BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP SIKAP ANAK. Tina Margareth Hutabarat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. kebersihan lingkungan perkotaan. Indonesia sebagai negara berkembang yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan tempat awal kontak anak dalam anggota keluarga (ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERSEPSI MAHASISWA FISIP UNDIP TENTANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TUNA SOSIAL DI KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah

Sedikit Membaca Kalam Tak Pernah Membaca Alam

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG TOLONG MENOLONG SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan anak

BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gadingrejo yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak pula tuntutan yang harus dipenuhi oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. (Rizal, 2012:2) yang menyatakan bahwa penerapan ilmu dan teknologi pada

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini terdapat banyak ragam bahasa yang membuat perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. problematika individu di lingkungan keluarga, tidak terkecuali dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggunakan akal pikiran mereka sebagai jawaban dalam menghadapi

manusia dimulai dari keluarga. Menurut Helmawati (2014:1) bahwa Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pembentukan dan pendidikan anak.

Pelajaran 04: MENGATASI KECANDUAN (Bagian 2) Memutuskan Mata Rantai 27 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

ISBN :

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan hiburan sangat penting bagi manusia dan sudah mengambil tempat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan, (Drs. Slameto, 1999:195).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

Orang Tuamu T. nakmu, Tet. Ajaran dan Nasihat Tuhan.

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

METODE PENELITIAN. obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

DCH2G3 TEKNIK PRESENTASI DAN PELAPORAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam

Kejadian Sehari-hari

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

LAPORAN PELAKSANAAN INDIVIDU PEMUDA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN DI PERDESAAN (PSP-3) DESA GADUNG, KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi, karena komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Selain itu hal yang ingin mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya adalah kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena sifatnya ini, maka secara alamiah akan membentuk kelompokkelompok yang akan berpengaruh dalam kehidupannya. Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya untuk berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan. Kelompok bisa merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi, dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya dan merupakan alat memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota. Sejak kelahirannya di muka bumi, manusia telah memiliki kelompok pertama yang disebut kelompok formal-primer yaitu keluarga, dimana kelompok ini merupakan salah satu dari jenis kelompok-kelompok yang paling berkesan di setiap individu. Namun seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya, individu pun mulai melepas hubungan-hubungan keluarga itu dan memasuki dunia luar untuk melakukan berbagai kegiatannya dan bertemu dengan manusia lain yang memiliki kesamaan, tujuan, kepentingan, pengalaman dan pengetahuan dengan anggota lainnya.

Perkembangan suatu masyarakat dapat ditentukan seluruhnya oleh struktur atau perubahan-perubahan struktur ekonomi masyarakat tersebut. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial menentukan struktur-struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini didasarkan pada komunikasi. Karenanya komunikasi merupakan dasar dari eksistensi suatu masyarakat. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial baik dalam individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri, mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat. Segala perubahan itu juga dapat mencakup perubahan sosial, dimana perubahan sosial itu dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga sosial itu, selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya termasuk didalamnya nilai-nilai, pola-pola perikelakuan ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial itu yang dapat disebutkan ataupun mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Perubahan-perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti luas, seperti mengenai nilai-nilai pola keprilakuan, sistem komunikasi itu sendiri. Masyarakat selalu berubah dan berkembang dan salah satu dari perubahan itu adalah perubahan dalam hal bersikap. Simpang Kongsi adalah daerah Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) seluruh kota Medan. Pada tahun 1986 setelah tempat pembuangan sampah di Simpang Kuala ditutup, pemerintah menjadikan daerah tersebut menjadi tempat pembuangan sampah dari kota Medan. Setelah TPA dibangun, jumlah penduduk yang tinggal di Simpang Kongsi semakin banyak dan mereka bekerja sebagai pemulung karena tidak membutuhkan modal untuk bekerja. Masyarakat yang ada di Simpang Kongsi menggantungkan hidup mereka sebagai pemulung dengan cara menceker (mengais) segala jenis bahan-bahan yang ada di gunung sampah misal: plastik, sisa-sisa makanan, cacing tanah untuk dapat dijual kembali ke agen atau biasa disebut botot. Karena banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidup hanya dengan sampahsampah yang berserakan di gunung sampah tersebut, maka persaingan untuk mendapatkan sampah juga meningkat. Lingkungan Simpang Kongsi adalah lingkungan yang dipenuhi dengan tumpukan sampah karena sebahagian masyarakat adalah pemulung dan mereka membawa hasil dari sampah yang telah dikumpulkan dari gunung sampah kembali ke rumah untuk disortir berdasarkan jenis sampah (plastik, kertas, aluminium, besi, botol, dan sebagainya).

