MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
panduan praktis Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan

Administrasi Klaim Faskes BPJS Kesehatan

2017, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 200

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Perusahaan. Sejarah dari asuransi kesehatan adalah mulai tahun 1968

Pelayanan Alat Kesehatan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Petunjuk Teknis. Verifikasi Klaim

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

Prosedur Pendaftaran Peserta JKN

panduan praktis Pelayanan Ambulan

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

Panduan Praktis. Teknis Verifikasi Klaim

PERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 4 /KPTS/013/2014 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.2 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI LAMONGAN TENTANG BUPATI LAMONGAN, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program

PERTEMUAN ADINKES PROVINSI JAWA BARAT. Bandung, 10 Desember 2013

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2004

PERATURAN MENTERl KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2014

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAROS BUPATI MAROS,

Pelayanan Kesehatan. panduan praktis. Kantor Pusat

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

panduan praktis Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes Penuhi Syarat

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Pada era JKN

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

7. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa; 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

8. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana diubah dengan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan

ADINKES (ASOSIASI DINAS KESEHATAN) PROVINSI BANTEN HOTEL ARYADUTA, LIPPO KARAWACI 13 APRIL 2016

JEJARING BIDAN DENGAN BPJS. Oleh: Niken Choirul H

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 1 A TAHUN 2014 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 29 TAHUN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas hidup manusia sangat penting yang tertuang dalam 9

Transkripsi:

Yang terhormat, 1. Para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia 2. Para Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia 3. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit (PERSI) 4. Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) 5. Ketua Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) 6. Ketua Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI) 7. Ketua Pengurus Besar lkatan Dokter Indonesia (PB IDI) 8. Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) 9. Ketua Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) 10. Ketua Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) 11. Ketua Pengurus Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) SURAT EDARAN NOMOR HK/MENKES/31/1/2014 TENTANG PELAKSANAAN STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN Berdasarkan ketentuan Pasal 37 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Menteri Kesehatan menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 tahun 2013 tentang standar tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Surat Edaran ini ditujukan untuk memperjelas penerapan dan melengkapi ketentuan standar tarif yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 tahun 2013 ten tang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan.

-2- Mengingat ketentuan: 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 3. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29) yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 255); 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1392 ); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400). Bersama ini disampaikan sebagai berikut: 1. Tarif kapitasi Dokter gigi : a. Tarif kapitasi Rp. 6.000,00 di Puskesmas (huruf A1) dan Rp. 10.000,00 di RS Kelas D Pratama, klinik pratama, atau fasilitas kesehatan yang setara (huruf B 1) dalam Lampiran I angka I Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 sudah termasuk pelayanan kesehatan gigi. b. Tarif kapitasi dokter gigi yang berpraktik di luar fasilitas kesehatan sebagaimana dimaksud pada huruf a sebesar Rp 2.000,00.

r.~enteri KESEHATAN -3-2. Tarif Pelayanan Kesehatan Kebidanan dan Neonatal yang dilakukan oleh bidan sebagaimana dimaksud pada angka 1 (ANC), angka 4 (PNC), dan angka 7 (pelayanan KB) dalam Lampiran I angka II huruf B Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan kebidanan dan neonatal di luar Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, RS Kelas D Pratama, klinik pratama, atau fasilitas kesehatan yang setara) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. 3. Pelayanan ambulan : a. Diberikan pada transportasi darat dan air bagi pasien dengan kondisi tertentu antar fasilitas kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Penggantian biaya pelayanan ambulan sesuai dengan standar biaya ambulan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. c. Dalam hal belum terdapat tarif dasar ambulan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, tarif ditetapkan dengan mengacu pada standar biaya yang berlaku pada daerah dengan karakteristik geografis yang relatif sama pada satu wilayah. 4. Tarif pelayanan obat rujuk batik di depo farmasi atau apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, dengan ketentuan se bagai beriku t : a. Tarif Obat Program Rujuk Balik sesuai e-catalog ditambah faktor pelayanan dan embalage. b. Peresepan obat Program Rujuk Balik sesuai dengan Daftar Obat Rujuk Balik. c. Harga dasar obat Program Rujuk Balik sesuai dengan e-catalog.

~---------------------------------------------------------------- ------- - MENTER! KESEHATAN -4- d. Faktor pelayanan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dengan ketentuan sebagai berikut: Fa kto.r Pelayanan Makslmal 0,20 0,15 > Rp250.000,00 sampai dengan Rp500.000,00 0,10 > R 500.000,00 sampai dengan R 1.000.000,00 0,05 > Rpl.OOO.OOO,OO 0,02 e. Embalage sebagaimana dimaksud pada huruf a, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) embalage untuk setiap resep (per R/) obat jadi adalah Rp300,00 2) embalage untuk setiap resep obat racikan adalah Rp500,00 5. Pelayanan pemeriksaan penunjang rujuk balik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tarif Pemeriksaan Gula Darah sebesar Rp10.000,00- Rp20.000,00 b. Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa (GDP) dan Glukosa Darah Post Prandial (GDPP) dilakukan 1 (satu)bulan sekali c. Dalam keadaan tertentu, pemeriksaan gula darah sewaktu dapat dilakukan sesuai indikasi medis d. Pemeriksaan lain dilakukan di Fasilitas kesehatan Tingkat Lanjutan dan biayanya sudah termasuk dalam paket INA CBG's 6. Tarif pelayanan skrining kesehatan tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tarif: 1) Pemeriksaan IV A 2) Pemeriksaan Pap Smear 3) Pemeriksaan Gula darah : Maksimal Rp25.000,00 : Maksimal Rp125.000,00 : Rp10.000,00 - Rp20.000,00

