BAB I PENAHULUHAN. norma dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Setiap perbutan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

Jenis Kelamin. Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

III.METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasari pada metode

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERBANDINGAN PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERTAMA DAN RESIDIVIS.

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor memang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum adalah sesuatu yang sangat sulit untuk didefinisikan. Terdapat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. ayat (4) dari UU No. 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian, telah

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

SKRIPSI PERAN BAPAS DALAM PEMBIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MENJALANI CUTI MENJELANG BEBAS. (Studi di Balai Pemasyarakatan Surakarta)

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Barat yang masuk melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung lurus

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. kepentingan itu mengakibatkan pertentangan, dalam hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kehidupan manusia akan seimbang dan selaras dengan diterapkannya

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. norma yang ada, melanggar kepentingan orang lain maupun masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum.

III. METODE PENELITIAN. digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

III. METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum dan masyarakat, dengan jalan menganalisisnya. Yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. mahluk sosial dan sebagai mahluk individu. Dalam kehidupan sehari-harinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala

BAB I. khususnya yang cukup banyak terjadi di kabupaten Malang adalah perjudian. 1

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

BAB I PENDAHULUAN. mengatur suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep menjadi

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB III PENUTUP. dalam penulisan skripsi ini, mencoba mengambil beberapa kesimpulan yakni :

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan. tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: hubungannya dengan peran kepolisian dalam penyidikan Tipiring.

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu :

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hukum tidak berdasar kekuasaan belaka. 1 Permasalahan besar dalam. perkembangan psikologi dan masa depan pada anak.

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang

METODE PENELITIAN. dengan seksama dan lengkap, terhadap semua bukti-bukti yang dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang, dengan tujuan pokok untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kongkrit. Adanya peradilan tersebut akan terjadi proses-proses hukum

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Mengenai Penegakan Hukum Pidana. 1. Penegak Hukum dan Penegakan Hukum Pidana

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

PERAN IKOSA (IKATAN KLUB OTOMOTIF SURAKARTA) DALAM MENDUKUNG SATLANTAS POLTABES SURAKARTA GUNA MEWUJUDKAN KETERTIBAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. tegas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechtstaat); tidak. berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machstaat).

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan suatu alat negara yang mempunyai tujuan untuk. menertibkan, mendamaikan, dan menata kehidupan suatu bangsa demi

III. METODE PENELITIAN. penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

Transkripsi:

BAB I PENAHULUHAN A. Latar belakang masalah Hukum merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, hukum adalah suatu norma atau aturan yang mengikat dimana setiap perbuatan selalu ada batasanya, hukum juga dapat di artikan sebagai sistem norma/kaidah. 1 Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak dapat lepas dari norma dan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Setiap perbutan manusia atau tingkah laku manusia itu ada aturannya, baik dipandang dari segi hukum adat, hukum islam maupun hukum pidana. Sebagai warga negara Indonesia kita harus sadar, taat dan patuh terhadap aturan-aturan hukum yang berlaku di dalamnya. Menurut Paul Scholten kesadaran hukum merupakan suatu kategori, yaitu pengertian yang aprioritis umum tertentu di dalam hidup kejiwaan kita yang menyebabkan kita dapat memisahkan antara hukum dan kebatilan, yang tidak ubahnya dengan benar dan tidak benar baik dan buruk. 2 Jika melihat negara Indonesia adalah negara hukum, maka perbutan tindak pidana yang bertentangan dengan undang-undang pasti akan di kenai sanksi atau denda sesuai dengan apa yang diperbuatnya. Secara yuridis dapat di pahami dari Pasal 1 ayat 1 KUHP, yang bunyinya : 1 Juhaya. S. Praja. 2011, Teori Hukum dan Aplikasinya, Bandung: CV. Pustaka Setia, hlm. 167. 2 Sudikno Mertokusumo. 2007, Mengenal Hukum,Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, hlm.120. 1

