BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi solusi yang dilematis namun terus saja terjadi setiap tahun. Saat ini pengangguran tak hanya berstatus lulusan SD sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima karyawan baru sementara tingkat persaingan semakin tinggi. Tidak ada jaminan seorang sarjana mudah memperoleh pekerjaan (Agustinus, 2013). Besarnya angkatan kerja ini kurang diimbangi dengan pemenuhan lapangan kerja. Berdasarkan data yang didapat dari balipost.com, jumlah pengangguran di Kabupaten Tabanan pada tahun 2015 bertambah dari tahun sebelumnya (tahun 2014). Tercatat, penambahan itu sebanyak 279 orang. Rinciannya, pada 2014, jumlah pengangguran mencapai 2.843 jiwa atau 1,06 persen, sedangkan pada 2015 naik menjadi 3.122 jiwa atau 1,16 persen. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Tabanan, Tjokorda Alit Juli, penambahan angka pengangguran diakibatkan penambahan angkatan kerja yang tercatat sebagai pencari kerja di Disnaker. Sempitnya lapangan kerja membuat penganguran semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dari angkatan kerja ini lebih memilih mencari kerja sebagai tujuan utama dari pada berwirausaha. Oleh karena 1
melimpahnya pencari kerja dan sempitnya lowongan kerja, perusahaan yang membutuhkan karyawan cenderung untuk mematok standar kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Kualitas sumber daya manusia menentukan keberhasilan kerja dan memperoleh pekerjaan (Agustinus, 2013). Niat kewirausahaan diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (Indarti dan Rokhima, 2008) Salah satu elemen penting dalam mempromosikan kewirausahaan adalah untuk memotivasi individu menjadi pengusaha dan membekali mereka dengan keterampilan yang tepat untuk menjadikan peluang bisnis menjadi usaha sukses. Namun, keputusan untuk menjadi wirausaha ditentukan oleh banyak faktor. Hal ini sangat diperlukan untuk melihat faktor-faktor yang membuat seseorang menjadi pengusaha. Hasil penelitian Pretheeba (2014) membuktikan bahwa kegiatan kewirausahaan ditentukan oleh niat. Orang-orang tidak akan menjadi pengusaha secara tiba-tiba tanpa pemicu tertentu, dan yang paling penting, yaitu niat. Sumardi (2007) menjelaskan bahwa pengusaha atau wirausahawan (entrepreneur) merupakan seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang diharapkan dengan risiko dan ketidakpastian untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara membuka kesempatan kerja. Memanfaatkan sumber daya yang diperlukan menjadi entrepreneur bagi mahasiswa perlu ditunjang oleh setiap Universitas dalam menunjang minat berwirausaha bagi alumninya. Seorang pengusaha merupakan seorang yang menggabungkan sumber daya, tenaga kerja, bahan baku, serta aset lain untuk menghasilkan nilai yang lebih besar dari 2
sebelumnya, juga seorang yang mengenalkan perubahan, inovasi, dan tantangan baru. Hisrich (2001) mengemukakan bahwa kewirausahaan diartikan sebuah proses dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan oleh individu yang menanggung risiko utama dalam hal modal waktu, dan/atau komitmen karier atau menyediakan nilai bagi beberapa produk atau jasa. Kewirausahaan merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat besar peranannya dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, peran mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Tabanan sangat besar maknanya bagi pengembangan ekonomi kreatif. Dengan demikian seharusnya mahasiswa Universitas Tabanan lebih memiliki niat untuk menjalankan bisnis dengan kemandirian yang tinggi. Peran kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia. Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Mahasiswa sebagai panutan masyarakat dapat mendorong budaya berwirausaha. Universitas Tabanan diharapkan juga mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga mampu memberi dorongan niat masyarakat khususnya mahasiswa untuk berwirausaha. Mahasiswa sebagai komponen masyarakat yang terdidik, sebagai harapan masyarakat dapat membuka lapangan kerja, dengan menumbuhkan niat berwirausaha. Mahasiswa jurusan ekonomi, diharapkan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga hal ini akan mampu membuka lapangan kerja yang lebih luas. Dengan 3
kondisi tersebut, maka universitas-universitas mampu menyiapkan anak didiknya, khususnya jurusan ekonomi untuk menjadi wirausaha yang unggul, supaya tidak menggantungkan kerja pada orang lain, tetapi diperlukan keberanian untuk membuka usaha sendiri atau berwirausaha. (Tjahjono, 2008:2) Kondisi seperti dijelaskan diatas, tentu menjadikan para mahasiswa berani mengambil keputusan untuk berwirausaha. Bagi banyak orang, keputusan berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan tinggi (high involvement) karena dalam mengambil keputusan akan melibatkan faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, pembelajaran (sikap), faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga dan lain sebagainya (norma subyektif). Kemudian mengukur kontrol keperilakuan yang dirasakan (perceived control behavior) yaitu suatu kondisi bahwa orang percaya tindakan itu mudah atau sulit untuk dilakukan dengan memahami berbagai risiko atau rintangan-rintangan yang ada apabila mengambil tindakan tersebut. (Tjahjono, 2008:2) Suharti dan Sirine (2011), mengungkapkan bahwa s alah satu faktor yang mendorong pertumbuhan kewirausahaan di suatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan serta pembentukan sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausaha dapat terbentuk dengan adanya pendidikan kewirausahaan. Fatoki (2014) menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan menjadi faktor penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan keinginan, jiwa dan prilaku berwirausaha dikalangan generasi muda karena pendidikan merupakan 4
