I. PENDAHULUAN. kelompok besar, yaitu masyarakat pedesaan (rural) dan perkotaan (urban). Dua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

I. PENDAHULUAN. yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman yang membentuk suatu komunitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu asosiasi kehidupan, baik tumbuh-tumbuhan (flora)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat dan

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati telah disebutkan dalam kitab suci AlQur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan hidupnya. Manfaat hutan bagi manusia diantaranya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika.

I. TINJAUAN PUSTAKA. teknik teknik penggunaan tumbuhan dalam kebutuhan sehari hari (obat,

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara terkaya kedua di dunia di tinjau dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terbesar di dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Di Indonesia masih banyak jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biodiversitas ( Biodiversity

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat melimpah. Diperkirakan terdapat jenis tumbuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moch Ali M., 2015

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki etnis sangat beragam, yaitu terdiri atas 300 kelompok etnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki luas hutan terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam hayati Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAHAN PANGAN, MAKANAN, DAN POLA KONSUMSI PANGAN PADA MASYARAKAT

1. Pengantar A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan paling tinggi di dunia. Keanekaragaman tumbuhan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan-

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian hutan tropis terbesar di dunia terdapat di Indonesia. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia salah satunya berfungsi dalam menyembuhkan. berbagai penyakit yang dikenal sebagai tumbuhan obat.

BAB I PENDAHULUAN. Kajian etnobotani di Indonesia sangat penting karena di satu pihak masih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dihuni oleh kurang lebih suku tumbuhan yang meliputi 25-30

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dua pertiga merupakan luas lautan. Sedangakan diantara negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki luas sekitar Ha yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri

BAB I. PENDAHULUAN A.

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

BAB I PENDAHULUAN. endemisitas baik flora maupun fauna di Indonesia. atau sekitar 17% dari total jenis burung di dunia. Jumlah tersebut sebanyak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. ruang aktivitas manusia dan budayanya tidak bisa lepas dari atmosfir, biosfir,

I. PENDAHULUAN. secara lestari sumber daya alam hayati dari ekosistemnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah

2 TINJAUAN PUSTAKA. Etnobotani

BAB I PENDAHULUAN. Telah disepakati oleh beberapa ahli bahwa ajaran agama merupakan aspek

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

I. PENDAHULUAN. dunia. Frekuensi erupsi Gunungaapi Merapi yang terjadi dalam rentang waktu 2-

BAB I PENDAHULUAN. dan dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi.

BAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai megadiversity country. Sebagai negara kepulauan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Penjelasan Umum, Manfaat dan Fungsi Hutan. kesinambungan kehidupan manusia dan makhluk lainnya (Pamulardi,1994).

SKALA SAAT EVOLUSI. cenozoikum mesozoikum. proterozoikum. archeozoikum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman obat di dunia, ± dari 3000 sampai 4000 jenis tumbuhan obat yang

BAB I PENDAHULUAN. kaum tua, dan lambat laun mulai ditinggalkan karena berbagai faktor penyebab.

PENDAHULUAN. kadang-kadang tidak mencukupi (Ekstensia, 2003). Peran sektor pertanian di Indonesia terlebih di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hal tersebut menuai pro dan kontra. Kuswijayanti (2007) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species tumbuhan obat yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa kini, secara garis besar kebudayaan manusia terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu masyarakat pedesaan (rural) dan perkotaan (urban). Dua pengelompokan ini menggambarkan juga dua pendekatan berbeda terhadap pemahaman dan sikap terhadap konsep alam lingkungan. Etnobotani merupakan satu sub disiplin ilmu yang berguna untuk memahami hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya. Etnobotani sensu lato merupakan kajian mengenai hubungan kompleks antara manusia dengan lingkungan tetumbuhannya (Albuquerue dan Hurrell, 2010). Kajian etnobotani berkaitan dengan pengetahuan lokal tentang tumbuhan, sekarang maupun masa lalu di tempat dimana tumbuhan dan produknya beredar dan didistribusikan (Hurrell dan Pochettino, 2014). Pengetahuan botani masyarakat urban merupakan sebuah sistem kompleks berdasarkan konteks plurikultur dimana pengetahuan (kearifan lokal) masyarakat bersinggungan dengan kelompok pendatang dari daerah lain dengan kearifan lokal masing masing. Adanya migran tersebut sangat krusial karena mereka menciptakan pangsa pasar tersendiri dalam hal ini konsumsi buah - buahan, serta menawarkan produk sumber daya alam tumbuhan dan turunannya yang berbeda dari bagian kelompok urban lainnya (Arenas dkk, 2011., Pochettino dkk, 2012). Lebih dari itu, pemanfaatan dan posisi buah buahan di mata masyarakat urban semakin beragam dan saling mempengaruhi maupun melengkapi dengan budaya keilmuan kaum muda. Kelompok ini cenderung melihat peran manfaat produk 1

