BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Ulum dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengamati suatu kejadian terterntu pada periode tertentu. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel. manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada pengaruh tax avoidance, corporate governance yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis, Lokasi dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang berhubungan dengan penerimaan pajak akan selalu dibahas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. populasi disebut parameter populasi dan ukuran-ukuran pada sampel disebut. sampel merupakan bagian dari populasi.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua perusahaan asuransi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Tahun yang digunakan yaitu pada tahun , yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana penelitian ini akan dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lain. (Ulum dan Juanda,2016:78). Metode penellitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik purposive sample. Dengan kriteria kriteria sebagai berikut : melaporkan keuangan di BEI periode

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. rokok, sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik & barang keperluan rumah tangga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

Transkripsi:

25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian asosiatif. Ulum dan Juanda (2016:78) manyatakan bahwa penelitian asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan ini dapat berupa hubungan biasa (korelasi), maupun hubungan kausalitas (sebab akibat). B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. Sampel penelitian ini ditetapkan berdasarkan non probability sampling menggunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Adapun empat kriteria sampel penelitian sebagai berikut: 1) Perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2013 sampai 2015, dan mempublikasikan laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2013 sampai dengan laporan keuangan per 31 Desember 2015 yang telah di audit dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. 2) Perusahaan manufaktur yang memiliki akun beban pajak tangguhan tahun 2013 2015. 25

26 3) Perusahaan manufaktur yang tidak melakukan merger dan akuisisi selama periode pengamatan. 4) Perusahaan manufaktur yang memiliki kelengkapan data publikasi yang berhubungan dengan pengukuran variabel aset pajak tangguhan, beban pajak tangguhan, tax planning dan manajemen laba tahun 2013 2015. C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba, sedangkan variabel independennya adalah aset pajak tangguhan, beban pajak tangguhan dan tax plannig. Aset Pajak Tangguhan (X1) Aset pajak tangguhan adalah saldo akun di neraca sebagai manfaat pajak yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan dipulihkan dalam periode yang akan datang sebagai akibat adanya perbedaan temporer antara standar akuntansi keuangan dengan peraturan perpajakan dan akibat adanya saldo kerugian yag dapat dikompensasikan diperiode mendatang (Waluyo, 2008:217). Aset pajak tangguhan sebagai variabel bebas yang diukur dengan perubahan nilai aset pajak tangguhan pada akhir periode t dengan t-1 dibagi dengan nilai aset pajak tangghan pada akhir periode t. APT it = aset pajak tangguhan it aset pajak tangguhan t Beban Pajak Tangguhan (X2)

27 Yulianti (2004) menyatakan bahwa beban pajak tangguhan merupakan beban yang timbul akibat adanya perbedaan temporer antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Dalam penghitungan tentang beban pajak tangguhan dapat dihitung dengan cara menggunakan indikator beban pajak tangguhan dengan total aset atau total aset. Pembobotan beban pajak tangguhan dengan total aset atau total asset pada periode t-1 untuk memperoleh nilai yang terhitung dengan proporsional. DTE it = Beban Pajak Tangguhan t total asset t 1 DTE it = Rata-rata beban pajak tangguhan Tax Planning (X3) Mangoting (1999) menyatakan bahwa perencanaan pajak merupakan bagian manajemen pajak dan merupakan langkah awal dalam melakukan manajemen pajak. Perencanaan pajak sebagai proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak yang sedemikian rupa sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan, maupun pajak lainnya yang berada dalam posisi yang minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Indikator untuk mengukur perencanaan pajak dalam hal ini diproksikan dengan tax plan dari penelitian Yin dan Cheng (2004) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Tax Plan = t (25% PTI CTE) TAt CTE = TI x STR

28 Keterangan : TAXPLAN = Perencanaan pajak PTI = Pre-tax income (Pendapatan Sebelum Pajak) CTE = Current portion of total tax expense (beban pajak kini) TA = Total aset TI = Taxable income (Pendapatan Kena Pajak) STR = Tax rate (Tingkat Pengenaan Pajak) Manajemen Laba (Y1) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Scott (2009:403) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada untuk mencapai beberapa tujuan tertentu. Manajemen laba merupakan suatu intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi. Itulah sebabnya para manajer atau pimpinan perusahaan sering berusaha menonjolkan prestasinya melalui manajemen laba. Sama dengan penelitian sebelumnya tentang manajemen laba, penelitian ini juga mengunakan pendekatan discretionary accrual untuk mendekteksi adanya manajemen laba dalam laporan keuangan. Sebelum menggunakan model Jones yang dimodifikasi, maka dihitung terlebih dahulu total akrual (TA) masing-masing perusahaan sebagai berikut: TA it = NI it CFO it

