BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan temuan penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang masa dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Makna pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id. Media

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. Negara.Namun permasalahannya saat ini ialah banyak peserta didik yang kurang mencintai

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. standar isi menyatakan bahwa, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. sains dan biologi), disbanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. oleh peserta didik dapat diterima baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia cenderung bertentangan antara hakikat dengan tujuan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu mahkluk ciptaan Allah SWT yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi manusia. Kemampuan berpikir kreatif merupakan hasil dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin besar peluang kemajuan yang akan dicapai. Seiring

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan yaitu Hablumminalloh (berhubungan baik dengan Alloh)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai suatu kemajuan dan. perkembangan sumber daya manusia atau seseorang yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. ini, dipersiapkan sumber daya manusia dengan kualitas yang unggul dan. mampu memanfaatkan pengetahuan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka manusia akan sulit untuk berkembang dalam hal apapun, akibatnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Pendidikan juga merupakan sarana vital dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif)

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB V PENUTUP. penelitian yang telah diuraikan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an surah Al-Mujadalah ayat 11 yang. Al-Qur an surah Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi: 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengakibatkan

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. itu terdapat 7 kecerdasan, yaitu linguistik, matematika, spasial, kinetis, musik,

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, tumbuh dan berkembangnya intelektualitas manusia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas sebagai manusia yang hidup di tengah manusia yang lain dan. untuk menjadikan hidupnya lebih bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kepribadian seseorang akan dibangun. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihafal dan juga tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM), karena dengan pendidikan dapat melahirkan generasi-generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dewasa ini perkembangan IPTEK sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Kurikulum merupakan faktor peningkat mutu pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

JURNAL IMPLEMENTASI TEORI TENTANG TINGKAT BERFIKIR KREATIF DALAM MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA ARIF BAKUNG UDANAWU BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, kerena pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Upaya peningkatan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan, salah satunya dengan adanya peningkatan mutu pendidikan dari waktu ke waktu agar tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan jaman. 1 Hal itu selaras dengan tujuan pendidikan pada umumnya yaitu meningkatkan mutu pendidikan anak didik dalam kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mengikuti pesatnya perkembangan tekonologi dan informasi pada saat ini. 2 Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia, mungkin akan muncul pertanyaan mengapa banyak permasalahan yang menyertainya. Diantaranya mengenai kurikulum yang masih sangat memberatkan dan tidak membawa perubahan yang berarti pada diri siswa maupun guru. Mutu dan distribusi guru yang kurang memadai, kurangnya sarana dan prasarana, dan juga lingkungan belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat yang belum mendukung juga menjadi permasalahan tersendiri. Sehingga perlu adanya perbaikan terhadap permasalahan-permasalahan tersebut karena pada dasarnya pendidikan bukanlah 1 Teti Widiyanti, Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika SMPN 1 Surade Sukabumi, ( Jakarta: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2011), hal. 2 2 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hal. 6 1

2 sesuatu yang statis melainkan suatu yang dinamis yang mana menuntut adanya perbaikan secara terus menerus. Perbaikan dan pembaharuan yang dilakukan ini bertujuan agar dapat menghasilkan manusia yang cerdas, mandiri, dan mampu bersaing ditingkat internasional. Namun meskipun demikian pendidikan di Indonesia belum bisa mencapai target yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga yang bertahan hanyalah mereka yang memiliki kemampuan berfikir kreatif, kritis dan professional. Perkembangan teknologi dan informasi di dalam pendidikan merupakan buah dari berpikir kreatif manusia. Manusia yang diberi akal budi menciptakan perubahan-perubahan terhadap pengetahuan yang ada dan mengimplementasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. 3 Namun kenyataannya tidak semua orang memanfaatkan kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki. Jadi hanya orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif yang dapat mengembangkan proses pemikiran kreatifnya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak seperti perkembangan teknologi dan informasi yang dapat memecahkan permasalahan yang ada. Seperti yang terdapat dalam surah Ar-Ra d ayat 11: Artinya: sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubahnya sendiri. 4 3 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan Dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hal. 1 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an Tajwid dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2011), hal. 543

