INDEKS GLIKEMIK MENU MAKANAN RUMAH SAKIT DAN PENGENDALIAN GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT INAP DI RSUP SANGLAH DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

POLA KONSUMSI PANGAN BERDASARKAN INDEKS GLIKEMIK DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Sri Maryani 1, Dwi Sarbini 2, Ririn Yuliati 3 RSU PKU Muhammadiyah Surakarta

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

NASKAH PUBLIKASI. HUBUNGAN ASUPAN SERAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr.

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

JUS BUAH NAGA MERAH MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DMT2 Ni Komang Wiardani 1, Yenny Moviana 2, I G.P. Sudita Puryana 3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

Iswidhani¹, Suhaema¹ ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA


Transkripsi:

INDEKS GLIKEMIK MENU MAKANAN RUMAH SAKIT DAN PENGENDALIAN GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT INAP DI RSUP SANGLAH DENPASAR Ni Komang Wiardani 1, Ni Nyoman Sariasih 2, Yusi Swandari 3 Abstract. Diabetes mellitus was a chronic disease caused by disturbances in the metabolism of carbohydrates, fats and proteins in the body werw charactaristed by high blood glucose level. The study conducted to know Glycemic Index of Hospital menu and blood glucosa control of diabetes melitus patients in RSUP Sanglah Denpasar. The study was observational descriptive with cross sectional study. Subject of the study were tipe 2 Diabetes Mellitus inpatient in RSUP Sanglah Denpasar. The sampling technique is determined by non random sampling method by which each patient s DM consecutive technique inpatients who met the criteria were taken as subject, to obtain the required number of samples. In this study, 43 samples were obtained that fulfille Collected data were subject identity, glycemic index of food, 2 jpp blood glucose. The study showed that 72,27% the meal had low glicemic index and 27,73 % had high glicemic index. If glycemic index related by glycemic control, in the morning, a part of sample consumption high GI it s 53.65% with good control blood glucose. In the day and night a part of samples consumption medium, there were 15 samples (53.65%) and 25 samples (92.9%) with bad control blood glucose Results obtained Chi Square p> 0.05, it can be concluded there was no significant relationship between Glycemic index diet and hospital blood glucose control in patients with diabetes mellitus. Keywords : Diabetes melitus, Glycemic index, Blood glucose control. Sejalan dengan kemajuan dalam bidang sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup khususnya di daerah perkotaan di Indonesia, jumlah penyakit degeneratif semakin meningkat. Salah satunya adalah penyakit Diabetes Melitus (DM) yang ditandai peningkatan kadar glukosa dalam darah sebagai akibat kurangnya produksi atau resistensi sel-sel tubuh terhadap insulin 1. Menurut survei yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita DM dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk setelah India, Cina dan Amerika Serikat 2. Pada tahun 2003, WHO memperkirakan 194 juta jiwa atau 5.1% dari 3.8 miliyar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita DM dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa (30). Data epiodemiologi menunjukkan, bahwa jumlah penderita DM di dunia dari 110.4 juta pada tahun 1994 akan meningkat 1.5 kali lipat (175.4 juta) pada tahun 2000, dan akan meningkat dua kali lipat (293.3 juta) pada tahun 2010 4. Hasil survei Departemen Kesehatan RI tahun 2005 menunjukkan prevalensi penyakit DM di propinsi Bali mencapai 7,5%. Data laporan tahunan RSUP Sanglah Denpasar menunjukan jumlah penderita DM di RSUP sanglah juga mengalami peningkatan setiap tahun yaitu 7.746 orang (2006), 8.606 orang (2007) dan data dari Januari sampai dengan Juli 2008 sebanyak 4.880 orang atau 1 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar 2 Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar 3 Alumni Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar 44

