KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN WILAYATUL HISBAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SEKRETARIAT MAJELIS ADAT KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 139 TAHUN 2016 TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT!CORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA ICABUPATEN ACEH BARAT DAYA

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SEKRETARIAT MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SEKRETARIAT MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT ACEH

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 54 TAHUN 2016

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAYAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 132 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH PERATURAN WALIKOTA SUBULUSSALAM NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 113 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 136 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 133 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN ACEH

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 134 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 138 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SUBULUSSALAM PROVINSI ACEH PERATURAN WALIKOTA SUBULUSSALAM NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUATAN DAN PERIKANAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 53 Tahun : 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

ICEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA ICERJA KANTOR ICESATUAN BANGSA DAN POLITIK ICABUPATEN ACEH BARAT DAYA

BUPATI ACEH UTARA PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH UTARA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SRAGEN

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 81 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 66

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA,

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No Jabatan Tugas :

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Transkripsi:

,'' PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NO MOR 48 TAHUN 2016 ; TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN WILAYATUL HISBAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA ~- /.. -',... ~...,-.,. '.. ' _,-' r'" " _< j _..,,,,,,,...: ~,." >'.../ -. -,. /-.,,.,- _,. y' - ;.r.f'

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINS! ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 4-8 TAHUN 2016 TENT ANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN WILAYATUL HISBAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH BARAT DAYA, Menimbang Mengingat a. bahwa untuk melakanan ketentuan Pasal 7 Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat \ Kabupaten Aceh Barat Daya, perlu mengatur kedudukan, susunan organisasi, tugas, fungsi, dan tata kerja Satuan Polisi Praja dan Wilayatul Hisbah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Satuan Polisi Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat Daya; 1. Undang-Undang Nomor 7 (Drt) Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir f 1

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 95 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Aceh; 7. Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Kabupaten Aceh Barat Daya. MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SATUAN POLIS! PAMONG PRAJA DAN WILAYATUL HISBAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Aceh Barat Daya. 2. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Barat Daya. 3. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya. 4. Bupati adalah Bupati Aceh Barat Daya. 5. Sekretaris Daerah yang selanjutnya disebut Sekda adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya. 6. Satuan Polisi Praja dan Wilayatul Hisbah yang selanjutnya disingkat Satpol PP dan WH adalah bagian perangkat daerah dalam penegakan, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, perlindungan masyarakat serta penanggulangan kebakaran. 7. Kepala Satuan yang selanjutnya disingkat Kasat adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat Daya. 8. Sekretariat adalah Sekretariat pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat Daya. 2

9. Bidang adalah Bidang pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat Daya. 10. Subbagian adalah Subbagian pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat Daya. 11. Seksi adalah Seksi pada Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat Daya. 12. Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat Daya yang berada di Kecamatan. 13. Tugas adalah ikhtisar dari keseluruhan tugasjabatan. 14. Fungsi adalah pekerjaan yang merupakan penjabaran dari tugas. 15. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan terten tu. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu Kedudukan Paragraf 1 Satpol PP dan WH 1 Pasal 2 (1) Satpol PP dan WH Kabupaten Aceh Barat Daya Tipe C merupakan unsur pelaksana urusan Bidang yang menjadi kewenangan Kabupaten. (2) Satpol PP dan WH dipimpin oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekda. Paragraf 2 Sekretariat Pasal 3 Sekretariat berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. 3

Paragraf 3 Bidang Pasal 4 Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satpol PP dan WH. Paragraf 4 Subbagian Pasal 5 Subbagian berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. 1 Paragraf 5 Seksi Pasal 6 Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. \ Paragraf 6 UPTD Pasal 7 UPTD dipimpin oleh Kepala UPTD yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 8 (1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah, terdiri dari: a. Kepala Satpol PP dan WH; b. Sekretariat, terdiri dari : a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan b. Subbagian Keuangan, Program dan Pefaporan. c. Bidang Penegakan Kebijakan Daerah Dan Syariat Islam terdiri dari: 4

