WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

dokumen-dokumen yang mirip
WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BULUNGAN TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BULUNGAN.

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2011 TENTANG

" {{rr> WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN No. 15, 2016 TENTANG

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PPdan PA. Perencanaan. Penganggaran. Responsif Gender.

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 7 TAHUN 2017

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 132 TAHUN 2003 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 9 TAHUN2016 TENTANG

: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 176 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

c. bahwa berdasaarkaan pertimbangan sebagaimana

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA ( POKJA ) PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KABUPATEN BADUNG

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KABUPATEN BANYUWANGI.

SALINAN WALIKOTA BATU

RENCANA AKSI DAERAH PENGARUSUTAMAAN GENDER KOTA SOLOK TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 28

QANUN KOTA SUBULUSSALAM NOMOR: 21 TAHVN 2010 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA SUBULUSSALAM DENGANRAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENYUSUNAN PPRG DENGAN SISTEM PROBA TINGKAT KABUPATEN/KOTA SE-JAWA TENGAH TAHUN 2017

Rancangan Final 8 April 2013

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 66 Tahun : 2016

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 t

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

Transkripsi:

-- WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA CIREBON, Menimbang : a. bahwa untuk peningkatan pengintegrasian Gender dilakukan melalui penguatan kelembagaan, perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, penganggaran, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program dan kegiatan yang responsif Gender; b. bahwa untuk penyelenggaraan program pengarusutamaan Gender diperlukan peran serta dan kerjasama dari berbagai Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon dan Dunia Usaha serta masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Wali Kota Cirebon tentang Pedoman Pengarusutamaan Gender di Kota Cirebon; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat, dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan Nomor 17 Tahun 1950 (Republik Indonesia Dahulu) tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Kecil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954

2 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3668); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4419); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambah Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum

3 Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 927); 8. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rincian Urusan Pemerintahan yang Diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2016 Nomor 6, Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 69); 9. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2016 Nomor 7 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 70). 10. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2016 Nomor 9 Seri E); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah Kota adalah Kota Cirebon 2. Pemerintah Daerah Kota adalah Wali Kota sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah menurut asas otonomi dan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

4 dimaksud dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Wali Kota adalah Wali Kota Cirebon. 5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. 6. Dinas adalah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Cirebon. 7. Badan adalah Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Cirebon. 8. Pengarusutamaan Gender yang selanjutnya disebut PUG adalah Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan Gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. 9. Gender adalah konsep yang mengacu pada perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. 10. Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesamaan dan hakhaknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. 11. Keadilan Gender adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan. 12. Analisis Gender adalah proses analisis data Gender secara sistematis tentang kondisi laki-laki dan perempuan khususnya berkaitan dengan tingkat akses, partisipasi, kontrol dan perolehan manfaat dalam proses pembangunan untuk mengungkapkan permasalahan terjadinya ketimpangan kedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. 13. Perencanaan Responsif Gender adalah perencanaan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan Gender, yang dilakukan melalui pengintegrasian pengalaman, aspirasi,

5 kebutuhan, potensi dan penyelesaian permasalahan perempuan dan laki-laki. 14. Anggaran Responsif Gender yang selanjutnya disingkat ARG adalah Penggunaan atau pemanfaatan anggaran yang berasal dari berbagai sumber pendanaan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan Gender. 15. Gender Budget Statement, yang selanjutnya disingkat GBS adalah dokumen yang menginformasikan suatu output kegiatan telah responsif Gender terhadap isu Gender yang ada, dan atau suatu biaya telah dilokasikan pada output kegiatan untuk menangani permasalahan kesenjangan Gender. 16. Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender, yang selanjutnya disebut Pokja PUG adalah wadah konsultasi dan koordinasi bagi pelaksana dari berbagai instansi/ lembaga di daerah. 17. Focal Point Pengarusutamaan Gender adalah aparatur Perangkat Daerah yang mempunyai kemampuan untuk melakukan pengarusutamaan Gender di unit kerjanya masing-masing. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud Penyusunan Pedoman PUG adalah untuk memberikan acuan bagi Pemerintah Daerah Kota dan Pemangku Kepentingan dalam menciptakan kesetaraan dan keadilan Gender. (2) Tujuan percepatan penetapan PUG adalah : a. memberikan acuan bagi aparatur Pemerintah Daerah Kota dalam menyusun strategi pengintegrasian Gender yang dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan, penganggaran pemantauan dan evaluasi atas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan kota; b. mewujudkan perencanaan berperspektif Gender melalui pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan, potensi dan penyelesaian permasalahan laki-laki dan perempuan;

