BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

DETERMINAN KELENGKAPAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR RIAU TAHUN 2016 SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

5. HAKEKAT PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG RM dan PERTAURAN TERKAIT LAINNYA LILY WIDJAYA,SKM.,MM D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun. Status kepegawaian : Pendidikan : Lama kerja : B. Pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. dan dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan

SKRIPSI ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD SABANG TAHUN 2017 OLEH ARIEF NIM :

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Angginia Nita Lubis, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara optimal. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum ANGGOTA PERHUKI DKI

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

1. UU 29/2004 Tentang Praktik Kedokteran (UUPK) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis Rekam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. kuliah pengelolaan system rekam medis 1 yang diberikan dosen pengasuh, juga

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap dengan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan akan terwujud dengan baik, apabila. terselenggaranya rekam medis yang dilakukan berdasarkan bukti bukti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

PENATAAN REKAM MEDIS. LILY WIDJAJA, Amd.PK., SKM., MM.

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi yang terus-menerus mengalami perkembangan. Perkembangan yang terjadi tidak hanya pada bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi. Bidang kesehatan dan profesi kesehatan pun ikut mengalami perkembangan. Salah satu cara penyelenggaraan kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang di pengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (UU No 44 Tahun 2009). Mutu layanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk tetap dapat menjaga keberadaan suatu rumah sakit.pelayanan yang bermutu bukan hanya pada pelayanan medis saja, tetapi juga pada pelayanan penunjang seperti penanganan rekam medis (RM) di rumah sakit yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit yang dapat di ketahui melalui kelengkapan pengisian rekam medis.terselenggaranya rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. Sesuai yang dikemukakan Lembcke (1967) dalam Hatta (2003) seminar Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (PORMIKI) I dalam menilai mutu terlebih dahulu diketahui standar, norma, kriteria yang diukur dan seseorang tidak dapat dikatakan telah melakukan kualitas pelayanan buruk ataupun baik sebelum standar, norma, maupun kriteria pelayanan 1

2 medis yang ditetapkan dilaksanakan. Rekam medis merupakan keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium,diagnosa serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat (Depkes RI, 2006 ). Semenjak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah melakukan kegiatan pencatatan, hanya saja masih belum di laksanakan dengan baik, dari segi penataan maupun pengolahan atau mengikuti sistem informasi yang benar. Penataan masih tergantung pada selera pemimpin masing-masing rumah sakit.pada tahun 1960 dengan di keluarkanya Peraturan Pemerintah No.10, maka kepada semua petugas kesehatan diwajibkan untuk menyimpan rahasia kedokteran, termaksud berkas rekam medis.kemudian pada tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis. Guna menunjang terselenggaranya rencana induk ( master plan ) yang baik, maka setiap rumah sakit harus (1) Memiliki dan mengolah data statistik, sehingga dapat menghasilkan data informasi yang up to date (2)Memiliki prosedur penyelenggaraan rekam medis yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan.maksud dan tujuan dari peraturan peraturan tersebut adalah agar diinstitusi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit dapat menyelenggarakan dan menjalankan rekam medis dengan baik (Depkes RI 2006). Menurut Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 Rekam medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan yang telah di berikan. Rekam medis

3 merupakan keharusan yang penting bagi data pasien untuk diagnosis dan terapi,namun dalam perkembanganya rekam medis dapat di gunakan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian serta untuk masalah hukum. Hal ini sebagai landasan hukum bagi semua pengelola rumah sakit untuk menyelenggarakan rekam medis rumah sakit. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam surat keputusan Dirjen Yanmed No. 78 tahun 1991 tentang petunjuk penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. Dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/Menkes/PER/III/2008, disebutkan ketentuan minimal yang harus di lengkapi oleh petugas kesehatan (terutama dokter dalam pengisian pencatatan rekam medis rawat inap). Sekurang-kurangnya memuat 13 (tiga belas) butir (aspek pengisian) yang wajib di lengkapi yaitu : (1) identitas pasien (2) tanggal dan waktu (3) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit (4) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik (5) diagnosis (6) rencana penatalaksanaan(7) pengobatan dan/atau tindakan (8) persetujuan tindakan bila diperlukan (9) catatan observasi klinis dan hasil pengobatan (10) ringkasan pulang (discharge summary) (11) nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan (12) pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu (13) untuk pasien kasus gigi di lengkapi dengan odontogram klinik. MenurutPasal 46 ayat (1) UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteranmenyatakan bahwa Rekam Medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen yang terdiri dari identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dan yang di