Wiardani, Sariasih dan Yusi S. (Indeks glikemik menu...) prevalensinya sekitar 29,59% (2006), 29,45% (2007), serta 31,95% pada Januari sampai Juli 2008 5. Diabetes Melitus merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit ini sangat terkait dengan pola perilaku, termasuk pola makan dan aktifitas fisik. Kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang, kaya lemak dan energi, tetapi rendah vitamin, mineral, dan serat diketahui merupakan salah satu penyebabnya. Pola hidup santai (sedentary life style) dan aktifitas fisik rendah yang bertolak belakang dengan asupan pangan berlemak dan berenergi tinggi, turut memperburuk kerentanan seseorang menderita penyakit degeneratif 6. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pengendalian DM adalah dengan melakukan kontrol glukosa darah melalui empat pilar pengelolaan DM yaitu pengaturan makan, edukasi, latihan fisik dan obat. Pengaturan makan merupakan pilar utama pengelolaan DM. Anjuran makan pada penderita DM sama dengan anjuran makanan orang sehat umumnya, yaitu makanan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan energi. Tujuan makan yang sesuai dengan kebutuhan energi adalah agar dapat mencapai dan mempertahankan berat badan yang normal dan kadar gula darah terkendali dengan baik 4. Penelitian yang dilakukan oleh Jenkins dalam Rimbawan (2004) menunjukkan bahwa kenaikan kadar glukosa darah dalam tubuh tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi yaitu karbohidrat, bentuk makanan, dan cara pengolahan mempunyai pengaruh terhadap glukosa darah dan ini berarti mempengaruhi nilai Indeks Glikemik dari suatu makanan. Kelompok yang mengkonsumsi karbohidrat dengan Indeks Glikemik tinggi menghasilkan retensi insulin lebih tinggi daripada kelompok yang mengkonsumsi karbohidrat dengan Indeks Glikemik rendah 8. Peran utama Indeks Glikemik dalam penatalaksanaan diet pada penderita DM adalah memudahkan pemilihan bahan makanan sehingga mampu mengendalikan kadar gula darah. Dengan diketahuinya Indeks Glikemik pangan tunggal, campuran dan pangan olahan maka penderita DM secara mandiri dapat memilih makanan dengan Indeks Glikemik rendah. Mengingat pentingnya peran Indeks Glikemik makanan perlu dibuat suatu standar menu atau standar diet DM yang memiliki indeks glikemik sebagai upaya pengendalian atau kontrol gula darah 6. Pemberian makanan pada Penderita DM di rumah di RSUP Sanglah Denpasar telah menggunakan standar diet DM seperti yang tercantum dalam penuntun Diet tetapi belum pernah dihitung nilai Indeks Glikemik dari menu dalam standar diet tersebut. Untuk itulah penulis tertarik untuk menganalisis Indeks Glikemik menu makanan rumah sakit dan pengendalian kadar glukosa darah penderita DM rawat inap di RSUP Sanglah Denpasar. Dalam hal ini menu yang akan dinilai Indeks Glikemiknya adalah siklus menu 10 hari yang digunakan di RSUP Sanglah Denpasar. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di RSUP Sanglah Denpasar yaitu pada Mei 2010 sampai dengan Juni 2010. Populasi penelitian adalah semua penderita yang didiagnosis memiliki penyakit DM yang dirawat inap di RSUP Sanglah Denpasar. Sedangkan sampel adalah sebagian populasi dengan kriteria ; Pasien DM Tipe 2 yang di rawat inap pada saat dilakukan penelitian, mendapat terapi dengan standar diet DM selama dirawat inap, tidak menggunakan insulin secara rutin, jenis kelamin laki- laki atau perempuan, berusia 20 tahun dan bersedia untuk diteliti. Penentuan besar sampel dihitung berdasarkan rumus perhitungan sampel rancangan cross sectional dengan sampel tunggal (9), pada tingkat kesalahan 15% (d = 0.15). Berdasarkan perhitungan tersebut, 45