2 Tiada suatu perbuatan yang dapat dipidana, kecuali atas kekuat peraturan-peraturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan. Moeljatno menyatakan bahwa tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana, terhadap barang siapa melanggar larangan tersebut. Dengan demikian dapat diketahui suatu pelanggaran dikatakan termasuk tindak pidana apabila pelanggaran itu memenuhi semua unsur tindak pidana. Unsur-unsur tindak pidana tersebut adalah perbuatan itu harus merupakan perbuatan manusia, perbuatan itu harus dilarang dan di ancam dengan hukuman oleh undang-undang, perbuatan itu bertentangan dengan hukum, dilakukan oleh orang yang dapat dipertanggung jawabkan, perbuatan itu harus dapat dipersalahkan kepada si pembuat. 3 Secara umum tujuan hukum pidana adalah menciptakan ketertiban, keadilan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan jalan mencegah dan melindungi kepentingan-kepentingan hukum baik kepentingan orang-perorangan atau individu, kepentingan masyarakat atau kolektivitas serta kepentingan negara atau pemerintah, dan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikannya. Sehingga pemberian sanksi pidana bukan merupakan tujuan akhir melainkan merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya. 4 Salah satu bentuk tindak pidana yang sering terjadi di dalam masyarakat adalah perjudian, karena perjudian bisa dilakukan dimana saja 3 Erdianto Effendi, 2014, Hukum Pidana Indonesia,Bandung:PT Refika Aditama,hlm.98. 4 S.R.Sianturi, 1989, Asas-asas Hukum Pidana Di Indonesia Dan Penerapannya, Jakarta: Alumni Ahaem-Patehaem,hlm.57.

3 dan dalam bentuk apa saja. Perjudian atau berjudi berasal dari kata judi yang_artinya adalah tiap-tiap permainan yang mendasarkan pengharapan buat menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan pemainan. Selama ini masyarakat paham, judi merupakan suatu tindak pidana yang bertentangan dengan undang-undang, dimana merupakan perbuatan yang di larang, akan tetapi walaupun judi dilarang dan diancam dengan hukuman, masih saja banyak yang melakukannya. Karena manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, sedangkan di sisi lain tidak setiap orang dapat memenuhi hal itu karena berbagai sebab, misalnya karena tidak mempunyai pekerjaan atau mempunyai penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebagian masyarakat khususnya di daerah Boyolali melakukan tindak pidana tersebut dan bahkan dilakukan diseputar pagelaran hiburan rakyat, salah satu betuk perjudian yang dilakukanya adalah judi dengan menggunakan dadu dengan cara menebak nomor dadu yang akan muncul setelah dadu ditaruh dalam bathok kelapa, dalam bahasa jawa jenis judi tersebut adalah Othok. Pada dasarnya penegakan hukum mengenai perjudian sebetulnya sama dengan penegakan hukum pada umumnya, dimana perjudian sudah diatur di dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian, tetapi tidak dijelaskan secara rinci defenisi dari perjudian. Akan tetapi dalam

4 UU No. 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 303 ayat (1) di atur sebagai berikut: Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidanadenda paling banyak dua puluh lima juta rupiah barang siapa tanpa mendapat izin melakukan: 1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu 2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya suatu syarat atau dipenuhinya suatu tata-cara; 3. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencarian. Kemudian di pasal yang sama 303 ayat (3) menjelaskan judi adalah tiap tiap permainan, dimana pada umumnya kemungkina mendapatkan untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainannya lebih terlatih atau lebih mahir. 5 Selain pasal yang mengatur perbuatan tersebut, disini peran penegak hukum atau polisi sangat di perlukan, penegak hukum sebagai bagian dari anggota masyarakat, juga terkait dengan norma hukum. Semua tindakan dalam penegakan hukum harus berpedoman terhadap norma hukum. 6 Pencegahan melalui penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat kepolisian sudah dilakukan, melalui penegakan hukum inilah hukum itu menjadi hidup atau nyata. Akan tetapi semua itu tidak akan maksimal jika masyarakat tidak berperan aktif dalam melaporkan tindak pidana tersebut, hal yang demikian dapat disebabkan karena sebagian masyarakat setempat juga ikut melakukan perbuataan itu sendiri (judi). Berdasarkan uraian latar 5 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 303 ayat (3) 6 Sudaryono, dan Natangsa Surbakti, 2005, Hukum Pidana, Fakultas Hukum: Universitas Muhammadiyah Surakarta, hlm.17