Sehubungan dengan hal tersebut, masyarakat di Simpang Kongsi kurang memperhatikan kebersihan pekarangan rumah, hal ini dapat dilihat dari hasil survey bahwa 47.5% masyarakat membersihkan pekarangan rumah 5-8 kali dalam seminggu. Ini membuktikan bahwa masih ada masyarakat di Simpang Kongsi kurang memahami tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan. Mereka tidak mengerti bahwa sampah yang berserakan di pekarangan rumah akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit. Lingkungan yang kotor juga membuat masyarakat di Simpang Kongsi tidak memperhatikan pola makanan sehat. Hubungan antar anggota keluarga di masyarakat Simpang Kongsi memiliki komunikasi yang kurang baik, hal ini disebabkan oleh kondisi kehidupan mereka yang memaksa untuk bekerja keras agar bisa menutupi kehidupan sehari-hari. Para orang tua/bapak biasanya pergi ke lokasi pembuangan sampah pada pukul 06.00 pagi dan kembali ke rumah pada pukul 07.00 malam. Sementara para ibu mempersiapkan dan memperhatikan keadaan anak-anak dan keluarga. Kondisi ini membuat komunikasi diantara mereka kurang berjalan dengan baik. Orang tua tidak melihat apa yang dikerjakan oleh anaknya sepanjang hari dan anak juga kurang memiliki rasa sayang kepada orang tua karena tidak adanya komunikasi yang baik. Kaum bapak meletakkan semua tanggung jawab dalam mengurus keluarga dan anak-anak kepada ibu/istri. Pada umumnya anak dalam usia sekolah di Simpang Kongsi memiliki semangat yang rendah untuk bersekolah dan belajar, hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan orang tua dan banyak orang tua yang mengharapkan anaknya untuk membantu mereka mencari nafkah dengan bekerja di tempat pembuangan sampah. Mereka bekerja setelah pulang sekolah dari pukul 14.00 Wib sampai dengan pukul 19.00 Wib. Dengan adanya persaingan tersebut, anakanak dituntut untuk mampu bersaing dengan orang-orang yang ada di gunung sampah tanpa memikirkan pengaruh negatif yang akan mereka dapatkan ketika berada di sana. Dari hasil survey diperoleh bahwa 37,1% anak yang tidak pergi ke sekolah disebabkan karena malas. Tingginya tingkat ketidakhadiran anak disekolah dikarenakan malas disebabkan oleh kurangnya dorongan orang tua untuk memotivasi anak agar mau bersekolah dengan baik dan hal ini juga merupakan dampak dari ketidaktertarikan anak dalam belajar di sekolah. Ada beberapa alasan juga mengapa anak malas ke sekolah yaitu: karena anak tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), tidak mengerti tentang pelajaran di sekolah, tidak bisa membaca atau karena ada persoalan dengan guru atau teman di sekolah. Hubungan antara orang tua dan anak harus tetap dibangun walaupun dalam keadaan yang kurang baik. Orang tua harus tetap menyediakan waktu untuk dapat berkomunikasi