2 alam seperti buah buahan dengan lensa akademik, mencermikan latar belakang mereka 2

3 sebagai kaum berpendidikan. Hal ini didukung dengan mudahnya arus informasi yang didapatkan di era digital. Masyarakat Kota Yogyakarta merupakan sebuah contoh unik dalam memahamai konsep etnobiologi urban. Kota ini berbeda dengan yang lainnya, karena budaya Jawa dengan kearifan lokalnya yang cukup kuat dalam memanfaatkan buah buahan dan sumber daya alam lainnya. Disisi lain, wilayah ini yang terkenal sebagai kota pelajar, menyerap banyak etnis dan budaya dari seluruh penjuru Indonesia sebagai kaum pelajar, yang membawa kearifan lokal masing masing dan memperkenalkannya kepada masyarakat umum di Kota Yogyakarta. Fenomena lain yang berpengaruh terhadap kajian etnobotani di Kota Yogyakarta adalah fakta bahwa kota ini berkembang pesat dan masuk dalam era globalisasi dengan jaringan kapitalis, membuat jaring jaring dan sumber pengetahuan ekologi manusia yang berlapis lapis serta saling komplementer dalam membentuk interaksi antara manusia lingkungannya. Masyarakat sering percaya bahwa pemahaman lingkungan dengan pendekatan kearifan lokal dan pengetahuan ilmiah merupakan dua hal yang bertolak belakang. - Kajian etnobotani di kawasan urban adalah sebuah contoh konflik dan resistensi satu sistem dengan yang lain. Meskipun demikian, pengetahuan botani kaum urban sangatlah dinamis. Mereka terbentuk oleh kokonstruksi berbagai aktor dengan latar belakang pengetahuan dan budaya berbeda dalam lingkup urban (Hurrell dan Pochettino, 2014). Oleh karena itu kaum urban bukanlah antitesis terhadap pendirian manusia yang akan selalu melindungi dan memahami lingkungan serta belajar dari satu sama lain (Hunn, 2006; Emery dan

4 Hurley, 2016). Penelitian ini melihat dua domain kajian Almada (2011), mengenai sub disiplin etnobiologi yaitu 1) Bagaimana pengetahuan tradisional dan modern saling melengkapi dalam memperkuat pemahaman manusia akan lingkungannya 2) Bagaimana persepsi masyarakat urban tentang biodiversitas buah buahan yang sangat beragam dalam gradien sosial dan lingkungan urban. B. Keaslian Penelitian Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis dengan kemelimpahan biodiversitas flora dan fauna yang sangat tinggi. Dari segi sosio kultural, Indonesia terdiri dari banyak suku dan budaya. Dua komponen ini membuat kajian ettnobotani di Indonesia merupakan cabang ilmu dan penelitian yang pantas digali, karena tersimpan banyak kearifan dan pengetahuan lokal yang melandasi hubungan antara manusia dan lingkungan di negeri ini. Seperti yang dikemukakan oleh Iskandar (2016), pada umumnya masyarakat tradisional dengan berbekal modal pengetahuan lokalnya, seperti pengetahuan biologi lokal telah mampu dan berhasil melindungi proses-proses ekologi potensial, melindungi aneka ragam species atau varietas tumbuhan dan hewan, beserta ekosistemnya, untuk kepentingan ekonomi lokal mereka secara berkelanjutan. Meskipun demikian, kajian etnobotani di Indonesia untuk masyarakat urban masih sangat minim. Hal ini cukup dapat dipahami karena jumlah suku, masyarakat adat, etnis dan kebudayaan yang sangat beragam di Indonesia masih belum secara keseluruhan di eksplorasi dan dikaji. Pada saat yang sama, tingkat urbanisasi dan dampak globalisasi yang tinggi di Indonesia,

