ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

A N G G A R A N D A S A R

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

IKA FIA UB GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI ARSITEKTUR TARUMANAGARA ILUMARTA

IKATAN ALUMNI CEDS UI

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

NASKAH PERUBAHAN AD/ART AFEBI. Pembahasan pada: 24 Agustus 2013, FEB Universitas Udayana, Bali. Sidang Pleno ke-8 AFEBI. FEB Unsika, Karawang

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN DASAR. Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama. Pasal 2 Tempat Kedudukan

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 Syarat Keanggotaan

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASTAKI ANGGARAN DASAR (AD)

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN. Pasal 1 Anggota

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

VISI MISI TUJUAN. AD/ART AIPNI Diamandemen RUA III AIPNI 14 s.d. 16 November 2009

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association)

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI)

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Draft. Perubahan AD/ART AFEBI. Dipresentasikan pada acara Rapat Pleno AFEBI di FE UNSRI, Palembang 31 Mei 2Juni 2013

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA BAB I STATUS DAN KEANGGOTAAN PASAL 1

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 SYARAT KEANGGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional

ANGGARAN DASAR PDSKJI M U K A D I M A H

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA AD/ART

Halaman PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA KE-V TAHUN

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS INDONESIA BAB I IDENTITAS ORGANISASI

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UPN VETERAN YOGYAKARTA

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Transkripsi:

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud adalah unsur pelaksana sebagai tugas pokok dan fungsi universitas/institut, sekolah tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bidang ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat. 2. Program pendidikan yang dimaksudkan pada ayat (1) ialah program pendidikan formal, bergelar dan berjenjang meliputi program pendidikan sarjana, profesi, magister dan doktor dalam bidang kesehatan masyarakat 3. Ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat yang dimaksudkan pada ayat (1) ialah ilmu, keterampilan dan teknologi untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, memelihara kesehatan jasmani, rohani serta meningkatkan efisiensi dengan jalan usaha masyarakat yang terorganisasi. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 2 Anggota 1. Anggota biasa AIPTKMI ialah institusi penyelenggara pendidikan tinggi kesehatan masyarakat yang terdapat di Indonesia setingkat fakultas atau Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) dan diakui oleh pemerintah Republik Indonesia, cq Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya yang terdapat di Indonesia yang juga menyelenggarakan program pendidikan, penelitian dan pengabdian kemasyarakatan di bidang ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat dan diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia. serta telah dinyatakan menjadi anggota melalui tata cara penerimaan anggota 2. Anggota luar biasa adalah institusi penyelenggaraan pendidikan tinggi non-kesehatan masyarakat yang memiliki komitmen dan kontribusi yang tinggi terhadap perkembangan pendidikan tinggi kesehatan di Indonesia dan telah disetujui oleh rapat pengurus harian dan disahkan dalam rapat anggota tahunan. 3. Keanggotaan dalam AIPTKMI diwakili oleh pimpinan institusi atau wakil yang ditunjuk oleh masing-masing institusi penyelenggara pendidikan tinggi anggota AIPTKMI. 4. Setiap institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat hanya berhak mendapatkan satu status keanggotaan, meskipun memiliki berbagai jenjang program pendidikan sarjana, profesi magister dan doktor dalam bidang kesehatan masyarakat.

