PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

Pemanfaatan Ekstrak Rimpang Jahe (Zingiber officinaler) Sebagai Inhibitor Organik Korosi pada Baja API5L Grade B Media Larutan 3.5% NaCl dan 0.

PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR ORGANIK SARANGN SEMUT TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN H 2 SO M

PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB III METODE PENELITIAN

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

BAB III METODE PENELITIAN

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TANAMAN (Phyllanthus amarus, Aloe vera) SEBAGAI INHIBITOR PADA KOROSI MILD STEEL DALAM MEDIA 0.

PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

Bab IV Hasil dan Pembahasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

Pengaruh Penambahan Inhibitor Korosi dari Daun Meniran & Daun Lidah Buaya pada Mild Steel dalam media 0.1 M H 2 SO 4

3. Metodologi Penelitian

Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN X

Oleh: Az Zahra Faradita Sunandi Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Sulistijono, DEA

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. IV.1 Media uji dan kondisi pertambangan minyak bumi. Media yang digunakan pada pengukuran laju korosi baja karbon dan

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

Bab III Pelaksanaan Penelitian

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5 % NaCl DAN 0,1 M HCl

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

Kata Kunci Antioksidan, Inhibitor, Laju Korosi, GC MS,SEM, XRD

INHIBITOR KOROSI PADA AIR LAUT MENGGUNAKAN EKSTRAK TANIN DARI DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Korosi merupakan efek yang paling merusak pada logam, oleh karena itu untuk melindungi bagian-bagian logam dari korosi dapat digunakan banyak cara,

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin. Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR TL

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

Pengaruh Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merr.) Sebagai Bahan Inhibitor Terhadap Laju Korosi Baja Plat Hitam (Base Plate) A36

Transkripsi:

PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4 Oleh : Dosen Pembimbing : Fathan Nadhir Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA. 2710100104

Industri migas tidak dapat lepas dari permasalahan korosi Biaya yang mahal untuk penanganan korosi

1 2 Bagaimana efisiensi inhibitor daun sukun di dalam media korosif 3.5% NaCl dan 1 M H2SO4 terhadap laju korosi baja karbon rendah API 5 L Grade B dengan konsentrasi 0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300ppm, 400ppm, dan 500 ppm. Bagaimana mekanisme inhibisi dari inhibitor daun sukun yang diaplikasikan pada baja karbon rendah API 5 L Grade B dalam media korosif 3.5% NaCl dan 1 M H2SO4.

Tingkat kehalusan permukaan tiap material dianggap homogen Dimensi pada tiap material dianggap homogen Perubahan volume, temperatur, tekanan dan ph larutan elektrolit dapat diabaikan

1 Menganalisa efisiensi inhibitor daun sukun pada baja karbon rendah API 5L Grade B dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm dalam media korosif 3.5% NaCl dan H 2 SO 4 1 M 2 Menganalisa mekanisme inhibisi dari inhibitor daun sukun yang diaplikasikan pada baja karbon rendah API 5L Grade B

1 Memanfaatkan daun sukun sebagai alternatif inhibitor yang digunakan pada baja karbon yang digunakan pada industri 2 Memberikan motivasi bagi peneliti lainnya agar terus menggali potensi senyawa-senyawa organik dari bahan alam khususnya di Indonesia yang mempunyai kelimpahan sumber daya alam

Korosi pada Pipelines Industri Minyak dan Gas Pada pipa industri minyak dan gas terdapat air, garam CO2, H 2 S atau bahkan bahan abrasif (pasir) yang berpotensi untuk korosi internal (Roberge,2000).

API spec 5L adalah berisi standard spesifikasi untuk pipa yang bisa dipakai untuk pengiriman gas, air dan minyak didalam gas alam dan industri perminyakan. Termasuk dalam jenis pipa ini adalah jenis pipa tanpa las (seamless pipe) dan jenis pipa las (welded pipe)

Pipa API 5 L banyak digunakan dalam industri minyak dan gas baik onshore maupun offshore. Maksud dari API 5 L Grade B adalah: API : American Petroleum Institute 5 : Seri yang digunakan untuk Tubular Goods (ex: Casing, Tubing, Pipeline) L B : Line Pipe : Grade yang berhubungan dengan sifat mekanik material dan komposisi kimianya Elemen Kadar (%) Carbon 0.22 Mangan 1.2 Phospor 0.025 Sulfur 0.015 Titanium 0.04

Menurut Roberge (2000) klasifikasi inhibitor berdasarkan reaksi yang dihambat : Inhibitor Katodik : bekerja dengan menghambat reaksi reduksi. Molekul organik bermuatan netral teradsorbsi di permukaan logam sehingga mengurangi akses ion hidrogen menuju permukaan elektroda. Inhibitor Anodik : inhibitor menghambat reaksi oksidasi. Molekul organik teradsorpso di permukaan logam akibatnya laju korosi menurun. Inhibitor campuran : campuran dari inhibitor anodik dan katodik.

