BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi, air juga merupakan kebutuhan dasar manusian yang digunakan untuk kebutuhan minum, mandi, mencuci dan kegiatan lainnya. Keberadaan air di bumi ini terdistribusi dan bergerak dalam suatu siklus hidrologi yang terjadi oleh energi alamiah. Siklus hidrologi terjadi melalui proses penguapan yaitu air menjadi uap, penguapan ini bergantung pada 2 faktor penting yaitu suhu udara dan besarnya kandungan uap air yang ada di udara. Semakin tinggi suhu udara semakin banyak uap air diserap oleh udara semakin kecil persentasi uap air di udara semakin banyak uap air dapat diserap udara. Selain memiliki manfaat yang besar bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi, air juga memiliki potensi bahaya yang besar. Negara Indonesia terletak di wilayah tropis basah yang kaya akan curah hujan, akibat tingginya curah hujan ini Indonesia memiliki potensi rawan banjir. Hujan adalah suatu proses alamiah siklus air yaitu air dalam bentuk cair dan turun ke permukaan bumi sebagai air hujan. Penyebab masalah banjir terjadi akibat kenaikan suhu bumi, perubahan iklim, gangguan pengaliran air hujan di dalam sungai, pengurangan luas permukaan tanah yang menyerap air karena banyak berdirinya bangunan dan terjadinya kerusakan hutan. Bencana banjir ini banyak dirasakan masyarakat baik di kota maupun di desa, keadaan ini diperburuk lagi dengan adanya proses konversi lahan atau
perubahan tata guna lahan yang berlangsung cepat sampai ke pedesaan, proses pendangkalan sungai-sungai dan danau yang berlangsung terus karena proses erosi akibat penggundulan hutan sehingga tidak dapat menampung lagi luapan air hujan. Sementara tanah tidak mampu lagi menyerap air secara maksimal maka terjadilah banjir dimana-mana. Dalam upaya mencegah terjadinya bencana banjir yang dapat mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana publik serta kerugian harta benda dan timbulnya korban jiwa masyarakat khususnya kota medan dan sekitarnya. Maka pemerintah Republik Indonesia dalam hal Departemen Pemukiman dan Prasarana wilayah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mengadakan proyek pengendalian banjir dan pengamanan pantai kota medan dan sekitarnya. Kota Medan adalah kota terbesar di sumatera utara dan merupakan kota terbesar ke 3 di Indonesia, yang memiliki luas 26,5 km2 atau 3,6% luas dari keseluruhan provinsi sumatera utara dan memiliki jumlah penduduk 3,63 juta jiwa. Kota medan berada pada letak 3 30-3 43 LU dan 98 35-98 44 BT untuk itu topografi kota medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 di atas permukaan laut. Pemerintah indonesia dam pemerintah jepang membuat kerja sama untuk mencari solusi dari banjir dan kekurangan air. Hasil dari kerja sama tersebut adalah dilakukannya studi pada wilayah sungai belawan padang oleh the japan international cooperation agency (JICA). Dan hasil dari studi tersebut didapat berdasarkan kondisi topografi,geologi, dan hidrologi sungai, ada beberapa kemungkinan struktur pengendalian banjir yaitu:
1. Perbaikan sungai 2. Kanal banjir (flood way) 3. Kolam retensi 4. Bendungan Sungai Belawan, sungai Deli dan sungai Percut merupakan sungai utama yang melewati kawasan pemukiman kota Medan. Ketiga sungai ini relatif kecil dan kapasitas alirannya hanya mampu menampung air banjir periode ulang 2 tahun. Sungai Deli melintasi pusat kota, kantor pemerintahan, pusat bisnis dan pemukiman, sehingga tidak memungkinkan jika dilakukan perbaikan sungai. Untuk itu dipilihlah alternatif kedua yaitu pembangunan floodway. Berdasarkan kondisi topografi maka direncanakan floodway dari Sungai Deli ke sungai Percut. Dan proyek tersebut diberi nama Medan Flood Control (MFC),proyek ini terdiri dari 8 paket yaitu MFC 1- MFC 8. Pada tugas akhir ini secara khusus akan mengambil kajian topic tentang Evaluasi perencanaan hidrolik sungai percut perencanaan banjir dari PE-71 (Bendungan Bandar Sidoras) sampai dengan PE-129 (MFC-2). II. Permasalahan Kawasan pemukiman kota Medan dilalui oleh Sungai Belawan, Sungai Deli, Sungai Percut. Pada proyek MFC ( Medan flood Control) khususnya MFC paket 2, banyak terjadi perubahan yaitu adanya perubahan iklim dan adanya perubahan design. Perubahan design yang terjadi pada MFC-2 (PE-71 s/d PE 129)
menyangkut dimensi penampang dari design sebelumnya (design note) dengan design yang sekarang (As built drawing) yang menyebabkan terjadinya perubahan parameter hidrolik terutama tinggi elevasi muka air sungai. Gambar 1.1 Peta lokasi paket MFC-1 sampai paket MFC-8
III. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tinggi muka air dari Bendungan karet Bandar Sidoras (PE-71) sampai PE-129 antara keadaan penampang sekarang (sesuai dengan As built Drawing) dengan penampang yang di desain sebelumnya (sesuai dengan Design Note) apakah masih dalam kapasitas yang memadai atau tidak. IV. Pembatasan masalah Untuk lebih memfokuskan pembahasan mengenai Evaluasi Perencanaan hidrolik sungai percut pengendalian Banjir dari bendung Bandar sidoras PE 71 sampai ke PE-129 (MFC-2), maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Aspek hidrolik yamg ditinjau adalah perbandingan tinggi muka air sungai antara perencanaan sesuai design note dengan tinggi muka air sungai kondisi sekarang sesuai As Built Drawing. 2. Metode yang digunakan untuk evaluasi tinggi muka air tersebut adalah Metode tahapan standard ( Standard Step Method). 3. Menghitung sedimentasi sungai pada aliran sungai percut dan akibatnya pada sungai tersebut. V. Metode Pembahasan Metodologi dan kegiatan tugas akhir ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data-data sekunder. Data-data sekunder antara lain:
Peta lokasi proyek Data dokumentasi proyek: As Built Drawing MFC-2 Laporan-laporan. The detailed design study on medan flood control project. 2.Menghitung Tinggi muka air Dalam menganalisis ketinggian muka air apakah tinggi muka air masih berada pada standar yang ditentukan dan bentuk penampang aliran tersebut berubah-ubah maka metode yang digunakan yaitu metode tahapan standard (standard step method). VI. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Merupakan bingkai studi atau rancangan yang akan dilakukan meliputi tinjauan umum, latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan. Bab II. Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan penelitian agar dapat memberikan gambar model dan metode analisis yang akan digunakan dalam menganalisa masalah. Bab III. Gambaran Lokasi Penelitian Bab ini menguraikan tentang gambaran lokasi penelitian yang dipakai untuk pengerjaan tugas akhir ini.
Bab IV. Metodologi Penelitian Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunakan dan rencana kerja dari penelitian ini dan mendeskripsikan lokasi penelitian. Bab V. Pembahasan Bab ini merupakan analisa perhitungan evaluasi tinggi muka air dengan menggunakan metode tahapan standard Bab VI. Kesimpulan dan Saran Merupakan kesimpulan dari butir-butir kesimpulan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan juga disertai dengan rekomendasi yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya atau untuk penerapan hasil penelitian di lapangan.