PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan Universias Negeri Malang Jalan Semarang No.5 Malang Email: johankalpirtanata87@gmail.com I Nengah Sudjana Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan Universias Negeri Malang Jalan Semarang No.5 Malang H. Agus Gatot S Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan Universias Negeri Malang Jalan Semarang No.5 Malang ABSTRAK: Untuk mencapai hasil yang maksimal harus dilakukan latihan yang teratur dan sistematis agar hasilnya signifikan. Ada banyak metode latihan yang dapat digunakan, dalam penelitian ini bentuk latihan yang digunakan adalah latihan naik turun bangku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan dari hasil lompat jauh setelah pemberian latihan naik turun bangku. Rancangan penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian yang akan diterapkan adalah rancangan kelompok pre-test dan pos-test. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMK PGRI Wlingi Kab. Blitar berjumlah 36 orang menggunakan metode proportional stratified random sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes lompat jauh. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis statistik deskriptif, kemudian dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji t amatan ulangan. Berdasarkan analisis data, diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian, Ada pengaruh latihan naik turun bangku terhadap jauh lompatan pada olahraga atletik nomor lompat jauh siswa kelas X SMK PGRI Wlingi Kab. Blitar Kata Kunci: Latihan, Naik Turun Bangku, Jauh Lompatan, Olahraga Atletik Nomor Lompat Jauh Olahraga mulai dari zaman dahulu merupakan sesuatu hal yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Pada zaman modern seperti sekarang olahraga sangat digemari oleh manusia pada umumnya, pada masa kini olahraga tidak hanya untuk digunakan untuk perlombaan ataupun meraih prestasi akan tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan kualitas hidup seseorang. Ada berbagai macam olahraga yang ada di dunia ini dan semakin berkembang. Salah satu yang merupakan olahraga yang tertua dan merupakan induk dari berbagai macam olahraga adalah Atletik. Gerakan yang terdapat dalam hampir seluruh cabang olahraga intinya merupakan gerakan dasar dari olahraga atletik. Atletik juga merupakan sarana pendidikan jasmani bagi peserta didik dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan dan
lain sebagainya Olahraga tidak hanya untuk bertujuan untuk kesegaran jasmani tetapi juga berguna untuk peningkatan prestasi atlet. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam olahraga tersebut diperlukan latihan yang teratur dan terstruktur. Ada beberapa latihan menurut Harsono (1988:100) yaitu: 1) latihan fisik, 2) latihan teknik, 3) latihan taktik, dan 4) latihan mental. Olahraga ini menekankan pada kekuatan otot tungkai untuk mendapat jauh lompatan yang maksimal. Istilah latihan berasal dari bahasa Inggris yang berarti training. Dalam bahasia Indonesia yang mempunyai arti latihan. Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Harsono (1982:27) latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Dalam melaksanakan latihan harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi atau memberikan peran bagai tercapainya prestasi yang maksimal dalam olahraga lompat jauh. Menurut Sajoto (1988:58) bahwa, komponen kondisi fisik diantaranya kekuatan, daya tahan (endurance), daya ledak otot, kecepatan, kelentukan, keseimbangan dan kordinasi. latihan dengan beban dalam beberapa hal hendaknya bersifat khusus. Namun perlu memperhatikan pula gerak yang dihasilkan, oleh karena itu latihan berbeban hendaknya dikaitkan dengan latihan peningkatan keterampilan motorik khususnya. Dengan kata lain latihan beban menuju peningkatan kekuatan, hendaknya diprogram yang menuju nomor-nomor cabang olahraga yang bersangkutan. Seperti diketahui bahwa untuk mendapatkan hasil lompatan yang jauh dalam lompat jauh perlu adanya bentuk latihan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, latihan tersebut dapat dilakukan baik dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Menggunakan