Pasal 3 Syarat-syarat Keanggotaan 1. Syarat-syarat keanggotaan biasa: 1) Institusi penyelenggara pendidikan tinggi kesehatan masyarakat, dengan status institusi diakui atau terdaftar di Pemerintah Indonesia, Cq. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan memiliki program studi telah terakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Nasional/Mandiri. 2) Lembaga pendidikan tinggi lainnya yang menyelenggarakan program pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat yang telah memenuhi persyaratan khusus yang ditetapkan oleh Pengurus AIPTKMI. 2. Syarat-syarat keanggotaan luar biasa: 1) Institusi penyelenggaraan pendidikan tinggi non-kesehatan masyarakat dengan status institusi diakui atau terdaftar di Pemerintah Indonesia, Cq. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan memiliki program studi yang telah terakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Nasional/Mandiri. 2) Memenuhi persyaratan khusus yang ditetapkan oleh Pengurus AIPTKMI. Pasal 4 Tata Cara Penerimaan Anggota 1. Mengajukan permohonan tertulis sebagai anggota. 2. Mengisi formulir pendaftaran anggota. 3. Mengirimkan persyaratan dan dokumentasi institusi. 4. Bersedia diverifikasi oleh tim yang dibentuk oleh pengurus AIPTKMI. 5. Menandatangani persetujuan, mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AIPTKMI. 6. Bersedia aktif mengikuti kegiatan yang diselenggarakan AIPTKMI 7. Membayar uang pangkal dan iuran wajib tahunan anggota serta iuran lain sesuai ketentuan. Pasal 5 Hak Anggota 1. Setiap anggota biasa, mempunyai hak: 1) memperoleh perlakuan yang sama. 2) mengeluarkan suara/pendapat, saran, baik secara lisan maupun tulisan. 3) memilih kepengurusan asosiasi. 4) dipilih dalam kepengurusan asosiasi sesuai dengan persyaratan. 5) memperoleh perlindungan dan pembelaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 6) mengikuti kegiatan peningkatan pengetahuan dan ilmiah serta pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan yang diadakan oleh asosiasi. 2. Setiap anggota luar biasa, mempunyai hak: 1) memperoleh perlakuan yang sama. 2) mengeluarkan suara/pendapat, saran, baik secara lisan maupun tulisan.

3) memperoleh perlindungan dan pembelaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 4) mengikuti kegiatan peningkatan pengetahuan dan ilmiah serta pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan yang diadakan oleh asosiasi. Pasal 6 Kewajiban Anggota Setiap anggota biasa dan luar biasa berkewajiban untuk : 1. Mentaati dan melaksanakan sepenuhnya semua ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD & ART) dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan oleh asosiasi. 2. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik asosiasi. 3. Mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mengembangkan asosiasi. 4. Menghayati dan melaksanakan kode etik profesi. 5. Mentaati keputusan-keputusan rapat. 6. Membayar iuran anggota. 7. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh asosiasi. Pasal 7 Kehilangan Keanggotaan 1. Anggota AIPTKMI dapat kehilangan keanggotanya dikarenakan salah satu sebab sebagai berikut: 1) institusi pendidikan tingginya membubarkan diri, atau dibubarkan dinonaktifkan, 2) tidak lagi menyelenggarakan program pendidikan dalam bidang ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat sekurang-kurangnya untuk jenjang sarjana, 3) atas permintaan sendiri atau 4) diberhentikan keanggotaannya. 2. Anggota dapat diberhentikan dari keanggotaannya apabila tidak lagi mematuhi kewajibannya sebagai anggota, salah satu diantara adalah tidak memenuhi kewajiban membayar uang pangkal dan/atau iuran wajib tahunan selama tiga tahun terakhir, dan proses pemberhentian dilakukan melalui musyawarah nasional. 3. Anggota yang kurang dari setahun sejak ditetapkan sebagai anggota, maka tidak memiliki hak pilih pada masyawarah nasional. 4. Kehilangan keanggotaan atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan tertulis kepada pengurus AIPTKMI sekurang-kurangnya satu bulan sebelum musyawarah nasional dan disahkan melalui musyawarah nasional. 1. Rapat anggota terdiri dari: 1) Musyawarah Nasional (Munas) BAB III O R G A N I S A S I Pasal 8 Rapat Anggota

2) Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munas LB) 3) Rapat Anggota Tahunan atau Rapat Kerja Tahunan (RAT/RKT) 2. Musyawarah Nasional: 1) Status a. Musyawarah nasional merupakan forum musyawarah antar anggota AIPTKMI se- Indonesia b. Musyawarah nasional merupakan forum tertinggi AIPTKMI c. Musyawarah nasional diselenggarakan sekali dalam 3 (tiga) tahun 2) Kekuasaan dan wewenang a. Menetapkan AD/ART, pedoman pokok organisasi, program kerja dan anggaran belanja AIPTKMI b. Menilai dan mengesahkan pertanggungan jawab pengurus AIPTKMI dan pengawas mengenai amanat musyawarah nasional periode sebelumnya c. Menerima dan mengesahkan penerimaan anggota baru dan memberhentikan anggota AIPTKMI d. Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas AIPTKMI 3) Tata Tertib a. Musyawarah nasional diselenggarakan oleh panitia musyawarah nasional yang dibentuk oleh pengurus AIPTKMI pusat. b. Musyawarah nasional dihadiri oleh Pengurus AIPTKMI, anggota AIPTKMI dan sebagai peserta serta undangan lain yang ditetapkan oleh pengurus AIPTKMI sebagai peninjau. c. Musyawarah nasional sah apabila mencapai quorum (hadir) 1/2 dari seluruh anggota yang hadir dan apabila tidak tercapai ditunda selama 1 (satu) jam. Setelah waktu penundaan tersebut jumlah peserta masih belum tercapai, maka dengan persetujuan forum yang ada, musyawarah anggota dapat dianggap sah untuk dilaksanakan. d. Anggota biasa mempunyai hak bicara dan mempunyai satu hak suara. e. Anggota luar biasa dan undangan (peninjau) hanya mempunyai hak bicara. f. Anggota biasa akan kehilangan hak suara, tetapi tetap memiliki hak bicara apabila tidak memenuhi kewajiban dalam membayar iuran anggota dalam setahun terakhir. g. Musyawarah Anggota dipimpin oleh seorang ketua, dengan dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris yang dipilih dari dan oleh peserta dalam sidang pleno yang khusus diselenggarakan untuk maksud tersebut. h. Proses penetapan ketua, dengan dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris dilakukan oleh ketua demisioner. i. Apabila pertanggung jawab pengurus AIPTKMI telah disahkan, maka kepengurusan periode tersebut dinyatakan demisioner dan selanjutnya mempunyai status sebagai anggota biasa peserta musyawarah dengan satu hak suara. j. Musyawarah nasional diselenggarakan berdasarkan asas kekeluargaan untuk musyawarah dan mufakat. k. Apabila pengambilan keputusan tidak dapat dilaksanakan dengan cara musyawarah, maka keputusan ditetapkan dengan suara terbanyak, dan dinyatakan sah apabila

didukung sekurang-kurangnya setengah ditambah 1 (satu) suara dari keseluruhan jumlah pemilik suara yang hadir. l. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata tertib ini. 3. Musyawarah Nasional Luar Biasa: 1) Status a. Musyawarah nasional luar biasa merupakan forum musyawarah tertinggi antar anggota AIPTKMI se-indonesia yang diselenggarakan dalam keadaan keadaan luar biasa b. Musyawarah nasional luar biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu atas usul sekurang-kurangnya setengah dari jumlah anggota biasa AIPTKMI atau atas usulan pengurus pusat 2) Kekuasaan dan wewenang a. Mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi, b. Pembubaran atau penggabungan asosiasi, dan c. Pemberhentian atau pemilihan dan pengangkatan ketua umum. 3) Tata Tertib a. Musyawarah nasional luar biasa diselenggarakan oleh panitia musyawarah nasional yang dibentuk oleh Pengurus AIPTKMI Pusat b. Musyawarah nasional luar biasa dihadiri oleh Pengurus AIPTKMI, anggota AIPTKMI dan sebagai peserta serta undangan lain yang ditetapkan oleh Pengurus AIPTKMI sebagai Peninjau c. Musyawarah Nasional luar biasa sah apabila mencapai quorum (hadir) sesuatu ketentuan pada Anggaran Dasar. Apabila tidak tercapai ditunda selama 1 (satu) jam. Setelah waktu penundaan tersebut jumlah peserta masih belum tercapai, maka dengan persetujuan forum yang ada, musyawarah anggota dapat dianggap sah untuk dilaksanakan. d. Anggota biasa mempunyai hak bicara dan memiliki satu hak suara. e. Anggota luar biasa dan undangan (peninjau) hanya mempunyai hak bicara. f. Anggota biasa akan kehilangan hak suara, tetapi tetap memiliki hak bicara apabila tidak memenuhi kewajiban dalam membayar iuran anggota dalam setahun terakhir. g. Musyawarah Anggota dipimpin oleh seorang ketua, dengan dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris yang dipilih dari dan oleh peserta dalam sidang pleno yang khusus diselenggarakan untuk maksud tersebut. h. Musyawarah nasional diselenggarakan berdasarkan asas kekeluargaan untuk musyawarah dan mufakat. i. Apabila pengambilan keputusan tidak dapat dilaksanakan dengan cara musyawarah, maka keputusan ditetapkan dengan suara terbanyak, dan dinyatakan sah apabila didukung sekurang-kurangnya setengah ditambah 1 (satu) suara dari keseluruhan jumlah pemilik suara yang hadir. j. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata tertib ini.