1. Seksi Pembinaan dan Pengawasan; 2. Seksi Penegakan Qanun; dan 3. Seksi Penyuluhan dan Wilayatul Hisbah. d. Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum Dan Perlindungan Masyarakat, terdiri dari: 1. Seksi Operasi dan Pengendalian; 2. Seksi Perlindungan Masyarakat; dan 3. Seksi Kerjasama Antar Lembaga. e. UPTD; f. Kelompok J abatan Fungsional. (2) Bagan Organisasi Satpol PP dan WH sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB III TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Satpol PP dan WH Pasal 9 (1) Satpol PP dan WH mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Kebakaran yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. (2) Satpol PP dan WH dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Qanun, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. pelaksanaan kebijakan penegakan Qanun dan peraturan kepala daerah; c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; e. pelaksanaan kebijakan penanggulangan kebakaran; f. pelaksanaan koordinasi penegakan Qanun dan peraturan kepala daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Repu blik Indonesia, 5

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/ atau aparatur lainnya; g. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan menaati Qanun dan peraturan kepala daerah; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Sekretariat Pasal 10 ( 1) Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi ketatausahaan kepegawaian, kearsipan, sarana dan prasarana kerja, keuangan, serta evaluasi, program dan pelaporan dilingkungan Satpol PP dan WH. (2) Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. pengkordinasian dan dukungan penyelenggaraan I dan penyusunan rencana, program, dan ~ anggaran; b. pelaksanaan pelayanan administrasi ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, kearsipan, dan dokumentasi; c. pelaksanaan ketatausahaan keuangan; d. pelaksanaan koordinasi pengelolaan data, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; e. pengelolaan barang milik negara dan daerah; dan f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala satuan sesuai bidang tugas dan fungsinya. Pasal 11 (1) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pelayanan administrasi ketatausahaan kepegawaian, kearsipan, sarana dan prasarana kerja. (2) Subbagian Umum dan Kepegawaian dalam melaksanakantugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. pengelolaan ketatausahaan kepegawaian; b. pengelolaan surat menyurat dan kearsipan; c. pengelolaan sarana dan prasarana kerja; d. pengelolaan ketertiban dan keamanan di lingkungan satuan; e. pengelolaan urusan hubungan masyarakat; 6

f. pengelolaan urusan sistem informasi; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya. Pasal 12 (1) Subbagian Keuangan, Program dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan program, kegiatan, anggaran, evaluasi dan pelaporan. (2) Subbagian Keuangan, Program dan Pelaporan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program kerja tahunan; b. penyusunan rencana strategis; c. penyusunan rencana anggaran dan belanja; d. pelaksanaan penatausahaan keuangan; e. f. penyusunan laporan kinerja dan laporan keuangan; pengadministrasian dokumen, data dan laporan hasil pengawasan serta menyusun statistik hasil pengawasan; g. penyusunan rancangan peraturan perundangundangan penunjang pelaksanaan tugas; h. penyusunan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya. Bagian Ketiga Bidang Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam Pasal 13 (1) Bidang Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam mempunyai tugas tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mempertanggungjawabkan tugas-tugas di bidang penegakan kebijakan daerah dan syariat islam yang meliputi pembinaan, pengawasan, penyuluhan, penegakan perda/ qanun serta penyelidikan dan penyidikan. (2) Bidang Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam; 7

b. penetapan rumusan kebijakan teknis Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam; c. penetapan pengkajian bahan fasilitasi Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam; d. penyelenggaraan fasilitasi Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam; e. penetapan rumusan peyusunan pedoman dan supervis1 Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam. f. penetapan rumusan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam; g. penetapan rumusan pengkajian bahan fasilitasi penyelidikan peraturan daerah; h. penetapan rumusan bahan koordinasi penyelenggaraan Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam; i. penetapan rumusan kebijakan teknis operasional ( penyidikan dan pemeriksaan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan daerah serta fasilitasi pembinaan operasional pelaksanaan tugas PPNS; J. penetapan rumusan teknis operasional penyidikan dan pemeriksaan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan daerah; k. penetapan rumusan penyusunan bahan fasilitasi dan pembinaan operasional pelaksanaan tugas PPNS; 1. penetapan rumusan kebijakan teknis bentuk dan jenis pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah; m. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan tugas Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam; n. pelaporan pelaksanaan tugas Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam; o. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; dan p. pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga dibidang Penegakan Kebijakan Daerah dan Syariat Islam. Pasal 14 (1) Seksi Pembinaan dan Pengawasan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pembinaan, pengawasan dan penegakan kebijakan daerah dan syariat islam. 8

(2) Seksi Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. b. c. d. e. f. g. h. i. J. penyusunan rencana dan program kerja operasional pembinaan dan pengawasan penegakan kebijakan daerah dan syariat islam; pelaksanaan penyusunan dan pengolahan bahan pembinaan dan pengawasan penegakan peraturan perundang-undangan daerah; pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pembinaan dan pengawasan penegakan peraturan peraturan perundang- undangan daerah; penyusunan bahan pembinaan penegakan kebijakan daerah dan syariat islam; penyusunan bahan pengawasan penegakan kebijakan daerah dan syariat islam; pengelolaan data pembinaan dan pengawasan penegakan kebijakan daerah dan syariat islam; penyusunan dan penyampaian saran dan pertimbangan sebagai pertimbangan pengambilan kebijakan; pelaksanaan pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas pembinaan dan penegakan peraturan perundang-undangan daerah; pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; dan pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan penegakan peraturan perundangundangan daerah dengan sub unit kerja lain di lingkungan Satuan. Pasal 15 (1) Seksi Penegakan Qanun mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengontrol, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas urusan penegakan kebijakan daerah dan syariat islam, peraturan Bupati dan keputusan Bupati. (2) Seksi Penegakan Qanun sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. perencanaan program kegiatan penegakan Qanun; b. pelaksanaan program kegiatan penegakan Qanun; c. pembagian pelaksanaan tugas kegiatan penegakan peraturan daerah; d. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penegakan Qanun; e. penyusunan saran dan pertimbangan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; 9

f. pelaksanaan pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas penegakan Qanun; g. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; dan h. pelaksanaan koordinasi penyelidikan dan penyidikan penegakan peraturan perundangundangan daerah dengan sub unit kerja lain di lingkungan Satuan. Pasal 16 (1) Seksi Penyuluhan dan Wilayatul Hisbah mempunyai tugas pokok merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas penyuluhan penegakan kebijakan daerah dan syariat islam. (2) Seksi Penyuluhan dan Wilayatul Hisbah sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana dan program kerja operasional Penyuluhan dan Wilayatul Hisbah; b. pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan penyuluhan penyelenggaran peraturan perundang-undangan daerah; c. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penyelidikan dan penyidikan pelanggararan peraturan perundang-undangan daerah; d. penyususnan bahan petunjuk pelaksanaan dan teknis operasional penyelidikan dan penyidikan pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah; e. pelaksanaan pengelolaan data hasil penyelidikan dan penyidikan pelangaraan peraturan perundang- undangan daerah; f. pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah; g. pelaksanaan rumusan kebijakan teknis operasional penyidikan dan pemeriksaan pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah; h. pelaksanaan operasional penyidikan dan pemeriksaan pelanggaran peraturan perundangundangan daerah; I. pelaksanaan koordinasi teknis penyidikan dan pemeriksaan pelanggaran peraturan perundangundangan daerah dengan institusi terkait di wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya; f 10