29 Untuk menilai manajemen laba yang dilakukan dalam perusahaan, nilai total akrual dibedakan menjadi discretionary accrual dan non-discretionary accrual. Dalam menghitung discretionary accrual, digunakan model Jones yang dimodifikasi karena model ini dianggap paling baik diantara model lain yang sama-sama digunakan untuk mendeteksi manajemen laba (Desmiwiyati, 2009) dalam (Yamaditya 2014). Model perhitungannya adalah sebagai berikut: TA it = α1 ( 1 ) + a2 ( ( REV it REC it ) ) + a3 ( PPE it ) + e A it 1 A it 1 A it it 1 A it 1 Persamaan total akrual diatas diestimasi dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Estimasi α1, α2, α3 diperoleh dari regresi OLS tersebut dan digunakan untuk menghitung non-discretionary accrual sebagai berikut: NDA it = α1 ( 1 ) + a2 ( ( REV it REC it ) ) + a3 ( PPE it A it 1 A it 1 A it 1 ) Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat dihitung sebagai berikut: DA it = TA it A it 1 NDA it Keterangan: NDAit : Non Discretionary Accruals perusahaan i pada tahun t DAit : Discretionary Accruals perusahaan i pada tahun t Tait : Total akrual perusahaan i pada tahun t CFOit : Kas dari aktivitas operasi perusahaan i tahun t

30 Niit : Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t Ait-1 : Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1 ΔREVit : Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1 ΔRECit : Piutang bersih pada tahun t dikurangi piutang bersih pada tahun t-1 PPEit : Aktiva tetap kotor (tanah, bangunan, dan peralatan) pada akhir tahun t D. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data sekunder. Data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan dan annual report perusahaan serta website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di www.idx.co.id. Tersedianya data sekunder penelitian ini akan dapat mempermudah dan mempercepat jalannya penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode dokumentasi yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan berupa soft file dalam bentuk annual report dari pojok Bursa Efek Indonesia maupun dengan situs resmi Bursa Efek Indonesia. F. Teknik analisis Data 1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2013 sampai 2015, dan mempublikasikan laporan

31 keuangan perusahaan per 31 Desember 2013 sampai dengan laporan keuangan per 31 Desember 2015 yang telah di audit dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. 2. Perusahaan manufaktur yang memiliki akun beban pajak tangguhan tahun 2013 2015. 3. Perusahaan manufaktur yang tidak melakukan merger dan akuisisi selama periode pengamatan. 4. Perusahaan manufaktur yang memiliki kelengkapan data publikasi yang berhubungan dengan pengukuran variabel aset pajak tangguhan, beban pajak tangguhan, tax planning dan manajemen laba tahun 2013 2015. 5. Melakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah kemudian di analisis dengan alat statistik sebagai berikut: Statistik Deskriptif Menurut Ghozali (2013:19) statistik deskriptif merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengumpulan data serta hasil peringkasannya. Data ini menunjukkan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari hasil penelitian yang dilakukan. Statistik deskriptif juga menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independen. 1) Uji Asumsi Klasik

32 Beberapa hal yang mendasari tentang perlunya melakukan uji asumsi klasik atau uji persyaratan regresi linier berganda adalah agar besaran dan koefisien statistik yang diperoleh benar-benar merupakan penduga parameter yang dapat dipertanggungjawabkan dan akurat. a) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan tabel kolmogrov smirnov dan grafik normal probability plot. b) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, maka uji jenis ini hanya digunakan untuk penelitian yang memiliki varibel independen lebih dari satu.pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak

33 terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika tolerance Model regresi yang bebas multikolinieritas mempunyai nilai tolerance di bawah 0,1 atau nilai VIF di atas 10. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. c) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu atau residual pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokolerasi timbul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Pengujian autokolerasi dapat diketahui melalui uji Durbin Watson statistic. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi, sebagai berikut: a. Jika 0 < d < dl, maka tidak ada autokolerasi positif, hipotesis ditolak. b. Jika dl d du, maka tidak ada autokorelasi positif, tidak ada keputusan / tidak dapat disimpulkan. c. Jka 4-dL < d < 4, maka tidak ada autokolerasi negatif, hipotesis ditolak. d. Jika 4-dU < d < 4-dL, maka tidak ada autokolerasi negatif, tidak dapat disimpulkan. e. Jika du < d < 4-dU, maka tidak ada autokolerasi positif atau negatif. d) Uji Heteroskedastisitas Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

34 lainnya. Jika varian residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Untuk mengetahuinya digunakan grafik scatterplot, yaitu dengan melihat pola-pola tertentu pada grafik. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Apabila nilai probabilitas signifikansinya di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. Jika terdapat pola tertentu yang teratur, seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka menunjukan telah terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2013). Uji Hipotesis a) Model Analisis Dalam pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS 21. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa model yang digunakan adalah normal dan tidak mengandung gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2004). Berikut ini model analisis yang dapat diilustrasikan: DA = β0 + β1dte + β2apt + β3taxplan+ e Keterangan:

35 DA = Discretionary accruals DTE = Beban Pajak Tangguhan APT = Aset Pajak Tangguhan TAXPLAN = Perencanaan Pajak β0 E = Konstan = error (Faktor Pengganggu) b) Uji Koefisien Determinasi (R2 ) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013) Nilai R2 berkisar antara 0-1% dan jika nilainya mendekati 1 maka semakin baik. Kelemahan pada uji R2 adalah bias terhadap jumlah independen yang dimasukan kedalam model (Ghozali, 2013). Setiap tambahan atau variabel, maka nilai R2 akan meningkat tanpa mempertimbangkan apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga disarankan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi. c) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05.

36 Dengan cara sebagai berikut: a. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig 0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel indpenden mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas> nilai signifikan (Sig 0,05), maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhdap variabel independen. d) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2013). Pada uji t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel, dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Bila t hitung > dari t tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig < 0,05) maka Ha diterima, variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. b. Bila t hitung < dari t tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig > 0,05) maka Ha diterima, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.