-5- b. Pelayanan pemeriksaan penunjang diberikan kepada Peserta BPJS Kesehatan yang telah mendapatkan analisis riwayat kesehatan dengan hasil teridentifikasi mempunym risiko penyakit tertentu. 7. Tarif pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan kepulauan, dengan keten tuan se bagai beriku t: a. Tarif pelayanan kesehatan oleh dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan kapitasi Rp 10.000,00 /jiwajbulan. b. Tarif pelayanan kesehatan oleh bidan dan perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan kapitasi Rp8.000,00/jiwajbulan. c. Dalam hal jumlah peserta terdaftar pada pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b kurang dari 1000 jiwa, pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama dibayar sejumlah kapitasi untuk 1000 jiwa. 8. Kompensasi pada daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat (yang belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan) guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah peserta, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tarif: 1) Kompensasi uang tunai rawat jalan tingkat pertama Rp50.000,00- Rp100.000,00 2) Kompensasi uang tunai rawat map tingkat pertama Rp 100.000,00 /hari b. Kompensasi uang tunai diberikan langsung kepada peserta berdasarkan klaim yang bersangkutan atas pelayanan yang diberikan oleh Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. c. Besaran kompensasi disetarakan dengan tarif fasilitas kesehatan di wilayah terdekat dengan memperhatikan tenaga kesehatan dan jenis pelayanan yang diberikan.

~ENTERIKESEHATAN -6- d. Pembayaran untuk pelayanan kesehatan tingkat lanjutan ditagihkan langsung oleh fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan. 9. Tarif pelayanan kesehatan lainnya di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama: a. Pelayanan Darah: 1) Tarif darah disesuaikan dengan tarif yang diatur di masingmasing daerah, maksimal Rp360.000,00 per kantong (bag) 2) Biaya Bahan Medis Habis Pakai termasuk set tranfusi sudah termasuk dalam paket rawat inap per hari. b. Pelayanan terapi krio untuk kasus pemeriksaan IVA positif adalah Rp150.000,00 10. Tarif pelayanan gawat darurat di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS kesehatan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. BPJS Kesehatan memberikan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama untuk pelayanan gawat darurat setara dengan tarif yang berlaku untuk fasilitas kesehatan yang setara di wilayah tersebut. b. Tarif Pelayanan gawat darurat oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama RplOO.OOO,OO- Rp150.000,00 c. Tarif Pelayanan gawat darurat oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan sesuai tarif INA CBG's d. Fasilitas kesehatan yang belum memiliki penetapan kelas Rumah Sakit, menggunakan tarif INA CBG's Rumah Sakit kelas D 11. Tarif alat bantu kesehatan di luar paket INA CBG's : NO ALAT KESEHATAN TARIF (Rp) KETENTUAN 1 Kacamata 1. PBI / Hak rawat kelas 3: 1. Diberikan paling Rp 150.000,00 cepat 2 (dua) tahun 2. Hak rawat kelas 2: sekali Rp200.000,00

-7- NO ALAT KESEHATAN TARIF (Rp) KETENTUAN 3. Hale rawat kelas 1: Rp300.000,00 2. Indikasi me dis minimal: - Sferis 0,5D - Silindris 0,25D 2 Alat bantu dengar Maksimal Rpl.OOO.OOO,OO 3 Protesa alat gerak Maksimal Rp2.500.000,00 4 Protesa gigi Maksimal Rp 1.000.000,00 5 Korset tulang Maksimal Rp350.000,00 belakang Diberikan paling cepat 5 (lima) tahun sekali atas indikasi medis 1. Protesa alat gerak adalah: a. Kaki palsu b. Tangan palsu 2. Diberikan paling cepat 5 (lima) tahun sekali atas indikasi medis 1. Diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis untuk gigi yang sama 2. Full protesa maksimal Rp 1.000.000,00 3. Masing-masing rahang maksimal Rp500.000,00 Diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis

-8- NO ALAT KESEHATAN TARIF (Rp) KETENTUAN 6 Collar neck Maksjmal Rp150.000,00 Diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis 7 Kruk Maksimal Rp350.000,00 Diberikan paling cepat 5 (lima) tahun sekali atas indikasi medis 12. Pelayanan Hemodialisa di Klinik Utama adalah sebesar 50% - 100% (lima puluh persen sampai dengan seratus persen) dari Standar Tarif INA-CBG's untuk kelompok rumah sakit kelas D. 13. Standar Tarif untuk pelayanan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemasangan pertama sesuai dengan tariff INA CBG's b. Consumables dan jasa pelayanan sebesar Rp5.940.000,00fbulan. c. Transfer set sebesar Rp250.000,00 /set 14. Tarif Pelayanan kesehatan pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang melebihi standar diatur tersendiri. Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014. Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Januari 2014 NAFSIAH MBOI