PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP DAYA DUKUNG STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN TX-300. M. Jafri 1) Setyanto 1) A.

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG PLASTISITAS RENDAH YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN TX-300 SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

STUDI DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN TX 300 SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE. Muhammad Jafri 1) Iswan 1) Mirsa Susmarani 2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

Hubungan Batas Cair dan Plastisitas Indeks Tanah Lempung yang Disubstitusi Pasir Terhadap Nilai Kohesi Tanah pada Uji Direct Shear

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

Pengaruh Penambahan Pasir Terhadap Tingkat Kepadatan dan Daya Dukung Tanah Lempung Lunak. Christian Prasenda 1) Setyanto 2) Iswan 3)

Pengaruh Penambahan Pasir Terhadap Tingkat Kepadatan dan Daya Dukung Tanah Lempung Organik. Ferdi Ferdian 1) Muhammad Jafri 2) Iswan 2)

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara. baik yang mampu berfungsi sebagai daya dukung.

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

STABILISASI TANAH TAMBAK DENGAN VARIASI CAMPURAN SEMEN ANDALAS SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

TINJAUAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN DENGAN BAHAN STABILISASI SERBUK BATA MERAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

Studi Analisis Daya Dukung Tanah Lempung Berplastisitas Tinggi yang Dicampur Zeolit. Rian Alfian 1) Lusmeilia Afriani 2) Iswan 2)

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KEKUATAN PAVING BLOCK PASCA PEMBAKARAN MENGGUNAKAN MATERIAL TANAH DAN KAPUR UNTUK JALAN LINGKUNGAN

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST. Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

JRSDD Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal: (ISSN: )

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

JRSDD, Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal: (ISSN: )

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT GESER SAMPEL DRYSIDE OF OPTIMUM (KERING OPTIMUM) DAN WETSIDE OF OPTIMUM (BASAH OPTIMUM) PADA TANAH LEMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NlLAI KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS (Studi Kasus Tanah Lempung, Desa Troketon, Pedan, Klaten)

Korelasi Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Geser Langsung pad Tanah Lempung yang dicampur dengan Zeolit. M. Iqbal Hermawan 1) Lusmeilia Afriani 2) Iswan 2)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

Transkripsi:

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP DAYA DUKUNG STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN TX-300 M. Jafri 1) Setyanto 1) A. Ricky Aprinal 2) Abstract Soil is a material that serves as an support for the basis of a constuction, be it construction of buildings, bridges and roads. Each region has different soil characteristics in other regions, there is high and has a bearing capacity of those that are low. To improve the soil characteristics that can lead to low bearing capacity, the necessary repairs to soil stabilization methods. Stabilization efforts are often undertaken by stabilizing additives. In this research using a chemical additive material that is TX-300, which is expected to improve the characteristics of the soil so the soil is worthy of a construction established. Soil samples that tested in this research is the soft clay are derived from Rawa Sragi, East Lampung. This study used soil mixed with ash content about 0,9 ml with the optimum variation of curing time used is 7 days, 14 days and 28 days. Based on the test of physical properties of original soil, AASHTO classifies soil samples in group A-7 (clay soil) and subgroup A-7-5, while the USCS classifies soil samples as fine-grained soil and belonging to CH group. The results of laboratory studies indicate that the stabilization material using TX-300 can improve the physical and mechanical properties of soft clay. The soil that has been stabilized with TX 300 has increased the value of specific gravity and bearing capacity and it is decreased of liquid limit and indeks plastisity of soft clay. Based on the test results, this type of clay is not too good to be used as a ground subgrade for road construction, because its PI s value is about 10% despite value of CBR is plenty high. Keywords:TX-300, Soft Clay, CBR. Abstrak Tanah merupakan material yang berfungsi sebagai penyokong dasar suatu konstruksi, baik itu konstruksi gedung, jembatan maupun jalan. Setiap daerah memiliki sifat tanah yang berbeda dengan daerah lainnya, ada yang mempunyai daya dukung tinggi dan adapula yang rendah. Untuk memperbaiki sifat tanah yang dapat mengakibatkan daya dukung menjadi rendah, maka diperlukan perbaikan tanah dengan metode stabilisasi. Usaha stabilisasi yang banyak dilakukan adalah stabilisasi dengan bahan tambahan. Pada penelitian ini menggunakan bahan additif kimia yaitu TX-300 yang diharapkan mampu memperbaiki sifat tanah sehingga pada lapisan tanah tersebut layak didirikan suatu konstruksi. Sampel tanah yang di uji pada penelitian ini yaitu tanah lempung lunak yang berasal dari daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Penelitian ini menggunakan tanah yang dicampur kadar optimum TX 300 sebesar 0,9 ml dengan variasi waktu pemeraman yang digunakan yaitu 0 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Berdasarkan pemeriksaan sifat fisik tanah asli, AASHTO mengklasifikasikan sampel tanah pada kelompok A-7 (tanah berlempung) dan subkelompok A-7-5, sedangkan USCS mengklasifikasikan sampel tanah sebagai tanah berbutir halus dan termasuk ke dalam kelompok CH. Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa bahan stabilisasi menggunakan TX-300 dapat memperbaiki sifat fisik dan mekanik tanah lempung lunak. Tanah yang telah distabilisasi dengan TX 300 mengalami peningkatan nilai berat jenis dan daya dukung dan mengalami 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No 1 Gedong Meneng, Bandar Lampung. 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No 1 Gedong Meneng, Bandar Lampung.