besar sampel minimal adalah sebanyak 43 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Non Random Sampling yaitu dengan teknik Konsekutif yaitu setiap pasien DM rawat inap yang memenuhi kriteria diambil sebagai sampel sampai diperoleh jumlah sampel yang diperlukan. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer (identitas sampel, indeks glikemik menu, kadar gula darah 2 JPP. Data sekunder meliputi standar menu Diet DM, siklus menus 10 hari, gambaran umum RSUP dan catatan medis penderita selama dirawat. Data identitas sampel dikumpulkan melalui wawancara dengan form identitas sampel. Indeks Glikemik dikumpulkan dengan mencatat dan menimbang menu yang disajikan secara langsung melalui siklus menu ke 1 sampai dengan siklus menu ke 10, kadar gula darah 2 JPP dikumpulkan dengan cara mengecek secara langsung dengan menggunakan alat biosensor glukosa metode glukooksidase dan dilakukan 2 jam setelah pasien mengkonsumsi makanan (pagi, siang dan malam) yang diberikan oleh rumah sakit. Data Sekunder meliputi siklus menus 10 hari dan catatan medis melalui pencatatan. Data yang telah terkumpul dicek kembali kelengkapannya sebelum diolah lebih lanjut. Data Identitas sampel, standar diet DM yang diberikan selama pengamatan ditabulasi dan disajikan secara deskriptif. Indeks Glikemik standar diet RS adalah menu makanan yang disajikan secara riil kepada pasien DM yang disusun berdasarkan siklus menu 10 hari yang dihitung dengan menggunakan rumus Indeks Glikemik pangan menyeluruh, dikategorikan menjadi Indeks Glikemik rendah/sedang jika nilai 55 70 dan Indeks Glikemik tinggi jika >70 (6). Kadar gula darah pasien DM tipe 2 yang diperoleh dari hasil pengecekan gula darah 2 JPP secara langsung dengan menggunakan biosensor glukosa dikatagorikan menjadi terkendali apabila kadar gula darah < 179 mg/dl, tidak terkendali apabila kadar gula darah 179 mg/ dl. 46 Hubungan antara Indeks Glikemik menu makanan rumah sakit dan pengendalian kadar gula darah, dianalisis dengan uji statistik Chi- Square. Hasil dan Pembahasan Karateristik Sampel Berdasarkan hasil penelitian terhadap 43 orang sampel, diketahui sebaran sampel menurut umur yaitu kategori umur terbanyak adalah umur 40-50 tahun yaitu 21 orang sampel (48.8%) dan umur terendah adalah < 40 tahun sebanyak 4 orang sampel (9.3%). Dilihat dari jenis kelamin, sebagian besar sampel berjenis kelamin laki-laki yaitu 24 orang (55.8%). Tingkat pendidikan sampel terbanyak adalah SMA yaitu 19 orang (44.2%). Proporsi pekerjaan sampel paling banyak adalah Pegawai Swasta yaitu 16 orang (37.2%). Tabel 1 Distribusi Karakteristik Sampel Karateristik Kategori f % Jenis Kelamin Laki laki 24 55.8 Perempuan 19 44.2 Kategori Umur < 40 4 9.3 40 50 21 48.8 > 50 18 41.9 Pendidikan Tidak Tamat SD 5 11.6 SD 16 37.2 SMP 2 4.7 SMA 19 44.2 Perguruan Tinggi 1 2.3 Pekerjaan IRT 5 11.6 Petani 12 27.9 Supir 2 4.7 Pedagang 6 14.0 Pegawai Swasta 17 39.5 PNS 1 2.3 Status Gizi Kurang 5 11.6 Normal 36 83.7 Gemuk 1 2.3 Obesitas 1 2.3 Total 43 100.0 Dilihat dari jenis kelamin, proporsi sampel laki-laki lebih besar dari perempuan. Hal ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pola pewarisan genetik DM tipe 2 lebih kuat

