BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I KERAJINAN SULAMAN BENANG EMAS DI NARAS KOTA PARIAMAN PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. Seluruh kebudayaan yang ada di bumi ini memiliki keunikan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

STUDI TENTANG SULAMAN TANGAN PADA PELAMINAN TRADISIONAL NARAS DI KECAMATAN PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bukittinggi yang berada di provinsi Sumatra Barat yang pada masa kolonial

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

PROFIL DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

KEBERTAHANAN PAMEDANGAN SEBAGAI TEKNOLOGI TRADISIONAL PADA KERAJINAN MENJAHIT SULAMAN DI NAGARI PANAMPUANG KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang terbesar dibandingkan

JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan. Saat kaum wanita menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

BAB I PENDAHULUAN. Nan Tigo (wilayah yang tiga). Pertama adalah Luhak Agam yang sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PROPOSAL PROGRAM BANTUAN DANA BAGI WIRAUSAHA PEMULA TAHUN 2014

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis dan budaya. Terdiri

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : meliputi, Himpun (meliputi : Himpun Kemuakhian dan Himpun Pemekonan),

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

Bab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini

kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

BAB II PAYUNG GEULIS KHAS TASIKMALAYA. 2.1 Sejarah Singkat Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BUSANA ADAT PEREMPUAN MINANGKABAU DALAM FOTOGRAFI FASHION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS HASIL PRAKTIK DESAIN SULAMAN BERWARNA PADA MATA KULIAH DESAIN HIASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

Gambar dan Nama Pakaian Adat dari 33 Daerah Provinsi di Indonesia Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

Tari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BUSANA TENUN IKAT TRADISIONAL KAB. KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

64 BAB V KESIMPULAN Nareh Hilir merupakan satu diantara 17 desa yang berada di kawasan Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi sentra sulaman benang emas di kota Pariaman, diantaranya adalah desa-desa di Kecamatan Pariaman Utara, diantaranya Manggung, Nareh, Nareh Hilia dan Balai Nareh. Sebagian besar, kaum perempuannya menyulam untuk menambah penghasilan keluarga. Namun mereka bukanlah pemilik usaha sulaman, tetapi mengambil upah dari sulaman tersebut. Pada tahun 2014 tercatat 12 Kepala Keluarga yang memiliki usaha sulaman kategori menengah, memiliki showroom sulaman benang emas. Kecamatan Pariaman Utara memiliki keunikan tersendiri baik dalam hal budaya atau tradisi adat, serta juga dalam hal ekonomi dan keseharian masyarakatnya. Naras sebagai ibukota kecamatan Pariaman Utara memiliki keunggulan tersendiri dalam bidamng ekonomi, khususnya industri rumah tangga sulaman benang emas. Kepandaian tangan yang berupa industri kecil masyarakatnya sudah dilakukan secara turun-menurun dan telah memiliki pasarnya sendiri terhadap perekonomian di Sumatera Barat khususnya dalam hal hasil kerajinan sulaman.

65 Sulaman adalah pekerjaan menjahit yang berhubungan dengan menghias kain, sehingga kain yang dijahit lebih indah kelihatannya. 58 Dalam keseharian masyarakat sulaman memang diartikan sebuah pekerjaan atau kerajainan tangan yang berguna untuk memperindah kain dengan motiv-motiv natural dan geometris. Namun secara kekinian sulaman sulaman tangan yang terdapat di Naras sudah merupakan sebuah kerajinan yang memmiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena sudah banayak karya sulaman tangan Naras yang dipasarkan ke berbagai wilayah sumatera barat bahkan sampai ke Malaysia. Sulaman benang emas terknal dengan motiv-motivnya yang memiliki falsafah. Motiv-motiv ini pada umumnya berasal dari alam atau natural dan geometris. Misalnya seperti motiv kaluak paku, kembang saloyang, garis-garis dan lingkaran. Kesemua motiv yang ada memiliki makna tersendiri dalam masyarakat. Kerajinan sulaman tangan di Naras mempunyai produk-produk yang pada umumnya memeiliki peran penting dalam rangkaian kegiatan di Minangkabau yang berbau tradisi. Dalam hal ini produk kerajinan tangan Naras mengambil posisi penting dalam pelaksanan kegiatan tersebut, yang dimanfaatkan dalam acara pernikahan, misalnya pelaminan, tabir, tirai, payung pelaminan, dalamak, tuduang saji, dan aksesoris lainnya. Semua benda itu merupakan hasil dari sulaman tangan yang umumnya berasal dari Naras. Sulaman benang emas ini menarik untuk di tulis karena memiliki hubungan dengan tradisi di sekitar kota Pariaman Utara. Produknya yang masih dibutuhkan 58 Wildati Zahri. 1984. Menghias Busana. Padang: FPTK IKIP

