BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian suatu Negara. Posisi lembaga keuangan sangat

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

umat Islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan syari ah perbankan konvensional yang diidentikkan dengan riba. 1 Dengan demikian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan masyarakat muslim Indonesia dapat menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Fondasi perekonomian suatu negara berada didalam dunia lembaga

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Sebagai badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai - nilai

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. beroprasi sesuai dengan nilai-nilai dan sistem Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Ekonomi, 2005, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Cet. III, 2 Ibid. h. 96.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum,

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan uang maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga

BAB I. berkembang adalah pendirian dan operasionalisasi BMT (Baitul maal wa. tamwil). Belakangan, perkembangan BMT (Baitul maal wa tamwil) tidak

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang di hadapi dunia Islam

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. h Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, cet. 4, 2006, h. 2

BAB 1 PENDAHULUAN menjadi 11 bank umum syariah di tahun Bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara muslim mulai mengenal sistem perbankan modern pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

Dampak Pembiayaan Bmt terhadap Kesejahteraan Nasabah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin berkembangnya perbankan di Indonesia semakin maju pula

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha. Mereka hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai-nilai agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan secara adil kepada kedua pihak yang bersangkutan serta membagikan kerugian yang ada sehingga tidak diberatkan kepada salah satu pihak saja. Berbeda dengan ekonomi konvensional yang memiliki prinsip mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan menggunakan cara apapun dan tidak mengindahkan keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah pasti memberikan keresahan kepada umat Islam yang ikut andil dalam kegiatan tersebut. Sehingga ekonomi syariah menjawab segala keresahan umat Islam dalam melakukan kegiatan ekonomi tanpa ada rasa khawatir dan waswas, karena sudah jelas bahwa dalam ekonomi syariah dilarang menggunakan cara-cara yang tidak benar, jauh dari yang bersifat maysir, gharar, haram dan riba, sedangkan ekonomi konvensional tidak mengenal hal tersebut. Keberadaan lembaga keuangan mempunyai peranan penting terhadap perkembangan perekonomian suatu Negara. Posisi lembaga keuangan sangat strategis dalam menggerakkan roda perekonomian. Bersamaan dengan fenomena semakin bergairahnya masyarakat untuk kembali ke ajaran agama, banyak bermunculan lembaga ekonomi yang berusaha menerapkan prinsip 1

2 Syari ah Islam terutama lembaga-lembaga keuangan, seperti Perbankan, Asuransi, dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). 1 Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan ataupun materi maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat. 2 BMT sebagai Baitul Maal Wat Tamwil menjalankan operasi simpan pinjam syariah tanpa bunga yang menawarkan produk-produk syariah, seperti Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Ijaroh, Qordul Hasan, dan sebagainya. Oleh karena itu sistem simpan pinjam didasarkan kepada prinsip syariah, yaitu Pertama, prinsip bagi hasil yaitu; Mudharabah, Musyarakah, jual beli dengan margin (keuntungan); Murabahah. Ketiga, sistem profit; kegiatan operasional dalam menghimpun dana dari masyarakat dapat berbentuk Tabungan Mudharabah, Deposito investasi, Mudharabah, Tabungan Haji, Tabungan Qurban. 3 Menurut teori, al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) 1 Hadin Nuryadin, BMT & BANK ISLAM: Instrumen Lembaga Keuangan Syari ah, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, h. 113. 2 Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, h. 96. 3 Abdul Aziz, Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 119-120.

3 modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. 4 Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dari bagi operasional bank Islam secara keseluruhan. Secara syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, BMT akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, BMT akan bertindak sebagai mudharib (pengelola). Sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal (penyandang dana). Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. 5 Secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bentuk-bentuk distribusi ini dapat berupa pembagian laba akhir tahun, bonus prestasi dll. Dengan demikian, bagi hasil merupakan sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara pemilik dana dan pengelola dana. 6 Prinsip pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Dalam prinsip bagi hasil usaha 4 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Bagi Banker dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h. 95. 5 Muhamad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, h.103-104. 6 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII Press, 2004, h.120.