Wiardani, Sariasih dan Yusi S. (Indeks glikemik menu...) pada laki-laki dibandingkan perempuan, demikian juga insiden DM tipe 2 pada dewasa mengalami peningkatan setiap tahun dan peningkatan lebih tinggi pada laki-laki 10. Berdasarkan status gizi, sebagian besar sampel memiliki status gizi normal sebanyak 36 orang (83.7%) dan hanya satu orang sampel memiliki status gizi gemuk dan obesitas (2.3%). Data ini sedikit bertentangan dengan penelitian yang dilakukan pada penderita DM rawat jalan di RSUP sanglah 2006 dimana pasien DM rawat jalan yang baru terdiagnosa DM sebagian besar berstatus gizi lebih 11. Tetapi secara teoritis, penderita DM yang sudah menderita penyakit cukup lama cenderung mengalami penurunan BB karena terjadi proses katabolisme endogen sebagai salah satu ciri pada penderita DM tahap lanjut. Standar Menu dan Nilai Gizinya di RSUP Sanglah Denpasar Standar menu yang digunakan di RSUP Sanglah adalah standar diet DM A yang berpedoman pada diet RSCM dan standar diet DM B yang berpedoman pada standar menu DM Dr. Soetomo Surabaya. Diet DM A terdiri dari diet penyakit nefrofati diabetik dengan protein 40 gram dan diet DM A untuk penyakit nefrofati diabetik dengan protein 50 gram. Diet DM A mempunyai kandungan Karbohidrat sebesar 60%, Protein 15% dan Lemak 25%. Diet DM B dengan kandungan Karbohidrat 60%, protein 20%, dan lemak 20%. Diet DM B terdiri dari diet DM B1, diet DM B1 tanpa susu dengan susunan Karbohidrat 60%, protein 20%, dan lemak 20%, diet DM B2 untuk nefrofati diabetik stadium 2 dengan 60 gr protein, diet DM B3 untuk nefrofati diabetik stadium lanjut dengan kandungan protein sebesar 40 gram. Selama dilakukan penelitian, sebagian besar sampel mendapatkan menu DM dengan 1900 kkal, dimana kondisi sampel mengalami Diabetes dengan komplikasi DF (Diabetik Foot). Sisanya diberikan menu Diabetes dengan diet DM B2 2100 kkal dengan kondisi pasien mengalami diabetes dengan komplikasi ginjal. Cara pengolahan dari masing-masing siklus menu baik menu ke-1 sampai dengan menu ke-11 sangat bervariasi yaitu dengan cara direbus, dikukus, ditumis, diungkep serta dioreng. Adapun nilai gizi menu dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Rerata kandungan zat gizi pada siklus menu RSUP Sanglah Denpasar Kandungan Zat Gizi Menu Energi Protein Lemak Karbohidrat (Kal) (g) (g) (g) I 1790 71.3 31 499 II 2229 49 17 465 III 2227 71.4 32 412 IV 2206 59 22 457 V 2524 72 31 499 VI 2407 73.5 22 478 VII 2221 67.2 26 428 VIII 2280 71.5 30 432 IX 2636 77.9 30 518 X 2236 68.1 34 422 Rata-Rata 2162.09 67.88 27.90 430.36 Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa kandungan zat gizi menu yang diberikan kepada pasien mempunyai kandungan zat gizi dengan rerata, yaitu Energi 2162.09 Kal, protein 67.88g, lemak 27.90g dan karbohidrat 430.36g. Menu ke IX mempunyai kandungan energi dan karbohidrat paling tinggi yaitu 2636 Kal dan 518g. Kandungan karbohidrat yang tinggi pada suatu bahan pangan dapat menunjukkan besar kandungan Indeks Glikemik yang dikandungnya. Semakin tinggi kandungan karbohidrat, maka semakin tinggi indeks glikemik makanan yang dikonsumsi. Hal ini dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kadar gula darah 8. Indeks Glikemik Indeks Glikemik pangan adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar gula darah. Pangan yang baik diberikan bagi penderita DM adalah pangan yang memiliki nilai Indeks Glikemik rendah 8. 47

Indeks Glikemik pada penelitian ini ditentukan dengan cara menilai Indeks Glikemik pangan menyeluruh, berdasarkan atas menu makanan rumah sakit yang disusun berdasarkan siklus menu 10 hari dan menu makanan yang disajikan kepada pasien DM. Kandungan Indeks Glikemik standar menu rumah sakit yang disusun berdasarkan siklus menu 10 hari dapat dilihat pada gambar 1. Berdasarkan kategori Indeks Glikemik standar menu yang disusun rumah sakit baik pagi, siang dan malam sebagian besar mempunyai kandungan Indeks Glikemik rendah/sedang (72.73%) dan sebesar (27.27%) mempunyai kandungan Indeks Glikemik tinggi (gambar 2). Gambar 2 Persentase Kelompok Indeks Glikemik Siklus menu 10 Hari Gambar 1 Indeks Glikemik Makanan Penderita DM pada siklus menu 10 Hari Gambar 1 memperlihatkan bahwa indeks glikemik tertinggi terdapat pada siklus menu yang ke IX ( IG 72,16) dan terendah pada siklus menu ke III dengan rata rata indeks glikemik pada seluruh siklus menu adalah 65,63. Menu makanan yang baik diberikan kepada penderita DM adalah menu makanan yang mempunyai kandungan Indeks Glikemik rendah. Berdasarkan hasil penelitian, menu yang baik diberikan kepada pasien DM adalah menu pada siklus menu ke-3 karena mempunyai rerata Indeks Glikemik paling rendah (65,63) jika dibandingkan dengan menu yang lainnya. Kandungan Indeks Glikemik yang tinggi pada suatu bahan pangan akan memberikan pengaruh terhadap pengendalian kadar gula darah. Kadar gula darah yang tinggi pada penderita DM dapat menyebabkan komplikasi akut seperti koma, hiperglikemia, stroke, infark miokard atau gangguan pencernaan 12. Jika dilihat dari menu yang dikonsumsi oleh sampel selama rawat inap maka, maka sebaran sampel berdasarkan rata-rata indeks glikemik menu yang dikonsumsi tersaji pada tabel 3. Tabel 3 Sebaran kategori indeks glikemik menu yang dikonsumsi sampel Kategori Indeks Glikemik Menu Rendah/ Makanan % Tinggi % sedang Pagi 18 22.78 25 50 Siang 24 30.38 19 38 Malam 37 46.84 6 12 Total 79 100 50 100 Hasil penelitian yang telah dilakukan di RSCM Jakarta tentang Indeks Glikemik Menu Makan Siang Menurut Komposisi Zat Gizi Standar Diet Diabetes Melitus yang dilakukan kepada penderita DM, juga menunjukkan rerata Indeks Glikemik pangan pada siklus menu memiliki nilai sedang atau tinggi. Hanya pada siklus (< 50) dengan bahan makanan yang terdiri dari: nasi, ikan tenggiri goreng, tempe becem, sayur asep, lalap ketimun dan apel. Menu ke-5 mempunyai kandungan zat gizi yaitu Karbohidrat 64.8%, Protein 15.1% dan Lemak sebesar 21.4%, sehingga menu ke-5 dapat diberikan kepada penyandang DM. 48

Wiardani, Sariasih dan Yusi S. (Indeks glikemik menu...) Pengendalian Kadar Gula Darah Pengendalian kadar gula darah yang diteliti berdasarkan kadar gula darah 2 JPP. Pengambilan darah sampel dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pagi, siang dan malam hari, setelah 2 jam makan. Distribusi sampel menurut pengendalian kadar gula darah dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3 Distribusi Pengendalian Kadar Gula Darah Sampel Berdasarkan gambar 3 dapat diketahui, sebagian besar sampel memiliki pengendalian gula tidak terkendali baik pada pagi, siang dan malam hari yaitu sebanyak 28 orang (65.1%) dan sisanya adalah sampel dengan pengendalian gula darah terkendali sebanyak 15 orang (34.9%). Kontrol Glikemik atau pengendalian kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh ketaatan penderita dalam menjalankan diet, latihan fisik dan obatobatan. Walaupun menu yang disajikan sesuai dengan standar kebutuhan, tetapi jika diikuti dengan konsumsi makanan yang tidak teratur akan menimbulkan fluktuasi kadar gula darah. Disamping itu sampel juga mengkosumsi makanan di luar rumah sakit. Hubungan Indeks Glikemik Menu Makanan Rumah Sakit Dan Pengendalian Kadar Gula Darah Hasil penelitian menunjukkan, pada pagi hari sebagian besar sampel mengkonsumsi Indeks Glikemik tinggi yaitu 15 orang sampel (53.6%) dengan pengendalian glukosa darah tidak terkendali. Pada siang dan malam hari sebagian besar sampel mengkonsumsi Indeks Glikemik sedang yaitu 15 orang sampel (53.65) dan 26 orang (92.9%) sampel dengan pengendalian gula darah tidak terkendali. Untuk lebih jelasnya, hubungan Indeks Glikemik Menu Makanan Rumah Sakit Dan Pengendalian Gula Darah dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Sebaran pengendalian kadar gula darah menurut indeks glikemik menu rumah sakit Menu Pagi Siang Indeks Glikemik Menu Pengendalian Kadar Gula Darah Tidak Terkendali Total N % n % n % Rendah (<70) 13 46.4 5 33.3 18 41.9 Tinggi (? 70) 15 53.6 10 66.7 25 58.1 Total 28 100 15 100 43 100 Rendah (<70) 15 53.6 9 60.0 23 53.5 Tinggi (? 70) 13 46.4 6 40.0 19 44.2 P (Value) 0.407 0.686 Rendah (<70) 26 92.9 11 73.3 37 86.0 Malam Tinggi (? 70) 2 7.1 4 26.7 6 14.0 0.780 Total 28 100 15 100 43 100 Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji statistik Chi Square diperoleh hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara Indeks Glikemik Pangan dan Pengendalian Kadar Gula Darah pada menu pagi, siang dan malam hari, dengan p value > 0.05 ( p1 = 0.407, p2 = 0.686, p3 = 0.780). Hubungan yang tidak signifikan antara Indeks Glikemik dengan pengendalian gula darah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: ketidaktaatan pasien terhadap diet yang dijalaninya. Hasil pengamatan terhadap pasien selama dirawat di rumah sakit, pasien mengkonsumsi makanan yang diperoleh dari luar rumah sakit. Faktor stres yang dialami oleh pasien selama dirawat di rumah sakit juga berpengaruh terhadap peningkatan kadar glukosa darah. Dalam kondisi stres terjadi pemecahan lemak pada jaringan sehingga dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini antara lain : 1) Standar menu rumah sakit yang diberikan kepada pasien DM sebagian besar diberikan diet DM B1 dengan 1900 kkal, dimana kondisi pasien mengalami komplikasi DM dengan diabetik foot dan jantung koroner; 2) Standar menu rumah sakit yang disusun berdasarkan siklus menu 10 hari mempunyai kandungan Indeks 49