penurunan nilai batas cair dan indeks plastisitas tanah lempung lunak. Dari hasil pengujian, tanah jenis ini tidak terlalu baik untuk dapat digunakan sebagai tanah subgrade pada konstruksi jalan, karena nilai PI nya 10 % meskipun nilai CBR nya cukup tinggi. Kata kunci: TX-300, tanah lempung lunak, CBR. 1. PENDAHULUAN Tanah adalah tempat berdirinya suatu bangunan konstruksi. Tanah merupakan material yang memiliki sifat kompleks, terdiri dari komponen padat yang berinteraksi dengan cairan dan udara. Tanah berfungsi menahan beban struktur bangunan dan menyalurkannya ke lapisan bebatuan yang lebih dalam. Karena fungsinya itulah, mengetahui sifat dan karakteristik tanah menjadi hal penting dalam proses awal pembangunan. Suatu bangunan konstruksi, konstruksi bangunan bertingkat atau konstruksi jalan, membutuhkan tanah yang kuat sebagai pendukung konstruksi diatasnya. Tanah yang berada paling dekat dengan struktur bangunan konstruksi disebut dengan tanah dasar (subgrade). Tanah dasar (subgrade) merupakan permukaan dasar tanah untuk perletakan perkerasan lainnya. Konstruksi jalan membutuhkan tanah dasar yang baik untuk meletakkan bagian-bagian perkerasan jalan yang diletakkan di atas tanah dasar tersebut. Kekuatan, keawetan dan tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar ini. Tanah dapat menimbulkan masalah bila memiliki sifat-sifat yang buruk. Karena itulah, perlu dilakukan usaha perbaikan sifat-sifat tanah untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan. Usaha perbaikan tanah itu disebut dengan stabilisasi tanah. Banyak material yang dapat digunakan sebagai stabilisator tanah. Material yang akan dikembangkan dalam skripsi ini adalah zat additive TX-300. TX-300 merupakan cairan konsentrat berupa cairan unik bahan kimia yang multi guna. Dengan penambahan bahan TX-300 diharapkan dapat menghemat biaya, mempercepat waktu konstruksi dan hal yang paling utama, yaitu meningkatkan daya dukung tanah. Pada penelitian ini, akan digunakan tanah lempung yang berasal dari Rawa Sragi, Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur yang dicampur dengan TX-300 dengan kadar campuran sama yang dan kemudian dipadatkan dengan harapan penambahan TX-300 ini dapat menaikkan daya dukung tanahnya. Peningkatan daya dukung terhadap tanah ini akan kita lihat dari seberapa besar peningkatan angka CBR yang akan diteliti seiring dengan waktu pemeraman terhadap tanah itu sendiri. Pemeraman dalam hal ini dimaksudkan untuk melihat peningkatan kekuatan dari tanah ini sendiri seiring dengan bertambahnya hari apakah terjadi perubahan peningkatan atau malah terjadi penurunan dari daya dukungnya setelah tanah tersebut distabilisasi oleh TX-300 itu dengan melihat angka CBR nanti yang akan diteliti dalam Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas Lampung. Penelitian ini dibatasi pada sifat dan karakteristik tanah lempung lunak sebelum dan sesudah dicampur dengan menggunakan kadar TX-300 optimumdengan melaksanakan pengujian-pengujian yang dilakukan di Laboratorium. Pengujian yang dilakukan meliputi uji fisik tanah dan uji mekanik tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan daya dukung tanah yang telah di stabilisasi menggunakan TX-300 terhadap tanah asli dengan menggunakan tes CBR. Mengetahui pengaruh optimum dari variasi waktu pemeraman tanah yang telah distabilisasi menggunakan TX-300 dengan variasi waktu yaitu 0 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. 178 M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman...