alat dalam penelitian ini adalah latihan dengan naik turun bangku. Program latihan menurut Tohar (2004:54) program latihan dapat diatur dan dikontrol dengan cara memvariasikan beban latihan seperti volume, intensitas, recovery dan frekuensi dalam suatu unit program latihan harian Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sudah berjalan dengan baik, namun sejauh ini jauh lompatan yang didapat siswa kurang maksimal. Dari permasalahan di atas maka peneliti ingin memberikan sebuah bentuk latihan untuk olahraga atletik nomor lompat jauh yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi dari olahraga atletik nomor lompat jauh. Latihan yang diberikan berupa latihan naik turun bangku selama 18 kali pertemuan dan 3 kali seminggu dan selama 6 minggu untuk meningkatkan jauh lompatan pada siswa kelas X SMK PGRI Wlingi Kab. Blitar. Untuk mengawali gerakan naik turun bangku dengan posisi berdiri menghadap ke bangku, kemudian pada hitungan satu mengangkat kaki kanan/kiri ke atas bangku, hitungan kedua kaki kiri/kanan naik keatas bangku dan kedua kaki harus berada di atas bangku sepenuhnya, kemudian hitungan ke tiga kaki kanan/kiri
turun ke lantai, hitungan ke empat kaki kiri/kanan turun ke lantai, dan kembali ke tempat semula (lantai) yang dilakukan sesuai dengan posisi awal dan dilanjutkan gerakan selanjutnya secara berulang-ulang. Dalam melakukan gerakan naik turun bangku kedua lengan disamping badan. Dilakukan secara berulang-ulang selama 5 menit dengan irama sedang menggunakan metronom dengan irama andantino 76 dan 80, maestoso 84 dan 88, dan moderato 92, 96 dan 100 dengan frekuensi yang bertambah setiap latihan, dimulai dengan frekuensi 19 kali per menit kemudian meningkat sampai pada frekuensi 25 kali per menit yang merupakan frekuensi yang maksimal dalam latihan ini, kemudian istirahat selama 5 menit kemudian dilanjutkan dengan latihan kembali selama 5 menit dan latihan selesai dengan istirahat pendinginan. Pemberian latihan 5 menit tersebut disesuaikan dengan metode latihan ketahanan pada Harvard Step Up Test. Apabila pada Harvard Step Up Test menggunakan tinggi bangku 50 cm dan waktu selama 5 menit maka pada latihan ini menggunakan tinggi 13 inci/35 cm. Latihan naik turun bangku merupakan latihan dengan menggunakan satu kaki secara bergantian. Gerakan naik turun yang dilakukan dengan kuat, sesuai dengan irama pada metronom dan berkesinambungan akan meningkatkan unsur power yaitu kekuatan pada saat menumpu. Gerakan naik turun yang dilakukan dengan satu kaki secara bergantian, maka akan meningkatkan power otot tungkai yang berimbang antara kaki kanan dan kiri. Power otot tungkai mempunyai peranan yang penting dalam lompat jauh. Dengan meningkatnya power otot tungkai, maka akan mendukung pencapaian prestasi lompat jauh yang maksimal. Power otot tungkai berperan penting dalam lompat jauh terutama pada perubahan gerak horizontal menjadi gerak vertikal yaitu pada saat takeoff. untuk melakukan tolakan pada lompat jauh, maka otot-otot tungkai harus dikerahkan dengan kuat dan cepat pada saat melakukan tolakan untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Dengan pemberian latihan yang menekankan pada kekuatan otot tungkai diharapkan pada saat melakukan tolakan dapat kuat dan semakin jauh hasil lompatan yang didapatkan sehingga prestasi yang didapat semakin maksimal. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model eksperimen. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan dengan pola the one group pre-test post-test design (Budiwanto, 2005:51). Rancangan penelitian ini menggunakan tes awal sebelum pemberian perlakuan dan tes akhir setelah diberikan perlakuan. Hasil tes ini dapat menunjukkan ada tidaknya perbedaan hasil tes sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMK PGRI Wlingi Kab. Blitar. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X SMK PGRI Wlingi Kab.Blitar sejumlah 112 orang. Sampel yang digunakan yaitu berjumlah 36 orang. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu 1) latihan naik turun bangku (X). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Jauh lompatan (Y).