3 Dari ayat di atas terdapat suatu relevansi terhadap kehidupan manusia dalam lingkup pendidikan, sebagaimana janji Allah yang tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubahnya sendiri. Maka dari itu, kemampuan berpikir kreatif manusia didorong keinginan untuk hidup yang lebih baik dan sejahtera ditengah keadaan sumber daya alam yang semakin berkurang, jumlah penduduk yang semakin bertambah yang merupakan tantangan untuk lebih kreatif menyiasatinya. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir kreatif untuk menghadapi dan mengatasinya. Dimana kita sebagai penerus bangsa harus lebih pintar dan menggunakan kemampuan berpikir kita untuk menjadikan hidup kita lebih sejahtera serta bermanfaat bagi kehidupan orang banyak melalui proses pendidikan. Pendidikan mengantarkan dan mengarahkan anak didik menjadi pembelajar yang berkualitas dan kreatif. Namun realitanya masih banyak generasi penerus bangsa yang belum bisa mencapai target sesuai dengan tujuan pendidikan nasioanal. Salah satunya dikarenakan proses pembelajaran lebih sering berlangsung satu arah atau terpusat pada guru (teacher centered). 5 Dimana sebagian guru belum memberikan kebebasan berpikir kepada peserta didik, sehingga mayoritas peserta didik belajar terbatas yaitu duduk, mendengarakan penjelasan guru, mencatat dan mengerjakan soal tanpa mencoba memahami materi yang disampaikan. Akibatnya peserta didik hanya menghafal materi saja tanpa sebuah proses pemikiran. Untuk mengubah kebiasaan tersebut, maka di dalam sebuah pembelajaran guru harus mampu memunculkan masalah-masalah kontekstual dan realistik 5 Anita Widia Wati, Analisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika pada materi fungsi di kelas XI ipa MA-AL MUSLIMUN Kanigoro, (T.A: 2012)

4 untuk membangun proses bepikir kreatif siswa, yaitu masalah-masalah yang sudah dikenal dekat dengan kehidupan sehari-hari anak didik. Masalah kontekstual dapat digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika dalam membantu anak didik mengembangkan pengertian terhadap konsep matematika yang dipelajari dan juga bisa digunakan sebagai sumber aplikasi matematika. 6 Di sisi lain pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kreatif. Siswa tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari yang sudah diajarkan oleh guru. Berpikir kreatif jarang ditekankan pada pembelajaran matematika karena model pembelajaran yang diterapkan cenderung berorientasi pada pengembangan pemikiran analitis matematika yang khusus berorientasi dengan masalah-masalah yang rutin. 7 Namun, karena pembelajaran saat ini masih terpusat pada guru maka munculah berbagai mitos mengenai matematika yang menyebabkan peserta didik ketakutan belajar matematika dan memiliki pemikiran bahwa matematika pelajaran yang sangat sulit dan mengerikan. Akibat dari pemikiran peserta didik bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan maka peserta didik menjadi jenuh, bosan dan malas untuk mempelajarinya. Dari berbagai permasalahan yang telah dijelaskan di atas membuktikan bahwa saat ini peserta didik belum memiliki kepekaan pikiran terhadap kondisi sekitar terutama dalam bidang matematika. Dengan kata lain, pikiran peserta didik masih belum bisa berkembang menjadi pemikiran yang kreatif. Padahal berpikir kreatif sangat berpengaruh terhadap masa depan peserta didik, hal inilah yang 6 Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hal. 60 7 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis, hal. 2

5 seharusnya dihindari oleh para pendidik dalam memberikan pendidikan yang baik kepada peserta didiknya. Dalam pasal 40 ayat 2 UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional guru sebagai pendidik memiliki kewajiban menciptakan suasana pendidikan yang menyenangkan dan kreatif dan sebagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran dan melakukan pembimbingan atau latihan. 8 Guru memiliki tugas mendidik, mengajar, membimbing, menilai dan mengevalusi peserta didik. Jadi seorang pendidik harus memiliki kompetensi agar dapat terwujud kinerja secara tepat dan efisien. Oleh karena itu seharusnya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mengembangkan proses pemikiran kreatifnya dalam memahami pelajaran. Berpikir kreatif merupakan suatu rangkaian tindakan yang dilakukan orang dengan menggunakan akal budinya untuk menciptakan buah pikiran baru dan kumpulan ingatan yang berisi berbagai ide, keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan. 9 Pengetian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif ditandai dengan menciptakan sesuatu yang baru dari hasil berbagai ide, keterangan, konsep, pengalaman atau pengetahuan yang ada dalam pikirannya. Kemampuan Berpikir kreatif dapat dikembangkan salah satunya pada materi kelas X yaitu sistem persamaan linear dua variabel. Karena pada materi ini siswa dimungkinkan dapat menemukan solusi dari permasalahan menggunakan lebih dari satu macam cara. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemui masalah yang berkaitan dengan penerapan sistem persamaan linear dua variabel. 8 Yunus Abu Bakar et all.., Profesi Keguruan. (Surabaya: Aprint A, 2009) hal. 8 9 Ibid., hal. 14