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Lempung Tanah lempung merupakan deposit yang mempunyai partikel berukuran lebih kecil atau sama dengan 0,002 mm dalam jumlah lebih dari 50% (Bowles, 1984). Tanah lempung merupakan agregat partikel-partikel berukuran mikroskopik dan submikroskopik yang berasal dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam selang kadar air sedang sampai luas. Dalam keadaan kering sangat keras, dan tidak mudah terkelupas hanya dengan jari tangan. Selain itu, permeabilitas lempung sangat rendah (Terzaghi dan Peck, 1987). 2.2. Stabilisasi Tanah Stabilisasi tanah adalah suatu proses untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dengan menambahkan sesuatu pada tanah tersebut, agar dapat menaikkan kekuatan tanah dan mempertahankan kekuatan geser. Stabilisasi tanah secara prinsip adalah suatu tindakan atau usaha yang dilakukan guna menaikkan kekuatan tanah dan mempertahankan kekuatan gesernya. Adapun tujuan stabilisasi tanah adalah untuk mengikat dan menyatukan agregat material yang ada sehingga membentuk struktur jalan atau pondasi jalan yang padat. Umumnya cara yang dilakukan adalah dengan cara mekanis dan cara additive atau bahan pencampur. 2.3. Stabilisasi Elektro-Kimiawi TX-300 TX 300 adalah bahan polimer cair yang berfungsi untuk menstabilisasi, mengeraskan, dan menguatkan daya dukung tanah. Tx 300 digunakan untuk membangun struktur dasar jalan yang kokoh dan tahan lama, untuk jalan yang dilapis aspal/beton juga digunakan juga untuk membangun jalan tanpa lapisan penutup, yang tahan lama dan tahan terhadap perubahan cuaca. 2.4. Daya Dukung Tanah Daya dukung tanah adalah besarnya tekanan atau kemampuan tanah untuk menerima beban dari luar. Daya dukung tanah dasar dipengaruhi oleh jenis tanah, tingkat kepadatan, kadar air, kondisi drainase, dan lain-lain. Tingkat kepadatan dinyatakan dengan persentase berat volume kering (γ k ) tanah terhadap berat volume kering maksimum (γ k maks). Daya dukung tanah dasar (subgrade) pada perencanaan perkerasan lentur dinyatakan dengan nilai CBR (Hardiyatmo, 1999). 2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Mirsa Susmarani (2012) yaitu Studi Daya Dukung Tanah Lempung Lunak yang Distabilisasi Menggunakan TX 300 Sebagai Lapisan Subgrade. Pada penelitian ini dilakukan pencampuran tanah dan TX-300 dengan variasi kadar TX- 300 yang digunakan sebanyak 0 ml, 0,3 ml, 0,6 ml, 0,9 ml, 1,2 ml dan 1,5ml. Pemakaian bahan campuran TX 300 sebagai bahan stabilisasi mampu menurunkan indeks plastisitas (PI) pada setiap kadar penambahan larutannya, yaitu sebesar 30,49%; 30,01%; 28,93%; 26,77%; 28,75%; 28,77%. Pemakaian bahan campuran TX 300 sebagai bahan stabilisasi juga mampu meningkatkan nilai CBR dari tanah lempung lunak pada setiap kadar penambahan larutannya yaitu sebesar 8,1%; 16,1%; 18,8%; 19,1%; 16,0%; 12,3%. M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman... 179