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes lompat jauh gaya jongkok. Subyek melakukan tes lompat jauh sebanyak 4 kali, dan diambil hasil yang terbaik (IAAF, 2013:199). Jarak awalan dari balok tumpu adalah 30-40 meter (IAAF, 2013:199). Pengukuran hasil lompatan dimulai dari papan tolakan sampai tempat mendarat (IAAF, 2013:200). Instrumen tes lompat jauh merupakan instrumen yang digunakan untuk mengetahui prestasi olahraga atletik nomor lompat jauh. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan data penelitian dengan menggunakan metode tes dan pengukuran. Data yang dikumpulkan dari pre-test dan post-test diolah dan dianalisis, sehingga data ini akan terkumpul berupa angka-angka. Adapun teknik data yang digunakan dalam peneltian ini adalah sebagai berikut : a) Statistik deskriptif yaitu dengan melihat mean, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. b) Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak dengan taraf signifikansi α = 0,05 menggunakan metode teknik uji Kolmogorov-smirnov. c) Uji-t amatan ulangan digunakan untuk menentukan perbedaan hasil lompat jauh antara pre test dan post test dengan taraf signifikansi α = 0,05. d) Uji Signifikansi digunakan untuk menentukan apakah hipotesis yang telah ditetapkan dapat diterima atau ditolak, dengan cara menguji signifikansi yaitu membandingkan antara hasil t- hitung dan t-tabel. Hipotesis akan ditolak apabila t-hitung lebih kecil dari t-tabel. Ini berarti hipotesis yang berbunyi pemberian latihan naik turun bangku terhadap prestasi lompat jauh, ditolak begitupun sebaliknya. Dengan kata lain apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel maka pemberian latihan naik turun bangku berpengaruh terhadap prestasi lompat jauh. HASIL Untuk mengetahui hasil dari penelitian ini, telah dilakukan tes untuk subyek. Setiap subyek melakukan tes lompat jauh sebanyak 4 kali, dan diambil hasil yang terbaik (IAAF, 2013:199). Jarak awalan dari balok tumpu adalah 30-40 meter (IAAF, 2013:199). Pengukuran hasil lompatan dimulai dari papan tolakan sampai tempat mendarat (IAAF, 2013:200). Data dari hasil lompat jauh dilihat dalam Tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Deskripsi Data Pre Test dan Post Test Lompat Jauh Gaya Jongkok Jenis Data N Skor Min Skor Mak Mean SD Pre Test 36 2,9 4,66 3,9956 0,47272 Post Test 36 3,13 4,68 4,2517 0,39746 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 dapat dikemukakan dan pada post test skor minimal 3,13 m skor maksimal 4,68 m. Skor ratarata bahwa dari jumlah subyek 36 hitung pada pre test yaitu 3,9956 didapatkan nilai pre test skor sedangkan skor rata-rata hitung pada minimal 2,9 m skor maksimal 4,66 m post test memiliki skor yang lebih
tinggi yaitu 4,2517. Selain itu standar deviasi post test juga menunjukkan skor lebih rendah dibandingkan dengan skor pre test yaitu post test 0,39746 dan pre test 0,47272, skor lebih rendah membuktikan penyebaran data semakin baik. Data uji normalitas nilai pretest lompat jauh dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pre Test pada Taraf Signifikansi α = 0,05 Jenis Data Df Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Pre Test 35 1,037 0,232 Normal Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas diperoleh data sebagai berikut. Data pre test diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov = 1,037 dengan signifikansi = 0,232 (p > α 0,05) maka H 0 ditolak, H 1 diterima, artinya data sampel pre test berdistribusi normal. Data uji normalitas post-test lompat jauh dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Post Test pada Taraf Signifikansi α = 0,05 Jenis Data Df Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Post Test 35 1,071 0,202 Normal Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas diperoleh data sebagai berikut. Data post test diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov = 1,071 dengan signifikansi = 0,202 (p > α 0,05) maka H 0 ditolak, dan H 1 diterima, artinya data sampel post test berdistribusi normal. Berdasarkan data uji normalitas data pre test dan post test masing-masing data di atas adalah berdistribusi normal maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan uji-t amatan ulang. Perhitungan uji-t amatan ulang dilakukan untuk mengetahui apakah data pre test dan post test terjadi perbedaan dan untuk mengetahui apakah pemberian latihan naik turun bangku berpengaruh terhadap prestasi lompat jauh. Hasil analisis uji-t amatan ulang disajikan pada tabel 4.5 dibawah ini. Tabel 4.5 Uji-t Amatan Ulang pada Taraf Signifikansi α = 0,05 T Df Sig. (2-tailed) Keterangan Pre test/ post test 9,953 35 0,000 Signifikan Dari perhitungan uji-t pada tabel diatas dari nilai tes lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMK PGRI Wlingi sebelum dan sesudah pemberian latihan naik turun bangku hasil uji-t menunjukkan t hitung sebesar 9,953, dan pada t- tabel ditingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (jumlah data 1) adalah 36 1 = 35 dan didapatkan angka 2,030 karena 9,953 > 2,030, maka antara pre test dan post test terdapat perbedaan signifikan artinya H 0 ditolak, H 1 diterima. Artinya ada
