PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 4. Pera

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA ANGGOTA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

NOMOR 23 TAHUN Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 29, dan Pasal 34 ayat (1) Tahun 1945;

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5'5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN PEMBENTUKAN LEMBAGA AMIL ZAK.AT

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 65 TAHUN 2017 SERI E.60 BUPATI CIREBON

2016, No Tahun 2011 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5255); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pel

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4616); 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH (ZIS)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN PENGELOLA ZAKAT

2017, No Eselon II Mandiri di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

KEPUTUSAN BADAN PENGURUS LAZISMU NOMOR: 01.BP/PDN/B.18/2017 TENTANG : PANDUAN TATACARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN LAZISMU

2017, No Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun ; Mengingat : 1. Und

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR: 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOLAKA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

2017, No Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan T

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

2016, No penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan, perlu melakukan penyempurnaan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.0

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

.PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambah

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pe

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

2017, No Perekonomian selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

Transkripsi:

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan sinergi dalam pengelolaan zakat, perlu mengatur mengenai mekanisme penyusunan dan penyampaian pelaporan pelaksanaan pengelolaan zakat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pelaporan Pelaksanaan Pengelolaan Zakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5255); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 5508);

- 2-3. Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Anggota Badan Amil Zakat Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1317); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan Zakat secara nasional. 2. Badan Amil Zakat Nasional Provinsi yang selanjutnya disebut BAZNAS Provinsi adalah lembaga yang melaksanakan tugas dan fungsi BAZNAS di tingkat provinsi. 3. Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut BAZNAS Kabupaten/Kota adalah lembaga yang melaksanakan tugas dan fungsi BAZNAS di tingkat kabupaten/kota. 4. Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan Zakat. 5. LAZ Berskala Nasional adalah LAZ yang melaksanakan Pengelolaan Zakat dalam lingkup nasional. 6. LAZ Berskala Provinsi adalah LAZ yang melaksanakan Pengelolaan Zakat dalam lingkup wilayah 1 (satu) provinsi. 7. LAZ Berskala Kabupaten/Kota adalah LAZ yang melaksanakan Pengelolaan Zakat dalam lingkup wilayah 1 (satu) kabupaten/kota.

- 3-8. Pengelola Zakat adalah BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, LAZ Berskala Nasional, LAZ Berskala Provinsi, dan LAZ Berskala Kabupaten/Kota. 9. Perwakilan LAZ Berskala Nasional adalah 1 (satu) kantor perwakilan LAZ Berskala Nasional di provinsi yang dibentuk atas izin Kantor Wilayah Agama Provinsi. 10. Perwakilan LAZ Berskala Provinsi adalah 1 (satu) kantor perwakilan LAZ Berskala Provinsi di kabupaten/kota yang dibentuk atas izin Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. 11. Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disingkat UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu pengumpulan zakat. 12. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. 13. Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. 14. Sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. 15. Dana Sosial Keagamaan Lainnya yang selanjutnya disingkat DSKL adalah adalah dana sosial keagamaan dalam Islam antara lain harta nazar, harta amanah atau titipan, harta pusaka yang tidak memiliki ahli waris, kurban, kafarat, fidyah, hibah, dan harta sitaan serta biaya administrasi peradilan di pengadilan agama. 16. Amil Zakat adalah seseorang atau sekelompok orang yang diangkat dan/atau diberi kewenangan oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan, lembaga yang diberikan izin oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah, dan/atau seseorang yang mendapat mandat dari pimpinan Pengelola Zakat untuk mengelola Zakat. 17. Muzaki adalah seorang muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan zakat. 18. Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat.