4. Rapat Anggota Kerja Tahunan atau Rapat Kerja Tahunan (RAT/RKT) 1) Status a. Rapat kerja ialah rapat yang dihadiri anggota dan pengurus AIPTKMI b. Rapat kerja diselenggarakan setahun sekali dalam masa jabatan pengurus AIPTKMI c. Dalam keadaan luar biasa rapat kerja dapat diselenggarakan sewaktu-waktu atas usulan sekurang-kurangnya setengah jumlah anggota AIPTKMI 2) Kekuasaan dan Wewenang a. Menilai pelaksanaan amanat musyawarah nasional serta menyempurnakannya untuk diselenggarakan pada sisa masa jabatan pengurus AIPTKMI, yang berkaitan dengan: (1) Pelaksanaan program dan Anggaran Pendapatan dan Belanja satu tahun berjalan; (2) Neraca Perhitungan laba rugi tahun buku yang berakhir 31 (tiga puluh satu) Desember; (3) Penggunaan harta kekayaan; (4) Program Kerja dan Kegiatan serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja satu tahun yang akan datang. b. Menyelenggarakan pembahasan pendahuluan tentang agenda dan bahan Rapat Kerja yang akan datang 3) Tata Tertib a. Rapat kerja diselenggarakan oleh Pengurus AIPTKMI b. Rapat kerja dihadiri oleh segenap Pengurus AIPTKMI, Badan khusus dan anggota AIPTKMI sebagai peserta penuh serta undangan lainnya yang ditetapkan oleh Pengurus AIPTKMI sebagai peninjau c. Rapat kerja sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah jumlah anggota d. Jika persyaratan kesahan Rapat Kerja tidak terpenuhi, maka Rapat Kerja diundur paling lama dalam waktu 1 jam dan setelah itu Rapat Kerja dianggap sah dengan jumlah anggota yang hadir. e. Pengurus AIPTKMI dan anggota biasa dengan mandat penuh mempunyai hak bicara dan hak suara f. Anggota luar biasa dan peninjau mempunyai hak bicara g. Pengurus AIPTKMI serta anggota biasa mempunyai satu hak suara h. Rapat Kerja dipimpin oleh Pengurus AIPTKMI i. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dalam peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata tertib ini. Pasal 9 Pengurus AIPTKMI 1. Status 1) Pengurus AIPTKMI ialah Badan Eksekutif AIPTKMI 2) Pengurus AIPTKMI dipimpin oleh suatu susunan pengurus yang sekurang-kurangnya terdiri dari : a. Ketua Umum