j. pelaksanaan penetapan bentuk dan jenis pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; k. pelaksanaan analisa dan evaluasi terhadap jenis dan bentuk pelanggaran sebagai bahan masukan pengambilan kebijakan pimpinan; 1. penyusunan rumusan kebijakan teknis operasional fasilitasi dan pembinaan pelaksanaan tugas PPNS; m. pelaksanaan operasional fasilitasi dan pembinaan pelaksanaan tugas PPNS; n. pelaksanaan pembinaan pengembangan PPNS; peningkatan dan o. pelaksanaan penyusunan bahan pengendalian PPNS; p. penyusunan saran dan pertimbangan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; q. pelaksanaan pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas penyelidikan dan penyidikan penegakan peraturan perundang-undangan daerah; r. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan ~ oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan ~ fungsinya; dan s. pelaksanaan koordinasi penyelidikan dan penyidikan penegakan peraturan perundangundangan daerah dengan sub unit kerja lain di lingkungan Satuan. Bagian Keempat Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Pasal 17 (1) Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas- tugas di bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat yang meliputi operasi, pengendalian dan kerja sama. (2) Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : a. penetapan penyusunan rencana kerja ketertiban umum dan masyrakat; dan program ketentraman b. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi ketertiban umum dan 11

ketentraman masyarakat seta kerjasama operasional; c. penyelenggaraan pelaksanaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta kerja sama operasional; d. penetapan rumusan pengkajian bahan fasilitasi penyusunan pedoman dan supervisi ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; e. penetapan rumusan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan ketertiban um um dan ketentraman masyarakat serta kerjasama operasional; f. penetapan rumusan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan ketertiban um um dan ketentraman masyarakat serta kerjasama operasional; g. penetapan rumusan pembinaan teknis pengendalian operasional Polisi Pamong Praja; h. penetapan rumusan pembinaan tugas polisi pamong praja di wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya; i. penetapan rumusan pemeliharaan ketentraman f dan ketertiban umum di wilayah Kabupaten Aceh ~ Barat Daya; j. penetapan rumusan pelaksanaan pengamanan dan pengawalan pimpinan daerah dan pejabat lainnya; k. penyelenggaraan mediasi, komunikasi dan fasilitasi pengerahan sumber daya manusia Satuan Perlindungan Masyarakat, kesiagaan dan penanggulangan bencana serta ketentraman dan ketertiban masyarakat; ' 1. penetapan rumusan peningkatan sumberdaya manusia satuan perlindungan masyarakat, kesiagaan dan penanggulangan bencana serta ketentraman dan ketertiban masyarakat; m. penetapan rumusan penyiapan bantuan pengerahan sumberdaya satuan perlindungan masyarakat dalam hal penanggulangan, pemantauan dan mitigasi, rehabilitasi dan rekontruksi korban serta relokasi akibat bencana dan kegiatan ketentraman dan ketertiban masyarakat; n. penetapan rumusan pelaksanan pengamanan gedung-gedung milik Pemerintah Daerah; o. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan tugas ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; p. pelaporan pelaksanaan tugas ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; 12

q. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; dan r. pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Pasal 18 ( 1) Seksi Operasi dan Pengendalian mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tu gas operasional operasi dan pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. (2) Seksi Operasi dan Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. b. c. d. penyusunan rencana dan program kerja operasional operasi dan pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis fasilitasi dan pelaksanaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; pelaksanaan pengamanan, pengawalan perjalanan/kunjungan dinas kepala daerah, tamu pemerintah daerah dan tamu negara; e. pelaksanaan sosialisasi ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; f. pelaksanaan patroli ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; g. pelaksanaan pengamanan dan penjagaan terhadap pelaksanaan operasional pengendalian ketentraman dan ketertiban umum dan penegakan peraturan perundang-undangan daerah; h. pengendalian operasional Polisi Pamong Praja dalam menunjang kelancaran pengendalian ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan perundang-undangan daerah; i. pelaksanaan pembinaan tugas Polisi Pamong Praja di wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya; j. pelaksanaan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum di Wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya; 13