6 Dari paparan di atas agar peserta didik mampu menggunakan pikirannya untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah pada materi sistem persamaan linear dua variabel maka pendidik harus memberi kebebasan berpikir kepada siswa untuk mengeksplor kemampuan proses berpikir kreatifitasnya. Pada penelitian ini sekolah yang akan menjadi lokasi penelitian adalah SMK Bhakti Bandung. Jadi untuk mengetahui proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah materi sistem persamaan linear dua variabel, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka fokus dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung? Untuk memperjelas fokus masalah yang diteliti, maka peneliti menemukan pertanyaan sebagai berikut. 1. Bagaimana proses berpikir kreatif siswa pada tahap persiapan dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung? 2. Bagaimana proses berpikir kreatif siswa pada tahap inkubasi dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung?

7 3. Bagaimana proses berpikir kreatif siswa pada tahap iluminasi dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung? 4. Bagaimana proses berpikir kreatif siswa pada tahap verifikasi dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa pada tahap persiapan dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung. 2. Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa pada tahap inkubasi dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung. 3. Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa pada tahap iluminasi dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung. 4. Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa pada tahap verifikasi dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

8 1. Dari Segi Teoritis Pentingnya berpikir kreatif dalam kehidupan, khususnya untuk perkembangan anak didik menjadikan sangat perlunya menemukan suatu metode khusus untuk membantu mereka mengembangkan kreativitas yang mereka miliki. Peneliti berharap penelitian ini nantinya dapat memberikan gambaran bahwa tingkat kreativitas anak didik dalam menyelesaikan suatu soal matematika perlu sekali untuk terus dikembangkan. Harapan dari hasil penelitian ini nantinya, pihak terdidik ataupun pendidik akan menemukan metode jitu untuk pengembangan kreativitas, anak didik mampu mengembangkan kreativitas mereka dalam menyelesaikan suatu permasalahan, dalam hal ini menyelesaikan soal matematika. Dan pendidik mampu mengembangkan kreativitasnya sebagai seorang pendidik dalam upaya menemukan metode-metode yang tepat untuk pengembangan kreativitas anak didiknya. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru sebagai seorang pendidik ini akan menambah ketrampilan mereka dalam mengatasi setiap permasalahan di kelas. Guru akan lebih inovatif dalam memberikan pengajaran kepada anak didik. Kreativitas dari pendidik itu sendiri akan membantu terbentuknya generasi penerus yang kreatif dalam berbagai bidang. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti akan bermunculan berbagai pakar lokal yang mampu bersaing di dunia internasional berkat berkembangnya kreativitas yang dimiliki oleh anak didik kita sekarang ini. 2. Dari Segi Praktis Hasil hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat dari segi praktis, yaitu:

9 a. Bagi sekolah, dapat dijadikan masukan dan pertimbangan sebagai salah satu bahan alternatif dalam kemajuan semua mata pelajaran pada umumnya dan matematika pada khususnya. b. Bagi guru matematika, diharapkan dapat memberikan masukkan untuk menganalisi proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah materi sistem persamaan linear dua variabel. c. Bagi peserta didik, sebagai bekal pengetahuan tentang proses berpikir kreatif sehingga termotivasi untuk melakukan sebuah proses berpikir kreatif untuk menemukan ide-ide baru dalam memecahkan masalah. E. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut. 1. Secara Konseptual a. Analisis menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan penelitian suatu peristiwa atau kejadian untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dsb). 10 b. Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu, media yang digunakan serta menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang mempengaruhinya, serta merupakan peristiwa mencampur, mencocokkan, 10 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia cet. Ke-3, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 32