4 maksud dengan petugas adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien.bila yang bersangkutan dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 79, maka dokter atau dokter gigi dapat dipidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak RP.50.0000.000,00,-. Oleh karena itu pemerintah melalui Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (UUPK) menekankan betapa pentingnya sistem rekam medis diadakan di setiap rumah sakit ataupun sarana pelayanan kesehatan lainnya bagi masyarakat. Permasalahan dan kendala utama dalam pelaksanaan rekam medis adalah dokter (tenaga medis) tidak menyadari sepenuhnya manfaat dan kegunaan rekam medis, baik dalam sarana pelayanan kesehatan maupun praktik perorangan, karena pada dasarnya para petugas kesehatan atau dokter itu sendiri tidakmembuat rekam medis dengan lengkap, dengan jelas dan tidak tepat waktu(konsil Kedokteran Indonesia 2007). Adapun tujuan dibuatnya rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan administrasi merupakan salah satu faktor menentukan upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. (Rustiyanto, 2009) Kegunaan rekam medis sering disebut dengan CIALFRED yaitu Comunication adalah alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainya dalam memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan pasien. Information adalah perencanaan pengobatan dan perawatan yang harus diberikan kepada

5 pasien. Administration adalah adanya nilai administrasi dalam suatu rekam medis dikarenakan bahwa isinya menyangkut tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis. Legal adalah jaminan kesehatan hukum (legal) atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan serta persediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.financial adalah nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan medis di rumah sakit, tanpa adanya catatan tindakan pelayanan maka pembayaran tidak dapat di pertanggungjawabkan. Research adalah bahwa isinya mengandung data atau informasi yang dapat di pergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.educationadalah isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien.informasi tersebut dapat di pergunakan sebagi bahan referensi pengajaran di bidang profesi. Documentation adalah sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan di pakai bahan pertanggungjawaban dan pelaporan rumah sakit (Hanafiah dan Amir, 2008). Pada dasarnya rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keputusan medis dokter yang diambil oleh seorang dokter berdasarkan diagnosa yang dibuat, akan sangat mempengaruhi tindakan terhadap pasien baik dalam pengobatan atau bahkan tindakan yang akan diambil. Suatu diagnosa yang akurat didasari oleh anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan ditulis dalam berkas rekam medis. Berkas rekam medis berisi semua catatan atau rekaman tindakan kepada pasien selama mendapat perawatan di Rumah Sakit. Berkas rekam medis ini sebagai bukti

6 tindakan dokter terhadap pasien, sehingga bila terjadi gugatan dari pasien terhadap dokter atas pengobatan atau tindakan yang telah dilakukan oleh dokter, dokumen tersebut dapat menjadi alat bukti. Kelengkapan data pada berkas rekam medis juga bermanfaat bagi dokter yang bersangkutan karena sebagai bukti otentik pelayanan dokter terhadap pasien sehingga bila ada tuntutan, data pada rekam medis dapat sebagai bukti. Seorang dokter dituntut untuk bekerja secara profesional sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai dengan standar kompetensi dokter. Salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang dokter adalah membuat rekam medis pasien yang berfungsi sebagai catatan atau alat dokumentasi dan sarana untuk menjamin pelayanan kesehatan dan sangat mempunyai peran terhadap informasi kesehatan untuk dijadikan dalam pengambilan sebuah keputusan. Kenyataanya dalam praktik kedokteran seharihari permasalahan dan kendala utama yang dihadapi dalam penyelenggaraan rekam medis adalah dokter, dokter gigi, dan tenaga kesehatan lainya menganggap remeh perihal rekam medis dikarenakan belum tersandung kasus hukum dan beralasan tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengisi rekam medis. Akibatnya, banyak dari mereka yang membuat rekam medis tidak lengkap. Hal ini akan berdampak buruk karena menimbulkan masalah dikemudian hari saat dokter atau tenaga kesehatan tersebut terjerat kasus hukum dikarenakan kelalaian dan kesalahan prosedur yang merugikan pasien. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Anggraini (2007) kedisiplinan praktisi kesehatan dalam melengkapi informasi medis sesuai dengan jenis pelayanan yang telah diberikan kepada pasien merupakan kunci terlaksananya

