BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

IRMA MUSTIKA SARI J

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI (ADS) PADA LANJ UT USIA DI DESA KRAJAN GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 (Kemenkes RI, 2014). Semakin meningkat usia harapan hidup

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses

STUDI KORELASI DEMENSIA DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB 1 PEANDAHULUAN UKDW. di daerah perdesaan sebanyak jiwa (50,21 %). (BPS, 2010). Hasil

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. istilah lanjut usia atau yang lebih dikenal sebagai lansia (Tamher dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMENSIA DENGAN DISABILITAS FUNGSIONAL PADA LANSIA DI DESA GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

I. PENDAHULUAN. kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia hidup sehat, mandiri, dan produktif. Kemandirian dan produktivitas lansia tercermin dari Activities

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke

PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

Seryl Yohana Tumipa Hendro Bidjuni Jill Lolong

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Karena

SENAM REMATIK TINGKATKAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM MELAKUKAN ACTIVITY DAILY LIVING DI PANTI WREDA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

Gambaran Diri Tidak Berhubungan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia. (Maryam, 2008). Semua orang akan mengalami proses menjadi tua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN GAYA HIDUP DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA (PSTW) BUDI SEJAHTERA BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

TINGKAT DEPRESI MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) LANSIA

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PEMBEDAHAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ARTIKEL

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lanjut usia menurut Constanstinides dalam Darmojo (2004) adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Sedangkan dalam proses penuaan terjadi penurunan secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. Selain penurunan pada jaringan tubuh manusia, dalam proses penuaan juga mengalami perubahan kesehatan. Menurut Kane dan Ouslander dalam Stanley dan Patricia (2007), masalah kesehatan yang meliputi kemunduran dan kelemahan pada lanjut usia salah satunya adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia). Sedangkan menururt Azizah (2010) terjadi pula perubahan-perubahan pada lanjut usia yaitu perubahan fisik, perubahan kognitif, perubahan spiritual dan perubahan psikososial. Salah satu perubahan kognitif yang terjadi pada lansia yaitu perubahan memori atau daya ingat. Seperti yang dijelaskan oleh Azizah (2010), pada lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang sering kali paling awal mengalami penurunan. Kerusakan kognitif pada lansia yang berupa penurunan daya ingat biasa disebut penyakit demensia. Seperti yang dijelaskan oleh Setiono dan Hidayati (2005), 1

2 bahwa demensia adalah gangguan fungsi memori atau daya ingat dan daya pikir yang perlahan namun semakin memburuk. Semakin memburuknya fungsi kognitif pada lanjut usia, maka akan berdampak terhadap penurunan kemampuan aktivitas sehari-hari. Sedangkan Azizah (2010) menjelaskan bahwa demensia dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas sehari-hari karena dipengaruhi kumpulan gejala yang ada seperti penurunan fungsi kognitif, perubahan mood, dan tingkah laku. Menurut Setiono dan Hidayati (2005), penyandang demensia selain mengalami kelemahan kognisi secara bertahap, juga akan mengalami kemunduran aktivitas sehari-hari (activity of daily/adl). Awalnya, kemunduran aktivitas sehari-hari ini berwujud sebagai ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas hidup yang kompleks (complexs activity of daily living) lambat laun, penyandang tersebut tidak mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari yang dasar (basic activity of daily living). Untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan lanjut usia, maka harus dihilangkan atau diminimalisir masalah-masalah yang kerap terjadi pada lanjut usia yaitu dengan peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia. Menurut Maryam (2008) jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya yaitu promotion, pencegahan, diagnosis dini, pengobatan, pembatasan kecacatan dan rehabilitasi. Sedangkan prinsip utama rehabilitasi yaitu pertahankan lingkungan yang nyaman, pertahankan kenyamanan, istirahat, aktivitas dan mobilisasi.