3. METODE PENELITIAN 3.1. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah terjamah atau sudah tidak alami lagi yang telah terganggu oleh lingkungan luar, dan tanah tidak terganggu (undistrub soil) yaitu tanah yang belum terjamah atau masih alami yang tidak terganggu oleh lingkungan luar. Akan tetapi dalam penelitian ini cukup dengan pengambilan sampel dengan cara disturb soil (tanah terganggu). Sampel tanah diambil di beberapa titik pada lokasi pengambilan sampel menggunakan cangkul sedalam 50 cm, hal ini dilakukan agar membuang tanah-tanah yang mengandung humus dan akar-akar tanaman. Sampel tanah yang diambil merupakan sampel tanah yang mewakili tanah di lokasi pengambilan sampel. 3.2. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat untuk uji analisis saringan, uji berat jenis, uji kadar air, uji batas-batas konsistensi, uji proctor modified, uji CBR dan peralatan lainnya yang ada di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing Material (ASTM). 3.3. Benda Uji Sampel tanah yang diuji pada penelitian ini yaitu tanah lunak dengan klasifikasi lempung lunak yang berasal dari Rawa Sragi, Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. Sedangkan bahan stabilisasinya menggunakan TX-300 yaitu zat additive cair yang berasal dari negara United State of America (USA). 3.4. Pelaksanaan Pengujian Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung. Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi 2 bagian pengujian yaitu pengujian untuk tanah asli merupakan data sekunder dan tanah yang telah distabilisasi merupakan data primer. 3.5. Analisis Hasil Penelitian Semua hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik hubungan serta penjelasan-penjelasan. Adapun garfik yang akan diperoleh dari penelitian ini antara lain grafik CBR Desain, grafik Analisa Saringan dan grafik hubungan batas-batas atterberg. 180 M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman...

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil dan Pembahasan Pengujian tanah asli (Susmarani, 2012) Tabel 1. Hasil Pengujian Tanah asli. No Pengujian Hasil 1 Kadar air ( ω ) 50,64% 2 Berat Jenis ( Gs ) 2,546 3 Batas Atterberg : a. Batas Cair ( LL ) 61,26% b. Batas Plastis ( PL ) 30,77% c. Indeks Plastisitas ( PI ) 30,49% 4 Gradasi lolos saringan No. 200 90,42% 5 Pemadatan : 6 a. Kadar air optimum 28% b. Berat isi kering maksimum 1,44 gr/cm 3 CBR Tanpa Rendaman 8,1% Penelitian melalui pengujian yang dilakukan terhadap tanah asli seperti tercantum pada Tabel 1, yang menggambarkan karakteristik kondisi tanah asli. Dari pengujian kadar air menunjukkan bahwa kadar air yang terkandung dalam tanah tersebut adalah sebesar 50,64%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kandungan air yang cukup banyak dan tanah dalam keadaan tergenang air. Biasanya tanah seperti ini mempunyai nilai indeks plastisitas tinggi dan kurang tahan terhadap perubahan cuaca dan air tanah. Pengujian kadar air tanah ini dilakukan pada sampel tanah tidak terganggu. Akan tetapi, kadar air ini tidak digunakan sebagai parameter untuk pengujian pemadatan tanah. Hasil pengujian berat jenis pada sampel tanah asli adalah sebesar 2,546, yang menunjukkan bahwa hasil berat jenis dari butiran sampel tanah asli tersebut mengandung mineral Halloysite (Das, 1985). Berdasarkan hasil di atas nilai batas plastis (PL) pada tanah asli sebesar 30,77%, artinya kadar air yang dibutuhkan oleh tanah tersebut untuk mentransisi tanah dari keadaan semipadat ke keadaan plastis adalah sebesar 30,77%, sedangkan untuk nilai batas cair (LL) sebesar 61,26%, artinya kadar air yang dibutuhkan oleh tanah asli untuk mentransisi tanah dari keadaan plastis ke keadaan cair adalah sebesar 61,26%. Indeks Plastisitas (PI) didapat dari selisih nilai kadar air PL dan LL, serta dinyatakan dalam persen. Setelah dilakukan uji analisis saringan didapat nilai 90,42% lolos saringan No. 200, dengan memiliki nilai batas cair (LL) sebesar 61,26%, batas plastis (PL) sebesar 30,77%, dan indeks plastisitas sebesar 30,49%. Menurut sistem klasifikasi AASTHO, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki angka indeks plastisitas yang lebih dari 11% dengan batas cair di atas 40%. Maka dapat disimpulkan bahwa tanah lempung lunak Rawa Sragi digolongkan sebagai kelompok tanah A-7 (tanah berlempung) pada kelompok tanah A-7-5. Tanah ini termasuk golongan tanah biasa sampai kurang baik untuk digunakan sebagai tanah dasar pondasi (Das, 1985). Menurut sistem klasifikasi USCS, berdasarkan nilai persentase lolos saringan No. 200 sebesar 90,42% (lebih besar dari 50%), maka berdasarkan tabel klasifikasi USCS tanah M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman... 181

dari daerah Rawa Sragi, Lampung Timur ini secara umum diketegorikan golongan tanah berbutir halus (lempung). Serta untuk nilai batas cair sebesar 61,26% dan indeks plastisitas sebesar 30,49%. Maka bila nilai tersebut diplotkan pada diagram plastisitas USCS pada tabel 2, tanah berbutir halus yang diuji tersebut termasuk dalam kelompok CH yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas tinggi dan termasuk lempung "gemuk" (fat clays). Kemudian dari hasil pengujian tanah yang telah terstabilisasi oleh TX-300, didapatlah hasil pengujian nilai CBR. Tabel 2. Hasil Pengujian nilai CBRTanah Terstabilisasi. Kadar TX 300 CBR 0 ml 8,1% 0,3 ml 16,1% 0,6 ml 18,8% 0,9 ml 19,1% 1,2 ml 16,0% 1,5 ml 12,3% Dari hasil pengujian di laboratorium seperti ditunjukkan pada Tabel 2 diatas memperlihatkan bahwa CBR tanpa rendaman dengan waktu pemeraman selama 7 hari terlihat adanya kecenderungan meningkatkan nilai CBR dari nilai CBR tanah asli, tetapi seiring dengan penambahan kadar zat additif TX-300 cenderung terjadi penurunan. Hal ini disebabkan akibat penambahan kadar larutan TX-300, menyebabkan terjadinya penggumpalan yang akan meningkatkan daya ikat antar butiran dan akhirnya akan meningkatkan kemampuan saling mengunci (interlocking) antar butiran tanah. Peningkatan CBR terjadi pada kadar 0,3 ml sampai 0,9 ml yaitu kadar efektif hasil perhitungan sesuai dengan yang diberikan oleh distributor TX-300. Hal ini telah sesuai dengan hasil pengujian dimana pemakaian TX-300 dengan kadar 0,9 ml nilai CBR nya merupakan yang tertinggi diantara kadar lainnya. Akan tetapi terjadi penurunan nilai CBR pada kadar 1,2 ml dan 1,5 ml yang menunjukkan bahwa semakin banyak pemakaian kadar TX 300 maka akan terjadi penurunan daya dukung tanah. Hal ini disebabkan oleh ikatan partikel tanah dengan ion TX 300 mengalami gangguan dari partikel-partikel zat aditif itu sendiri. Partikel dari zat aditif TX 300 merupakan senyawa yang mempunyai ikatan ionik yang kuat. Sehingga setelah melebihi kadar 0,9 ml, ikatan ionik tersebut hanya sedikit yang bereaksi terhadap mineral-mineral tanah. Ikatan ion TX 300 cenderung mengikat sesama ion TX 300 sehingga menyebabkan terjadinya penurunan nilai CBR. 4.1.A. Hasil dan Pembahasan Tanah yang telah distabilisasi menggunakan Kadar TX-300 Optimum (data primer). Sampel tanah campuran adalah sampel tanah asli yang dicampur dengan zat additif TX- 300 sebagai bahan stabilisasi dengan kadar penambahan TX-300 sebesar 0,9 ml sebagai kadar TX-300 Optimum. Setelah mendapatkan kadar TX-300 optimum, maka dilakukan pencampuran tanah dan TX-300 kembali dengan menggunakan persentase kadar TX-300 optimum sebesar 0,9 ml. Setelah dilakukan pencampuran kemudian campuran tersebut didiamkan selama satu hari kemudian baru dilakukan pemadatan campuran tanah kedalam mold. Kemudian benda uji diperam masing-masing 0 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari lalu dilakukan pengujian tiap masing-masing sampel yaitu uji CBR, uji berat jenis dan batas atterberg. 182 M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman...

Tabel 3. Hasil pengujian CBR dengan variasi waktu pemeraman. Lama Waktu Pemeraman (hari) CBR (Tanpa Rendaman) ( % ) 0 15,31 7 19,1 14 22,3 28 26,08 Dari hasil pengujian di laboratorium seperti ditunjukkan pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa grafik CBR tanpa rendaman (unsoaked) terjadi peningkatan nilai CBR tiap penambahan waktu pemeraman, pada pemeraman 0 hari terjadi kenaikan sebesar 15,31% pada pemeraman 7 hari terjadi kenaikan sebesar 19,1%, pada pemeraman 14 hari kenaikan sebesar 22,30%, dan pada pemeraman 28 hari kenaikannya sebesar 26,08%. Hal ini disebabkan terjadinya proses ikatan secara permanen antara larutan TX-300 dengan partikel tanah sehingga meningkatkan daya ikat antar butiran dan akhirnya akan meningkatkan kemampuan saling mengunci (interlocking) antar butiran tanah, seiring bertambahnya waktu pemeraman. Dalam proses pengikatan (antar partikel tanah) tersebut, tidak serta merta berhenti setelah pencampuran tanah dengan larutan TX-300 selesai. Tetapi memerlukan waktu tertentu sampai proses pengikatan tersebut berhenti. Waktu pengikatan tersebut dapat diasumsikan sebagai waktu pemeraman. Misalnya untuk campuran tanah semen memerlukan waktu 28 hari sampai proses pengikatan berhenti. Sedangkan untuk campuran TX-300, proses pengikatan tersebut bisa lebih dari 28 hari. Larutan TX 300 memiliki kemampuan yang besar untuk melakukan pengikatan antara partikel TX 300 dengan partikel tanah sehingga partikel air tidak dapat menyatu dengan partikel tanah lagi dan ikatan antar partikel tanah menjadi lebih kuat serta lebih kedap air sehingga akan menghasilkan campuran yang lebih tahan terhadap perubahan bentuk akibat pengaruh air. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu pemeraman akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan nilai CBR dari tanah yang telah distabilisasi. Pada Tabel 3, menunjukkan bahwa untuk persentase peningkatan terbesar adalah waktu pemeraman dari 0 hari ke 7 hari yaitu sebesar 3,79%. Dari Tabel 3 diatas juga menunjukkan terjadi peningkatan nilai CBR yang yang cukup besar pada saat pemeraman 7 hari ke 14 hari dan dari 14 hari ke 28 hari. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian stabilisasi tanah dengan TX-300 tidak cukup hanya waktu 28 hari saja untuk menunjukkan hasil maksimal dari nilai daya dukung tanah (CBR). Hubungan antara nilai CBR terhadap lamanya waktu pemeraman dapat dilihat pada gambar berikut : M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman... 183

Gambar 2. Hubungan antara nilai CBR tanpa rendaman dengan lama waktu pemeraman Pengujian berat jenis dilakukan dengan metode pembakaran sampel yang telah dimasukkan ke dalam piknometer dan telah dicampur dengan air, hal ini dimaksudkan agar udara-udara yang berada di dalam sampel tanah keluar. Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh dari kadar campuran TX-300 terhadap berat jenis tanah asli. Hasil pengujian berat jenis dengan berbagai kadar campuran dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. Hasil pengujian berat jenis tiap waktu pemeraman. Waktu Pemeraman (hari) Berat Jenis 0 2,305 7 2,324 14 2,343 28 2,359 Hubungan antara berat jenis dengan kadar larutan TX-300 dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3. Hubungan Berat Jenis Dengan Lama Waktu Pemeraman. 184 M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman...

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa berat jenis mengalami kenaikan seiring waktu pemeraman. Pada pemeraman 0 hari, nilai berat jenis tanah lempung lunak yang diberi penambahan TX 300 adalah sebesar 2,305. Nilai terbesar berat jenis terjadi pada pemeraman 28 hari yaitu sebesar 2,359. Pada awal masa pemeraman, TX 300 belum terikat sempurna dengan tanah sehingga TX 300 yang bercampur dengan air menguap ke udara. Hal ini menyebabkan kadar TX 300 dalam tanah berkurang sehingga menaikkan berat jenis campuran. Namun, kenaikan ini tidak terlalu besar dikarenakan larutan TX 300 yang diberikan pada masing-masing sampel dengan durasi pemeraman yang berbeda-beda memiliki kadar yang sama dan perlakuan yang sama sehingga penambahan waktu pemeraman tidak terlalu berpengaruh pada berat jenis tanah. Dari hal ini dapat diketahui bahwa TX 300 tidak mengubah mineralogi tanah lempung lunak sehingga nilai berat jenis yang didapat masih berkisar antara 2,0-2,55 sehingga tanah masih mengandung mineral Halloysite. Dari hasil pengujian batas-batas Atterberg terhadap tanah lempung lunak yang telah distabilisasi dengan zat additif TX-300 didapatkan hasil yang disajikan dalam Tabel 5 dan Gambar 4. Tabel 5. Hasil pengujian batas batas atterberg dengan variasi waktu pemeraman. Waktu Pemeraman (hari) LL PL PI 0 59,03 32,26 26,77 7 57,97 32,45 25,51 14 57,18 32,55 24,63 28 56,69 32,63 24,05 Dari hasil pengujian batas-batas Atterberg pada Tabel 5, maka diperoleh grafik berikut ini. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara batas Atterberg dengan masing-masing lama waktu pemeraman terhadap tanah lempung lunak. Gambar 4. Hubungan antara batas Atterberg dengan waktu pemeraman. Hasil dari Gambar 4, menunjukkan bahwa dengan penambahan kadar campuran TX-300 terhadap tanah lempung plastisitas rendah cenderung menurunkan nilai batas cair (LL) dan nilai indeks plastisitas (PI). Nilai indeks plastisitas (PI) dipengaruhi dari besarnya nilai batas cair (LL) dan batas plastis (PL), hubungan tersebut menunjukkan bahwa nilai PI sangat tergantung pada nilai batas cair dan batas plastis. Nilai PI itu sendiri sangat menentukan klasifikasi potensi pengembangan tanah. Semakin besar nilai PI dari campuran tanah, maka akan semakin besar potensi pengembangan tanah tersebut. Semakin menurun nilai PI dari campuran tanah, maka potensi pengembangan akan M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman... 185