5 belakang masalah tersebut, penulis tertarik memfokuskan pembatasan masalah lebih lanjut ke dalam sebuah skripsi dengan judul : Perjudian di Seputar Pagelaran Hiburan Rakyat Dalam Prespektif Kriminologi dan Hukum. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah penulis utarakan di dalam latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aspek kriminologis yang mendorong praktek perjudian di seputar pagelaran hiburan rakyat? 2. Bagaimana penegakan hukum terhadap perjudian yang dilakukan di pagelaran hiburan rakyat? 3. Kendala-kendala pihak kepolisian dalam proses penegakan hukum perjudian di wilayah hukum Polres Boyolali? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui aspek kriminologis yang mendorong praktek perjudian di seputar pagelaran hiburan rakyat. 2. Untuk mengetahui implementasi penegakan hukum terhadap perjudian yang dilakukan di pagelaran hiburan rakyat. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala pihak kepolisian dalam proses penegakan hukum perjudian di wilayah hukum Polres Boyolali.

6 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis berharap dalam penelitian ini bisa memberikan manfaat dan kegunaan, adapun manfaat dan kegunaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penegakan hukum yang ada di dalam Indonesia, terutama mengenai tindak pidana perjudian. b. Memberikan literatur atau referensi terhadap orang yang membacanya. 2. Manfaat praktis Di harapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada aparat penagak hukum untuk tegas dalam menerapkan norma norma yang berlaku khususnya tentang tindak pidana baik dilakukan oleh masyarakat kalangan atas maupun masyarakat kalangan bawah. E. Kerangka pemikiran Secara umum, perjudian adalah sebuah permainan di mana sang pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan, di mana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang kemudian sang pemenang akan mendapatkan uang dari pemain yang kalah. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si pemenang, peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan atau permainan dimulai. 7 Banyak jenis dan macam-macam perjudian, seperti judi dengan menggunakan kartu, dadu, judi tebak scoor, sambung ayam, judi online dan 7 https://id.wikipedia.org/wiki/perjudian di akses tanggal 26 Maret 2017 pukul 13.07 WIB

7 masih banyak lagi jenis-jenis judi yang sering kita jumpai terutama judi dengan menggunakan dadu di seputar pegelaran hiburan rakyat. Dalam KUHP sudah mengatur tentang hal tersebut yakni pada pasal 303. Menurut Purnadi dan Soerjono Soekanto, diciptakanya hukum atau peraturan adalah untuk kedaiamaian hidup antar pribadi yang meliputi ketertiban ekstern antar pribadi dan ketenangan intern antar pribadi. 8 Serta agar masyarakat tidak semena-mena melakukan perbuatan yang dapat membahayakan atau merugikan orang lain. Perbuatan itu juga bisa dilihat dari perspektif krimimologi, 9 serta objeknya, yakni objek studi kriminologi mencakup tiga hal, yaitu penjahat, kejahatan, dan reaksi masyarakat terhadap keduanya. 10 Maka dari itu, peran kriminologi di sini juga sangat diperlukan, dimana hubungan kriminogi dengan hukum pidana sangat erat, artinya hasil-hasil penyelidikan kriminologi dapat membantu pemerintah dalam menangani masalah kejahatan, terutama di bidang etiologi kriminal dan penologi. 11 Sehingga dalam menangani kejahatan atau tindak pidana bisa menjadi lebih mudah atau dapat dorongan dari aspek kriminologi. F. Metode Penelitian Metode penelitian ini bertujuan menemukan gejala atau beberapa penyebab, yang bertujuan guna memperoleh data-data yang benar dan riil, 8 Sudikno Mertokusumo, op. cit.hlm.81. 9 Kriminologi merupakan kumpulan ilmu pengetahuan tentang kejahatan yang bertujuan memperoleh pengetahuan dan pengertian tentang gejala kejahatan dengan jalan mempelajari dan menganalisis secara ilmiah keterangan, keseragaman, pola, dan faktor kausal yang berhubungan dengan kejahatan, serta reaksi masyarakat terhadap keduanya. Wolfgang Savitz dan Johnston dalam, The Sociology of crime and Delinquency. Juhaya S. Praja, 2011, Teori Hukum dan Aplikasinya, Bandung: CV. Pustaka Setia.hlm.201. 10 Idbid, hlm. 201. 11 Susanto, 2011, Kriminologi, Yogyakarta: Genta Publishing, hlm.20

