BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi alasan mereka untuk mau berhubungan dan menjadi nasabah adalah

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimppun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. syariah atau sering dikenal dengan bank syariah. Bank syariah adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, bank-bank saat ini banyak menawarkan bentuk jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. yang dilarang oleh agama. (Sahara, 2007) dalam Ariyanti (2011)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat. Dana yang terhimpun di bank disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

BAB I PENDAHULUAN. maka berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. peran serta sektor perbankan. Bank pada prinsipnya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan kartu..., Caroline, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. Eksitensi Bank Syariah, memicu tumbuhnya bank-bank Syariah di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa peran perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. pelayanan jasa yang ditawarkan oleh bank.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan hendaknya memberikan dampak positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

PENGARUH PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL TERHADAP MINAT NASABAH BERINVESTASI ( Survey Pada Bank Syari ah di Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. strategis dapat dikatakan sebagai urat nadi dari sistem perekonomian. Kegiatan pokok

ANALISA PENGARUH IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH DAN AKAD MURABAHA TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI BEN IMAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. namun hal tersebut tidak berdampak pada bank syari ah. Bank Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PADA BANK NAGARI UNIT SYARIAH PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan tersebut, membuat perusahaan harus. mencapai kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2002:53).

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dan praktek ekonomi Islam secara internasional maupun nasional semakin membumi. Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan pesatnya kajian dan publikasi mengenai prinsip-prinsip dan praktek praktek ekonomi syariah. Hal ini terlihat dari semakin pesatnya pertumbuhan keuangan berbasis syariah, seperti perbankan syariah. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai dagangan utamanya. 1 Kehadiran perbankan yang berbasis nilai dan penormaan Islam adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menghendaki kegiatan operasional perbankan tersebut. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam menyelenggarakan suatu kegiatan/transaksi 1 Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h. 27. 1

ekonomi diharapkan dapat sejalan dengan kepentingankepentingannya. Kepentingan masyarakat tersebut adalah melaksanakan kegiatan usaha yang mengandung prinsip kebersamaan, keadilan, tidak berdasarkan bunga (non ribawi) dan bersifat terbuka. 2 Menurut Adiwarman Karim, bahwa pengenaan tingkat bunga pada penyaluran dana yang merupakan tindakan memastikan pada peristiwa yang belum pasti adalah dilarang dalam Islam. Transaksi kegiatan ekonomi yang berbasis bunga telah memastikan adanya keuntungan yang akan diperolehnya namun menolak untuk menanggung resiko kerugian yang akan diterimanya. 3 Dominasi penggunaan instrumen bunga dalam perkembangannya juga telah mengikis fondasi kehidupan sosial, yaitu prinsip kebersamaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Dalam praktek pembiayaan kegiatan usaha sampai sekarang ini, pendanaan bank dengan mudah diakses oleh mereka yang mampu secara finansial. Kondisi yang demikian akan memperlebar jurang antara yang miskin dan yang kaya dalam tata kehidupan bermasyarakat. 4 Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam memperkenalkan prinsip-prinsip 2 Jundiani, Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Malang: UIN Malang Press, 2009. H. 3 3 Ibid, h. 9 4 Ibid, h. 4 2

muamalah Islam. Dengan kata lain, bank syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian, kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya bank Islam. 5 Pada dasarnya, aktifitas bank Islam tidak jauh berbeda dengan aktifitas bank bank yang telah ada, perbedaannya selain terletak pada orientasi konsep juga terletak pada konsep dasar operasional yang berlandaskan pada ketentuan ketentuan dalam Islam 6 Lembaga perbankan Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat, pesatnya perkembangan lembaga perbankan Islam saat ini karena bank Islam memiliki keistimewaan keistimewaan. salah satu keistimewaan yang utama adalah yang melekat pada konsep dengan berorientasi pada kebersamaan. Orientasi kebersamaan inilah yang menjadikan bank Islam mampu tampil sebagai alternatif pengganti sistem bunga yang selama ini hukumnya (halal atau haram ) masih diragukan oleh masyarakat muslim. 7 Dengan lahirnya bank Islam yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti 5 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, h. 14 6 Warkum Sumitro, Asas Asas Perbankan Islam dan lembaga lembaga terkait di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grofindo, 1996, h. 2. 7 Ibid, h. 8 3