dengan anak-anak. Dari survey di Simpang Kongsi ditemukan bahwa ada 25,7% orang tua yang berkomunikasi satu kali dalam sehari dengan anak, 31,4% orang tua berkomunikasi beberapa kali dalam sehari dan ada 37,1% orang tua yang jarang berkomunikasi dengan anak atau bahkan ada orang tua yang tidak pernah berkomunikasi dengan anak. Hal ini disebabkan karena tidak ada waktu yang disediakan oleh keluarga untuk bisa berkumpul bersama setiap hari dan juga karena orang tua merasa tidak terlalu penting membangun komunikasi dengan anak, yang paling penting orang tua bisa memenuhi semua kebutuhan anak atau dengan kata lain orang tua beranggapan bahwa uang adalah hal yang paling dibutuhkan oleh anak-anak. Tingkat pendapatan masyarakat Simpang Kongsi cukup rendah karena 60.7% pendapatan masyarakat antara Rp. 30.000-Rp. 59.000, sebanyak 21.3% masyarakat memiliki pendapatan dibawah Rp. 29.000 dan hanya 18% masyarakat yang memilik pendapatan lebih besar atau sama dengan Rp. 60.000. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata masyarakat memiliki tingkat pendapatan harian yang cukup rendah. Pada tahun 2008, Lembaga Obor Sahabat yang merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pengembangan masyarakat (Community Development) memberikan pengajaran kepada anak-anak yang ada di Simpang Kongsi dengan memfasilitasi mereka pelajaran-pelajaran moral, kesehatan, matematika, bahasa Inggris dan bermain angklung. Lembaga Obor Sahabat mengadakan aktivitas kelompok belajar dengan nama Kelompok Belajar Pengembangan Kesehatan Masyarakat (PKM) Anak Simpang Kongsi, yang merupakan salah satu bagian dari Pengembangan Kesehatan Masyarakat. Untuk menawarkan dan menyediakan materi pegajaran dalam mengantarkan peserta didik agar dapat menemukan substansi materinya, kemampuan fasilitator melakukan komunikasi dan mempresentasikan pemikirannya dalam sebuah proses pengajaran sangat penting. Ada empat orang fasilitator dari Lembaga Obor Sahabat yang memberikan pengajaran terhadap anakanak di sana. Para fasilitator mengajar anak-anak setiap hari senin, selasa, rabu dan kamis. Ada 70 orang anak yang ikut dalam kelompok belajar yang dilakukan oleh Lembaga Obor Sahabat. Pada hari senin anak-anak diajarkan tentang mata pelajaran matematika. Pada hari selasa anak-anak diajarkan tentang pelajaran kesehatan fisik dan moral. Topik yang diajarkan dalam kesehatan fisik antara lain: mengajarkan kebersihan diri, makanan sehat, kesehatan mata, kesehatan gigi, kesehatan telinga, cacingan, kesehatan kulit dan kepala, bahaya narkoba. Sedangkan topik yang diajarkan mengenai moral antara lain: mengajarkan tentang tanggung jawab, mengajarkan tentang kejujuran, mengajarkan tentang peduli tetangga,

keluarga, mengajarkan tentang mengampuni, menolong sesama, mentaati peraturan dan mengajarkan tentang marah. Pada hari rabu anak-anak belajar alat musik angklung dan pada hari kamis anak-anak belajar Bahasa Inggris. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan dan perkembangan. Aspek tumbuh kembang pada anak adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan secara serius, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Proses pembentukan seorang anak dapat dilihat dari perubahan sikap yang mereka alami. Menurut Soetarno (1994) sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain. Anak-anak yang ada di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi adalah anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang dipenuhi dengan sampah dan lingkungan yang tidak sehat. Mereka juga hidup di lingkungan yang harus memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan hidup sehingga harus bekerja setiap harinya tanpa harus memikirkan tentang pendidikan mereka. Oleh karena itu, dengan adanya kelompok belajar PKM Anak yang dilakukan oleh fasilitator Lembaga Obor Sahabat diharapkan anak-anak yang berada di Simpang Kongsi mengerti tentang kebersihan dan kesehatan untuk diri sendiri dan lingkungan. Selain itu sikap anak-anak yang ada di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi diharapkan dapat berubah melalui materi pelajaran yang diberikan oleh Fasilitator melalui pelajaran matematika, angklung dan Bahasa Inggris. Untuk dapat memahami bagaimana pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak, secara sistematis terlebih dahulu perlu memahami permasalahan yang ada di Simpang Kongsi. Selanjutnya memahami sikap anak yang ada di daerah tersebut. Jadi pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak patut untuk diteliti untuk melihat bagaimana komunikasi kelompok ini berhasil memberikan perubahan terhadap sikap anak. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obo Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan.

1.2 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. 2. Responden penelitian ini adalah anak yang berusia 5-13 tahun. 3. Komunikasi kelompok ini terbatas antara fasilitator dan anak. 4. Penelitian ini hanya meneliti sikap anak terhadap pelajaran matematika, kesehatan fisik dan moral, angklung, dan Bahasa Inggris. 5. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2012 sampai dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh komunikasi kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui deskripsi pelaksanaan komunikasi kelompok di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. 2. Untuk mengetahui sikap anak di Simpang Kongsi Medan. 3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis: penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut tentang komunikasi kelompok dan sikap anak. 2. Secara teoritis: untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi Ekstensi FISIP USU, serta menambah cakrawala dan wawasan peneliti mengenai pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak. 3. Secara praktis: penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siapa saja termasuk menjadi masukan dan kontribusi yang positif pada pihak Lembaga Obor Sahabat.