No.1052, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pengangkatan. Hakim. Seleksi. PERATURAN BERSAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA Nomor 01/PB/MA/IX/20121 01/PB/P.KY/09/2012 TENTANG SELEKSI PENGANGKATAN HAKIM KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang- Undang Nomor 49 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara terkait Seleksi Pengangkatan Hakim, perlu menetapkan Peraturan Bersama tentang Seleksi Pengangkatan Hakim;
2012, No.1052 2 b. bahwa peraturan yang mengatur mengenai kedudukan hakim sebagai pejabat negara belum dibentuk, proses pengangkatan hakim masih mengacu pada ketentuan yang berlaku bagi pengangkatan pegawai negeri sipil. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) Sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);; 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3327) Sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 49 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5077); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1989 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3400) Sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5078); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 77) Sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 51 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 160, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5079);
3 2012, No.1052 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Surat Ketua Mahkamah Agung Nomor 169/KMA/SK/X/2010 tentang Penetapan dan Pelaksanaan Program Pendidikan Calon Hakim Terpadu. Memperhatikan : Hasil Rapat Pleno Tim Penghubung dan Tim Asistensi yang Dibentuk Berdasarkan: 1. Hasil kesepakatan rapat koordinasi antara Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial yang dilakukan pada tanggal 8 Desember 2011 di Mahkamah Agung; 2. Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 210/KMA/SK/XII/2011 tentang Pembentukan Tim Penghubung Mahkamah Agung RI Dalam Kerangka Kerja Sama Mahkamah Agung RI dan Komisi Yudisial RI; 3. Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 211/KMA/SK/XII/2011 tentang Pembentukan Tim Asistensi Mahkamah Agung RI Dalam Kerangka Kerja Sama Mahkamah Agung RI dan Komisi Yudisial RI; 4. Keputusan Komisi Yudisial RI Nomor 5/KEP/P.KY/I/2012 tentang Pembentukan Tim Penghubung dan Tim Sekretariat Penghubung Komisi Yudisial dalam Kerangka Kerjasama Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung; 5. Keputusan Komisi Yudisial RI Nomor 6/KEP/ P.KY/I/2012 tentang Pembentukan Tim Asistensi Komisi Yudisial Dalam Kerangka Kerjasama Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BERSAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG SELEKSI PENGANGKATAN HAKIM.
2012, No.1052 4 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: a. Seleksi pengangkatan hakim adalah rangkaian proses mulai dari Pendidikan Calon Hakim Terpadu, sampai pada penentuan akhir untuk diangkat menjadi hakim. b. Pendidikan Calon Hakim Terpadu adalah program pendidikan bagi calon hakim yang telah dinyatakan lulus dalam ujian prajabatan yang dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan antara program diklat dan program magang dengan tata cara sesuai dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 169/KMA/SK/X/2010. c. Magang adalah model pembelajaran melalui praktek di pengadilan yang bersifat wajib dan didesain sebagai bekal bagi peserta untuk mengenali sejak dini proses administrasi persidangan, administrasi perkara, administrasi umum, dan tehnis peradilan melalui bimbingan, arahan, pengawasan, dan penilaian langsung oleh mentor dalam satuan kerja di pengadilan, yang dimonitor dan dievaluasi secara periodik oleh tutor badan penelitian dan pengembangan dan pendidikan hukum dan peradilan. BAB II TATA CARA SELEKSI Pasal 2 Proses seleksi pengangkatan hakim yang dilakukan sebelum ditetapkan peraturan hakim sebagai pejabat negara dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku kecuali yang diatur secara khusus dalam peraturan ini. Pasal 3 (1) Calon hakim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib mengikuti pendidikan dan ujian tentang kode etik dan pedoman perilaku hakim yang dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial. (2) Penilaian terhadap hasil ujian tertulis dan/atau lisan mata ajar kode etik dan pedoman perilaku hakim sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menjadi bagian nilai untuk menentukan kelulusan peserta pendidikan sesuai dengan proporsi pembobotan nilai yang ditentukan. (3) Calon hakim yang tidak lulus ujian materi kode etik dan pedoman perilaku hakim diberikan kesempatan mengikuti ujian ulang sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali.
5 2012, No.1052 Pasal 4 Komisi Yudisial dapat melakukan pemantauan perilaku calon hakim selama magang dan hasil pemantauan disampaikan kepada Panitia Pendidikan Calon Hakim dalam rangka pembinaan. Pasal 5 (1) Penilaian yang dilakukan dalam Pendidikan Calon Hakim Terpadu meliputi komponen: a. nilai ujian tertulis/lisan komprehensif; b. nilai ujian kode etik dan pedoman perilaku hakim; c. nilai hasil evaluasi magang dari tutor dan mentor; d. nilai kedisiplinan; e. nilai kepribadian. (2) Komponen nilai sebagaimana dimaksud ayat (1) harus terkumpul paling lama 14 (empat belas) hari sejak berakhirnya Program Pendidikan Calon Hakim. (3) Rapat penentuan kelulusan diadakan oleh Panitia Pendidikan Calon Hakim Terpadu dengan dihadiri unsur Komisi Yudisial paling lama 14 (empat belas) hari setelah terkumpulnya komponen nilai pada ayat (2). (4) Hasil rapat penentuan kelulusan dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Pendidikan Calon Hakim Terpadu dan unsur Komisi Yudisial. (5) Apabila dalam rapat penentuan kelulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) karena sesuatu hal tidak dihadiri oleh unsur Komisi Yudisial maka rapat diundur paling lama 7 (tujuh) hari. (6) Dalam hal telah dilakukan pengunduran waktu penyelenggaraan rapat penentuan kelulusan dan rapat tersebut tidak dihadiri oleh Komisi Yudisial meskipun telah diundang kembali, maka penentuan kelulusan ditetapkan oleh Panitia Pendidikan Calon Hakim Terpadu. Pasal 6 (1) Nama-nama peserta pendidikan yang dinyatakan lulus diajukan oleh panitia kepada Ketua Mahkamah Agung paling lama 7 (tujuh) hari sejak penetapan kelulusan. (2) Ketua Mahkamah Agung mengusulkan peserta seleksi hakim yang telah lulus untuk diangkat menjadi hakim kepada Presiden paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pemberitahuan penetapan kelulusan. BAB III PEMBIAYAAN Pasal 7 Pembiayaan yang diperlukan untuk menyelenggarakan Pendidikan Calon Hakim Terpadu dibebankan kepada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Mahkamah Agung. BAB IV
2012, No.1052 6 KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Peraturan ini akan diubah dikemudian hari apabila peraturan status Hakim sebagai Pejabat Negara telah ditetapkan. Pasal 9 Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 September 2012 KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, EMAN SUPARMAN M. HATTA ALI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN