BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak, dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Trianto, 2010). Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat. Perkembangan dan perubahan pendidikan yang maju menuntut tenaga pengajar untuk mengembangkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian untuk mencapai masyarakat madani (Yamin, 2010). Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Menurut tabel liga global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson, tempat pertama dan kedua diraih oleh Finlandia dan Korea Selatan. Ranking itu memadukan hasil tes internasional dan data seperti tingkat kelulusan antara 2006 dan 2010. Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil, sedangkan Inggris menempati posisi keenam (BBC Indonesia, 2012, 1). Salah satu sistem pendidikan tersebut dapat dilihat dari sistem pendidikan tenaga kesehatan. Pengembangan tenaga kesehatan belum memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan untuk pelayanan atau pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan terus meningkat dalam jumlah dan penyebarannya diseluruh wilayah namun, mutu kesehatan belum memiliki daya saing dalam memenuhi permintaan dari luar negeri (Dinkes, 2011).
Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan pengajar dewasa ini, menjadi salah satu masalah yang dihadapai dunia pendidikan. Padahal kualitas hasil dan proses pembelajaran sangat mempengaruhi kompetensi yang akan dicapai dalam pendidikan. Masalah pendidikan disebabkan oleh proses pembelajaran yang hanya diarahkan kepada kemampuan anak didik untuk menghapal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. (Sanjaya, 2011). Masalah pendidikan dapat dipengaruhi oleh kualitas pengajaran, khususnya kompetensi pengajar terhadap hasil belajar anak didik. Hasil penelitian di bidang pendidikan menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar anak didik dipengaruhi oleh kompetensi pengajar, yang terdiri dari kemampuan memberikan pelajaran sebesar 32,43% dan penguasaan materi peajaran 32,58% sedangkan sikap guru terhadap mata pelajaran yang diberikan adalah sebesar 8,60% (Sabri, 2010). Masalah utama pembelajaran pada pendidikan formal adalah masih rendahnya daya serap peserta didik yang terlihat dari hasil belajar yang sangat memperihatinkan. Hal ini disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional, sehingga mahasiswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik hanya menjelaskan konsep-konsep pada buku ajar. Mahasiswa tidak diajarkan strategi belajar untuk memahami cara belajar, berpikir, dan memotivasi diri, padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan suatu pembelajaran (Trianto, 2010). Hasil riset National Training Laboratories di Bethel oleh Maine (1954, dalam Warsono & Hariyanto, 2013, hal. 12), pembelajaran berbasis guru (Teacher Centered
Learning) yang dilakukan dengan ceramah, mahasiswa dapat mengingat materi pembelajaran maksimal 30%. Pembelajaran dengan metode diskusi yang tidak didominasi oleh guru, mahasiswa dapat mengingat sebanyak 50%. Jika mahasiswa diberi kesempatan melakukan (doing something) maka mahasiswa dapat mengingat sebanyak 75% dan jika dilakukan praktik pembelajaran belajar dengan cara mengajar (learning by teaching) maka mahasiswa dapat mengingat materi pelajaran sebanyak 90%. Keberhasilan mahasiswa dalam belajar ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh dosen. Strategi pembelajarn sangat menentukan kualitas hasil belajar-mengajar. Hasil pengajaran yang disampaikan dari strategi pembelajaran yang berbeda akan menghasilkan nilai yang berbeda pada setiap peserta didik (Djamarah, 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi inkuiri yang diterapkan diawali dengan strategi ekspositori yang menempatkan peranan besar dosen dalam pembelajaran terutama dalam hal membina, mengarahkan, membimbing, memberi tindakan, dan mengevaluasi serta refleksi, dan diakhiri dengan strategi inkuiri yang menuntut kemandirian mahasiswa dalam proses mencari, menemukan, dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diajukan oleh dosen (Mulyati dan Aman, 2006). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri tergantung pada menempatkan peranan besar dosen dalam pembelajaran. Sabri (2010) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah pendekatan belajar yang ditentukan oleh guru atau pengajar dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan dengan ceramah.
Sedangkan strategi pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan dimana peserta didik sebagai subjek atau objek belajar dan guru sebagai fasilitator belajar. Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap dosen di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat, diketahui bahwa sebagian besar dosen melakukan pengajaran menggunakan metode konvensional dengan ceramah dan hanya sebagian kecil dosen yang menggunakan pembelajaran inovatif. Akan tetapi dalam melakukan metode pembelajaran tersebut, dosen kurang memperhatikan strategi yang harus melakukan dilakukan. Hal ini terlihat dari cara dosen ketika malakukan pengajaran langsung menyampaikan materi yang akan disampaikan tanpa memperhatikan kesiapan dari mahasiswanya. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan strategi pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014. B. Perumusan Masalah Bagaimanakah tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri dalam proses pembelajaran di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014. b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pembelajaran inkuiri di Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat Tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengalaman untuk menerapkan suatu strategi pembelajaran ekspositori maupun pembelajaran inkuiri terhadap mahasiswa kebidanan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai referensi bagi perpustakaan Fakultas Keperawatan yang dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya. 3. Bagi Lahan Penelitian Sebagai bahan masukan bagi pihak pengajar Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Langkat agar dapat meningkatkan strategi pembelajaran kepada
mahasiswa kebidanan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar yang lebih baik.