7 kegunaan rekam medis. Namun kenyataanya masih banyak dokter dan perawat yang tidak mengisi rekam medis dengan benar karena alasan terbatasnya waktu dan anggapan bahwa hanya penting untuk keperluan administrasi rumah sakit. Dalam penelitian ini mencatat dari 100 sampel berkas yang diambilnya untuk dianalisis sebanyak 34,1 % berkas tidak diisi dengan lengkap, 59,3 % tidak dikembalikan tepat waktu dan 56,1% tidak disi secara tepat.pamungkas dkk, (2010) di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah menunjukkan ketidaklengkapan rekam medis yang masih tinggi di RS tersebut antara lain waktu yang digunakan dokter untuk mengisi berkas rekam medis sangat terbatas karena banyaknya pasien sehingga dokter berusaha untuk memberikan pelayanandengan cepat,beban kerja dokter yang tinggi, kurangnya kerjasama antar perawat dan petugas rekam medis, kurangnya kesadaran dokter akan pentingnya kelengkapan pengisian berkas rekam medis. Penyebab ketidaklengkapan rekam medis disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat dilihat dari hasil penelitian Cahyanti (2011) yaitu keberadaan dokter mitra dan kesibukan dokter yang melayani banyak pasien. Petugas rekam medis pada saat analisis berkas rekam medis masih membiarkan item dalam kolom identitas tidak terisi. Perawat kurang teliti dalam membantu dokter dalam upaya untuk kelengkapan berkas rekam medis. Lihawa dan Mansur (2015) menekankan bahwa kendala utama dalam penelitianya adalah dokter tidak mengetahui apakah terdapat wadah komunikasi antara dokter dengan manajemen penunjang medik, rapat membahas kelengkapan dokumen rekam medis tidak berjalan efektif dan para dokter spesialis merasa tidak dilibatkan dalam rapat tersebut, kepala ruangan tidak selalu mengingatkan dokter. Mawarni dan

8 Wulandari (2013) penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis di instalasi rawat inap RS Muhammadiyah Lamongan adalah tidak adanya pelaksanaan monitoring sehingga proses pengisian rekam medis dengan lengkap tidak bisa dikendalikan Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan sebelumnyainstalasi rekam medis RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar yang diakui sebagai rumah sakit tergolong tipecdan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ditemukanya beberapa permasalahan yang menyangkut kelengkapan pengisian rekam medis. Terlihat dalam prakteknya dokter dan tenaga kesehatan yang bersangkutan dengan rekam medis masih banyak yang tidak melengkapi. Hal ini tentu berkaitan dengan perilaku tenaga kesehatan itu sendiri.kurangnya pembubuhan nama &tanda tangan, anamnese, resume hasil diagnosa,ringkasan masuk dan keluar,asesmen awal pasien dan data keluarga yang masih kurang lengkap yang menjadi alasan ketidaklengkapan rekam medis tersebut.tenaga kesehatan terutama dokter di rumah sakit ini sebagian besar dokter spesialisnya bekerja tetap. Namun hal tersebut tidak juga berpengaruh besar terhadap kelengkapan rekam medis.pasien yang begitu banyak dalam perharinya membuat dokter tidak bisa bekerja semaksimal mungkin dalam pengisian rekam medis.sehingga sebagian dokter membawa berkas rekam medis pulang dan terjadinya keterlambatan pengembalian berkas tersebut. Dan itu akan berdampak dalam pengurusan administrasi pelayanan yang telah diterima oleh pasien. Dari 10 rekam medis yang diperiksa penelitiberdasarkanmacam penyakit ditemukan rekam medis yang masih belum lengkap (50%), pengisian ringkasan pasien tidak lengkap (60%) dan pengembalian berkas rekam medis dari ruang

