BUPATI PULANG PISAU PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 19 TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH RANCANGAN PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMANDAU RANCANGAN PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2009 T E N T A N G

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 64 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BUPATI SINJAI BUPATI SINJAI,

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN

BUPATI GARUT, PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI SUMATERA UTARA

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2014

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BELITUNG TIMUR

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH. PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 10 "A TAI-lUri c2.017 TENTANG

WALIKOTA LUBUKLINGGAU, PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 4 TAHUN2015 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 9 TAHUN 2016

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KATINGAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAYANAN TERPADU

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA UTARA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2016

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

bahwa sehubungan dengan telah diundangkannya

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 8 TAHUN 2015

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 09 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN PEMBERIAN IZIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN KEPADA CAMAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 39 Tahun 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/20M.PAN/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik;

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2010

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI ROTE NDAO PERATURAN BUPATI ROTE NDAO NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 25 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN KOTA KEDIRI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 20 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

'~\,.~'.~ ~ Y WALIKOTA SURAKARTA PERATURANWALIKOTASURAKARTA TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU BUPATI MADIUN,

BUPATI MURUNG RAYA. 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan. S-\ o"'t11;';:1f 7.9 :1.

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIJINAN PADA PEMERINTAH KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG WEWENANG PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PENGELOLAAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

Transkripsi:

1 BUPATI PULANG PISAU PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PENERBITAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PULANG PISAU, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, perlu diselenggarakan pelayanan perizinan terpadu satu pintu; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Di Daerah, kewenangan menandatangani perizinan atas nama Kepala Daerah oleh Kepala Badan berdasarkan pendelegasian wewenang dari Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Pulang Pisau tentang Pelimpahan Kewenangan Penerbitan dan Penandatanganan Perizinan dan Non Perizinan Dalam Rangka Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu. 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

2 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nonor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4585); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4373); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Asing; 10. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah; 13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.13 / Menlhk-II / 2015 tentang Izin Usaha Primer Hasil Hutan; 14. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia, Menteri Perdagangan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kepala Badan Penanaman Modal, Nomor 69 Tahun 2009; Nomor M.HH-08. AH.01.01.2009; Nomor 60/M-DAG/PER/12/ 2009; Nomor 10 Tahun 2009 tentang Percepatan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Untuk Memulai Usaha; 15. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Tata Cara

3 Permohonan Perizinan dan Non Perizinan Penanaman Modal; 16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2015 tentang Izin Lokasi; dan 17. Peraturan Daerah Kabupaten Pulang Pisau Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran Daerah Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2015 Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2015 Nomor 001). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI PULANG PISAU TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PENERBITAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pulang Pisau. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau. 3. Bupati adalah Bupati Pulang Pisau. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Pulang Pisau. 5. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkat BPMPTSP adalah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Pulang Pisau. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau. 7. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disebut penyelenggaraan PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. 8. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau Badan Hukum untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. 9. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada orang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin dan / atau non izin. 10. Non Perizinan adalah pemberian legalitas kepada orang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk tanda daftar, rekomendasi, fatwa atau lainnya.

4 11. Prinsip pelayanan publik adalah prinsip-prinsip pokok dalam tata laksana dan penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik, yakni kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan yang merata dan ketepatan waktu; 12. Tim Teknis adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsurunsur SKPD terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan pelayanan perizinan dan non perizinan. 13. Tim Pembina adalah Tim yang dibentuk dalam rangka pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu. 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pulang Pisau. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud diselenggarakan PTSP, adalah sebagai upaya : a. terwujudnya pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efisien, transparan dan memberikan kepastian hukum; b. terwujudnya hak-hak masyarakat dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan di bidang perizinan dan non perizinan. Pasal 3 Tujuan penyelenggaraan PTSP adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan oleh Pemerintah Daerah. BAB III PELIMPAHAN KEWENANGAN Pasal 4 (1) Bupati melimpahkan kewenangan di bidang perizinan dan non perizinan kepada. (2) Berdasarkan pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang memproses pelayanan administrasi, menandatangani dokumen, menerbitkan dan/atau menetapkan dokumen perizinan dan non perizinan serta menangani pengaduan masyarakat. (3) Penandatanganan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan atas nama Bupati. (4) Dalam hal perizinan dan non perizinan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan ditandatangani oleh Bupati,

5 maka penandatanganan dokumen perizinan dan tetap menjadi kewenangan Bupati. non perizinan (5) Jenis-jenis perizinan dan non perizinan dimaksud pada ayat (1) dan ayat (4) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. Pasal 5 Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, berkewajiban untuk : a. memperhatikan dan menerapkan prinsip pelayanan publik; b. menetapkan mekanisme perizinan dan non perizinan, mulai dari permohonan sampai dengan penyerahan izin kepada pemohon sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. menetapkan kelengkapan persyaratan administrasi perizinan dan non perizinan; d. menyampaikan tembusan kepada instansi terkait atas perizinan dan non perizinan yang dikeluarkan/diterbitkan; dan e. membuat laporan pelaksanaan penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan secara tertulis setiap 3 (tiga) bulan kepada Bupati. BAB IV PELAKSANAAN KEWENANGAN Pasal 6 (1) Dalam pelaksanaan kewenangan, BPMPTSP dibantu oleh Tim Teknis. (2) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur-unsur perangkat daerah yang mempunyai kewenangan bidang pelayanan perizinan. (3) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari pejabat dari SKPD terkait yang mempunyai kompetensi dan kemampuan sesuai dengan bidangnya dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (4) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memiliki kewenangan untuk memberikan saran pertimbangan dalam rangka memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya suatu permohonan perizinan. Pasal 7 (1) BPMPTSP dalam melaksanakan tugasnya, berpedoman pada Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP). (2) Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan.

6 BAB V PENGADUAN Pasal 8 (1) Apabila pelayanan perizinan oleh BPMPTSP tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka pemohon dapat menyampaikan pengaduan kepada. (2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan secara lisan dan/atau tertulis melalui media yang disediakan. (3) Pengaduan yang disampaikan harus ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya pengaduan. BAB VI PEMBINAAN, PENGAWASAN, MONITORING DAN EVALUASI Pasal 9 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan teknis perizinan dan non perizinan yang telah diterbitkan secara fungsional tetap menjadi kewenangan SKPD sesuai bidang dan jenis perizinan dan non perizinan masing-masing. (2) Pembinaan dan pengawasan secara administrasi di BPMPTSP dilakukan oleh. (3) Masing-masing SKPD melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perizinan dan non perizinan yang diterbitkan melalui BPMPTSP sesuai dengan kewenangannya. Pasal 10 Terhadap pelaksanaan perizinan dan non perizinan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dikenakan sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 (1) Perizinan dan non perizinan yang telah diterbitkan sebelum ditetapkan Peraturan Bupati ini dinyatakan tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya. (2) Dengan ditetapkan Peraturan Bupati ini, maka pemberian pelayanan perizinan dan non perizinan yang dikelola/ diberikan oleh SKPD terkait beralih dan atau menjadi kewenangan BPMPTSP. Pasal 12

7 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tangggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pulang Pisau. Ditetapkan di Pulang Pisau pada tanggal Juli 2015 BUPATI PULANG PISAU, Diundangkan di Pulang Pisau pada tanggal Juli 2015 EDY PRATOWO SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU, AFIADIN HUSNI BERITA DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU TAHUN 2015 NOMOR. PEJABAT SEKRETARIS DAERAH ASISTEN KEPALA BADAN PARAF

8 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR : 19 TAHUN 2015 TANGGAL : 22 JULI 2015 TENTANG : PELIMPAHAN KEWENANGAN PENERBITAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU JENIS-JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU No. SEKTOR JENIS IZIN DAN NON IZIN a. Pendidikan a. Izin pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat. b. Izin pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat c. Izin Penelitian b. Kesehatan a. Izin rumah sakit kelas C dan D dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah kabupaten/kota. b. Izin Apotek c. Izin toko Obat. d. Izin Praktek Dokter Umum / Spesialis. e. Izin Praktek Perawat / Bidan. f. Izin Praktek Pengobatan Tradisional (Akupuntur) g. Izin Klinik Kesehatan / Balai Pengobatan. h. Izin Optikal. i. Surat Izin Kerja Perawat / Perawat Gigi. j. Surat Izin Pelayanan Medik Spesialis. k. Surat Izin Rumah Bersalin. l. Izin Operasional Puskesmas m. Izin Produksi Makanan dan Minuman. YANG MENANDA TANGANI c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang d. Perumahan dan Kawasan Perumahan a. Izin Mendirikan Bangunan (IMB). b. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Sarang Burung Walet. c. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). d. Izin Memasang Reklame. a. Izin pembangunan dan pengembangan perumahan. b. Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan permukiman. c. Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 (sepuluh) ha. e. Perhubungan a. Izin Trayek. b. Izin Usaha Angkutan (Darat, Laut, dan Udara). c. Izin Insidentil dispensasi truk d. Izin usaha Bangunan Dermaga Sungai. e. Izin Menara Telekomunikasi. f. Izin Penyeberangan air. g. Izin Fasilitas Parkir.

9 f. Kelautan dan Perikanan g. Sosial dan Tenaga Kerja h. Kebudayaan dan Pariwisata h. Izin Penyelenggaraan taksi dan angkutan kawasan tertentu. i. Izin Usaha Perawatan dan Perbaikan kapal. j. Izin pembangunan dan pengoperasian pelabuhan. Izin usaha badan usaha pelabuhan di pelabuhan pengumpan lokal. k. Izin pengembangan pelabuhan untuk pelabuhan pengumpan Lokal. l. Pengoperasian pelabuhan selama 24 jam untuk pelabuhan pengumpan lokal. m. Izin pekerjaan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan pengumpan lokal. n. Izin reklamasi di wilayah perairan pelabuhan pengumpan lokal. o. Izin pengelolaan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) di dalam DLKR/DLKP pelabuhan pengumpan lokal. p. Izin Pemasangan Kaca Film. a. Izin Usaha Perikanan. b. Izin Penangkapan Ikan. c. Izin Kapal Pengangkutan Ikan. d. Izin Pembudidayaan ikan. e. Surat Izin Pengelolaan Ikan. f. Surat Keterangan Pengiriman Hasil Perikanan (SKPHP) g. Surat Pengumpulan dan Pengangkutan Ikan a. Izin Lembaga Latihan Swasta. b. Izin Pengarahan Tenaga Kerja Lokal. c. Izin Perpanjangan Mempekerjakan Tenaga Asing. d. Izin Pengumpulan Sumbangan. e. Rekomendasi Undian Gratis Berhadiah. f. Izin Pengesahan Tenaga Kerja g. Izin Penyimpangan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat. h. Izin Mempekerjakan Tenaga Wanita Pada Malam hari i. Pengesahan peraturan perusahaan dan pendaftaran perjanjian kerja bersama untuk perusahaan yang hanya beroperasi dalam 1 (satu) Daerah kabupaten / kota. a. Izin Hotel Melati. b. Izin Perhotelan / Restoran. c. Izin Tempat Penginapan. d. Izin Rekreasi dan Olahraga. e. Izin Tanda Daftar Usaha Pariwisata : 1. Daya Tarik Wisata 2. Kawasan Wisata. 3. Jasa Transportasi Wisata. 4. Jasa Perjalanan Wisata. 5. Jasa Makanan dan Minuman. 6. Penyediaan Akomodasi. 7. Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi. 8. Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Intensif, Konferensi, dan Pameran.

10 9. Jasa Informasi Pariwisata. 10. Jasa Konsultan Pariwisata. 11. Jasa Pramuwisata. 12. Wisata Tirta. 13. Solus Per Aqua (SPA). f. Izin membawa cagar budaya ke luar Daerah kabupaten / kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi. i. Perdagangan a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) b. Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol. c. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. d. izin pengelolaan pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan izin usaha toko swalayan. e. Tanda Daftar Gudang (TDG) f. Surat Keterangan Penyimpanan Barang (SKPB) j. Perindustrian a. Izin Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Industri (TDI) b. Izin Penggilingan Padi, Holler, dan Penyosohan beras. c. Izin mendirikan kios saprodi. d. Izin Usaha Rumah Makan. e. Izin Juru Bor Air Tanah. f. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) k. Lingkungan a. Izin Lingkungan b. Izin Penampungan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. c. Izin Gangguan (HO) d. Izin Penumpukan e. Surat Izin Tempat Usaha. l. Penanaman Modal a. Izin Prinsip Penanaman Modal. b. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal. c. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal. d. Izin Prinsip Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal. e. Izin Usaha Penanaman Modal. f. Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal g. Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal h. Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal. m. Perkebunan a. Izin Usaha Perkebunan b. Izin Usaha Perkebunan Untuk Budidaya. c. Izin Usaha Perkebunan Untuk Pengolahan. d. Surat Tanda Daftar Usaha Budidaya Pertanian dan Perkebunan. e. Surat Tanda Daftar Usaha Industri Pengelolaan Hasi Perkebunan. n. Pertanian dan Peternakan a. Izin Produksi Benih Bina. b. Tanda Daftar Produsen Benih Bina. c. Tanda Daftar Pengedar Benih Bina. d. Izin Rumah Potong Hewan dan Penjualan Daging. Poin a s/d c ditanda Tangani Bupati Pulang Pisau Point d dan e ditanda Tangani Oleh Kepala BPMPTSP

11 e. Izin Usaha Pertanian. f. Izin usaha produksi benih/ bibit ternak dan pakan, fasilitas pemeliharaan hewan, rumah sakit hewan / pasar hewan. g. Izin usaha pengecer (toko, retail, sub distributor) obat hewan. o. Energi dan Izin Pemanfaatan langsung panas bumi. Sumber Daya Mineral p. Kearsipan Izin penggunaan arsip yang bersifat tertutup yang disimpan di lembaga kearsipan daerah kabupaten / kota. q. Pertanahan a. Izin Lokasi b. Izin Membuka Tanah. r. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah a. Izin Usaha simpan pinjam. b. Izin pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas koperasi. s. Kehutanan Izin Usaha Industri Pengolahan Kayu Rakyat Bupati Pulang Pisau Bupati Pulang Pisau BUPATI PULANG PISAU, EDY PRATOWO PEJABAT SEKRETARIS DAERAH PARAF ASISTEN KEPALA BADAN