PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

dokumen-dokumen yang mirip
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PETUNJUK PELAKSANAAN PENANGANAN ADMINISTRASI PEMBERHENTIAN DENGAN HAK PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

PERSYARATAN USUL PENSIUN

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERHENTIAN PNS DENGAN HAK PENSIUN DI KABUPATEN BLORA

Pemberhentian PNS. Pemberhentian terdiri atas : 1. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan. 2. pemberhentian dari jabatan negeri.

1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT

DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4. Mutasi Pindah Masuk dari Kab/Kota/Provinsi Luar ke Dalam Wilayah Kerja Kab/Kota/Provinsi Maluku Utara

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

PENGAJUAN PENGANGKATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL

INDEKSPERATURANPERUNDANG-UNDANGAN BIDANGKEPEGAWAIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RAHASIA PEMISAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

Pemberhentian PNS. Pemberhentian terdiri atas : 1. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan 2. pemberhentian dari jabatan negeri.

LAYANAN KEPEGAWAIAN. Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah PERMOHONAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

JENIS, PROSEDUR DAN PERSYARATAN PELAYANAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

DAFTAR INFORMASI PUBLIK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT

KELENGKAPAN BERKAS USULAN PENSIUN DAN PEMBERHENTIAN

PEMERINTAH KOTA BIMA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROSEDUR BAKU PELAKSANAAN KEGIATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

Jl. Raya Kayu Aro Sukarami KM.20 Arosuka Telp/Fax. (0755) Web Site

BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BEBERAPA PERATURAN YANG HARUS DIPERHATIKAN DOSEN DAN TINDIK (SUMBER:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Sumber:

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS PENDIDIKAN

PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTANSI : DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PROVINSI NTB

NAMA DAN SUSUNAN PANGKAT SERTA GOLONGAN RUANG PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERTAHANAN NO PANGKAT GOLONGAN RUANG

GOLONGAN RUANG IV/b KE BAWAH

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.

SERI PANDUAN SDM KENAIKAN PANGKAT ATAU GOLONGAN PEGAWAI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

PEDOMAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR) DI KABUPATEN MAJALENGKA

STANDAR PROSEDUR PELAYANAN SISTEM LOKET PADA BIDANG KEPANGKATAN, PENGGAJIAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI BKD DAN DIKLAT KOTA PALEMBANG

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 123 TAHUN 2011 TENTANG

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 8 TAHUN 1974 (8/1974) Tanggal: 6 NOPEMBER 1974 (JAKARTA)

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 63 Tahun 20':21

PERSYARATAN PENGAJUAN KARPEG/KARIS/KARSU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

Standard Operating Procedure. Pemberhentian / Pensiun Pegawai Negeri Sipil

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 21 SERI E

PROGRAM PENSIUN. 2.2 TNI / POLRI dan PNS dari Kementerian Pertahanan yang diberhentikan sebelum 1 April 1989

Kelompok Dokumen / Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Standar Pelayanan Administrasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Negara

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MEMANGKU JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

- 4 - Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat;

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Presiden Republik Indonesia,

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 2 SERI E

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Ciamis, Kepada Bapak Bupati Ciamis Melalui Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ciamis di C I A M I S

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

Nomor induk pegawai (NIP) diberikan kepada setiap Pegawai Negeri Sipil termasuk calon Pegawai Negeri Sipil.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. Pengambilan TASPEN Batas Usia Pensiun (BUP) PNS Aktif

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

Lembar Pengendalian MANUAL PROSEDUR

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN DAN PENGANGKATAN

BUPATI PACITAN. P E N G U M U M A N Nomor : 810/2081/408.47/2009 Tanggal :

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI SEKRETARIAT DAERAH Jalan Brigjen Ngurah Rai No.30 Telp (0366) 91011,91032,91133 BANGLI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

Transkripsi:

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB II PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI A. PEMBERHENTIAN PEGAWAI 1. Pengertian Pemberhentian Pegawai Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian dari jabatan negeri adalah pemberhentian yang menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi bekerja pada satuan organisasi Negara, tetapi masih berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil. 2. Dasar Hukum/Referensi Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah ketiga kalinya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2011. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Nomor 04/SE/1980 tanggal 11 Pebruari 1980 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 02/SE/1987 tanggal 8 Januari 1987 tentang Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil; Surat Edaran Menteri Pendayaan Aparatur Negara Nomor SE/04/M.PAN/03/2006 tentang Batas Usia Pensiun yang menduduki Jabatan Struktural Eselon I dan Eselon II. 3. Jenis-Jenis Pemberhentian Sebagai Pegawai Negeri Sipil

a. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil menerima hak-hak kepegawaiannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain hak atas pensiun. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil meliputi : 1) Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri Permintaan berhenti sebagai Pegawai Negeri dapat ditunda untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila ada kepentingan dinas yang mendesak. Permintaan berhenti dapat ditolak apabila Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan masih terikat dalam keharusan bekerja pada Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia pensiun Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1969, pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri Sipil yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 adalah 56(lima puluh enam) tahun. Adapun batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil yang dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2011) adalah sebagai berikut : a) 65 (enam puluh lima) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku: jabatan Peneliti Madya dan Peneliti Utama yang ditugaskan secara penuh di bidang penelitian; atau jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden b) 62 (enam puluh dua) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan Wakil Menteri; c) 60 (enam puluh) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku: jabatan struktural Eselon I; jabatan struktural Eselon II; jabatan Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan kesehatan negeri; jabatan Pengawas Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Dasar, Taman Kanak- Kanak atau jabatan lain yang sederajat; atau

jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden. d) 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku: jabatan Hakim pada Mahkamah Pelayaran; atau jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden. 3) Pemberhentian Karena Adanya Penyederhanaan Organisasi Apabila ada penyederhanaan suatu satuan organisasi Negara yang mengakibatkan adanya kelebihan Pegawai Negeri Sipil, maka Pegawai Negeri Sipil yang kelebihan itu disalurkan kepada satuan organisasi lainnya. Kalau penyaluran dimaksud tidak mungkin dilaksanakan, maka Pegawai Negeri Sipil yang kelebihan itu diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atau dari Jabatan Negeri dengan mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4) Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani Atau Rohani Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan apabila berdasarkan Surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan dinyatakan : Tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena kesehatannya ; Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau lingkungan kerjanya; Setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali. 5) Pemberhentian Karena Meninggal Dunia Atau Hilang Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia dengan sendirinya dianggap diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil yang hilang dianggap telah meninggal dunia pada akhir bulan ke 12 (dua belas) 6) Pemberhentian Karena Hal-hal Lain Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada pimpinan instansi induknya setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil;

Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kepada pimpinan instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, tidak dapat dipekerjakan kembali karena tidak ada lowongan, diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang beraku. b. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, kehilangan hak-hak kepegawaiannya antara lain hak atas pensiun. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil meliputi : Melanggar Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil, Sumpah/Janji Jabatan Negeri atau Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena dengan sengaja melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara setinggi-tingginya 4 (empat) tahun, atau diancam dengan pidana yang lebih berat. Melakukan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengubah Pancasila dan atau Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang Negara dan atau Pemerintah. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik tanpa mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil 4. Persyaratan Pemberhentian Pegawai a. Persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh Pegawai Negeri Sipil yang meminta berhenti (Pensiun Dini): 1. Usia minimal 50 (lima puluh) tahun, masa kerja 20 (dua puluh) tahun; 2. Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP); 3. Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama (SPPP); 4. Fotocopy Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil; 5. Fotocopy Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil; 6. Fotocopy Surat Keputusan Pangkat terakhir; 7. Fotocopy Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala terakhir; 8. Fotocopy Kartu Pegawai; 9. Fotocopy SK Jabatan terakhir (bagi yang menduduki jabatan); 10. Fotocopy KSK (legalisir Camat/Lurah); 11. Fotocopy Surat Nikah (legalisir KUA); 12. Fotocopy Akte Kelahiran yang bersangkutan (legalisir Kantor Catatan Sipil); 13. Fotocopy Akta Kelahiran Anak (legalisir Kantor Catatan Sipil);