Glikemik rendah /sedang (<70) dan menu rumah sakit yang disajikan secara riil kepada pasien DM mempunyai kandungan Indeks Glikemik hampir sama dengan standar menu rumah sakit yaitu sedang dengan rata-rata 68.32; 3) Baik pagi, siang dan malam hari pengendalian kadar gula darah 2jpp sampel sebagian besar adalah tidak terkendali; 4) Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square tidak ada hubungan yang signifikan antara Indeks Glikemik menu makanan rumah sakit dan pengendalian kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus rawat inap di RSUP Sanglah Denpasar ( p > 0.05). Hal yang dapat disarankan adalah : diperlukan adanya peningkatan pengetahuan tenaga rumah sakit tentang Indeks Glikemik sehingga bisa menyusun menu dengan Indeks Glikemik rendah, adanya monitoring dan evaluasi secara rutin tehadap distribusi dan penyajian makanan rumah sakit agar pasien bisa mengkonsumsi makanan tepat waktu sesuai dengan standar yang berlaku dan Ahli Gizi ruangan sebaiknya meningkatkan frekuensi pemberian konsultasi kepada pasien yang dirawat inap, sehingga dapat menjalakan diet dengan baik. Daftar Pustaka 1. FKUI. 2006. Hidup Sehat Dengan Diabetes. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2. Indonesia, Depkes RI. 2003. Penderita Kencing Manis Indonesia. Serial online. Tersedia dalam Http://depkes.co.id 3. WHO,2003. Facts Related to Chronic Disease. Non Communicable Disease. Series online. Available from Http:// www.who.int 4. Tjokroprawiro,Askandar. 2001. Hidup Sehat Dan Bahagia Bersama Diabetes.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. 5. RSUP Sanglah Denpasar. ( 2008). Laporan tahunan RSUP Sanglah Denpasar. Denpasar : RSUP Sanglah 6. Soewondo,Prada. 2006. Hidup Sehat Dengan Diabetes. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 7. Badawi, Hasan. 2009. Melawan Dan Mencegah Diabetes. Yogyakarta :Araska. 8. Rimbawan, Albiner. 2004. Indeks Glikemik Pangan. Jakarta. Utama. 9. Sastroasmoro,Sudigdo, Sofyan Ismael. 1995. Dasar- Dasar Metodologi penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Akasara 10. American Diabetes Association ( ADA) (, 2005..The Genetic Of Diabetes. Series online available from : Http:// www.diabetes. org. 11. Wiardani, NK, Hamam Hadi dan Hemmy H. 2007 Pola makan dan Obesitas sebagai factor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vo.4(1).p 1-10. Yogyakarta : PS Gizi dan kesehatan UGM. 12. Tandra, Hans. 2008. Diabetes. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 50