perbedaan yang cukup siginfikan antara sebelum dan sesudah pemberian latihan naik turun bangku. Berdasarkan perhitungan nilai diatas maka hipotesis yang berbunyi pemberian latihan naik turun bangku berpengaruh terhadap prestasi lompat jauh adalah diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian latihan naik turun bangku berpengaruh terhadap jauh lompatan pada lompat jauh gaya jongkok. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai pre test skor minimal 2,9 m skor maksimal 4,66 m dan pada post test skor minimal 3,13 m skor maksimal 4,68 m. Skor rata-rata hitung pada pre test yaitu 3,9956 sedangkan skor rata-rata hitung pada post test memiliki skor yang lebih tinggi yaitu 4,2517. Selain itu standar deviasi post test juga menunjukkan skor lebih rendah dibandingkan dengan skor pre test yaitu post test 0,39746 dan pre test 0,47272, skor lebih rendah membuktikan penyebaran data semakin baik. Berdasarkan hasil analisis data pre test diperoleh nilai Kolmogorov- Smirnov = 1,037 dengan signifikansi = 0,232 (p > α 0,05) maka H 0 ditolak, H 1 diterima, artinya data sampel pre test berdistribusi normal. Sedangkan Berdasarkan hasil analisis data post test diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov = 1,071 dengan signifikansi = 0,202 (p > α 0,05) maka H 0 ditolak, dan H 1 diterima, artinya data sampel post test berdistribusi normal. Dari perhitungan uji-t dari nilai tes lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X SMK PGRI Wlingi sebelum dan sesudah pemberian latihan naik turun bangku hasil uji-t menunjukkan t hitung sebesar 9,953, dan pada t-tabel ditingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (jumlah data 1) adalah 36 1 = 35 = 2,030 karena 9,953 > 2,030, maka antara pre test dan post test terdapat perbedaan signifikan artinya H 0 ditolak, H 1 diterima. Artinya ada perbedaan yang cukup siginfikan antara sebelum dan sesudah pemberian latihan naik turun bangku. Berdasarkan perhitungan nilai diatas maka hipotesis yang berbunyi pemberian latihan naik turun bangku berpengaruh terhadap prestasi lompat jauh adalah diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian latihan naik turun bangku berpengaruh terhadap jauh lompatan pada lompat jauh gaya jongkok. Gerakan naik turun yang dilakukan dengan kuat dan cepat berkesinambungan akan meningkatkan unsur power yaitu kekuatan pada saat menumpu. Gerakan naik turun yang dilakukan dengan satu kaki secara bergantian, maka akan meningkatkan power otot tungkai yang berimbang antara kaki kakan dan kiri. Untuk melakukan tolakan pada lompat jauh, maka otototot tungkai harus dikerahkan dengan kuat dan cepat pada saat melakukan tolakan untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Hasil penelitian diatas, dapat dinyatakan bahwa pemberian latihan naik turun bangku mempunyai pengaruh dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai. Dengan demikian hipotesis terbukti, yaitu ada pengaruh latihan naik turun bangku terhadap jauh lompatan. Dengan pemberian latihan naik turun bangku selama 18 kali pertemuan dan 3 kali seminggu dan selama 6 minggu bahwa terjadi peningkatan daya ledak otot pada siswa kelas X SMK PGRI Wlingi
Kab. Blitar yang signifikan. Daya ledak otot tungkai yang dimiliki yang dimiliki seorang atlet dapat meningkatkan jauh lompatan pada olahraga atletik nomor lompat jauh gaya jongkok. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Metode pelatihan naik turun bangku dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai 2. Metode pelatihan naik turun bangku dapat meningkatkan jauh lompatan pada olahraga atletik nomor lompat jauh. B. Saran Berdasarkan analisis data dan diskusi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1. Diharapkan dari hasil penelitian ini bisa memberikan tambahan ilmu dalam bidang olahraga dan dapat diterapkan untuk kalangan atlet maupun non atlet. 2. Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan bagi perkembangan pelatihan olahraga atletik khususnya nomor lompat jauh. 3. Diharapkan ada penelitian yang lebih lanjut untuk semakin meningkatkan prestasi olahraga atletik khususnya nomor lompat jauh. 4. Diharapkan peneliti lain atau ilmuan olahraga yang ingin mengembangkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan testi lebih banyak lagi dan menambahkan variabel lain yang berkaitan. DAFTAR PUSTAKA Budiwanto, Setyo. 2005. Dasardasar Metodologi Penelitian Dalam Ilmu Olahraga. Malang: Universitas Negeri Malang Harsono. 1982. Ilmu Coaching. Jakarta: KONI Pusat. Harsono. 1988, Coaching dan Aspekaspek dalam coaching. Depdikbud: Dirjen Dikti Jakarta IAAF. 2013. Competion Rules 2014-2015. Monaco: Imprimeri Multiprint. Diterjemahkan PB. PASI. Jakarta: PB. PASI. Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Tohar. 2004. Ilmu Kepelatihan Lanjutan. Semarang: FIK UNNES