4 adalah laba bruto (gross profit) bukan total pendapatan usaha (omset). Sedangkan dalam prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba bersih yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan modal mudharabah. 7 Dalam mudharabah, pemilik modal tidak diberikan peran dalam manajemen perusahaan. Konsekuensinya mudharabah merupakan perjanjian PLS di mana yang diperoleh para pemberi pinjaman adalah suatu bagian tertentu dari keuntungan/kerugian proyek yang telah mereka biayai. 8 KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang adalah sebuah koperasi jasa keuangan Syariah yang bergerak diberbagai bidang yang terdiri dari berbagai unit. Pertama unit simpan pinjam/baitul Maal wa Tamwil (BMT), kedua unit perdagangan. Unit simpan pinjam/ BMT ini secara garis besar produk-produk BMT Artha Bumi Asri Semarang terbagi menjadi dua bagian, yaitu produk simpanan dan produk pembiayaan. Hal ini sejalan dengan sebagaimana halnya badan usaha yang berorientasi profit, BMT juga berupaya menawarkan berbagai produk/jasa kepada masyarakat semenarik mungkin, antara lain dalam bentuk aneka ragam simpanan. Simpanan mudharabah sangat tepat diterapkan untuk penghimpun dana dari nasabah supaya tidak menimbulkan terjadinya dana menganggur di satu sisi dan rencana pembiayaan untuk menghindari terjadi kurangnya dana/likuiditas saat dibutuhkan di sisi yang lain, pihak BMT dapat membantu melayani kebutuhan tersebut dengan bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Hasil usaha dibagikan sesuai 7 Zaenal Arifin, Memahami Bank Syariah, Jakarta Selatan: Alvabet, Cet ke-ii, 2000, h. 57. 8 Marvyn K. Lewis dan Lativa M. Algaoud, Perbankan Syariah, Prinsip, Praktik dan Prospek, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 66.

5 dengan nisbah (porsi bagi hasil) yang telah disepakati bersama menurut syarat-syarat yang ditetapkan secara awal atau sebelumnya, baik dengan sama rata maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain. 9 Dalam pengembangan KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang disini terdapat kendala yaitu dalam pemahaman atau pengetahuan masyarakat umumnya yang kurang mengetahui tentang apa itu syari ah dan pengoperasionalannya. Karena pada umumnya masyarkat itu lebih mengetahui pelayanan perbankan dibidang perbankan konvensional. Yang memang pada dasarnya perbankan konvensional hadir lebih dulu, dibandingkan dengan perbankan syari ah. Masyarakat juga belum mengetahui secara pasti produkproduk bagaimana yang berprinsip syari ah. Pengetahuan yang kurang mengenai sistem perbankan syari ah lah yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah dalam memilih suatu lembaga keuangan tersebut. Pedagang pasar merupakan nasabah konkrit untuk dilaksanakannya penelitian ini karena dengan permasalahan pedagang pasar yang dihadapi, kita bisa mengetahui arti simpanan mudharabah yang sesungguhnya. Pedagang pasar juga merupakan nasabah utama yang menggunakan jasa produk-produk dari BMT. Hal ini sejalan dengan sebagaimana halnya badan usaha yang berorientasi profit, BMT juga berupaya menawarkan berbagai produk/jasa kepada pedagang pasar semenarik mungkin, antara lain dalam bentuk aneka ragam simpanan. Sehingga mereka tidak beranggapan bahwa simpanan 9 Wiroso, Seri Perbankan Syariah: Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta: PT Grasindo, 2005, h. 34.

6 mudharabah sama seperti simpanan konvensional yang menerapkan sistem bunga. Dengan adanya permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang PERSEPSI PEDAGANG PASAR TERHADAP SIMPANAN MUDHARABAH DI KJKS BMT ARTHA BUMI ASRI SEMARANG B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana persepsi pedagang pasar terhadap simpanan mudharabah di KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sebagaimana yang diuraikan dari latar belakang dan perumusan masalah, maka diharapkan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui persepsi pasar terhadap simpanan mudharabah di KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang. Selanjutnya apabila penelitian ini berhasil dengan baik, diharapkan hasil penelitian ini diterapkan dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi pengembangan khazanah ilmu pengetahuan. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini akan menjadi media tolak ukur penulis dalam upaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah penulis peroleh selama studi.