- 4-19. Asnaf adalah 8 (delapan) golongan yang berhak menerima zakat yang terdiri dari Fakir, Miskin, Amil, Mualaf, Riqab, Ghorimin, Fi Sabiilillah, dan Ibnu Sabil. BAB II PERIODE DAN JENIS LAPORAN Bagian Kesatu Umum Pasal 2 (1) Pengelola Zakat wajib membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan Zakat setiap 6 (enam) bulan dan akhir tahun. (2) Laporan pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. laporan keuangan; b. laporan kinerja; dan c. laporan pelaksanaan pengelolaan Zakat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. (3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disusun sesuai dengan format standar akuntansi keuangan. (4) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini. Pasal 3 (1) Laporan 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yang memuat pelaksanaan pengelolaan Zakat sejak 1 Januari sampai dengan 30 Juni tahun berjalan. (2) Laporan akhir tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yang memuat pelaksanaan pengelolaan Zakat sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun berjalan.

- 5 - Bagian Kedua Laporan 6 (enam) Bulan Pasal 4 (1) Laporan 6 (enam) bulan pengelolaan Zakat yang dilakukan oleh BAZNAS, terdiri atas: a. laporan keuangan; b. laporan kinerja; dan c. laporan pengelolaan Zakat nasional. (2) Laporan 6 (enam) bulan pengelolaan Zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Provinsi, terdiri atas: a. laporan keuangan; b. laporan kinerja; dan c. laporan pengelolaan Zakat provinsi. (3) Laporan 6 (enam) bulan pengelolaan Zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten/Kota, terdiri atas: a. laporan keuangan; b. laporan kinerja; dan c. laporan pengelolaan Zakat kabupaten/kota. (4) Laporan 6 (enam) bulan pengelolaan Zakat yang dilakukan oleh LAZ Berskala Nasional, Perwakilan LAZ Berskala Nasional, LAZ Berskala Provinsi, Perwakilan LAZ Berskala Provinsi, dan LAZ Berskala Kabupaten/Kota, terdiri atas: a. laporan keuangan; dan b. laporan kinerja. Pasal 5 (1) BAZNAS menyampaikan laporan 6 (enam) bulan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) kepada Menteri Agama dalam waktu paling lambat 15 Agustus tahun berjalan. (2) BAZNAS Provinsi menyampaikan laporan 6 (enam) bulan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) kepada BAZNAS dan Gubernur dalam waktu paling lambat 31 Juli tahun berjalan.

- 6 - (3) BAZNAS Kabupaten/Kota menyampaikan laporan 6 (enam) bulan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) kepada BAZNAS Provinsi dan Bupati/Wali kota dalam waktu paling lambat 21 Juli tahun berjalan. (4) LAZ Berskala Nasional menyampaikan laporan 6 (enam) bulan pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) kepada BAZNAS dalam waktu paling lambat 31 Juli tahun berjalan. (5) Perwakilan LAZ Berskala Nasional menyampaikan laporan 6 (enam) bulan pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) kepada BAZNAS Provinsi setempat, LAZ Berskala Nasional, Gubernur, dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dalam waktu paling lambat 21 Juli tahun berjalan. (6) LAZ Berskala Provinsi menyampaikan laporan 6 (enam) bulan pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) kepada BAZNAS Provinsi, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan Gubernur dalam waktu paling lambat 21 Juli tahun berjalan. (7) Perwakilan LAZ Berskala Provinsi menyampaikan laporan 6 (enam) bulan pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) kepada BAZNAS Kabupaten/Kota setempat, LAZ Berskala Provinsi, Bupati/Wali kota, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dalam waktu paling lambat 15 Juli tahun berjalan. (8) LAZ Berskala Kabupaten/Kota menyampaikan laporan 6 (enam) bulan pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) kepada BAZNAS Kabupaten/Kota, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dan Bupati/Wali kota dalam waktu paling lambat 15 Juli tahun berjalan.

- 7 - Bagian Ketiga Laporan Akhir Tahun Pasal 6 (1) Laporan akhir tahun pengelolaan Zakat yang dilakukan oleh BAZNAS, terdiri atas: a. laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik; b. laporan kinerja; dan c. laporan pengelolaan Zakat nasional. (2) Laporan akhir tahun pengelolaan Zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Provinsi, terdiri atas: a. laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik; b. laporan kinerja; dan c. laporan pengelolaan Zakat provinsi. (3) Laporan akhir tahun pengelolaan Zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten/Kota, terdiri atas: a. laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik; b. laporan kinerja; dan c. laporan pengelolaan Zakat kabupaten/kota. (4) Laporan akhir tahun pengelolaan Zakat yang dilakukan oleh LAZ Berskala Nasional, Perwakilan LAZ Berskala Nasional, LAZ Berskala Provinsi, Perwakilan LAZ Berskala Provinsi, dan LAZ Berskala Kabupaten/Kota, terdiri atas: a. laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik; dan b. laporan kinerja.

- 8 - Pasal 7 (1) Dalam hal Pengelola Zakat tidak dapat menyampaikan laporan keuangan akhir tahun yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik, Pengelola Zakat dapat menyampaikan laporan keuangan yang belum diaudit dengan melampirkan surat keterangan ketidakmampuan untuk dilakukan audit. (2) Pengelola Zakat yang tidak menyampaikan laporan keuangan akhir tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi administratif. Pasal 8 (1) BAZNAS menyampaikan laporan akhir tahun pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) kepada Menteri Agama dalam waktu paling lambat 15 Maret tahun berikutnya. (2) BAZNAS Provinsi menyampaikan laporan akhir tahun pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) kepada BAZNAS, Gubernur, dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dalam waktu paling lambat 28 Februari tahun berikutnya. (3) BAZNAS Kabupaten/Kota menyampaikan laporan akhir tahun pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) kepada BAZNAS Provinsi, Bupati/Wali kota, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dalam waktu paling lambat 15 Februari tahun berikutnya. (4) LAZ Berskala Nasional menyampaikan laporan akhir tahun pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) kepada BAZNAS dalam waktu paling lambat 28 Februari tahun berikutnya.

- 9 - (5) Perwakilan LAZ Berskala Nasional menyampaikan laporan akhir tahun pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (4) kepada BAZNAS Provinsi setempat, LAZ Berskala Nasional, Gubernur, dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dalam waktu paling lambat 15 Februari tahun berikutnya. (6) LAZ Berskala Provinsi menyampaikan laporan akhir tahun pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) kepada BAZNAS Provinsi, Gubernur, dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam waktu paling lambat 15 Februari tahun berikutnya. (7) Perwakilan LAZ Berskala Provinsi menyampaikan laporan akhir tahun pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) kepada BAZNAS Kabupaten/Kota setempat, LAZ Berskala Provinsi, Bupati/Wali kota, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dalam waktu paling lambat 31 Januari tahun berikutnya. (8) LAZ Berskala Kabupaten/Kota menyampaikan laporan akhir tahun pelaksanaan pengelolaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) kepada BAZNAS Kabupaten/Kota, Bupati/Wali kota, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dalam waktu paling lambat 31 Januari tahun berikutnya. BAB VI SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 9 Pengelola Zakat yang tidak menyampaikan laporan 6 (enam) bulan dan akhir tahun, dapat dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

- 10 - BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 27 Maret 2018 KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. BAMBANG SUDIBYO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 420

- 11 - Salinan sesuai dengan aslinya BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL Kepala Biro Hukum, Kesekretariatan, dan Organisasi ttd. Ahmad Hambali

- 12 - LAMPIRAN PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT A. LAPORAN KINERJA Laporan kinerja disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi. Bab II Perencanaan Kinerja dan Tahun Berjalan Mengacu ke Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ditambahkan kolom realisasi dan perbandingan dengan target/anggaran. Bab III Perbandingan dengan tahun sebelumnya Mengacu kepada Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, namun membandingkan antara realisasi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Bab IV Penutup Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. Keterangan: *) Sekurang-kurangnya memuat informasi sebagaimana yang disajikan dalam format Laporan Kinerja 6 (enam) Bulanan.

- 13 - B. Format Laporan Pelaksanaan Pengelolaan Zakat Nasional 6 (Enam) Bulanan/Akhir Tahun I. Badan/Lembaga Pengelola Zakat a. LAZ berskala Nasional Nama LAZ Nomor Izin Pembentukan LAZ Tanggal Izin Pembentukan Perwakilan 1. 2. 3. 4. 5. b. BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, Perwakilan LAZ berskala Nasional, LAZ Berskala Provinsi, Perwakilan LAZ Berskala Provinsi dan LAZ berskala Kabupaten/Kota. 1. Provinsi.. 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. Provinsi BAZNAS Provinsi LAZ berskala Nasional Keterangan Tabel I. B: 1. Masing-masing kolom diisi dengan jumlah BAZNAS atau LAZ II. Perbandingan dengan Target Pengumpulan a. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Zakat Maal 1. BAZNAS 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. 6. Provinsi.. 7. LAZNAS. 8. LAZNAS. Target Pengumpulan Zakat Maal Keterangan Tabel II. A: 1. Kolom Target di isi dengan target 1 (satu) tahun masehi

- 14 - b. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Zakat Fitrah 1. BAZNAS 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. 6. Provinsi.. 7. LAZNAS. 8. LAZNAS. Target Pengumpulan Zakat Fithrah Keterangan Tabel II. B: 1. Kolom Target di isi dengan target 1 (satu) tahun masehi c. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Infak/Sedekah 1. BAZNAS 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. 6. Provinsi.. 7. LAZNAS. 8. LAZNAS. Target Pengumpulan Infak/Sedekah Keterangan Tabel II. C: 1. Kolom Target di isi dengan target 1 (satu) tahun masehi d. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Dana Sosial Keagamaan Lainnya 1. BAZNAS 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. 6. Provinsi.. 7. LAZNAS. 8. LAZNAS. Target Pengumpulan DSKL Keterangan Tabel II. D: 1. Kolom Target di isi dengan target 1 (satu) tahun masehi

- 15 - III. Data Muzaki 1. BAZNAS 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. 6. Provinsi.. 7. LAZNAS. 8. LAZNAS. Muzaki Perorangan (Orang) Muzaki Badan (Badan) (1) (2) (3) IV. Perbandingan dengan Anggaran Pendistribusian dan Pendayagunaan 1. BAZNAS 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. 6. Provinsi.. 7. LAZNAS. 8. LAZNAS. Anggaran Pendistribusian dan Pendayagunaan Keterangan Tabel V: 1. Kolom Anggaran di isi anggaran 1 (satu) tahun masehi V. Penyaluran Per Asnaf Lembaga / Wilayah Fakir Miskin Amil Mualaf Riqab Gharim Fisabilillah Ibnu Sabil 1. BAZNAS 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. 6. Provinsi.. 7. LAZNAS. 8. LAZNAS.

- 16 - VI. Penyaluran Per Bidang Pendidikan Kesehatan Kemanusiaan Ekonomi Dakwah - Advokasi 1. BAZNAS 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. 6. Provinsi.. 7. LAZNAS. 8. LAZNAS. VII. Penerima Manfaat 1. BAZNAS 2. Provinsi.. 3. Provinsi.. 4. Provinsi.. 5. Provinsi.. 6. Provinsi.. 7. LAZNAS. 8. LAZNAS. KK Jiwa Keterangan Tabel VII: 1. Penerima manfaat adalah mustahik yang menerima pendistribusian dan atau pendayagunaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya secara langsung pada periode pelaporan. Satu orang mustahik yang menerima beberapa kali pendistribusian dan atau pendayagunaan dalam periode pelaporan hanya dilaporkan satu kali (satu orang) saja

- 17 - C. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan Zakat Provinsi 6 (Enam) Bulanan I. Badan/Lembaga Pengelola Zakat a. LAZ Berskala Provinsi dan Perwakilan LAZ berskala Nasional Nama LAZ Nomor Izin Pembentukan LAZ Tanggal Izin Pembentukan LAZ Perwakilan 1. 2. 3. 4. 5. b. BAZNAS Kab./Kota, Perwakilan LAZ berskala Nasional, LAZ berskala Provinsi Kabupaten/Kota 1. Kabupaten.. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kota.. 5. Kota.. BAZNAS Kab./Kota Perwakilan LAZ berskala Nasional Keterangan Tabel I. B: 1. Kolom di isi dengan jumlah BAZNAS Kab/Kota, LAZ, atau Perwakilan LAZ. LAZ berskala Provinsi II. Perbandingan dengan Target Pengumpulan a. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Zakat Maal 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ Provinsi.. 8. LAZ Provinsi.. 9. Perwakilan LAZ Nasional.. 10. Perwakilan LAZ Nasional.. Target Pengumpulan Zakat Mal Keterangan Tabel II. A: 1. Kolom Target di isi dengan target 1 (satu) tahun masehi.

- 18 - b. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Zakat Fithrah 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ Provinsi... 8. LAZ Provinsi. 9. Perwakilan LAZ Provinsi. 10. Perwakilan LAZ Provinsi. Target Pengumpulan Zakat Fithrah Keterangan Tabel II. B: 1. Kolom Target di isi dengan target 1 (satu) tahun masehi. c. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Infak/Sedekah 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ berskala Provinsi. 8. LAZ berskala Provinsi. 9. Perwakilan LAZ Nasional... 10. Perwakilan LAZ Nasional. Target Pengumpulan Infak/Sedekah Keterangan Tabel II. C: 1. Kolom Target di isi dengan target 1 (satu) tahun masehi.

- 19 - d. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Dana Sosial Keagamaan Lainnya 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ berskala Provinsi. 8. LAZ berskala Provinsi. 9. Perwakilan LAZ Nasional. 10. Perwakilan LAZ Nasional. Target Pengumpulan DSKL Keterangan Tabel II. D: 1. Kolom Target di isi dengan target 1 (satu) tahun masehi. III. Pengumpulan Zakat Mal Zakat Fithrah Infak - Sedekah DSKL Jasa Giro 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ berskala Provinsi. 8. LAZ berskala Provinsi. 9. Perwakilan LAZ berskala Nasional. 10. Perwakilan LAZ berskala Nasional. Pengumpulan IV. Data Muzaki 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ berskala Provinsi. 8. LAZ berskala Provinsi. 9. Perwakilan LAZ berskala Nasional. Muzaki Perorangan (Orang) Muzaki Badan (Badan) (1) (2) (3) 10. Perwakilan LAZ berskala Nasional.

- 20 - V. Perbandingan dengan Anggaran Pendistribusian dan Pendayagunaan 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ berskala Provinsi. 8. LAZ berskala Provinsi. Anggaran 9. Perwakilan LAZ berskala Nasional. 10. Perwakilan LAZ berskala Nasional. Pendistribusian dan Pendayagunaan Keterangan Tabel V: 1. Kolom Anggaran di isi dengan anggaran 1 (satu) tahun masehi. VI. Penyaluran Per Asnaf Lembaga / Wilayah Fakir Miskin Amil Mualaf Riqab Gharim Fisabilillah Ibnu Sabil 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ berskala Provinsi. 8. LAZ berskala Provinsi. 9. Perwakilan LAZ berskala Nasional. 10. Perwakilan LAZ berskala Nasional.

- 21 - VII. Penyaluran Per Bidang Pendidikan Kesehatan Kemanusiaan Ekonomi Dakwah - Advokasi 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ berskala Provinsi. 8. LAZ berskala Provinsi. 9. Perwakilan LAZ berskala Nasional. 10. Perwakilan LAZ berskala Nasional. VIII. Penerima Manfaat KK Jiwa 1. BAZNAS Provinsi. 2. Kabupaten.. 3. Kabupaten.. 4. Kabupaten.. 5. Kota.. 6. Kota.. 7. LAZ berskala Provinsi. 8. LAZ berskala Provinsi. 9. Perwakilan LAZ berskala Nasional. 10. Perwakilan LAZ berskala Nasional. Keterangan Tabel VI: 1. Penerima manfaat adalah mustahik yang menerima pendistribusian dan atau pendayagunaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya secara langsung pada periode pelaporan. 2. Satu orang mustahik yang menerima beberapa kali pendistribusian dan atau pendayagunaan dalam periode pelaporan hanya dilaporkan satu kali (satu orang) saja.

- 22 - D. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan Zakat Kabupaten/Kota 6 (Enam) Bulanan / Akhir Tahun I. Data LAZ a. LAZ berskala Kabupaten/Kota dan Perwakilan LAZ berskala Provinsi Nama LAZ 1. 2. 3. 4. 5. Nomor Izin Pembentukan LAZ Tanggal Izin Pembentukan LAZ II. Perbandingan dengan Target Pengumpulan a. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Zakat Mal Badan/Lembaga Amil Zakat 1. BAZNAS Kab/Kota. 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi Target Pengumpulan Zakat Mal Keterangan Tabel II. A: 1. Kolom Target di isi dengan target pengumpulan 1 (satu) tahun masehi b. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Zakat Fithrah Badan/Lembaga Amil Zakat 1. BAZNAS Kabupaten/Kota 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. Target Pengumpulan Zakat Fithrah Keterangan Tabel II. B: 1. Kolom Target di isi dengan target pengumpulan 1 (satu) tahun

- 23 - c. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Infak/Sedekah Badan/Lembaga Amil Zakat 1. BAZNAS Kabupaten/Kota 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. Target Pengumpulan Infak/Sedekah Keterangan Tabel II. C: 1. Kolom Target di isi dengan target pengumpulan 1 (satu) tahun d. Perbandingan dengan Target Pengumpulan Dana Sosial Keagamaan Lainnya Badan/Lembaga Amil Zakat 1. BAZNAS Kabupaten/Kota 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. Target Pengumpulan DSKL Keterangan Tabel II. D: 1. Kolom Target di isi dengan target pengumpulan 1 (satu) tahun III. Pengumpulan Badan/Lembaga Amil Zakat Zakat Mal Zakat Fithrah Infak- Sedekah DSKL Jasa Giro 1. BAZNAS Kabupaten/Kota 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi.. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi.. Pengumpulan IV. Data Muzaki Badan/Lembaga Amil Zakat Muzaki Perorangan (Orang) Muzaki Badan (Badan) (1) (2) (3) 1. BAZNAS Kabupaten/Kota 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi.

- 24 - V. Perbandingan dengan Anggaran Pendistribusian dan Pendayagunaan Badan/Lembaga Amil Zakat Anggaran 1. BAZNAS Kabupaten/Kota 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. Pendistribusian dan Pendayagunaan Keterangan Tabel V: 1. Kolom Anggaran di isi dengan plafon anggaran 1 (satu) tahun masehi VI. Penyaluran Per Asnaf Badan/Lembaga Amil Zakat Fakir Miskin Amil Mualaf Riqab Gharim Fisabilillah Ibnu Sabil 1. BAZNAS Kabupaten/Kota 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. VII. Penyaluran Per Bidang Badan/Lembaga Amil Zakat Pendidikan Kesehatan Kemanusiaan Ekonomi Dakwah - Advokasi 1. BAZNAS Kabupaten/Kota 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi.

- 25 - VIII. Penerima Manfaat Badan/Lembaga Amil Zakat KK Jiwa 1. BAZNAS Kabupaten/Kota 2. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 3. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 4. LAZ berskala Kabupaten/Kota.. 5. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. 6. Perwakilan LAZ berskala Provinsi. Keterangan Tabel: 1. Penerima manfaat adalah mustahik yang menerima pendistribusian dan atau pendayagunaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya secara langsung pada periode pelaporan. 2. Satu orang mustahik yang menerima beberapa kali pendistribusian dan atau pendayagunaan dalam periode pelaporan hanya dilaporkan satu kali (satu orang) saja. KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. BAMBANG SUDIBYO