14. Fotocopy Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir; 15. Surat keterangan tidak pernah mendapat hukuman disiplin tingkat ringan maupun berat 16. Kartu istri/kartu suami; 17. Pas foto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 cm = 5 (lima) lembar bagi golongan I/a sampai dengan III/d, 7 (tujuh) lembar bagi golongan IV/a sampai dengan IV/b dan 10 (sepuluh) lembar bagi golongan IV/c keatas. 18. Berkas dibuat rangkap 3 (tiga) lembar. b. Persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh Pegawai Negeri Sipil yang mencapai Batas Usia Pensiun (BUP): 1. Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP); 2. Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama (SPPP); 3. Fotocopy Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil; 4. Fotocopy Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil; 5. Fotocopy Surat Keputusan Pangkat terakhir; 6. Fotocopy Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala terakhir; 7. Fotocopy Kartu Pegawai; 8. Fotocopy Surat Keputusan Jabatan terakhir (bagi yang menduduki jabatan); 9. Fotocopy KSK (legalisir Camat/Lurah); 10. Fotocopy Surat Nikah (legalisir KUA); 11. Fotocopy Akte Kelahiran yang bersangkutan (legalisir Kantor Catatan Sipil); 12. Fotocopy Akta Kelahiran Anak (legalisir Kantor Catatan Sipil); 13. Fotocopy Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir; 14. Surat keterangan tidak pernah mendapat hukuman disiplin tingkat ringan maupun berat ; 15. Kartu istri/kartu suami; 16. Pas foto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 cm = 5 (lima) lembar bagi golongan I/a sampai dengan III/d, 7 (tujuh) lembar bagi golongan IV/a sampai dengan IV/b dan 10 (sepuluh) lembar bagi golongan IV/c keatas. 17. Berkas dibuat rangkap 3 (tiga) lembar. c. Persyaratan administrasi Pegawai Negeri Sipil meninggal dunia untuk penerbitan surat keputusan pensiun janda/duda: 1) Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama (SPPP); 2) Fotocopy Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil; 3) Fotocopy Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil; 4) Fotocopy Surat Keputusan Pangkat terakhir; 5) Fotocopy Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala terakhir; 6) Fotocopy Kartu Pegawai; 7) Fotocopy KSK (legalisir Camat/Lurah); 8) Fotocopy Surat Nikah (legalisir KUA); 9) Fotocopy Akte Kelahiran yang bersangkutan (legalisir Kantor Catatan Sipil); 10) Fotocopy Akta Kelahiran Anak (legalisir Kantor Catatan Sipil); 11) Fotocopy Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir; 12) Surat Keterangan Kematian dari Kelurahan/Desa;