7 2. Bagi program studi S1 Ekonomi Islam, UIN Walisongo Semarang, skripsi ini merupakan tambahan kekayaan hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai rujukan dan untuk dikembangkan lebih lanjut. 3. Bagi KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang, dapat memberikan informasi bagi pihak pengelola BMT untuk mensosialisasikan BMT kepada masyarakat, serta untuk bahan masukan kaitannya dengan Persepsi Pedagang Pasar Terhadap Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang. D. Tinjauan Pustaka Dapat dikatakan bahwa penelitian tentang per BMT-an pada umumnya dan simpanan mudharabah pada khususnya sudah banyak dilakukan sebelumnya. Upaya untuk melihat posisi penelitian dalam skripsi ini, menjadi penting untuk dideskripsikan peneliti-peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Skripsi yang ditulis Rani Ernawati (Semarang IAIN, 2012) yang berjudul Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada BMT Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus Pada KJKS-BMT Ummat Sejahtera Abadi Rembang). Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa akad pembiayaan mudharabah yang dilaksanakan oleh pihak KJKS-BMT Ummat Sejahtera Abadi dapat memberikan perubahan pada tingkat pendapatan masyarakat sekitar. Sebab melalui pembiayaan mudharabah ini, para pedagang kecil yang memerlukan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya dengan mudah mereka

8 mendapatkan dengan cara mengajukan pembiayaan yakni pembiayaan mudharabah. Sehingga dengan pembiayaan tersebut, mereka tidak perlu meminjam modal dari para rentenir yang menggunakan sistem bunga yang melambung tinggi. Dalam KJKS-BMT Ummat Sejahtera Abadi ini, memberikan modal bukan hanya dalam bentuk uang saja melainkan juga dapat wujud peralatan yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk bekerja. 10 Penelitian Orizanti Nurul S (Semarang IAIN Walisongo, 2011) yaitu Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Produk Simpanan Mudharabah (Studi Kasus Pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal). Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu: (1) faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. (2) faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. (3) faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang. 11 10 Skripsi Rani Ernawati Analisis Peran Pembiayaan Mudharabah Pada BMT Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus Pada KJKS-BMT Ummat Sejahtera Abadi Rembang), 2012. 11 Skripsi Orizanti Nurul S Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Produk Simpanan Mudharabah (Studi Kasus Pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal), 2011.

9 Apabila dilihat dari hasil penelitian terdahulu dibandingkan dengan penelitian ini membahas tentang pembiayaan dan simpanan mudharabah sedangkan perbedaanya adalah 1. Objek penelitian ini adalah pedagang pasar. 2. Pembahasan dari skripsi ini yaitu persepsi pedagang pasar terhadap simpanan mudharabah. 3. Untuk mengetahui pemahaman tentang mudharabah, rukun mudharabah, Dalil mudharabah, Mekanisme menabung, dan perhitungan bagi hasil. E. Metode Penelitian Untuk memperoleh hasil yang sempurna dalam suatu penelitian diperlukan metode yang mendukung. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan. Dalam metode lapangan ini penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian lapangan merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasil penelitian ini memberikan gambaran luas dan mendalam mengenai unit sosial tertentu. 12 Jenis penelitian ini digunakan untuk meneliti persepsi pedagang pasar anggota KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang terhadap Simpanan Mudharabah. 12 Sudarwan Danim, Menjadi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 55.

10 2. Sumber Data Sumber data ialah tempat atau orang dimana data diperoleh. 13 Sedangkan fakta adalah yang dijaring berdasarkan kerangka teoristis tertentu. Adapun sumber data yang dipakai penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer Sumber data primer adalah sumber yang dapat memberikan informasi secara langsung, serta sumber data tersebut memiliki hubungan dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang dicari. 14 Dengan demikian, maka dalam data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari sumber yang pertama berupa hasil wawancara dengan pedagang pasar anggota KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang. b. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber-sumber yang menjadi bahan penunjang dan melengkapi dalam suatu analisis, selanjutnya data ini disebut juga data tidak langsung. 15 Sedangkan data yang termasuk data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkenaan dengan simpanan mudharabah di lembaga syariah (BMT) seperti buku-buku yang relevan dengan pembahasan simpanan, serta sumber yang lain berupa hasil laporan 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 172. 14 Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, h. 91. 15 Ibid, h. 92.

