I. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

I. PENDAHULUAN. Gurami merupakan jenis ikan air tawar atau payau dan hidup di dasar

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

BAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

I. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu sumber gizi penting untuk proses kelangsungan

PENDAHULUAN Latar belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hanya bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari (Rasyid, 2003;

PENDAHULUAN. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang. manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya

I. PENDAHULUAN. Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu komoditas perikanan

I. P E N D A H U L U A N

statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin dan tanpa diberi Hubungan kematangan gonad jantan tanpa perlakuan berdasarkan indeks

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya hutan bakau yang membentang luas di

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

I. PENDAHULUAN. diakibatkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah munculnya penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

3.KUALITAS TELUR IKAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

Uji Organoleptik Ikan Mujair

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan nila merah Oreochromis sp.

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

Tingkat Kelangsungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila merah merupakan hasil hibridisasi antara ikan nila betina

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan di Indonesia berpotensi bagi perkembangan dunia usaha khususnya sebagai komoditas perdagangan dan sumber pangan. Permintaan pasar akan produksi perikanan saat ini semakin meningkat, hal ini disebabkan mulai berkembangnya pengetahuan masyarakat mengenai kandungan asam lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000). Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies yang berasal dari Afrika disekitar kawasan Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang banyak dibudidayakan di lebih dari 85 negara. Bentuk tubuh nila memanjang, pipih ke samping, dan mempunyai warna putih kehitaman (Direktorat usaha, 2010). Ikan nila banyak disukai oleh banyak kalangan karena mudah dipelihara, dapat dikonsumsi oleh segala lapisan di masyarakat, karena harga dari ikan nila yang relatif lebih murah dibandingkan jenis ikan air tawar lainnya, serta rasa daging yang enak dan tebal. Ikan ini apabila dipelihara di tambak akan memiliki rasa daging lebih kenyal, lebih gurih, dan tidak berbau lumpur. Nila

banyak digunakan sebagai bahan baku industri fillet dan olahan-olahan lainnya (Direktorat usaha, 2010). Bibit nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Peneliti Perikanan Air Tawar (Balitkanwar) dari Taiwan pada tahun 1969. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan (Direktorat Usaha, 2010). Taurin sendiri merupakan senyawa osmolit organik yang merupakan osmoprotektif. Osmoprotektif yaitu senyawa yang berperan sebagai penambah energi untuk menghadapi osmoregulasi. Seperti halnya ikan lainnya, dalam pertumbuhan ikan nila akan membutuhkan berbagai asupan yang menjaga pertumbuhan. Salah satu asupan yang diwajibkan akan ada untuk pertumbuhan adalah asam amino. Asam amino ini harus mampu melakukan fungsinya diantaranya adalah sebagai pembangun jaringan dan sebagai stimulan untuk fisiologis tubuh. Salah satu asam amino ini yang juga merupakan senyawa turunan adalah taurin (Strange dan Jackson, 1997). Taurin adalah turunan asam amino yang membantu sistem syaraf bekerja lebih mudah dalam mengantarkan air dan mineral ke dalam darah, sehingga membuat metabolisme dalam tubuh berjalan dengan baik. Jika jumlah asam amino lebih banyak daripada karbohidrat dan protein, maka tubuh akan menggunakannya sebagai sumber energi (Preventionindonesia, 2009). Dalam usaha budidaya untuk dapat memenuhi kebutuhan pakan setiap harinya diperlukan jenis pakan buatan (pelet). Pelet banyak digunakan dalam usaha budidaya karena diperlukan oleh ikan seperti protein, lemak, dan

karbohidrat yang telah disesuaikan dengan kebutuhan ikan (Yuwono, et al., 1996). Pelet yang digunakan hendaknya mempunyai kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan serta dalam kondisi yang baik (Isnansetyso dan Kurniastuti, 1995). Menurut Rauchman, Nigaus, Delpiere, dan Gullans (1993), ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiabel (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air. Senyawa osmolit organik merupakan senyawa osmoprotektif dan sumber energi, sehingga dengan adanya pemberian senyawa osmolit organik diharapkan dapat meningkatkan proses fisiologis tubuh yang akhirnya dapat memacu laju pertumbuhan ikan nila. B. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui respon pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahan taurin pada pakan buatan berupa pelet. 2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan taurin pada pakan buatan berupa pelet terhadap perkembangan dan tingkat kematangan gonad ikan nila (Oreochromis niloticus). C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai manfaat senyawa osmolit organik taurin yang ditambahkan pada pakan buatan berupa pelet dapat mempercepat pertumbuhan dan tingkat kematangan gonad ikan nila (Oreochromis niloticus). D. Kerangka Pikir Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan omnivora. Ikan nila mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya terutama pada ikan nila yang berukuran kecil lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan habitatnya daripada ikan nila yang sudah dewasa. Resistensi ikan nila terhadap penyakit sangat tinggi, sehingga ikan ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Pada umur 2 bulan ikan nila sudah dapat dijadikan indukan. Biasanya pemijahan pada ikan ini dapat terjadi 6-7 kali dalam setahun. Pemijahan membutuhkan waktu 20 60 menit yang terjadi berulang kali dengan pasangan yang sama ataupun yang berbeda. Dalam waktu 50-60 detik dapat menghasilkan 20 40 butir telur yang dibuahi. Telur-telur yang telah dibuahi

akan dierami oleh induk betinanya di dalam mulut sampai menetas dalam waktu 4 5 hari. Tingkat kematangan gonad dapat dilihat dari diameter telurnya. Pertambahan bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad dapat mencapai 10% -25% persen dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5% -10%. Perkembangan gonad dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor lingkungan dan fisiologis. Pelet merupakan pakan buatan yang dibuat dari pabrik yang mudah didapat, tahan lama, tersedia dalam berbagai ukuran, dan penggunaannya dapat disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Dengan kelebihan yang dimiliki pelet lebih banyak dipilih oleh para pembudidaya dibandingkan pakan alami. Akan tetapi pelet mempunyai kelemahan pada kandungan gizi terutama kandungan protein yang lebih sedikit dibanding dengan pakan alami, sehingga pertumbuhan ikan akan sedikit terhambat. Untuk mengatasi kekurangan protein akan dilakukan penambahan osmolit organik taurin pada pakan buatan berupa pelet. Osmolit organik taurin diduga dapat mengatasi kekurangan energi. Taurin merupakan salah satu senyawa turunan asam amino bebas yang penting di dalam tubuh. Taurin merupakan senyawa non essensial, tidak tergolong ke dalam protein, namun sangat penting dalam proses metabolisme tubuh.

E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penambahan senyawa osmolit organik taurin pada pakan buatan berupa pelet dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan tingkat kematangan gonad ikan nila (Oreochromis niloticus).