b. Ketua (1) Ketua I : bidang Pendidikan dan Latihan (2) Ketua II : bidang Penelitian dan Publikasi (3) Ketua III : bidang Pengembangan Organisasi (4) Ketua IV : bidang Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (5) Ketua V : bidang Kerjasama dan Humas c. Bendahara: (1) Bendahara Umum dan (2) Wakil bendahara umum d. Sekretaris (1) Sekretaris Jenderal dan (2) Wakil sekretaris Jenderal e. Koordinator wilayah 3) Jumlah ketua, wakil bendahara, dan wakil sekretaris jenderal disesuai dengan kebutuhan organisasi. 4) Pembagian koordinator wilayah ditetapkan oleh pengurus asosiasi atau atas permintaan anggota dan berlaku minimal satu periode kepengurusan. 5) Struktur organisasi pada koordinator wilayah (koordinator, bendahara, sekretaris dan sub koordinator wilayah) disesuaikan kebutuhan wilayah dengan mengoptimalkan peran serta FKM/Stikes di wilayah masing-masing 6) Koordinator wilayah dijabat oleh ex-officio dekan/ketua stikes/kajur/kaprodi dari institusi yang terpilih sebagai koordinator wilayah sesuai masa jabatan pengurus 7) Koordinator wilayah dipilih dari institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat dengan akreditasi A atau berdasarkan musyawarah mufakat. 8) Pengurus lengkap ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Umum terpilih, selambatlambatnya satu bulan setelah hasil Musyawarah Nasional. 9) Masa jabatan Pengurus AIPTKMI selama 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih/diangkat kembali sebanyak 2 periode berturut-turut. 2. Persyaratan Pengurus 1) Ketua umum AIPTKMI disyaratkan memiliki pengalaman manajerial yang memadai, diantaranya: a. Sedang atau pernah menjadi pimpinan institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat (dekan/ rektor institut/ ketua stikes) atau pernah menjadi pengurus AIPTKMI dan koordinator wilayah pada saat periode pertama, dan berasal dari institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat dengan akreditasi A (Unggul) untuk prodi S-1 kesehatan masyarakat dari Lembaga Akreditasi Nasional/Mandiri, dan b. Pendidikan S3 dalam rumpun ilmu kesehatan dan c. Tidak merangkap jabatan sebagai ketua Organisasi Profesi atau ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi lain di level nasional pada saat dan dikukuhkan sebagai ketua umum, dan d. Berkomitmen penuh untuk memajukan organisasi dan dalam bentuk alokasi waktu, tenaga dan pikiran

2) Jabatan selain ketua umum (Ketua/bendahara/sekretaris jenderal AIPTKMI) disyaratkan memiliki pengalaman manajerial yang memadai, yaitu: a. Pernah atau sedang menjadi pimpinan institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat serendah-rendahnya sebagai Kaprodi, atau pernah menjadi pengurus pusat AIPTKMI, dan b. Berasal dari institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat dengan akreditasi minimal B (baik) untuk prodi S-1 kesehatan masyarakat dari Lembaga Akreditasi Nasional/Mandiri, dan c. Pendidikan serendah-rendahnya S2 atau Magister, dan d. Berkomitmen penuh untuk memajukan organisasi dalam bentuk alokasi waktu, tenaga dan pikiran 3. Tatacara Pemilihan: 1) Penjaringan Calon Ketua Umum a. Panitia pemilihan menerima pendaftaran bakal calon ketua umum sesuai batas waktu yang ditetapkan dalam agenda Musyawarah Nasional b. Bakal calon ketua umum harus memenuhi persyaratan Pasal 9 (2) dan mengisi form pendaftaran sebagai calon ketua umum. c. Panitia pemilihan melakukan verifikasi persyaratan bakal calon dan mengumumkan dalam forum rapat munas bakal calon yang memenuhi persyaratan d. Bakal calon ketua menyampaikan gagasan dan program pengembangan AIPTKMI 2) Pemilihan a. Rapat pemilihan ketua umum dilakukan dengan cara musyawarah mufakat. b. Apabila tidak bisa dicapai kesepakatan dengan cara musyawarah dan mufakat maka pemilihan calon ketua umum terpilih dilakukan dengan pemungutan suara secara tertutup yang diikuti oleh anggota yang memiliki hak suara, dengan ketentuan: (1) Satu institusi anggota memiliki hak satu suara (2) Ketua AIPTKM demisioner memiliki hak satu suara. c. Apabila pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara, maka bakal calon yang mendapatkan suara terbanyak akan ditetapkan sebagai ketua umum terpilih 3) Penyusunan kepengurusan: a. Ketua umum terpilih melakukan rapat khusus untuk menyusun kepengurusan lengkap bersamaan waktunya dengan penyusunan stuktur pengawas. b. Susunan kepengurusan lengkap harus sudah ditetapkan dan dilantik selambatlambatnya sebulan setelah pelaksanaan Musyawarah Nasional. 4. Kekuasaan dan wewenang 1) Menyelenggarakan semua keputusan Musyawarah Nasional yang diamanatkan kepadanya 2) Menetapkan keputusan-keputusan organisasi yang tidak ditetapkan oleh Musyawarah Nasional sepanjang tidak bertentangan dengan keputusan Musyawarah Nasional 3) Bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional 4) Ketua umum mewakili organisasi di luar dan di dalam pengadilan

5. Tata Cara Pengelolaan 1) Pengurus AIPTKMI menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan serah terima dengan pengurus lama. 2) Serah terima kepengurusan tersebut dilakukan paling lambat dalam waktu satu bulan setelah selesainya Musyawarah Nasional 3) Untuk memperlancar penyelanggaraan tugasnya, Pengurus AIPTKMI menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (RKN), Rapat Pengurus Lengkap (RPL) dan Rapat Pengurus Harian (RPH). 4) Ketentuan tentang Penyelenggaraan rapat kerja diatur dalam pasal tersendiri melalui keputusan rapat pengurus dan dituangkan Surat Keputusan Ketua Umum. 5) Rapat Pengurus Lengkap diselenggarakan sekurang-kurangnya enam bulan sekali dan dihadiri oleh semua pengurus AIPTKMI 6) Rapat Pengurus Harian diselenggarakan sekurang-kurangnya sebulan sekali dan dihadiri oleh paling sedikit seorang Ketua Pengurus, Sekretaris dan Bendahara Pengurus AIPTKMI 7) Hal-hal lain yang belum tercantum dalam tata cara penyelenggaraan ini diatur dalam peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara penyelenggaraan ini. Pasal 10 Pengawas 1. Status 1) Pengawas adalah organ Asosiasi yang bertugas sebagaimana diatur di Anggaran Dasar Asosiasi. 2) Struktur Pengawas terdiri dari 1 orang ketua dan 2 orang anggota 3) Ketua dan anggota pengawas adalah orang perseorangan yang merupakan perwakilan dari Asosiasi yang dipilih dalam Musyawarah Nasional 4) Ketua umum APTKMI periode sebelumnya secara otomatis ditetapkan sebagai salah satu pengawas dan 2 lainnya dipilih dalam Musyawarah Nasional 2. Persyaratan Pengawas 1) Memiliki pengalaman manajerial yang memadai 2) Pendidikan S3 rumpun ilmu kesehatan masyarakat 3) Telah berkontribusi besar terhadap pengembangan pendidikan kesehatan masyarakat dan asosiasi 4) Berkomitmen penuh untuk memajukan organisasi dalam bentuk alokasi waktu, tenaga dan pikiran 3. Tatacara Pemilihan: 1) Penjaringan calon pengawas a. Penjaringan bakal calon pengawas dilakukan sebelum proses penjaringan bakal calon ketua umum b. Bakal calon pengawas berasal dari usulan anggota c. Bakal calon pengawas harus memenuhi persyaratan dan menyatakan kesediaan secara lisan atau tulisan sebagai calon pengawas. d. Panitia munas melakukan verifikasi persyaratan bakal calon dan mengumumkan dalam forum rapat munas bakal calon yang memenuhi persyaratan

2) Pemilihan a. Pimpinan sidang memimpin proses pemilihan dengan cara musyawarah mufakat b. Apabila tidak bisa dicapai kesepakatan dengan cara musyawarah dan mufakat maka pemilihan calon pengawas dilakukan dengan pemungutan suara secara tertutup yang diikuti oleh anggota yang memiliki hak suara, dengan ketentuan: (1) Satu institusi anggota memiliki hak satu suara (2) Ketua umum AIPTKMI demisioner memiliki hak satu suara c. Apabila pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara, maka 2 bakal calon yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan sebagai pengawas terpilih. d. Ketua Pengawas dipilih diantara 3 pengawas terpilih dalam rapat pengawas e. Susunan pengawas ditetapkan dengan surat keputusan ketua umum asosiasi. f. Pergantian pengawas dapat dilakukan dalam rapat anggota tahunan sesuai tatacara pemilihan. Pasal 11 Badan Khusus 1. Status 1) Badan khusus ialah badan yang dibentuk oleh Pengurus AIPTKMI untuk menyelenggarakan amanat Musyawarah Anggota yang bersifat khusus 2) Badan khusus dipimpin oleh susunan pengurus yang sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan dua orang Anggota yang ditunjukan oleh Pengurus AIPTKMI 3) Masa Jabatan Badan-badan khusus paling lama sama dengan masa jabatan Pengurus AIPTKMI 2. Kekuasaan dan Wewenang 1) Menyelenggarakan amanat Musyawarah Nasional yang bersifat khusus dan yang ditentukan oleh Pengurus AIPTKMI 2) Badan-badan khusus bertanggung jawab kepada Pengurus AIPTKMI 3. Tata Cara Pengelolaan 1) Pembentukan Badan khusus dilakukan oleh Pengurus AIPTKMI 2) Jenis, jumlah, tata cara pembentukan serta tata cara pengelolaan Badan khusus ditentukan oleh Pengurus AIPTKMI BAB IV K E P U T U S A N Pasal 12 1. Semua keputusan yang diambil dalam organisasi AIPTKMI dilakukan secara musyawarah dan mufakat 2. Jika musyawarah dan mufakat tidak berhasil dicapai, maka keputusan diambil atas dasar perhitungan suara terbanyak BAB V

K EK A Y A A N Pasal 13 1. Besarnya uang pangkal sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan uang iuran anggota sebesar Rp. 2.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) per tahun ditetapkan dan ditinjau secara berkala oleh Musyawarah Anggota. 2. Tahun buku organisasi dihitung sejak tanggal serah terima kepengurusan 3. Pada setiap akhir masa jabatan, Pengurus AIPTKMI harus membuat laporan keuangan dan kekayaan organisasi yang diperiksa oleh akuntan umum serta dipertanggung jawabkan kepada Musyawarah Anggota 4. Apabila karena satu dan lain hal AIPTKMI dibubarkan maka kekayaan AIPTKMI dihibahkan kepada badan-badan lain yang mempunyai asas, dasar, sifat, dan tujuan yang sama dengan AIPTKMI BAB VI ATRIBUT DAN LAMBANG Pasal 14 1. Atribut dan lambang AIPTKMI ditetapkan serta disahkan oleh Musyawarah Nasional. 2. Tata cara penggunaan atribut dan lambang AIPTKMI diatur dalam peraturan tersendiri yang disahkan oleh Musyawarah Nasional BAB VII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 15 1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AIPTKMI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional. 2. Perubahan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga AIPTKMI hanya sah jika dihadiri oleh ¾ dari jumlah anggota dan disetujui oleh paling sedikit 2/3 dari seluruh jumlah anggota yang hadir pada Musyawarah Nasional. 3. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat BAB VIII PEMBUBARAN AIPTKMI Pasal 16

1. Pembubaran AIPTKMI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional yang khusus diselenggarakan untuk itu. 2. Usulan untuk Pembubaran disampaikan minimal oleh ½ (setengah) jumlah anggota biasa 3. Musyawarah Nasional unuk pembubaran AIPTKMI hanya sah jika dihadiri oleh sekurangkurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota biasa 4. Keputusan sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah suara sah anggota yang hadir dalam rapat. BAB IX ATURAN TAMBAHAN Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga AIPTKMI dimuat dalam peraturan tersendiri yang ditetapkan oleh Pengurus AIPTKMI sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga ini Perubahan Anggaran Rumah Tangga Ditetapkan di Makassar Tanggal 2 Nopember 2016 Pimpinan Sidang, Sekretaris Sidang, Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM., M.Kes Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes.