BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. menulis akan memudahkan siswa untuk mengkonsumsikan menuangkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan pernyataan Nurgiantoro (Ambarita, 2008: 39) bahwa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pentingnya

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 berbasis teks, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Oleh karena itu kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian maupun tanggung jawab sebagai warga negara (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan kualitas pembelajarannya, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isi dasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa sebagai bagian dari peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ambarita (2009: 40) bahwa, Pada prinsipnya tujuan akhir setiap pengajaran bahasa ialah agar para pelajar terampil berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Oleh sebab itu, pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah mesti diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa dan daya kreativitas mereka terhadap materi pelajaran. 1

2 Hal tersebut mengungkapkan bahwa hakikat pengajaran Bahasa Indonesia adalah mendidik siswa agar terampil berbahasa dengan baik dan benar. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan di dalam kurikulum 2013 bahwa pelajaran bahasa indonesia bukan lagi bertumpu pada kemampuan kognitif siswa belaka, melainkan kemampuan afektif dan psikomotorik (keterampilan). Perihal keterampilan berbahasa, ada empat kompetensi berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Keempat kompetensi berbahasa tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini mendapat porsi yang seimbang di sekolah. Salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi yang cerdas, kritis, kreatif, dan profesional adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat mekanistis. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori, tetapi dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun baik. Keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Bagi kebanyakan orang, menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan. Bahkan bagi sebagian orang, menulis adalah sebuah keharusan. Misalnya, para wartawan media cetak atau elektronik yang bertugas melaporkan suatu peristiwa dengan rangkaian kata-katanya. Hal serupa ditegaskan (Tarigan, 2008: 23) bahwa, tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiranpikiran kita.

3 Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang cukup berpengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Keterampilan menulis yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Kejuruan salah satunya adalah menulis teks anekdot. Teks anekdot merupakan materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah sebagai suatu wahana kesusastraan. Teks Anekdot sebagai sebuah karya sastra memiliki struktur yang membangun teks anekdot tersebut serta ciri kebahasaan yang membedakan teks anekdot dengan karya sastra lainnya. Dalam Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa anekdot bertujuan menceritakan suatu kejadian yang tidak biasa dan lucu. Sesuai dengan prinsip pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum tersebut yakni berbasis teks. Teks anekdot menjadi salah satu teks yang wajib dipelajari siswa. Hanya saja teks anekdot baru dikenalkan mulai jenjang SMA/ MA/ SMK. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran berbasis teks menurut buku bahasa Indonesia yang dipersiapkan pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013, yaitu: (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan mencerminkan ide, sikap, nilai, ideologi penggunanya, (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Sehubungan dengan prinsip itu, perlu disadari bahwa setiap teks memiliki struktur tersendiri.

4 Apabila dikaitkan dengan aspek pemahaman isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks anekdot, diharapkan siswa mampu memahami isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks anekdot tersebut. Hal ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai dalam Kurikulum 2013 pada kompetensi dasar 4.2 Memproduksi teks anekdot yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis dengan salah seorang guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yaitu Ibu Syafriyani, S.Pd., M,Pd, beliau mengatakan Hasil belajar siswa masih rendah khususnya menulis teks anekdot. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh keseluruhan siswa dalam bidang studi Bahasa Indonesia yaitu dengan rata-rata 67. Sementara, KKM bidang studi Bahasa Indonesia yakni 76. Selain itu, Siswa juga mengalami kesulitan dalam belajar karna guru masih banyak menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga membuat siswa bosan dan jenuh di dalam kelas. Tidak hanya itu, di sekolah ini terkadang siswanya sering cabut ketika dalam proses belajar mengajar akibat faktor lingkungan atau ajakan teman sekelanya. Kurangnya motivasi atau dorongan dari orang tua siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Sehingga, Minat siswa pun untuk belajar Bahasa Indonesia masih kurang karena pada umumnya siswa di sekolah ini lebih menyukai bidang produktif di banding teoritik. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sadar (2013:3) berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot Oleh Siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 yang

5 menyatakan bahwa, Masih banyak siswa yang kurang mampu menulis sebuah karya sastra yang baik seperti menulis teks anekdot, dengan nilai rata-rata hanya mencapai 65,7. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Penguasaan Isi, Struktur, dan Ciri Kebahasaan terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot oleh Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016. Penelitian ini tidak hanya ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan penguasaan isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks anekdot terhadap kemampuan menulis teks anekdot, karena secara teori memang memiliki hubungan, namun juga melihat berapa besar keberartian hubungan tersebut terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut. 1) Hasil belajar siswa masih rendah 2) Kurangnya motivasi dalam belajar 3) Siswa mengalami kesulitan dalam belajar 4) Minat siswa dalam belajar masih rendah 5) Guru kebanyakan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran

6 C. Batasan Masalah Untuk menghindari kemungkinan yang dapat menghambat proses penelitian mengingat luasnya ruang lingkup masalah, maka penelitian ini perlu dibatasi untuk mempertegas masalah yang akan diteliti serta untuk menghindari kesalahan penafsiran. Oleh sebab itu, penulis membatasi masalah pada hubungan penguasaan siswa tentang penguasaan isi, struktur, dan ciri kebahasaan terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dipaparkan di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimana penguasaan isi teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016? 2) Bagaimana penguasaan struktur teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016? 3) Bagaimana penguasaan ciri kebahasaan teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016? 4) Bagaimana kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016? 5) Apakah ada hubungan penguasaan isi teks anekdot terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016?

7 6) Apakah ada hubungan penguasaan struktur teks anekdot terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016? 7) Apakah ada hubungan penguasaan ciri kebahasaan teks anekdot terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016? 8) Apakah ada hubungan penguasaan isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks anekdot terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan penguasaan isi, struktur, dan ciri kebahasaan terhadap kemampuan menulis teks anekdot. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui penguasaan isi teks anekdot yang dimiliki oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016. 2) Untuk mengetahui penguasaan struktur teks anekdot yang dimiliki oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016.

8 3) Untuk mengetahui penguasaan ciri kebahasaan teks anekdot yang dimiliki oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakamtahun pembelajaran 2015/2016. 4) Untuk mengetahui kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016. 5) Untuk mengetahui hubungan penguasaan isi teks anekdot terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016. 6) Untuk mengetahui hubungan penguasaan struktur teks anekdot terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016. 7) Untuk mengetahui hubungan ciri kebahasaan teks anekdot terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016. 8) Untuk mengetahui hubungan penguasaan isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks anekdot terhadap kemampuan menulis teks anekdot oleh siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam tahun pembelajaran 2015/2016. F. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

9 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis teks anekdot. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut. a. Bagi Sekolah Sebagai bahan informasi atau referensi sekolah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks anekdot. b. Bagi Guru Sebagai indikator untuk mendeteksi masalah yang dialami siswa ketika menulis teks anekdot. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia untuk lebih aktif dan kreatif dalam meningkatkan mutu pembelajaran khususnya dalam menulis teks anekdot. c. Bagi Siswa Sebagai indikator untuk membantu siswa mengatasi kendala ketika menulis teks anekdot. d. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat memberikan hubungan dan bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap materi ini.