janganlah dia berkecil hati. Melainkan hendaklah dia berlapang dada. Karena orang yang berlapang dada kelak yang akan diangkat Allah iman dan ilmunya, sehingga derajatnya bertambah naik. Orang yang patuh dan sudi memberikan tempat kepada orang lain itulah yang bertambah ilmunya. Kedua, memang ada orang yang diangkat Allah derajatnya lebih tinggi dari pada orang kebanyakan, pertama karena imannya, kedua karena ilmunya. Setiap hari pun dapat kita melihat dari raut muka, pada wajah, pada sinar mata orang yang beriman dan berilmu. Ada saja tanda yang dapat dibaca dari orang yang arif bijaksana bahwa sifulan ini orang beriman, sifulan ini

4 orang berilmu. Iman memberi cahaya pada jiwa, disebut juga pada moral. Sedangkan ilmu pengetahuan memberi sinar pada mata. Iman dan ilmu orang menjadi mantap. Menjadi orang jadi anggung, walau pun tidak ada pangkat yang disandangya. Sebab cahaya itu datang dari dalam dirinya sendiri bukan di sepuhkan dari luar. 4 Dengan demikian dari penjelasan ayat diatas dapat kita pahami bahwa Allah akan meninggikan drajat orang yang beriman dan orang yang berilmu pengetahuan, sebagai peserta didik haruslah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu untuk menggali potensi yang ada pada peserta didik tersebut agar terciptanya peserta didik yang beriman kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, dan dimuliakan disisi Allah SWT. Untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik tentu diperlukan pengajaran agar tercapainya tujuan yang diinginkan, maka untuk mempermudah hal itu diperlukan strategi pembelajaran agar peserta didik dapat menerima pembelajaran yang diajarkan sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada peserta didik tersebut. Dengan demikian pendidik harus dapat memilih strategi sesuai dengan materi yang disampaikan, sehingga melibatkan siswa secara aktif. Bagaimana pun kecilnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pasti ada, karena tampa adanya keaktifan individu/siswa niscaya pembelajaran tidak akan efektif. Hal ini terdapat pada semua mata pelajaran, termasuk bidang studi pendidikan agama Islam. 4 Hamka, Tafsir Al-Azhar,( Jakarta: Gema Insani 2015), h. 20-23

5 Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang menjadi tujuan utamanya adalah bagaimana nilai-nilai ajaran Islam yang diajarkan akan dapat tertanam dalam diri siswa. sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang dilandasi dengan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan pribadinya maupun kehidupan sosial, nantinya dapat berdampak pada terbentuknya insan kamil. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk menngenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur an dan hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. 5 Sehingga dengan demikian pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam. sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Pada dasarnya individu atau anak didik adalah insan yang aktif, kreatif dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya, oleh karena itu pembelajaran pendidikan agama Islam perlu dilakukan dengan penuh keaktifan dan keefektifan. Jika peserta didik di dalam proses pembelajaran tidak aktif, maka proses pembelajaran tersebut tidak akan mengambangkan potensi yang ada pada peserta didik tetapi cenderung mematikan. Seorang pendidik harus membimbing, mengarahkan dan menciptakan kodisi belajar bagi siswa. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan 5 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 139

6 efisien guru pendidikan agama Islam harus berusaha mengurangi metode ceramah dan mulai mengembangkan metode lain yang melibatkan siswa secara aktif. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri. Kegiatan belajar akan aktif apabila peserta didik melakukan kegiatan belajar yang harus dilakukan. Mereka menggunakan akal mereka untuk mempelajari gagasan memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Karena itu pendidik harus mengambil kebijakan yang tepat dalam proses pelaksanaan pembelajaran, agar siswa dapat termotivasi dan juga dapat menanamkan nilai-nilai yang dapat diambil dalam pembelajaran tersebut. Penggunaan pendekatan pembelajaran sangatlah berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Semakin tepat pendekatan yang digunakan maka peluang untuk mencapai hasil yang di inginkan akan terujud. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah pendekatan Contextual teacing and learning (CTL). Pembelajaran kontextual (Contextual teaching and learning) adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan bahwa filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menanggkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugastugas sekolah jika mereka dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki sebelumnya.suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

7 menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan mereka. 6 Karakteristik CTL yaitu (1) proses mengaktifkan pengetahuan yang telah ada, (2) dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, ( 3) pemahaman pengetahuan, (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, (5) melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. 7 Dengan demikian pendekatan Contextual teacing and learning adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata, untuk mengaitkannya bisa dengan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara langsung terkait dengan hal faktual, juga bisa di siasati dengan menggunakan pemberian ilustri, media contoh dan sebaginya. dengan hal demikian siswa akan tertarik dan merasa butuh dengan pembelajran tersebut. Seperti yang telah dilakukan oleh guru di SMA N 1 Nan Sabaris beliau menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning untuk menarik peserta didiknya untuk aktif dalam proses pembelajaran yang telah di laksanakan kurang lebih tiga tahun. disamping itu, dengan menggunakan pendekatan ini, siswa lebih memaknai dan merealisasikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan Penulis di SMA N 1 Nan Sabaris di kelas X IPS 2 pada tanggal 3 April 2017. bahwasanya dalam persiapaan pembelajaran guru pendidikan agama Islam yang bernama Sri 6 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning kegiatan menjadikan belajar mengajar mengasyikan dan bermakna, ( Bandung : Kaifa, 2010), h. 14 7 Udin Syaefudin Sa ud, Inovasi Pendidikan,(Bandung : Alfabeta 2010), h. 162-163