5 merupakan alasa kuat bagi peneliti untuk mulai mengkaji etnobotani masyarakat urban di Indonesia. Utamanya, kajian etnobotani di Indonesia banyak berfokus pada tumbuhan tumbuhan herbal, medisinal dan prospektif untuk kepentingan kesehatan. Jenis lain yaitu tumbuhan tumbuhan pangan dan vegetasi hutan pedalaman maupun cagar alam. Peneliti hendak meneliti etnobotani buah buahan dengan alasan bahwa sumber daya alam ini merupakan komoditas yang populer bagi konsumen masyarakat urban, tingkat biodiversitasnya yang tinggi di Indonesia dan kedudukannya yang terancam oleh buah buahan impor dan varietas dari luar negeri. Masyarakat desa (rural society) merupakan kebalikan dari masyarakat urban. Penelitian dari Syafitri dkk (2014) tentang kajian etnobotani masyarakat desa di Kabupaten Malang menunjukkan bahwa terdapat 155 jenis tanaman dengan fungsi kesehatan atau pangan fungsional sebesar 40,65%, estetika 38,71%, peneduh 12,90%, pakan ternak 5,16% dan spiritual 2,58%. Kajian etnobotani di wilayah Yogyakarta telah dilakukan oleh Romdhoni dkk (2015), mengenai etnobotani tumbuhan paku pada masyarakat di sekitar Hutan Pendidikan Wanagama, menunjukkan bahwa terdapat 23 jenis tumbuhan paku dengan tingkat pemanfaatn tumbuhan yang rendah oleh warga lokal di Wanagama. Tumbuhan paku dimanfaatkan sebagai pakan obat, makanan ternak, ornamen dan campuran jamu. Penelitian yang dilakukan oleh Suharti (2015), mengenai pemanfaatan tumbuhan bawah di sekitar Taman Nasional Gunung Merapi oleh masyarakat

6 lokal menunjukkan bahwa terdapat 23 jenis tumbuhan bawah pada zona pemanfaatan TNGM dengan pemanfaatan sebagai campuran atau tambahan pakan ternak, pupuk, obat tradisional, alas tidur ternak dan minuman rebusan. Jenis tumbuhan bawah yang sering digunakan adalah ireng ireng (Curcuma aeruginosa), tapak liman (Elephantopus scaber), rumput eri (Imperata contracta), kirinyuh (Chromolaena odorata), regedeg (Centella asiatica) dan alang alang (Imperata cylindrica). Penelitian oleh Shanthi dkk (2014), tentang etnobotani pengobatan tradisional untuk perawatan wanita di Keraton Surakarta, menunjukkan bahwa terdapat 120 spesies yang terbagi menjadi 55 famili dan digunakan untuk membuat 61 jenis ramuan. Kelompok tumbuhan yang digunakan didominasi oleh herba, terna, bumbu dan rempah. Organ tumbuhan yang digunakan adalah akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. C. Rumusan Masalah 1) Bagaimana keanekaragaman buah buahan yang diperjualbelikan di pasar wilayah Kota Yogyakarta? 2) Bagaimana kajian etnobotani (preferensi, akses, pemanfaatan, ekologi manusia serta persaingan pasar) buah buahan yang diperjual belikan di pasar di wilayah Kota Yogyakarta? 3) Bagaiman implikasi kajian etnobotani tersebut terhadap eksistensi sumber daya lokal buah buahan Indonesia? D. Tujuan Penelitian

7 1) Mengetahui biodiversitas buah buahan yang diperjualbelikan di wilayah Kota Yogyakarta, 2) Mengetahui aspek etnobotani (preferensi, akses, pemanfaatan, ekologi manusia serta kontestasi pasar) buah - buahan masyarakat terhadap biodiversitas buah buahan yang dijual di Kota Yogyakarta, 3) Mengetahui peluang dan ancaman biodiversitas sumber daya alam buah buahan lokal. E. Manfaat Penelitian 1) Bagi mahasiswa, sebagai salah satu penerapan ilmu pengetahuan sehingga menambah wawasan terutama mengenai kajian etnobotani buah buahan di Kota Yogyakarta, 2) Menginventaris keanekaragaman buah buahan yang diperjual belikan di Kota Yogyakarta, 3) Bagi kalangan pendidikan dan akademik, organisasi non maupun kepemerintahan dan umum, dapat sebagai bahan kajian dan informasi untuk penelitian lebih lanjut.