3 Berdasarkan survei yang telah dilakukan di Puskesmas Gatak, Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo pada Bulan Maret 2012, didapatkan data bahwa di Desa Krajan terdapat lanjut usia yang mengalami kepikunan atau demensia. Jumlah Lanjut usia yang mengalami kepikunan atau demensia belum semua terdata dikarenakan banyak lanjut usia yang tidak mengunjungi posyandu serta tidak ad pemeriksaan khusus terhadap kepikunan atau demensia oleh petugas kesehatan. Sedangkan jumlah lanjut usia di Desa Krajan sebanyak 1497 dan khusus lanjut usia di atas sama dengan 60 tahun sebanyak 820 orang. Selain itu keadaan lanjut usia yang mengalami kepikunan atau demensia mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari. Berdasarkan survei yang telah dilakukan tersebut, peneliti akan meneliti tentang hubungan tingkat demensia dengan tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-ri pada lanjut usia di desa Krajan Gatak Sukoharjo. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: bagaimana hubungan tingkat demensia dengan tingkat kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-hari (ADS) pada lansia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo?

4 C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Diketahuinya hubungan tingkat demensia dengan tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari (ADS) lanjut usia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo. 2. TujuanKhusus a. Diketahuinya tingkat demensia pada lanjut usia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo pda tahun 2012. b. Di ketahuinya tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Petugas kesehatan Diharapkan petugas kesehatan memnberikan terapi bagi lansia khususnya pada saat melalukan kegiatan posyandu lansia, seperti memberikan terapi senam otak atau memberikan permainan yang dapat meningkatkan kognitif lansia. 2. Anggota keluarga Sebaiknya anggota keluarga memberikan dukungan atau perhatian yang lebih besar serta untuk mendampingi lanjut usia dalam berkativitas khususnya bagi lansia yang mempunyai ketergantungan total.

5 3. Responden Diharapkan lansia untuk tetap berusaha beraktivitas secara mandiri agar dapat melatih kebugaran tubuh sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada anggota keluarga. 4. Peneliti Lain Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan meneliti peran keluarga terhadap kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-hari pada lansia yang mengalami demensia. E. KEASLIAN PENELITIAN Sepengetahuan penulis penelitian tentang gambaran kemampuan aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia dengan demensia di Desa Krajan Gatak Sukoharjo belum pernah diteliti. Sedangkan penelitian sejenis atau serupa yang pernah diteliti adalah : 1. Sawika(2007) Hubungan karakteristik demografi dengan kemandirian dalam ADL pada lansia dipanti wredha Darma Bakti Pajang Surakarta. Penelitian menggunakan rancangan studi korelasi dengan sampel 30 orang. Pengambilan sampel secara non random dengan metode purposive sampling. Hasil membuktikan bahwa variabel jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan, dan stress tidak ada hubungan yang signifikan dengan kemandirian dalam ADL, untuk variabel dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan dengan kemandirian dalam ADL dimana nilai P : 0,035 dan C : 0.850.

6 Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel tingkat demensia dengan tingkat kemampuan ADS pada lansia, rancangan penelitian menggunakan korelasi deskriptif, perbedaan subjek penelitian adalah lansia dengan demensia yang tinggal bersama anggota keluarga yang lain, tempat penelitian berada di Desa Krajan Gatak Sukoharjo serta jumlah sampel adalah lansia yang berusia 60 tahun ke atas sebesar 86 lanjut usia. 2. Penelitian Palestin (2006) dengan judul penelitian : pengaruh umur, status depresi dan status demensia terhadap disabilitas fungsional pada lansia di PSTW Abiyoso dan PSTW Budi Dharma. Subyek penelitian adalah lansia yang berada di dua panti wreda, yaitu PSTW Abiyoso dan Budi Dharma provinsi Yogyakarta. Desain penelitian deskriptif, instrument yang digunakan berupa kuesioner, sampel penelitian 70 orang responden yang diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi umur, status depresi, dan status demensia mempunyai pengaruh yang kuat terhadan disabilitas fungsional. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah perbedaan variabel umur, status demensia terhadap disabilitas fungsional, sedangkan dalam penelitian ini tentang hubungan tingkat demensia dengan kemampuan Aktivitas Dasar Sehari-hari (ADS), perbedaan subjek penelitian adalah lansia dengan demensia yang tinggal bersama anggota keluarga yang lain, tempat penelitian berada di

7 Desa Krajan Gatak Sukoharjo dan waktu penelitian di lakukan pada Mei 2012 dan jumlah sampel adalah lansia yang berusia 60 tahun ke atas sebesar 86 lanjut usia