sumber sikap dan niat keseluruhan untuk menjadi wirausahawan sukses dimasa depan. Oleh karena itu, mahasiswa fakultas ekonomi universitas tabanan, diharapkan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga hal ini akan mampu membuka lapangan kerja yang lebih luas. Kewirausahaan adalah keinginan atau kemampuan dan kemauan seorang untuk berisiko dengan menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, usaha, untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. Unsur-unsur penting yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah unsur pengetahuan, mencirikan tingkat penalaran yang dimiliki seseorang. Pada umumnya unsur pengetahuan banyak di tentukan oleh tingkat pendidikan orang bersangkutan. Semakin tinggi dan semakin luas pendidikan seseorang, semakin tinggi dan semakin luas pula pengetahuannya. Unsur keterampilan pada umumnya diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata. Wirausaha yang dilengkapi dengan keterampilan tinggi akan mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi. Unsur sikap mental menggambarkan reaksi sikap dan mental sesorang ketika menghadapi suatu situasi. Berwirausaha secara umum dituntut, dengan adanya sikap mental yang fleksibel, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan keadaan, dinamis, kreatif, dan penuh inisiatif. Unsur kewaspadaan merupakan paduan untuk pengetahuan dan sikap mental dalam menghadapi keadaan yang akan datang, dimana dalam hal berwiraswasta harus memiliki sikap defensive dan offensive. (M.Fuad. dkk, 2009:41) Pendidikan kewirausahaan adalah proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan perilaku dan sikap seseorang. 5
Kesempatan ini hendaknya dapat dimanfaatkan oleh setiap sekolah, universitas dan pihak pemerintah setempat untuk menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang lebih terarah, cakap dan terampil. Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan menempuh mata kuliah pendidikan kewirausahaan pada semester III, hal ini berkaitan erat dengan kurikulum yang disusun di Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan guna menjawab masalah peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui kurikulum berbasis wirausaha. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan untuk melihat seberapa besar niat seseorang tersebut untuk menjadi wirausaha maka menarik untuk meneliti hal-hal yang dianggap bisa mempengaruhi niat seseorang untuk memulai berwirausaha. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan? 2) Bagaimanakah pengaruh parental terhadap niat berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan? 3) Bagaimanakah pengaruh locus of control terhadap niat berwira usaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan? 6
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan. 2) Untuk mengetahui pengaruh parental terhadap niat berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan. 3) Untuk mengetahui pengaruh locus of control terhadap niat berwirausaha Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Tabanan. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan studi empiris sehingga menambah generalisasi hasil studi sebelumnya, atau menambah bukti bukti untuk memperkuat teori mengenai variabel atau permasalahan yang diteliti yaitu variabel pendidikan kewirausahaan, parental dan locus of control terhadap niat berwirausaha. 7
2) Kegunaan Praktis Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam pengambilan keputusan untuk permasalahan sikap berwirausaha terhadap niat berwirausaha, pendidikan kewirausahaan menjadi suatu permasalahan dalam menentukan niat berwirausaha serta pengaruh lingkungan keluarga (pekerjaan orang tua) dan locus of control yang dimiliki seseorang untuk membuka usaha dan sebagai bahan masukan untuk Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan dalam meningkatkan pendidikan kewirausahaan. Selain itu juga pemerintah agar mendukung adanya UMKM yang membantu perekonomian Negara sendiri. 1.5 Sistematika Penulisan Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian yang terdiri dari hal-hal yang mendasari dilakukannya penelitian, serta menguraikan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian 8
Bab ini menguraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan motivasi berwirausaha, kebutuhan akan prestasi, pendidikan kewirausahaan, intensi kewirausahaan, hipotesis penelitian, dan model penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum profil Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan beserta mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan yang menjadi sampel dalam penelitian, deskripsi variabel penelitian, dan pembahasan mengenai hasil analisis tersebut. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan serta saran-saran yang diberikan untuk 9
pengembangan pendidikan kewirausahaan bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan dan pengembangan bagi peneliti selanjutnya. 10