8 Sujata Putri S.Ag menjelaskan bahwa dalam persiapan pembelajaran ia menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, buku paket dan alat tulis. 8 Sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam yang berlangsung di kelas X IPS 2, penulis melihat bahwasanya sebelum memulai pembelajaran guru berserta siswa berdoa bersama dan dilanjutkan dengan pembacaan al-quran, setelah itu guru menyampai materi hari ini. mengenai prilaku terpuji dan tidak lupa pula memberikan motivasi serta memberi dorongan kepada siswa untuk mengemukakan pengetahuan awalnya mengenai prilaku terpuji yang akan di bahas, setelah itu barulah guru menyebutkan bebarapa pertanyaan mengenai prilaku terpuji dan siswa disuruh untuk mengamati dan mencari jawaban dan informasi yang berkaitan hal itu yang dilakukan secara berkelompok, setelah siswa mendapatkan jawabannya, siswa pun menampilkan hasil diskusinya yang di pandu oleh guru. Setelah itu guru menjelaskan mengenai materi prilaku terpuji dan meluruskan jawaban-jawaban siswa dan tidak lupa guru mempersilahkan siswa untuk bertanya, jika ada hal yang ingin di tanyakan mengenai materi prilaku terpuji. Setelah itu barulah pelajaran di tutup dan diakhiri dengan pembacaan doa secara bersama-sama. 9 Sedangkan di dalam evaluasi atau penilaian, Sri Sujata Putri S.Ag menuturkan bahwa ia tidak hanya menilai siswa melalui tes saja. akan tetapi ia juga menilai perkembangan belajar yang dilakukan siswa, karena dalam 2017 8 Sri Sujata Putri, Guru Bidang Studi PAI, Observasi, Ruangan kelas X, Tanggal 3 April 9 Ibid

9 penilain ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak. 10 Di samping itu, penulis juga melakukan wawancara dengan siswa mengenai sistem pelaksanaan pembelajaran di kelas X IPS 2, siswa menjelaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning sudah cukup baik karena dapat membangkitkan rasa keingin tahuan dan juga dapat memahami makna dari pembelajaran tersebut, akan tetapi jika di tingkatkan lagi pelaksanaannya mungkin akan lebih baik. 11 Bertolak dari hal itu, maka penulis merasa tertarik dengan melakukan penelitian deskriptif kualitatif yang berjudul Pendekatan Contextual Teaching And Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nan Sabaris) B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah penulis memfokuskan penelitian yang akan diteliti adalah 1. Perencanaan pendekatan Contextual teaching and learning dalam pembelajaran PAI kelas X di SMA N 1 Nan Sabaris. 2. Pelaksanaan pendekatan Contextual teaching and learning dalam pembelajaran PAI kelas X di SMA N 1 Nan Sabaris. 10 Sri Sujata Putri, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribadi, Ruangan kelas X, Tanggal 3 April 2017 11 Mona Reza, Siswi Kelas X, Wawancara Pribadi, Ruangan kelas X IPS 2, Tanggal 3April 2017

10 3. Evaluasi pendekatan Contextual teaching and learning dalam pembelajaran PAI kelas X di SMA N 1 Nan Sabaris. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Perencanaan pendekatan Contextual teaching and learning dalam pembelajaran PAI kelas X di SMA N 1 Nan Sabaris. 2. Untuk mengetahui Pelaksanaan pendekatan Contextual teaching and learning dalam pembelajaran PAI kelas X di SMA N 1 Nan Sabaris. 3. Untuk mengetahui Evaluasi pendekatan Contextual teaching and learning dalam pembelajaran PAI kelas X di SMA N 1 Nan Sabaris. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dan dapat memberikan kontribusi yang berharga terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, bidang pendidikan agama Islam khususnya, berkaitan dengan pendekatan Contextual teaching and learning yang digunakan pada setiap bidang studi. 2. Manfaat praktis a. Kepala sekolah Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya, dalam mencapai tujuan yang di inginkan.

11 b. Guru PAI Sebagai bahan informasi tentang keberadaan sistem yang digunakan dalam belajar mengajar c. Penulis sendiri Sebagai bekal dan nilai tambah bagi wawasan keilmuan dan sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidik (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah d. Penulis lain Sebagai masukan dan pemikiran peneliti berikutnya. E. Defenisi Operasional Pendekatan : Sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

12 Contextual and learning teaching : sebuah sistem belajar yang didasarkan bahwa filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menanggkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki sebelumnya. Jadi yang dimaksud dengan judul ini adalah sebuah penggunaan pendekatan pembelajaran yang menggunakan upaya atau cara pendidik dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik agar mendapatkan pengetahuan dan mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA N Nan Sabaris. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dan pembahasan penelitian ini, maka dibuat sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab pertama memuat pendahuluan yang terdiri dari konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua membahas landasan teori yang terdiri dari Pendekatan Contextual Teaching and Learning, pengertian Contextual Teaching and Learning, prinsip-prinsip pembelajaran Contextual Teaching and Learning,

13 penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning, perbedaan Contextual Teaching and Learning dengan pembelajaran konvesional. pembelajaran agama Islam, pengertian pembelajaran agama Islam, dasar pendidikan agama Islam, ruang lingkup pendidikan agama Islam, fungsi pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, Bab ketiga memuat tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, informan penelitian,lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik keabsahan data Bab keempat tentang hasil penelitian, perencanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, evaluasi pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA N 1 Nan Sabaris Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.