8 suatu penelitian ini harus menggunakan metode yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan. Di dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang penulis gunakan di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode yuridis empiris. 12 Pendekatan Penelitian yang memulai pendekatan di aspek perundang-undangan, kemudian dilanjutkan dengan pendekatan terhadap praktek penegakan hukum di masyarakat, yuridis empiris dilakukan terhadap pelanggaran tindak pidana perjudian. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif. 13 Adapun yang akan penulis analisa dalam penelitian ini adalah mengenai aspek kriminoligis dari tindak pidana perjudian kemudian penegakan hukum serta kendalakendala aparat penegak hukum dalam memberantas tindak pidana tersebut. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di daerah Boyolali, khususnya di tempat pagelaran hiburan rakyat saat berlangsung, kemudian selain itu penulis juga mengambil lokasi Polsek Boyolali. Pengambilan lokasi ini dengan pertimbangan mendapatkan data yang penulis akan teliti kemudian menghemat biaya dan waktu. 12 Soerjono Soekanto, 2008, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press.hlm.51 pendekatan empiris yakni suatu metode penelitian yang di lakukan untuk memperoleh data primer dilapangan 13 Jenis penelitian diskriptif yang di maksud adalah untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan dan gejala lainya, lihat Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press.hlm.10

9 4. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Data Primer Data primer. 14 Berupa sejumlah keterangan atau fakta yang di peroleh secara langsung dari sumber data yang bersangkutan, yakni pelaku, aparat kepolisian, dan tokoh masyarakat di daerah Boyolali (Polres Boyolali). b. Data Sekunder 1) Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yakni berupa norma atau kaidah dasar peraturan perundang-undangan, antara lain: a) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) b) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian. 2) Bahan hukum sekunder Berupa bahan-bahan atau buku-buku, makalah dan literatur karya ilmiah yang berkaitan dengan penilitian ini. 3) Bahan Hukum Tersier Bahan hukum yang mendukung atau memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, berupa kamus, Ensiklopedia, dan lain sebagainya. 14 Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari, Saifudin Azwar, 1998, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm.91.

10 c. Metode Pengumpulan Data Data-data yang di perlukan dari penelitian akan dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data antara lain: 1) Studi Kepustakaan Memperoleh data yang digunakan di dalam penelitian ini dengan mengumpulkan beberapa data yaitu berupa literatur dan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta peraturan hukum yang terkait dengan penelitian ini. 2) Studi Lapangan Studi lapangan yang dilakukan degancara wawancara. 15 wawancara suatu metode yang di lakukan penulis untuk memperoleh data secara langsung terhadap objek yang akan diteliti bertujuan untuk memperoleh data primer dengan cara wanwancara. Penulis melakukannya dengan pelaku, tokoh masyarakat, dan Polres Boyolali mengenai judul yang penulis teliti yakni perjudian di seputar pagelaran hiburan rakyat. d. Metode Analisis Data Penulis melakukan penelitian dengan menganilisis data yang meliputi perundang-undangan, buku, jurnal, makalah, doktrin, dan lain sebagainya yang terkait dengan perjudian, sehingga bisa dihubungkan dengan data yang diperoleh penulis dilokasi penelian baik dari studi kepustakaan ataupun wawancara, yang pada akhirya dapat disusun 15 Wanwancara adalah proses tanya jawab yang berlangsung secara lisan diantara dua orang atau lebih bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keteranganketerangan, Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian,2007, Jakarta: PT.Bumi Aksara,hlm.8.

11 secara sistematis untuk ditarik kesimpulanya. Metode pengambilan kesimpulan yang penulis teliti adalah dengan menggunakan metode induktif. G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memberikan gambaran yang jelas tetang arah dan tujuan skripsi ini, maka penulis menarik garis besar yang di gambarkan sebagai berikut: BAB I adalah Pendahuluan yang berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II adalah Tinjauan pustaka, yang berisikan menganai uraian dasar teori yang meliputi, tinjauan umum tentang tindak pidana perjudian, tinjauan umum tentang penegakan hukum, tinjauan umum tentang sebab-sebab orang melakukan tindak pidana (kriminologi). BAB III Isi dan pembahasan dimana penulis akan menguraikan dan membahas mengenai Aspek kriminologis yang mendorong praktek perjudian di seputar pagelaran hiburan rakyat, implementasi penegakan hukum terhadap perjudian yang dilakukan di pagelaran hiburan rakyat serta kendala-kendala pihak kepolisian dalam penegakan hukum tindak pidana perjudian tersebut. BAB IV adalah Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan apa yang telah penulis teliti.