13) Surat Keterangan Kejandaan/Kedudaan dari Kelurahan/Desa; 14) Kartu istri/kartu suami; 15) Pas foto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 cm = 5 (lima) lembar bagi golongan I/a sampai dengan III/d, 7 (tujuh) lembar bagi golongan IV/a sampai dengan IV/b dan 10 (sepuluh) lembar bagi golongan IV/c keatas. 16) Berkas dibuat rangkap 3 (tiga) lembar. d. Persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh Pegawai Negeri Sipil yang tidak cakap jasmani/rohani: 1) Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP); 2) Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama (SPPP); 3) Fotocopy Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil; 4) Fotocopy Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil; 5) Fotocopy Surat Keputusan Pangkat terakhir; 6) Fotocopy Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala terakhir; 7) Fotocopy Kartu Pegawai; 8) Fotocopy Surat Keputusan Jabatan terakhir (bagi yang menduduki jabatan); 9) Fotocopy KSK (legalisir Camat/Lurah); 10) Foto copy Surat Nikah (legalisir KUA); 11) Fotocopy Akte Kelahiran yang bersangkutan (legalisir Kantor Catatan Sipil); 12) Fotocopy Akta Kelahiran Anak (legalisir Kantor Catatan Sipil); 13) Fotocopy Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) tahun terakhir; 14) Surat keterangan dari Dokter Tim Penguji Kesehatan yang menyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri ; 15) Kartu istri/kartu suami; 16) Pas foto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 cm = 5 (lima) lembar bagi golongan I/a sampai dengan III/d, 7 (tujuh) lembar bagi golongan IV/a sampai dengan IV/b dan 10 (sepuluh) lembar bagi golongan IV/c keatas. 17) Berkas dibuat rangkap 3 (tiga) lembar. 5. Prosedur Prosedur permohonan pensiun adalah : 1. Badan Kepegawaian Daerah membuat surat edaran tentang nama-nama PNS yang telah memasuki masa pensiun kepada masing-masing SKPD ; 2. Pegawai Negeri Sipil melalui Kepala SKPD yang bersangkutan mengajukan permohonan Pensiun kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian Daerah;

3. Berkas permohonan pensiun yang telah masuk dari masing-masing SKPD diverifikasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku oleh Badan Kepegawaian Daerah; 4. Berkas permohonan pensiun yang telah memenuhi syarat oleh Badan Kepegawaian Daerah diusulkan kepada Kanreg II BKN untuk diproses penerbitan keputusan pensiun untuk golongan/ruang IV/b ke bawah sedangkan golongan/ruang IV/c ke atas kepada BKN Pusat ; 5. Surat Keputusan Pensiun yang telah diterbitkan disampaikan kepada yang bersangkutan. B. PENSIUN 1. Pengertian Pensiun adalah penghasilan yang diterima setiap bulan oleh seorang bekas pegawai yang tidak dapat bekerja lagi, untuk membiayai kehidupan selanjutnya agar tidak terlantar apabila tidak berdaya lagi untuk mencari penghasilan yang lain. Dasar Hukum 1. UU No. 11 tahun 1969, Tentang pensiun pegawai dan pensiun janda/dudanya PNS; 2. UU No. 8 Tahun 1974 Jo. UU No. 43 Tahun 1999,Tentang Pokok-pokok kepegawaian 3. PP No. 7 tahun 1977, PP No.15 tahun 1985, PP No. 15 tahun 1992, PP No. 15 tahun 1993, PP No. 6 tahun 1997 dan PP No. 10 tahun 2008; 4. PP No. 32 tahun 1979, Tentang pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ; 5. PP No. 12 tahun 1981, Tentang perawatan tunjangan cacat dan uang duka ; 6. PP No, 1 tahun 1983, Tentang perlakuan terhadap calaon PNS yang tewas atau cacat akibat kecelakaan karena dinas ; 7. PP No. 49 tahun 1980,Tentang pemberhentian tunjangan tambahan penghasilan bagi PNS, janda/duda PNS; 8. PP No. 5 tahun 1987, Tentang perlakuan terhadap penerimaan pensiun/tunjangan yang hilang 9. PP No. 8 tahun 1989, Tentang pemberhentian dan pemberian pensiun otomatis PNS serta pemberian pensiun janda/duda ; 10. SE Ka. BAKN, No 16/SE/1982, Tentang pemberhentian PNS daerah yang berpangkat Pembina Tk I Golongan ruang IV/b keatas ; 11. Keputusan Ka. BAKN No. 74/Kep/1989 tentang pemberhentian dan pemberian pensiun PNS daerah serta pemberian pensiun janda/dudanya ; 12. Kep Ka. BAKN No. 18 tahun 1992 tentang tata cara pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang berpangkat Pembina Tk I golongan ruang IV/b serta pembayarannya; 13. Kep. Ka BAKN No.19 tahun 1993 tentang penetapan pensiun janda/duda pensiun PNS yang belum ditetapkan berdasarkan PP No. 8 tahun 1989 ; 14. Kep. Ka. BAKN No. 32 Tahun 1994 tentang pertimbangan teknis pensiun janda/duda pensiun PNS yang berpangkat Pembina Tk I golongan ruang IV/b keatas; 15. PP nomor 9 tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 16. Keputusan Kepala BKN Nomor 14 tahun 2003 Tentang Petunjuk Teknis Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil serta Pensiun Janda/Duda sebagai Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/Duda; 18. Peraturan Kepala BKN Nomor 3 tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Pemerintahan Nomor 14 tahun 2008 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/ Dudanya. 2. Latar Belakang Adanya Pensiun 1. Karena batas usia pensiun ; 2. Kemauan Sendiri; 3. Takdir Misalnya : Sakit, Meninggal dunia; 4. Rekturisasi/Dinas; 5. Diberhentikan dengan tidak hormat karena adanya kasus. 3. Unsur Sifat Pensiun 1. Penghargaan, diberhentikan dengan hormat; 2. Jaminan hari tua; 3. Jasa terhadap Negara atau pemerintah. 4. Hak Atas Pensiun Pegawai Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil berhak menerima pensiun pegawai, jikalau ia pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai : 1. Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 Tahun dan mempunyai masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 Tahun. 2. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 Tahun dan oleh badan / pejabat yang ditunjuk oleh departemen kesehatan berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau rohani yang tidak disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatannya.

3. Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas Negara tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia telah mencapai usia sekurang kurangnya 50 TH dan memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang kurangnya 10 Tahun. 5. Jenis Pensiun 1. Non Batas Usia Pensiun (Non BUP); 2. Batas Usia Pensiun (BUP), PNS yang telah mencapai BUP harus diberhentikan dengan hormat sebagai PNS; 3. Pensiun Janda/Duda; 4. Pensiun Anak. Macam-macam BUP ditentukan sebagai berikut : 1. Usia 56 tahun 2. Usia 58 tahun 3. Usia 60 tahun 4. Usia 63 tahun 5. Usia 65 tahun 6. Usia 70 tahun 6. Berakhirnya Hak Pensiun Pegawai Hak pensiun pegawai berakhir pada penghabisan bulan penerima pensiun pegawai yang bersangkutan meninggal dunia. 7. Pembatalan Pemberian Pensiun Pegawai Pembayaran pensiun pegawai dihentikan dan surat keputusan tentang pemberhentian

pensiun pegawai dibatalkan, apabila penerima pensiun pegawai diangkat kembali menjadi pegawai negeri atau diangkat kembali dalam suatu jabatan negeri dengan hak untuk kemudian setelah diberhentikan lagi, memperoleh pensiun menurut Undangundang atau peraturan yang sesuai dengan UU. No.11/1969 9. Pendaftaran Isteri/Suami/ Anak Sebagai Yang Berhak Menerima Pensiun Janda/Duda. 1. Pendaftaran isteri( isteri isteri) /suami/anak(anak-anak) sebagai yang berhak menerima pensiun janda / duda harus dilakukan oleh pegawai negeri atau penerima pensiun pegawai yang bersangkutan menurut petunjuk kepala Kantor Urusan Pegawai. Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima pensiun harus dilakukan dengan pengetahuan tiap-tiap isteri didaftarkan. 2. Pendaftaran isteri ( isteri isteri ) / anak ( anak-anak) sebagai yang berhak menerima pensiun janda harus dilakukan dalam waktu 1 ( satu ) tahun sesudah perkawinan/kelahiran atau sesudah saat terjadinya kemungkinan lain untuk melakukan pendaftaran itu. 10. Persyaratan a. Persyaratan Pensiun BUP 1. Foto copy Karpeg yang dilegalisir; 2. Foto copy Karis/Karsu yang dilegalisir; 3. Surat Pernyataan tidak menyimpan barang miliki Negara; 4. Salinan Foto copy Surat Nikah yang telah dilegalisir oleh Kepala Kantor Urusan

Agama kecamatan setempat; 5. Daftar susunan keluarga yang disahkan oleh camat setempat; 6. Foto copy Akte / Surat Kenal Lahir anak dilegalisir BKKBCS setempat; 7. Daftar perincian gaji terakhir; 8. Surat Keterangan masa kerja sebelum menjadi PNS; 9. Foto copy SK CPNS (80%); 10. Foto copy SK PNS (100%); 11. Foto copy SK Pangkat terakhir; 12. Foto copy Surat Keterangan Berkala terakhir; 13. Foto copy SK Jabatan terakhir; 14. Daftar Riwayat Pekerjaan; 15. Surat Pernyataan Tidak Pernah Dijatuhi Hukuman Disiplin Tingkat Sedang/Berat; 16. DP 3 dua tahun terakhir; 17. Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP); 18. Surat Keterangan Kuliah (bagi anak yang masih kuliah); 19. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP); 20. 7 (tujuh) lembar photo terbaru ukuran 4 x 6 cm (tanpa tutup kepala dan kacamata); 21. Surat Pengantar dari Dinas. b. Persyaratan Pensiun Janda / Duda 1. Foto copy Karpeg yang dilegalisir; 2. Foto copy Karis/Karsu yang dilegalisir; 3. Surat Pernyataan tidak menyimpan barang miliki Negara; 4. Salinan Foto copy Surat Nikah yang telah dilegalisir oleh Kepala Kantor Urusan Agama kecamatan setempat; 5. Daftar susunan keluarga yang disahkan oleh camat setempat;

6. Foto copy Akte / Surat Kenal Lahir anak dilegalisir BKKBCS setempat; 7. Daftar perincian gaji terakhir; 8. Surat Keterangan masa kerja sebelum menjadi PNS; 9. Foto copy SK CPNS (80%); 10. Foto copy SK PNS (100%); 11. Foto copy SK Pangkat terakhir; 12. Foto copy Surat Keterangan Berkala terakhir; 13. Foto copy SK Jabatan terakhir; 14. Daftar Riwayat Pekerjaan; 15. Surat Keterangan Kuliah (bagi anak yang masih kuliah); 16. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP); 17. 7 (tujuh) lembar photo terbaru ukuran 4 x 6 cm (tanpa tutup kepala dan kacamata); 18. Surat Keterangan Kematian dari Desa / Kelurahan; 19. Surat Keterangan Janda / Duda dari Desa / Kelurahan; 20. Surat Keterangan Ahli Waris dari Desa / Kelurahan; 21. Surat Pernyataan Tidak Pernah Dijatuhi Hukuman Disiplin Tingkat Sedang/Berat; 22. DP 3 dua tahun terakhir; 23. Surat Pengantar dari Dinas. c. Persyaratan Pensiun Karena Anumerta 1. Fotocopy sah keputusan dan golongan ruang terakhir 2. Ber ita acara dari Pejabat yang berwajib tentang kejadian yang mengakibatkan ybs. meninggal dunia 3. Visum et repertum dari Dokter 4. Fotocopy sah surat perintah penugasan atau surat keterangan yang menerangkan bahwa CPNS/PNS meninggal dunia dalam rangka menjalankan tugas kedinasan.

5. Laporan dari Pimpinan unit kerja serendah-rendahnya Eselon III kepada Pejabat pembina Kepegawaian ybs. Tentang peristiwa yang mengakibatkan PNS yang bersangkutan tewas 6. Fotocopy sah keputusan sementara KP Anumerta