semakin berkurang. Menurut spesifikasi AASTHO, tanah dikatakan sebagai tanah baik bila nilai PI <10% (Bowles, 1989). Pada penelitian ini TX-300 terbukti mampu menurunkan nilai Indeks Plastisitas tanah lempung lunak meskipun nilainya tidak terlalu signifikan. 5. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap sampel tanah lempung plastisitas rendah yang distabilisasi menggunakan bahan stabilisasi TX-300, maka diperoleh beberapa kesimpulan : 1. Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari daerah Rawa Sragi, Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO digolongkan pada kelompok tanah A-7 (tanah berlempung) dan subkelompok A-7-5 yaitu tanah yang buruk dan kurang baik digunakan sebagai tanah dasar. Berdasarkan sistem klasifikasi USCS digolongkan tanah berbutir halus dan termasuk ke dalam kelompok CH yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas tinggi dan termasuk lempung "gemuk" (fat clays). 2. Penggunaan TX 300 sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung lunak Rawa Sragi mampu meningkatkan kekuatan daya dukungnya. Hal ini diakibatkan oleh penambahan kadar larutan TX 300 yang menyebabkan terjadinya penggumpalan dan akan meningkatkan daya ikat antar butiran partikel tanah sehingga terjadi pengurangan air dalam tanah dan meningkatkan ikatan impermeabel secara maksimal. 3. Kadar optimum zat aditif TX 300 untuk tanah lempung lunak Rawa Sragi adalah 0,9 ml. Kadar ini sesuai dengan kadar TX 300 yang dianjurkan oleh produsen. 4. Pada campuran kadar optimum larutan TX-300 sebanyak 0,9 ml menghasilkan nilai tertinggi CBR tanpa rendaman (unsoaked) sebesar 26,08% dengan pemeraman selama 28 hari dengan kenaikan rata - rata sebesar 3,59 %. 5. Pemakaian TX-300 sebagai bahan stabilisasi terhadap tanah lempung lunak cenderung meningkatkan nilai berat jenis tanah pada setiap penambahan waktu pemeraman, namun peningkatan ini tidak begitu signifikan dikarenakan campuran menggunakan kadar yang sama dan mendapat perlakuan yang sama sehingga berat jenisnya relatif sama. 6. Pada hasil pengujian batas Atterberg, kadar TX-300 mengalami penurunan nilai batas cair. indeks plastisitas mengikuti penurunan dari batas cair seiring menurunnya nilai batas plastis. Hal ini dikarenakan semakin lama tanah diperam maka kadar airnya akan semakin mengecil. Selain itu, semakin lama diperam TX 300 semakin mengikat partikel-partikel tanah dan membuat tanah semakin kaku sehingga indeks plastisitasnya semakin rendah. 7. Penambahan bahan kimia TX 300 pada tanah lempung lunak Rawa Sragi mampu menurunkan indeks plastisitas (PI). Hal ini terjadi akibat terikatnya partikel tanah dengan ion TX 300 yang akan membentuk suatu ikatan impermeabel pada tanah. Penurunan nilai PI ini telah sesuai dengan prinsip dasar kerja TX 300. 8. Dari hasil penelitian menggunakan tanah lempung lunak ini dapat disimpulkan bahwa TX 300 mampu meningkatkan nilai CBR yang merupakan sifat mekanis tanah. Akan tetapi, TX 300 tidak terlalu mempengaruhi nilai batas cair dan PI yang merupakan sifat fisik tanah secara signifikan. 9. Dengan nilai PI terkecil yang mencapai 24,05% meskipun telah dicampur TX 300, tanah jenis ini tidak terlalu baik untuk dapat digunakan sebagai tanah subgrade pada konstruksi jalan, karena nilai PI nya 10 % meskipun nilai CBR nya cukup tinggi. 186 M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman...

DAFTAR PUSTAKA Bowles, Joseph E. 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika tanah), Erlangga, Jakarta. Canonica, Lucio, Msc. CE. ETHZ. 1991. Memahami Mekanika Tanah. Angkasa. Bandung. Das, Braja. M. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I. Erlangga. Jakarta. Dunn, I.S, Anderson, L.R, Kiefer, F.W. 1980. Dasar-dasar Analisis Geoteknik. IKIP Semarang Press. Semarang. Hardiyatmo, Hary Christady. 1992. Mekanika Tanah 1. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hardiyatmo, Hary Christady. 2002. Mekanika Tanah 2. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hendarsin, Shirley L. 2000. Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik Negeri Bandung. Bandung. Soekoto, Ir. Imam. 1993. Mempersiapkan Lapisan Dasar Konstruksi 2. YBPPU. Jakarta. Sukirman, Silvia. 1992. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Nova. Bandung. Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. UPT Percetakan Universitas Lampung. Bandar Lampung. Usman, Taufik. 2008. Pengaruh Stabilisasi Tanah Berbutir Halus Yang Distabilisasi Menggunakan Abu Merapi Pada Batas Konsistensi Dan CBR Rendaman. Skripsi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Verhoef, P.N.W. 1994. Geologi Untuk Teknik Sipil. PT. Erlangga. Jakarta. Wesley, R.F. 1977. Mekanika Tanah. Penerbit Erlangga. Jakarta. M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman... 187

188 M. Jafri, Setyanto, A. Ricky Aprinal, Pengaruh waktu pemeraman...