Memberikan efek terhadap sisi anodik dan katodik Melindungi dengan membentuk lapisan yang bersifat hydrofobik sebagai adsorpsi ion inhibitor oleh permukaan logam. Terdapat 3 jenis adsorpsi : Physical adsorption Chemisorption Film forming

Bahan alam dipilih sebagai alternatif karena mudah didapatkan, aman, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan Ekstrak tumbuhan memiliki senyawa antioksidan seperti fenolik, alkaloid, flavonoid, tannin. Senyawa tersebut mengandung unsur-unsur N, O, P, S yang mampu membentuk lapisan pelindung (protective film) melalui adsorpsi ion-ion ke permukaan logam

Daun tanaman sukun mengandung beberapa zat berkhasiat seperti saponin, polifenol, asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin, phenol. Daun tanaman ini juga mengandung quercetin, champorol dan artoindonesianin. Dimana artoindonesianin dan quercetin adalah kelompok senyawa dari flavonoid (Soemyarso,2007)

API 5L Grade B Larutan elektrolit NaCl 3.5% dan H 2 SO 4 1 M Ekstrak tumbuhan daun sukun dengan variasi konsentrasi 0, 100, 200, 300, 400, dan 500 ppm

Padatan NaCl NaCl Ditimbang sebanyak 35 gram Dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas Larutan 3,5 % NaCl

H 2 SO 4 1 M Larutan H 2 SO 4 Siapkan 54,64 ml larutan H 2 SO 4 98% Dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas Larutan H 2 SO 4 1 M

Preparasi Spesimen Uji EIS Pemotongan spesimen dengan dimensi Ø 10 mm x3 mm Disambung dengan kawat tembaga yang tidak terekspos lingkungan yang dibungkus dengan selang plastik Spesimen di moulding dengan resin epoksi kemudian dihaluskan dengan kertas gosok hingga grade 1000

Preparasi Spesimen Weight Loss Memotong spesimen dengan dimensi 20x20x3 mm Spesimen dibor dengan diameter mata bor 3 mm Menghaluskan permukaan dengan kertas gosok hingga rata dan bersih pada semua sisinya

Preparasi Inhibitor Keringkan daun sukun sampai kadar air < 5% Haluskan daun sukun yang telah kering menggunakan blender hingga seperti powder Dimaserasi dengan methanol 70% selama 3 x 24 jam Hasil rendaman disaring menggunakan kertas saring untuk di evaporasi Hasil penyaringan diuapkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak.

Pengujian Flavonoid Total Pengujian ini bertujuan untuk mengethaui kadar flavonoid dalam daun sukun yang akan digunakan sebagai inhibitor serta senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun sukun.

Pengujian Weight Loss Mengetahui besaran laju korosi (mpy) pada suatu material berdasarkan pengurangan berat awal dan berat akhir. Serta efisiensi inhibitor yang menunjukkan prosentase penurunan laju korosi akibat penambahan inhibitor.

Pengujian EIS Suatu metode untuk menganalisis respon suatu elektroda terkorosi terhadap suatu sinyal potensial AC pada amplitude rendah dari rentang frekuensi yang sangat lebar. EIS digunakan untuk menentukan parameter kinetika elektrokimia berkaitan dengan unsur-unsur listrik seperti tahanan, R, kapasitansi, C, dan induktansi, L. Dari hasil pengujian EIS dapat diketahui mekanisme inhibisi antar muka logam dengan inhibitor.

Pengujian FTIR Pengujian FTIR dilakukan untuk mengetahui gugus fungsional pada ekstrak daun sukun dan untuk mengetahui apakah inhibitor daun sukun dapat teradsorpsi pada permukaan logam untuk memberikan perlindungan terhadap korosi.

Hasil Pengujian Flavonoid Total No Sample (g) Absorbansi % Flavonoid 1 1.0435 0.42102 0.5 2 1.0311 0.42298 0.51 Hasil Spektrum UV-Vis pada daun sukun

Hasil Pengujian Weight Loss Laju korosi tertinggi berada pada konsentrasi 0 ppm atau tanpa penambahan inhibitor yaitu sebesar 4.7155 mpy, sedangkan laju korosi terendah berada pada konsentrasi 300 ppm yaitu sebesar 0.8534 mpy. Grafik pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi pada larutan NaCl 3.5%

Grafik pengaruh konsentrasi terhadap efisiensi inhibitor pada larutan 3.5% NaCl Efisiensi inhibitor tertinggi berada pada konsentrasi 300 yaitu sebesar 77.9589%.

Grafik pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi pada larutan 1 M H 2 SO 4 Laju korosi tertinggi berada pada konsentrasi 0 ppm yaitu sebesar 2273.366 mpy, sedangkan laju korosi terendah berada pada konsentrasi 500 ppm yaitu sebesar 796.806 mpy.

Grafik pengaruh konsentrasi terhadap efisiensi inhibitor pada larutan 1 M H 2 SO 4 Efisiensi inhibitor tertinggi berada pada konsentrasi 500 yaitu sebesar 62.0383%.