6 c. mewujudkan pengelolaan anggaran daerah yang responsif Gender; d. meningkatkan kesetaraan dan keadilan dalam kedudukan, peranan dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai insan dan sumber daya pembangunan kota; dan e. meyakinkan bahwa seluruh kebijakan, program dan aktivitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota bebas dari diskriminasi Gender sehingga setiap orang bisa memiliki akses, berpartisipasi, memiliki kendali terhadap sumber daya pembangunan kota. BAB III PELAKSANAAN PUG Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 3 (1) Pemerintah Daerah Kota menyusun kebijakan program dan kegiatan pembangunan berperspektif Gender yang dituangkan dalam RPJMD. (2) Dinas dan Perangkat Daerah lainnya menyusun program dan kegiatan pembangunan berperspektif Gender yang dituangkan dalam rencana strategis dan rencana kerja. (3) Penyusunan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui Analisis Gender. Pasal 4 (1) Analisis Gender sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) mengunakan metode alur kerja Analisis Gender (Gender Analisis Pathway) dan metode analisis lainnya. (2) Analisis Gender terhadap rencana kerja Perangkat Daerah dilakukan oleh masing-masing Perangkat Daerah. (3) Hasil Analisis Gender sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam penyusunan GBS. (4) Pelaksanaan Analisis Gender terhadap RPJMD dan Rencana Strategis Perangkat Daerah dapat bekerjasama dengan lembaga Perguruan Tinggi atau pihak lain yang memiliki

7 kapabilitas di bidangnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Pelaksanaan Pasal 5 (1) Wali Kota bertanggungjawab dalam pelaksanaan PUG di Daerah Kota. (2) Tanggung jawab Wali Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilimpahkan kepada Wakil Wali Kota. (3) Untuk percepatan pelembagaan PUG di Daerah Kota dibentuk Pokja PUG yang ditetapkan dengan Keputusan Wali Kota Cirebon. (4) Anggota Pokja PUG adalah seluruh Kepala Perangkat Daerah (5) Susunan keanggotaan Pokja PUG sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi : a. Penanggungjawab : Wali Kota / Wakil Wali Kota; b. Pengarah : 1. Sekretaris Daerah 2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Cirebon 3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Cirebon 4. Asisten Administrasi Umum dan Keuangan Sekretariat Daerah Kota Cirebon c. Ketua : Kepala Badan d. Wakil Ketua : Kepala Dinas yang membidangi urusan pemberdayaan perempuan e. Sekretaris : Kepala Bidang yang membidang urusan Perencanaan pada Badan dan Kepala Bidang yang membidangi urusan Pemberdayaan Perempuan f. Anggota : 1. seluruh Perangkat Daerah 2. unsur masyarakat