66 srta digunakan untuk rangkaian acara di Minangkabau. Selain itu proses pemasaran adalah daya tarik tertinggi karena showroom dari sulaman ini terdapat di sepanjang jalan raya di kawasan Naras. Produk sulaman ini juga dijual di kota lain, seperti Bukittinggi, Padangpanjang, Payakumbuh, Batusangkar, dan kota lainnya di Sumatra Barat. Bahkan juga dipasarkan di Pulau Jawa hingga ke Negri Sembilan Malaysia. Pemilik usaha inilah yang memberikan pekerjaan kepada kaum ibu untuk membuat sulaman benang emas dan bordiran benang emas. Kerajinan sulaman emas ini menurut informasi tetua adat di Nareh sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Setiap harinya, warga Nareh hanya bisa menyelesaikan tiga ikat benang emas, dengan penghasilan sekitar Rp 18.000,- perhari. Penghasilan itu hanya cukup untuk makan satu hari, apalagi sebagian besar warga memiliki empat hingga lima orang anak. Pekerjaan menyulam benang emas di Nareh belum menjanjikan bagi pengrajin untuk hidup cukup sehingga mereka memerlukan kerja sambilan. Dalam meningkat pemasaran sulaman benang emas Nareh, para pengrajin membuka toko-toko dan sewaan sulaman benang emas berupa pakaian penganten, pakaian sumandan, pelaminan, tenda, dan sebagainya di sepanjang jalan raya Pariaman Sungailimau. Berbagai produk hasil sulaman benang emas dipajang di toko-toko Nareh Pariaman. Selain itu pemasaran produk juga dilakukan ke kota Bukittinggi, Malaysia, dan Singapura. Namun para pengrajin masih berada dalam kondisi yang belum menguntungkan, kecuali para pedagang perantara.

67 Mahakarya busana Nareh yang lain adalah paduan salah satu sulaman khas Pariaman, yaitu sulaman kapalo samek dan benang emas Nareh. Kerajinan tersebut didukung oleh Reni Mukhlis, istri Walikota Pariaman. Sulaman pengrajin kota Pariaman sungguh memukau karena daya tarik dalam paduan ragam hias terbaru, misalnya ragam kebaya dipadukan dengan gaya kimono khas China. Pengrajin sulaman kapalo samek dan benang emas Nareh Kota Pariaman merupakan kekhasan Pariaman yang tidak ada di tempat lain. Warna busana juga bisa disesuaikan dengan keinginan, tetapi lebih cocok dengan warna-warna muda, yang bisa cocok dengan kebaya apaun. Busana pria pun diproduksi dengan memadukan hasil sulaman kapalo samek. Ernayetti adalah pengusaha pelaminan sulaman benang emas Balai Nareh Kota Pariaman. Koleksi pelaminan Nurjani seolah-olah dijadikan sebagai inspirasi dalam paduan ragam hias yang lain. Perempuan kelahiran tahun 1940-an ini orientasinya tidak hanya bisnis semata, namun lebih menurunkan warisan leluhur kepada generasi muda masa kini. Dalam usia senjanya, Nurjani yang memiliki sembilan anak tersebut masih kuat menjalankan usaha sulaman benang emas dan sewa pelaminan. Amak Zul adalah salah seorang pengusaha industri kreatif di Pariaman. Perempuan yang sudah masuk pada kategori usia lanjut masih kuat berusaha dan cekatan. Ia merupakan salah satu tokoh perempuan di Nareh yang masih tekun pada profesinya sebagai pengusaha industri kreatif sulaman benang emas. One mulai memproduksi sulaman benang emas pada tahun 1987. One termasuk

68 perempuan terdidik yang berwawasan luas untuk menangkap peluang pasar dan pelestarian bidang industri kreatif. Ia pernah menjadi pegawai negeri, namun tidak lama karena industri kreatif yang dikembangkannya memiliki daya cipta yang tinggi dan sejalan dengan pelestarian adat Minangkabau. Pelaminan biasanya tidak menggunakan tabia dan tirai cancang, seharusnya kedua alat tersebut menjadi pelengkap pelaminan karena tabia dan tirai cancang adalah bagian dari kelengkapan adat ninik mamak di Minangkabau. Warna yang terdapat pada tabia dan tirai melambangkan kedudukan adat dan lambang luhak di Minangkabau. Sambungan kain-kain putih pada Tabia melambangkan kaum ulama, kain kuning melambangkan raja Pagaruyung atau pemimpin di Tanah Datar, dan kain merah melambangkan hulubalang di luhak Agam, serta kain hitam yang melambangkan manti di luhak 50 Koto. Menurut One, tabia saat ini banyak tidak dipakai pada pelaminan karena pelengkapan pelaminan sering diganti dengan kain sulaman benang emas karena dianggap lebih memiliki ragam hias yang indah. Pemasangan pelaminan banyak dilakukan warga di luar ruang, terutama di pekarangan depan rumah, dengan alasan lebih praktis dan lebih luas. Menurut One pemasangan tersebut sudah melanggar kebiasaan adat Minangkabau. Menurutnya, pelaminan melambangkan singgasana Raja di istana. Pengantin juga dilambangkan sebagai Raja, sehingga jika dipasang di luar tidak mengikuti adat Minangkabau. Ia tidak menerima pesanan yang menginginkan pelaminan di depan rumah dengan alasan tidak cocok dengan adat Minangkabau. Industri kreatif yang dibina oleh One, menjadi tempat

69 pembelajaran bagi mahasiswa, warga dan orang lain yang ingin mengetahui sejarah dan nilai-nilai yang ada dalam sulaman dan pelaminan.