10 menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsipersepsi, dan pengalaman sebelumnya. 11 c. Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacammacam kemungkinan jawaban. Dalam pemecahan masalah apabila menerapkan berpikir kreatif, akan menghasilkan banyak ide-ide yang berguna dalam menemukan penyelesaian masalah. 12 d. Proses berpikir kreatif merupakan suatu proses yang mengkombinasikan berpikir logis dan berpikir divergen. Berpikir divergen digunakan untuk mencari ide-ide untuk menyelesaikan masalah sedangkan berpikir logis digunakan untuk memverifikasi ide-ide tersebut menjadi sebuah penyelesaian yang kreatif. 13 e. Memecahkan masalah merupakan suatu proses atau upaya individu untuk merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas. 14 f. Teori proses berpikir kreatif dalam penelitian ini menggunakan Teori Wallas. Berdasarkan sejarah psikologi kognitif, Wallas menjelaskan bahwa ada 4 tahapan dalam proses berpikir kreatif yaitu Persiapan, Inkubasi, Iluminasi dan Verifikasi 15 11 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 3 12 Tatag Yuli Eko Siswono, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pemecahan Masalah Tipe What`s Another Way, (Jurnal Transformasi, 2007), hal. 3 13 Tatag Yuli Eko Siswono, Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem Solving (CPS), (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hal. 4 14 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis, hal. 35 15 Ibid., hal. 4

11 1. Persiapan adalah pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data yang relevan, dan mencari pendekatan untuk menyelesaikannya. 2. Inkubasi adalah pada tahap ini seseorang seakan-akan melepaskan diri secara sementara dari masalah tersebut. Tahap ini penting sebagai awal proses timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi baru dari daerah pra sadar. 3. Iluminasi adalah pada tahap ini seseorang mendapatkan sebuah pemecahan masalah yang diikuti dengan munculnya inspirasi dan ide-ide yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi dan gagasan baru. 4. Verifikasi adalah pada tahap akhir seseorang menguji dan memeriksa pemecahan masalah tersebut terhadap realitas. 2. Secara Operasional Sesuai dengan pertimbangan peneliti, judul skripsi Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung memiliki makna sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa kelas X dalam pemecahan masalah matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Peneliti menganalisis proses berpikir kreatif siswa dengan jalan memberi tes yang berisi soal-soal yang memicu proses berpikir kreatif siswa.

12 F. Sistematika Pembahasan Skripsi dengan judul Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X Jurusan Busana SMK Bhakti Bandung Tulungagung. Memuat sistematika penyusunan laporan sebagai berikut. 16 Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak. Bagian utama, terdiri dari BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V, dan BAB VI. Adapun penjelasannya sebagai berikut. BAB I (Pendahuluan), terdiri dari: (a) Konteks penelitian/latar belakang, (b) Fokus penelitian/rumusan masalah, (c) Tujuan penelitan, (d) Keguaan penelitian, (e) Penegasan istilah, (f) Sistematika pembahasan skripsi. BAB II (Kajian Pustaka), terdiri dari: (a) Hakikat matematika, (b) Belajar matematika, (c) Proses berpikir kreatif, (d) Teori Wallas, (e) Berpikir kreatif dalam matematika, (f) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, (g) Penelitian terdahulu, (h) Kerangka berpikir. BAB III (Metode Penelitian), terdiri dari: (a) Pendekatan dan jenis penelitian, (b) Lokasi penelitian, (c) Kehadiran peneliti, (d) Sumber data, (e) Teknik pengumpulan data, (f) Teknik analisis data, (g) Pengecekan keabsahan data, (h) Tahap-tahap penelitian. BAB IV (Hasil Penelitian), terdiri dari: (a) Paparan data, (b) Temuan penelitian. 16 Tim Penyusun Buku Pedoman Penyusunan Skripsi Program S-1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Pedoman Penyusunan Skripsi IAIN Tulungagung, (Tulungagung: Tim Penyusun Buku Pedoman Penyusunan Skripsi Program S-1 IAIN Tulungagung, 2015), Hal.30

13 BAB V (Pembahasan), terdiri dari: (a) Analisis proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah SPLDV. BAB VI sebagai bab akhir dan penutup yang memuat: (a) Kesimpulan, (b) Saran. Bagian Akhir dari skripsi memuat: (a) Daftar rujukan, (b) Lampiranlampiran, (c) Surat pernyataan keaslian tulisan, (d) Daftar riwayat hidup peneliti.