9 rawat inap ke bagian rekam medis sangat terlambat sehingga adanya pembuatan status pasien sementara.ketentuan waktu maksimal pengembalian ke bagian rekam medis untuk pasien rawat inap adalah 2x 24 jam dengan standar kelengkapan pengisian rekam medis 100% adalah hanya sebesar 30 %. Beberapa rekam medis yang hilang ditangan dokter atau perawat karena tidak adanya kejelasan dalam alur pengembalian rekam medis tersebut. Keterlambatan pengambilan berkas rekam medis mengakibatkan tertundanya data yang harus di kumpulkan dan informasi yang disampaikan menyebabkan tidak tersaji dengan tepat waktu apabila digunakan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen. Bagi pasien apabila dokumen rekam medis digunakan dalam pengobatan selanjutnya (berobat ulang), maka informasi riwayat medis dari dokumen rekam medis tersebut tidak berkesinambungan, karena masih belum dilengkapi sesuai dengan batas waktunya. Hasil wawancara terhadap kepala petugas rekam medis bahwa belum adanya terbentuk panitia rekam medis di rumah sakit tersebut dan biasanya hanya ada salah satu komite medik yang melakukan tugas dan fungsinya bukan secara formal melainkan informal dan kekeluargaan dengan menemui dokter yang tidak mengisi lengkap berkas rekam medis dan mengingatkan kembali untuk dilengkapi namun kenyataannya dokter tidak juga mengisinya sehingga bertumpuk berkas rekam medis di ruangan tersebut. Oleh karena itu dikembalikan ke bagian rekam medis dalam keadaan yang masih tidak lengkap. Selain itu hasil dari wawancara dari salah satu petugas rekam medis mengatakan tidak adanya monitoring dari pihak manajemen rumah sakit. Pelaksanaan dan fungsinya dari pihak rumah sakit tidak berjalan sehingga kurang melakukan sosialisasi terhadap kebijakan SOP dan

10 pelatihan kepada petugas rekam medis dan dokter serta pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pengisian dokumen rekam medis.selain itu dari hasil dari wawancara dengan petugas rekam medis mengatakan tidak adanya evaluasi dan kontrol secara berkala dari pihak manajemen dan tidak tegasnya himbauan atau punishment kepada dokter atau tenaga kesehatan lainya yang tidak lengkap mengisi dokumen rekam medis. Peneliti juga melakukan wawancara kepada dokter Rumah Sakit Umum Bangkinang, berdasarkan wawancara ini dokter mengatakan ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis dikarenakan pasien yang terlalu banyak dalam perharinya sehingga dokter sibuk melayaninya pasien tersebut sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk mengisi dokumen rekam medis secara lengkap tersebut sesuai dengan SOP yang berlaku.sehingga setiap harinya terlihat dokumen rekam medis rawat inap yang menumpuk untuk dilengkapi pengisian rekam medis rawat inap. Selain itu juga kurangnya mengetahui manfaat dari rekam medis dan kerjasama antara dokter dan perawat dalam mengisi kelengkapan berkas rekam medis pasien rawat inap di RSUD Bangkinang. Berdasarkan hasil survei pendahuluan tersebut, mengingat kelengkapan rekam medis merupakan salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan rumah sakit, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Dan belum adanya penelitian sebelumnya yang meneliti kelengkapan pengisian data rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah yang ada di kawasan Bangkinang Kabupaten Kampar Riau.

11 1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka pertanyaan penelitian adalah 1. Apakah pengetahuan menyebabkan kelengkapan pengisian rekam medis? 2. Apakah beban kerja menyebabkan kelengkapan pengisian rekam medis? 3. Apakah komunikasi interpersonal menyebabkan kelengkapan pengisian rekam medis? 4. Apakah ketidaklengkapan pengisian rekam medisdisebabkan tidak dilakukanya monitoring? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengidentifikasi determinan kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap di RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar Riau. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mendeskripsikan pengetahuanpetugas kesehatan tentang pengisian rekam medis. 2. Mendeskripsikan beban kerjapetugas kesehatanyang terkait pengisian rekam medis. 3. Mendeskripsikan komunikasi interpersonalpetugas kesehatan dalam pengisian rekam medis.

12 4. Mendeskripsikan monitoring yang dilakukan pihak rumah sakit terkait pengisian rekam medis. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian maka disusun manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Bagi RSUD Bangkinang, sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak Rumah sakit mengenai kelengkapan pengisian Rekam Medis Rawat Inap, sehingga dapat meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengisian rekam medis. 2. Sebagai masukan bagi pihak Rumah Sakit dalam pengambilan kebijakan tentang pengisian rekam medis. 3. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan dalam penyempurnaan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan rekam medis. 4. Sebagai tambahan informasi yang akan memperkaya kajian dalam ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.