k. pelaksanaan koordinasi teknis operasional penutupan dan pembongkaran yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan daerah dengan institusi terkait; 1. pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap dampak operasional pengendalian ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan perundang-undangan daerah sebagai bahan pelaksanaan tugas lebih lanjut; m. pelaksanaan penyusunan pertimbangan sebagai bahan pengambilan kebijakan; saran dan pertim bangan n. pelaksanaan pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas operasi dan pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; o. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; dan p. pelaksanaan koordinasi operasi dan pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan sub unit kerja lain di lingkungan Satuan. Pasal 19 (1) Seksi Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas mediasi, fasilitasi dan komunikasi pengerahan Satuan Perlindungan masyarakat dalam penanggulangan bencana serta penanganan gangguan ketentraman dan ketertiban masyarakat. (2) Seksi Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana dan program kerja operasional perlindungan masyarakat dan bina potensi masyarakat; b. pelaksaaan kesiapsiagaan dan pengerahan satuan perlindungan masyarakat dalam penanggulangan bencana serta penanganan gangguan ketentraman dan ketertiban masyarakat; c. pelaksanaan mediasi, komunikasi dan fasilitasi anggota satuan perlindungan masyarakat dalam penanggulangan bencana serta penanganan gangguan ketentraman dan ketertiban masyarakat; d. pelaksanaan pengumpulan dan analisa data daerah rawan bencana serta pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat; e. pelaksanaan pengerahan anggota satuan perlindungan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana; 14

f. penyusunan rumusan kebijakan penetapan perlindungan masyarakat dan bina potensi masyarakat merujuk kebijakan nasional; g. pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis operasional penyelenggaraan peningkatan satuan perlindungan masyarakat; h. pelaksanaan pembinaan dan peningkatan satuan perlindungan masyarakat dan bina potensi daerah; i. pelaksaan pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas; j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; dan k. pelaksanaan koordinasi satuan perlindungan masyarakat dengan sub unit kerja lain di lingkungan Satuan; Pasal 20 t (1) Seksi Kerjasama Antar Lembaga mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas kerjasama peningkatan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. (2) Seksi Kerjasama Antar Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan koordinasi perumusan kebijakan penyelenggaraan kerjasama hubungan antar lembaga; b. pelaksanaan koordinasi penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan kerjasama hubungan antar lembaga; c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan kapasitas bagi satuan perlindungan masyarakat; d. pelaksanaan fasilitasi dan asistensi kerjasama hubungan antar lembaga; e. pelaksanaan koordinasi dan pengendalian informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan kerjasama hubungan antar lembaga; f. pelaksanaan koordinasi dan harmonisasi penyelenggaraan hubungan kerjasama dengan lembaga penegakan hukum, instansi terkait, badan usaha, organisasi politik, dan organisasi sosial kemasyarakatan g. pelaksanaan koordinasi kerjasama ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta syariat Islam dengan instansi terkait lainnya; h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kerjasama hubungan antar lembaga dalam mewujudkan ketertiban umum 15

dan ketentrarnan masyarakat serta syariat Islam; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Pasal 21 (1) Kelompok Jabatan Fungsional merupakan sejumlah tenaga dalarn jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari Jabatan Fungsional Satpol PP dan WH dan jabatan fungsional lainnya yang diangkat dengan keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan teknis dari instansi pembina. (3) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Satpol PP dan WH dalarn melakukan penegakan Qanun, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentrarnan masyarakat sesuai dengan keahlian dan keterarnpilan. BAB IV KEPEGAWAIAN Pasal 22 Pejabat Aparatur Sipil Negara pada Satpol PP dan WH Kabupaten diangkat dan diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 23 Jumlah dan jenis jabatan fungsional ditentukan berdasarkan analisis jabatan dan analisis be ban kerja. BABV ESELONERING Pasal 24 (1) Kepala Satpol PP dan WH merupakan jabatan pimpinan tinggi pratama dengan eselon II. b. (2) Sekretaris merupakan jabatan administrator dengan eselon III.a. (3) Kepala Bidang merupakan jabatan administrator dengan eselon III.b. (4) Kepala Subbagian merupakan jabatan pengawas dengan eselon IV.a. (5) Kepala Seksi merupakan jabatan pengawas eselon IV.a 16