Hasil Pengujian EIS Kurva Nyquist Baja API 5L grade B pada konsentrasi inhibitor 0 ppm dan 500 ppm dalam larutan 1 M H 2 SO 4

Kurva Nyquist Baja API 5L grade B pada konsentrasi inhibitor 0 ppm dan 300 ppm dalam larutan 3.5% NaCl

Untuk mengetahui mekanisme inhibisi dari inhibitor daun sukun parameter-parameter elektrokimia dalam EIS dapat dijelaskan dalam bentuk rangkaian listrik yang disebut equivalent circuit. Grafik dari hasil EIS mulanya diekspor ke software ZMAN. Kemudian dilakukan fitting untuk menentukan jenisjenis impedansi yang terjadi pada saat kapasitor elektrokimia bekerja yaitu dengan memilih jenis elemen sirkuit yang cocok dengan sistem. Pilihan jenis elemen sirkuit yang ada antara lain R-resistor, C-kapasitor, L-Induktor, CPE-Constant Phase element, W-Warburg dan lain-lain.

Hasil Fitting NaCl Hasil Fitting H 2 SO 4

Equivalent Circuit H 2 SO 4 efisiensi inhibitor daun sukun dalam larutan 1 M H 2 SO 4 pada konsentrasi 500 ppm yaitu sebesar 66.687% Parameter Konsentrasi (ppm) Elektrokimia 0 500 Rs (ohm) 1.885 2.01 Qydl (µf) 165.884 140.532 Qadl 0.871 0.899 Rp (ohm) 11.979 35.959 Qy2 (µf) 6.343µ 1.39µ Qa2 2.946 2.512

Equivalent Circuit NaCl efisiensi inhibitor daun sukun dalam larutan 3.5% NaCl pada konsentrasi 300 ppm yaitu sebesar 32.823% Parameter Konsentrasi (ppm) Elektrokimia 0 300 Rs (ohm) -26.076-29.452 C1 (µf) 2.407m 1.943m Rct (ohm) 302.894 450.89 L1 117.475µ 150.046µ R1 (ohm) 331.106 361.121 C2 (µf) 5.692-7.681m R2 (ohm) 9.408-53.211

Hasil Pengujian FTIR Grafik spektra FTIR ekstrak daun sukun

Grafik spektra FTIR baja API 5L grade B setelah perendaman di 3.5% NaCl Grafik spektra FTIR baja API 5L grade B setelah perendaman di 1 M H 2 SO 4

Spektra FTIR ekstrak daun sukun dan Baja API 5L grade B setelah perendaman

No Tabel analisa FTIR dengan IR Table Reference Bilangan Gelombang daun sukun (cm-1) Bilangan Gelombang Tabel Korelasi (cm-1) 1 3252.4 3200-4000 2 2926.65 2800-3000 3 1597.33 1450-1600 Perkiraan Gugus Fungsi O-H dan N-H (Amina) C-H stretch (aromatic) C=C stretch (aromatic) 4 1396.51 1150-1490 C-H (Methyl) 5 1031.3 1020-1310 C-O (Ether aromatic) Ekstrak daun sukun memiliki gugus O-H, C=C dan C-H dan C-O, sehingga diperkirakan bahwa golongan senyawa aktif pada ekstrak daun sukun merupakan senyawa aromatik atau fenolik yaitu suatu jenis dari golongan senyawa flavonoid dan tripernoid. Gugus OH dari Fenol memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya oksidasi dengan menangkap radikal bebas sehingga bisa disimpulkan bahwa ekstrak daun sukun adalah jenis inhibitor organik.

Kesimpulan 1. Penambahan inhibitor daun sukun dalam lingkungan 1M H 2 SO 4 dan 3.5% NaCl dapat menurunkan laju korosi pada baja API 5L Grade B. Pada lingkungan lingkungan 1M H 2 SO 4 laju korosi pada konsentrasi 500 ppm daun sukun adalah sebesar 863.008 mpy dan 2273.366 mpy saat tidak ditambahkan inhibitor dengan efisiensi inhibitor sebesar 66.687%. Sedangkan untuk konsentrasi 300 ppm dalam larutan 3.5% NaCl laju korosi baja API 5L Grade B sebesar 0.8534 mpy dan 3.872 mpy kondisi tanpa inhibitor dengan efisiensi inhibitor sebesar 77.958%. 2. Mekanisme inhibisi dari inhibitor daun sukun pada penelitian ini dalam larutan 1M H 2 SO 4 dan 3.5% NaCl adalah inhibitor adsorpsi yang memiliki ikatan yang sangat lemah atau dapat disebut physical adsorption. Hal ini dibuktikan dari equivalent circuit pada EIS terjadi kenaikan nilai Rct dan pada FTIR tidak terdapat ikatan yang terbentuk antara inhibitor dengan logam. Sehingga inhibitor hanya berikatan secara fisik saja pada logam.

Saran 1. Perlu adanya variasi temperatur dan kecepatan aliran fluida pada pengujian selanjutnya karena penggunaan inhibitor tidak hanya di daerah fluida statis saja tetapi juga fluida dinamis. 2. Perlu adanya percobaan pada konsentrasi inhibitor yang lebih tinggi sehingga dapat diketahui konsentrasi optimum untuk menurunkan laju korosi.