11 penelitian yang masih ada hubungan dengan tema yang dibahas sebagai pelengkap yang dapat dikorelasikan dengan data primer. Data tersebut adalah bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis yang dapat dibagi atas sumber majalah ilmiah. 3. Teknik Pengumpulan Data Guna untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan ada beberapa cara, antara lain: a. Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu yang merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. 16 Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman tentang mudharabah, rukun mudharabah, Dalil mudharabah, Mekanisme menabung, dan perhitungan bagi hasil. b. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi adalah dengan cara mencari data atau informasi dari buku-buku, catatancatatan, RAT, brosur, buku panduan, dll. Teknik pengambilan data dengan menggunakan metode ini dianggap lebih mudah dibandingkan dengan teknik pengambilan data yang lain seperti angket, wawancara, observasi maupun tes. 16 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, h. 160.

12 Pelaksanaan metode ini dapat dilakukan secara sederhana, peneliti cukup memegang chek-lish untuk mencatat informan atau data yang sudah ditetapkan. 17 4. Metode Pengelolaan dan Analisis Data Proses analisis data merupakan suatu proses penelaahan data secara mendalam. Menurut Lexy J. Moleong proses analisis data dapat dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data meskipun pada umumnya dilakukan setelah data terkumpul. 18 Guna untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan, menyajikan, dan menyimpulkan data, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisa deskriptif kualitatif, suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat. 19 Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Metode ini merupakan metode analisa data dengan cara menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat itu adalah memecahkan masalah penelitian serta memberikan deskripsi yang berkaitan dengan objek penelitian. Sebagai langkah penutup adalah pengambilan kesimpulan, yang mana pengambilan kesimpulan itu 17 Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian,Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012, h. 160. 18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. X, h. 103. 19 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kaulitatif, Bandung: CV Pustaka Setia, 2002, h. 21.

13 merupakan akhir proses dari sebuah penelitian, dari pengambilan kesimpulan ini akhirnya akan terjawab pertanyaan ada dalam rumusan masalah didalam latar belakang masalah. F. Sistematika Penulisan Untuk tercapainya tujuan penulisan skripsi ini, sebagai karya ilmiah yang harus memenuhi syarat logis dan sistematis. Dalam pembahasannya penulis susun dalam empat bab yang antara satu bab dengan bab berikutnya merupakan satu rangkain yang tidak dapat dipisahkan. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari deskripsi latar belakang yang akan menjelaskan alasan peneliti memilih judul tersebut. Rumusan masalah, yang merupakan kompas atau inti dalam melakukan penelitian yang akan diteliti. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian, yang merupakan efek dari melakukan penelitian baik secara teoritis maupun praktis. Tinjauan pustaka, untuk pembanding Penelitian terdahulu. Metodologi penelitian yang berisi tentang sumber, teknik, maupun analisis data dan selanjutnya yaitu sistematika pembahasan yang menjelaskan gambaran dari isi skripsi. Bab ini akan menjelaskan permasalahan serta signifikansi penelitian yang akan diteliti. Bab ini adalah bab utama,yang menjadi acuan pembahasan bab-bab selanjutnya.

14 BAB II PEMBAHASAN UMUM TENTANG TOPIK Menjelaskan tentang Simpanan Mudharabah yang didalamnya dibahas tentang Pengertian Persepsi, Pedagang Pasar, Simpanan dan al-mudharabah. BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Menjelaskan tentang gambaran umum tentang KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang dan Nasabah, yang meliputi: Profil KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang, Sejarah dan Perkembangannya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Jenis Produk KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Memaparkan Analisis Persepsi Pedagang Pasar terhadap Simpanan Mudharabah (Studi Kasus pada KJKS BMT Artha Bumi Asri Semarang) BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis serta saransaran atas permasalahan yang ada untuk penelitian selanjutnya dan penutup.