BAB VI TATA KERJA Pasal 25 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Satuan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian dan Kepala seksi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi baik intern maupun antar unit organisasi lainnya, sesuai dengan tugas pokok masing-masing. (2) Setiap pimpinan satuan unit kerja di lingkungan Satpol PP dan WH Kabupaten Aceh Barat Daya wajib melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Pasal 26 ( 1) Dalam hal Kepala Satpol PP dan WH tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Kepala Satpol PP dan WH dapat menunjuk Sekretaris atau salah seorang Kepala Bidang untuk mewakili Kepala Satpol PP dan WH. (2) Dalam hal Sekretaris tidak dapat menjalankan I tugasnya karena berhalangan, maka Kepala Satpol PP \ dan WH menunjuk salah seorang Kepala Subbagian untuk mewakili Sekretaris. (3) Dalam hal Kepala Bidang tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Kepala Satpol PP dan WH menunjuk salah seorang Kepala Seksi untuk mewakili Kepala Bidang. Pasal 27 Atas dasar pertimbangan daya guna dan hasil guna masingmasing pejabat dalam lingkungan Satpol PP dan WH Kabupaten Aceh Barat Daya dapat mendelegasikan kewenangan tertentu kepada pejabat setingkat dibawahnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 28 ( 1) Pembentukan UPTD diatur tersendiri dengan Peraturan Bu pa ti; (2) Uraian tugas pemangku jabatan pimpinan tinggi pratama, jabatan administrator, jabatan pengawas dan jabatan pelaksana pada Satpol PP dan WH diatur tersendiri dengan Peraturan Bupati. 17

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Aceh Barat Daya Nomor 45 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Peraturan Bupati diundangkan. Pasal 30 ini mulai berlaku pad a tanggal Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati 1n1 dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya. Ditetapkan di Blangpidie pada tanggal 14: Desember 2016 M lk Rabiul Awal 1438 H Diundangkan di Blangpidie pada tanggal \S-,j)~2016 M \..1- :((' 1438 H A Plt. SE~RETARIS DAERAH j.., \' KABUPAT. EH BARAT DAYA, r BERITA DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2016 NOMOR 17

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SATUAN POLIS! PAMONG PRAJA DAN WILAYATUL HISBAH TIPE.C KABUPATEN ACEH BARAT DAYA KEPALASATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN WILAYATUL HISBAH ) ) LAMPIRAN: PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR ~ TAHUN 2016 TANGGAL l 1 DESEMBER 2016 M \ If RABl'UL AWAL 1438 H JABATAN FUNGSIONAL I I I I I ----- SEKRETARIAT I SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN I I SUBBAGIAN KEUANGAN, PROGRAM DAN PELAPORAN Bl DANG PENEGAKAN KEBUAKAN DAERAH DAN SYARIAT ISLAM I Bl DANG KETENTRAMAN, KmRTIBAN UMUM DAN PERRLINDUNGAN MASYARAKAT I, SEKSI PEMBINAAN dan PENGAWASAN SEKSI - OPERASI DAN PENGENDALIAN - SEKSI PENEGAKAN QANUN SEKSI - PERRLINDUNGAN MASYARAKAT - SEKSI PENYULUHAN DAN WILAYATUL HISBAH, SEKSI KERJASAMAANTAR LEMBAGA UPTD...... KETERANGAN Garis atasan langsung Garis pembinaan t PATI JUFRIH.it5AN~