bunga pada bank bank konvensional, merupakan peluang bagi umat Islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. Merupakan peluang, karena umat Islam akan berhubungan dengan perbankan dengan tenang, tanpa keraguan dan didasari oleh motivasi keagamaan yang kuat di dalam mobilisasi dan masyarakat untuk pembiayaan pembangunan ekonomi umat. 8 Bank Islam dengan sistem bagi hasilnya sebagai alternatif pengganti dari sistem bunga ternyata dinilai telah berhasil menghindarkan dampak negatif dari penerapan bunga, seperti pembebanan pada nasabah berlebih lebihan dengan beban bunga berbunga bagi nasabah yang tidak mampu membayar pada saat jatuh tempo, selain mampu menghindarkan dampak negatif penerapan bunga, bank Islam dengan sistem bagi hasil dinilai mampu mengalokasikan sumber daya dan sumber dana secara efisien. 9 Sistem perbankan syariah telah membuktikan dirinya sebagai suatu sistem yang tangguh melalui krisis ekonomi di Indonesia. Banyak keunggulan yang dimilikinya sehingga dapat bertahan menghadapi keadaan yang sulit bagi dunia perbankan. Diantara keunggulannya adalah pertumbuhan perbankan yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi riil. Dalam kondisi krisis ekonomi bank konvensional menderita 8 Ibid, h. 49 9 Ibid, h. 50 4

negative spread dalam bisnisnya, sebagai suatu momok utama yang dihadapi oleh perbankan konvensional, dan justru dalam kondisi demikian bank Islam menunjukkan kondisi sebaliknya. 10 Pada bank syariah, sistem yang digunakan adalah bagi hasil pada akhir tahun (bukan sistem bunga seperti yang dilakukan pada bank konvensional) return yang diberikan kepada nasabah pemilik danapun ternyata lebih tinggi dari pada bunga deposito yang diberikan oleh bank konvensional. Itulah alasan yang menjadikan bank syariah tetap kokoh dan tidak terpengaruh oleh krisis yang terjadi. 11 UU No,7 tahun 1992 telah memberikan isyarat untuk awal perkembangannya bank Islam/Syariah di Indonesia, yang selanjutnya diatur lebih rinci dalam PP No. 72 tahun 19992 tentang bank dengan prinsip bagi hasil. Dalam undang undang disebutkan pengertian bank bagi hasil yang belum mencakup secara tepat pengertian bank Islam yang memiliki cakupan lebih luas dari bank bagi hasil. Oleh karena itu, UU No. 7 tahun 1992 dan PP No. 72 tahun 1992 belum memberikan landasan hukum yang cukup kuat untuk pengembangan bank Islam di Indonesia karena bank Islam 10 Veithal Rifai, et al. Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013, h. 500. 11 Amir Mahmud dan Rukmana, Bank Syariah Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2010, h. 6 5

hanya dipahami sebagai bank hasil yang selanjutnya harus tunduk pada peraturan perbankan umum konvensional. 12 Pertumbuhan industri perbankan syariah bertransformasi dari sekadar memperkenalkan suatu alternatif praktik perbankan syariah menjadi bagaimana bank syariah menempatkan posisi sebagai pemain utama dalam peraturan dunia. Bank syariah memiliki potensi besar untuk menjadi pilihan utama dan pertama bagi nasabah dalam transaksi mereka. Hal itu ditunjukkan dengan akselerasi pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia dan di Negara lain. Dalam kenyataannya, bank syariah terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa seiring dengan pertumbuhan ekonomi Islam itu sendiri, baik dari segi konseptual maupun dari segi operasionalnya. meskipun harus diakui bahwa sebagai proses, masih banyak kelemahan yang harus terus ditingkatkan 13 Pemulihan ekonomi global yang semakin menguat di akhir tahun 2009 memberikan optimisme perkembangan ekonomi di tahun 2010 meskipun sempat diwarnai oleh krisis yunani dan eropa yang terjadi diawal tahun 2010 sampai saat ini, namun krisis tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi perekonomian nasional khususnya perbankan 12 Rifai, Manajemenn..., h. 501. 13 Nurul Hak, Ekonomi islam Hukum Bisnis Syariah, Yogyakarta: Teras, 2011, h. 13-14 6

nasional. Sistem bagi hasil perbankan syariah yang diterapkan dalam bank tersebut relatif mempertahankan kinerjanya dan tidak hanyut oleh tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih rendah dari bank konvensional. Pembuktian ini bertahannya berbagai bisnis dalam konsep Islam adalah sebuah titipan atau amanah Allah SWT yang dititipkan pada seorang hamba agar ia menjalankan semua itu secara adil dan jujur. 14 Saat ini sebagian besar masyarakat hanya melihat bahwa nilai tambah bank syariah adalah lebih halal dan selamat, lebih menjanjikan untuk kebaikan akhirat, dan juga lebih berorientasi pada menolong antarsesama dibandingkan dengan bank konvensional. Hal tersebut memang benar, namun bank syariah memiliki keuntungan duniawi karena produk-produknya tidak kalah bersaing dengan bank-bank konvensional dan juga bagi hasil yang ditawarkan tidak kalah menguntungkan dibandingkan dengan bunga. Oleh karena itu terdapat ketidak konsistenan di dalam perilaku konsumen. Sebagian setuju dengan bank syariah dan setuju dengan sistem bagi hasil, namun disisi lain sebagian besar adalah nasabah bank konvensional. 15 14 Irham Fahmi, Pengantar Perbankan, Bandung: Alfabeta, 2014, h. 44 15 Bank Indonesia dan IPB, Potensi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap bank syariahdi wilayah sumatera selatan 2003 7

Dengan masih rendahnya pemahaman masyarakat akan pemahaman perbankan syariah bahkan perekonomian secara lebih luas maka perbankan syariah harus terus berkembang dan memperbaiki kinerjanya. Dengan pesatnya pertumbuhan yang ditandai semakin banyaknya bank konvensional yang akhirnya mendirikan unit-unit syariah, ini membuktikan bahwa bank syariah memang mempunyai kompetensi yang tinggi. Perbankan syariah akan semakin tinggi lagi pertumbuhannya apabila masyarakat mempunyai permintaan dan antusias yang tinggi dikarenakan faktor peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang bank syariah, disamping faktor penyebab lainnya. Karena masih tahap awal pengembangan, dapat dimaklumi bahwa pada saat ini pemahaman sebagian besar masyarakat mengenai sistem dan prinsip perbankan syariah masih belum tepat. Pada dasarnya, sistem ekonomi Islam telah jelas, yaitu melarang mempraktikkan riba serta akumulasi kekayaan hanya pada pihak tertentu secara tidak adil. Akan tetapi, secara praktis, bentuk produk dan jasa pelayanan, prinsip-prinsip dasar hubungan antara bank nasabah, serta cara-cara berusaha yang halal dalam bank syariah masih sangat perlu disosialisasikan secara luas. 16 16 Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h. 224. 8

Di desa Karangmangu telah menyebar pesantren pesantren. Ada sekitar 6 pesantren yang berada di desa tersebut. Antara lain Ponpes Al-Amin, Al-Anwar, MUS, MIS, Al-Hidayah, Nurul Anwar dengan jumlah penduduk 4.139 dan mayoritas penduduk Islam, sebagai basis masyarakat pesantren, yang seharusnya memegang teguh nilai-nilai agama, akan tetapi keberadaan bank syariah belum sepenuhnya mendapat sambutan dari masyarakat pesantren. Apalagi sebenarnya produk-produk ekonomi syariah adalah kekayaan pesantren, yang digali dari fiqh muamalah dalam kitab kuning yang menjadi ciri khas pesantren. Seharusnya masyarakat yang berada disekitar pesantren tepatnya di desa Karangmangu lebih memahami. Masyarakat pesantren yang berada di desa Karangmangu kecamatan Sarang masih banyak yang beranggapan bahwa menabung di bank syariah sama saja dengan menabung di bank konvensional. Persepsi umum ini masih menghinggapi masyarakat, sehingga tidak heran mereka masih enggan untuk menjadi nasabah dan mendapatkan pembiayaan dari perbankan syariah. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti mengambil tema penelitian dengan judul PREFERENSI MASYARAKAT PESANTREN TERHADAP BANK SYARIAH (Studi Kasus Desa Karangmangu Sarang Rembang ). 9

1.2. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka penulis menetapkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pengetahuan berpengaruh terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah? 2. Apakah profesionalitas berpengaruh terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah? 3. Apakah akses berpengaruh terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah? 4. Apakah fasilitas berpengaruh terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah? 5. Apakah fatwa MUI tentang riba berpengaruh terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah? 6. Apakah sosialisasi berpengaruh terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah? 7. Apakah keuntungan berpengaruh terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah? 8. Apakah produk berpengaruh terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 10

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh profesionalitas terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh akses terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh fasilitas terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah 5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh fatwa MUI tentang riba terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah 6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh sosialisasi terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah 7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keuntungan terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah 8. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh produk terhadap preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah 11

9. Untuk mengetahui mana yang lebih dominan mendorong masyarakat pesantren dalam memilih bank syariah. 1.3.2. Manfaat penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil Teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah informasi, dan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumber informasi peneliti yang lain yang akan meneliti dan meningkatkan preferensi masyarakat pesantren terhadap bank syariah. 2. Praktis Hasil penelitian ini semoga berguna bagi masyarakat umum terutama bagi masyarakat pesantren agar meningkatkan kesukaannya terhadap bank syariah 1.4. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN merupakan pendahuluan yang menjelaskan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, 12

batasan penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang menjelaskan deskripsi teori tentang preferensi, masyarakat pesantren, dan perbankan syariah, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis. BAB III. METODE PENELITIAN Metodologi penelitian, berisi jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi operasional, dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis data dan pembahasan, akan mengemukakan tentang gambaran umum Desa Karangmangu, gambaran umum responden, penyajian dan penjelasan hasil estimasi data. BAB V PENUTUP penutup berisi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup 13