8 (6) Focal Point pada tiap-tiap Perangkat Daerah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perangkat Daerah. Tugas Pokja PUG Pasal 6 (1) Tugas Pokja PUG adalah : a. mempromosikan dan memfasilitasikan PUG pada tiaptiap Perangkat Daerah di Daerah Kota; b. mengembangkan jaringan kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang diberikan oleh pimpinan dalam upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender; c. menyusun program kerja untuk Pokja PUG dalam rangka pelaksanaan dan review PUG untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender; d. melaksanakan sosialisasi, advokasi, koordinasi dan pelatihan PUG di unit kerja masing- masing; e. menetapkan tim teknis untuk melakukan analisis terhadap anggaran daerah; f. menyusun Rencana Aksi Daerah PUG;dan g. membuat dan menyusun laporan program dan kegiatan Pokja PUG kepada Wali Kota secara berkala setiap 6 (enam) bulan. (2) Tim teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf e beranggotakan aparatur yang memahami analisis anggaran responsif Gender, yang meliputi Perangkat Daerah sebagai penggerak PUG : a. Badan; b. Badan Keuangan Daerah; c. Inspektorat Daerah;dan d. Dinas yang membidangi urusan Pemerintahan bidang Pemberdayaan Perempuan. (3) Rencana Aksi Daerah PUG Daerah Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f memuat: a. PUG dalam kebijakan pembangunan; b. PUG dalam siklus pembangunan;

9 c. Penguatan kelembagaan PUG; dan d. Penguatan peran serta masyarakat. Focal Point PUG Pasal 7 (1) Anggota focal point adalah seluruh sekretaris pada tiap-tiap Perangkat Daerah. (2) Tugas Focal Point PUG adalah: a. membantu mengambil kebijakan sesuai ruang lingkup tugas pokok dan fungsinya secara terencana mengambil langkah sepenuhnya apabila melihat kesenjangan ]Gender; b. mendorong dan membantu Perangkat Daerah dilingkup kerjanya, untuk mengevaluasi kebijakan program, kegiatan dan anggaran agar lebih berperspektif Gender; c. memfasilitasi pelaksanaan pelatihan sensitifitas Gender, pelatihan Analisis Gender dan mengembangkan jaringan kerja Gender dengan instansi atau lembaga atau organisasi atau unit kerja lain baik pemerintah maupun non pemerintah dan Perguruan Tinggi; d. mengupayakan terselenggaranya Analisis Gender sebagai salah satu tahap dalam setiap proses pembangunan yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi; e. menjabarkan dan menindaklanjuti kebijakan-kebijakan dan program-program pelaksanaan yang tertuang dalam rencana kerja Pemerintah Daerah dan rencana kerja jangka menengah; f. ikut serta dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Pokja Daerah Kota, Pokja Provinsi atau Pokja Nasional PUG; dan g. membuat laporan kerja secara periodik kepada Pokja PUG secara berkala setiap 6 (enam) bulan.

10 BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pasal 8 (1) Pemantauan dan Evaluasi terhadap pelaksanaan PUG dilakukan oleh Dinas. (2) Evaluasi secara makro terhadap pelaksanaan PUG berdasarkan RPJMD dan rencana kerja Perangkat Daerah dilakukan oleh Badan. (3) Hasil evaluasi pelaksanaan PUG dilakukan sebagai bahan untuk penyusunan program dan kegiatan pada tahun berikutnya. BAB VII PELAPORAN Pasal 9 (1) Dinas menyampaikan pelaksanaan PUG kepada Wali Kota setiap 6 (enam) bulan sekali. (2) Wali Kota menyampaikan pelaksanaan PUG kepada Gubernur setiap 6 (enam) bulan sekali. Pasal 10 (1) Materi laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi : a. pelaksanaan program dan kegiatan; b. keterlibatan Perangkat Daerah lainnya, dunia usaha dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan; c. sasaran kegiatan; d. penggunaan anggaran;dan e. permasalahan yang dihadapi. (2) Format materi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Wali Kota ini. BAB VIII PEMBINAAN Pasal 11 Dinas melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan PUG yang meliputi:

11 a. penguatan kapasitas kelembagaan melalui pelatihan konsultasi, advokasi dan koordinasi; b. peningkatan kapasitas focal point dan Pokja PUG; dan c. strategi pencapaian kinerja. BAB IX PENDANAAN Pasal 12 Pendanaan yang dikeluarkan dalam pelaksanaan PUG di Daerah Kota dibebankan pada: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan b. Sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Cirebon. Diundangkan di Cirebon pada tanggal 20 Pebruari 2018 SEKRETARIS DAERAH KOTA CIREBON, ttd, ASEP DEDI BERITA DAERAH KOTA CIREBON TAHUN 2018 NOMOR 6 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ditetapkan di Cirebon pada tanggal 19 Pebruari 2018 Pjs. WALI KOTA CIREBON, ttd, DEDI TAUFIK KUROHMAN CHANDRA BIMA PRAMANA, SH., MM. Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19621001 199703 1 003

Pengukuran Hasil ISU GENDER 12 LAMPIRAN PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON FORMAT MATERI LAPORAN : FORFORMAT MATERI LAPORANMAT MATERI LAPORAN PEMERINTAH DAERAH KOTA CIREBON NAMA PERANGKAT DAERAH Jalan...... A. GENDER ANALYSIS PATHWAY (GAP). Langkah 1 Langka 2 Langkah 3 Perangkat Daerah Program Kegiatan Tujuan Data Pembuka Wawasan Faktor Kesenjangan/ Permasalahan Akses, Partisipasi, Kontrol, Manfaat Akses : Partisipasi : Kontrol : Manfaat : Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Sebab Kesenjangan Internal (di Perangkat Daerah) Sebab Kesenjangan Eksternal Tujuan Responsif Gender Rencana Aksi Prioritas/Kegiatan/Indikator Baseline Langkah 9 Indikator Kinerja Cirebon,... KEPALA PERANGKAT DAERAH,... NIP.

Kegiatan 3 Kegiatan 2 Kegiatan 1 13 B. PERNYATAAN ANGGARAN GENDER (GENDER BUDGET STATEMENT) PERANGKAT DAERAH : TAHUN ANGGARAN : PROGRAM KODE PROGRAM PERNYATAAN ANGGARAN GENDER (GENDER BUDGET STATEMENT) ANALISIS SITUASI 1. Data Pembuka Wawasan 2. Faktor Kesenjangan Gender a. Faktor Kesenjangan b. Penyebab Internal c. Penyebab Eksternal CAPAIAN PROGRAM Tolok Ukur Indikator dan Target Kinerja JUMLAH ANGGARAN PROGRAM RENCANA AKSI Pelatihan PPRG Masukan Keluaran Hasil Rakor Masukan Keluaran Hasil Penilaian Masukan Keluaran Hasil Cirebon,... KEPALA PERANGKAT DAERAH,... NIP...

14 C. FORMAT LAPORAN PROGRAM/KEGIATAN FORMAT LAPORAN PROGRAM/KEGIATAN RESPONSIF GENDER FOCAL POINT PUG PADA DINAS/BADAN/KANTOR/KECAMATAN... SEMESTER... TAHUN... No Program/Kegiatan Sasaran Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp.) Sumber Dana Permasalahan yang dihadapi Upaya Pemecahannya 1 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan Catatan : Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 Kolom 6 Kolom 7 Kolom 8 : diisi no. urut : diisi program/kegiatan yang responsif Gender (program/kegiatan yang memperhatikan kebutuhan laki-laki, perempuan dan anak) : diisi sasaran kegiatan : diisi jumlah anggaran program/kegiatan yang responsif Gender : diisi sumber dana (APBD Kota/APBD Provinsi/APBN/TJSL dan lain-lain) : diisi permasalahan yang dihadapi dalam program kegiatan responsif Gender : diisi upaya pemecahannya : diisi pernyataan yang menjelaskan bahwa program/kegiatan tersebut responsif Gender Mengetahui Kepala Perangkat Daerah, Cirebon,... Koordinator Focal Point PUG, (...) (...) Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, CHANDRA BIMA PRAMANA, SH., MM. Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19621001 199703 1 003 Pjs. WALI KOTA CIREBON, ttd, DEDI TAUFIK KUROHMAN

15