BAB I PENDAHULUAN. jawab untuk kepentingan masa depan (Badrudin, 2014:2) tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa UUD 1945

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara siswa dan guru dalam konteks persekolahan (Abdul Majid,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu

BAB I PENDAHULUAN. proses tranformasi adalah anak didik yang sedang tumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali, timbulnya sikap kebarat-baratan, munculnya sikap

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field work

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

STANDAR KEMAHASISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

Oleh : Sri Handayani NIM K

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang:

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya pendidikan Islam itu setidak-tidaknya menyangkut peserta

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB III METODE PENELITIAN. gunakan ialah pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan terus menjadi perhatian pemerintah melalui pengkajian sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (Studi Situs Di SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak) TESIS

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. secara Nasional di setiap satuan pendidikan, diarahkan pada upaya

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh maju mundurya pendidikan di suatu Negara tersebut. Bangsa Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terselesaikannya suatu penelitian. Adapun penelitian ini meliputi:

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 3 METODE PENELITIAN. filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan dan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara lebih efektif dan efisien. Melalui pendidikan diharapkan lahir generasi muda yang berkualitas, memiliki wawasan yang luas, berkepribadian dan bertanggung jawab untuk kepentingan masa depan (Badrudin, 2014:2). Dalam Undang undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa UUD 1945 mengamanatkan pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan ketentuan dari undang undang tersebut maka pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan dan menyediakan Pendidikan dasar secara merata dan berkualitas. Dalam upaya peningkatan mutu Pendidikan secara nasional disetiap satuan Pendidikan, diarahkan pada upaya terselenggaranya layanan Pendidikan kepada masyarakat yang salah 1

2 satunya adalah penerimaan peserta didik baru. Penerimaan peserta didik baru adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam sebuah lembaga pendidikan, yang tentunya dilakukan melalui proses penyeleksian yang telah ditentukan oleh pihak lembaga Pendidikan kepada calon peserta didik baru. Dengan persyaratan tertentu pengadaan siswa baru ini harus dilakukan secara terorganisasi dan terencana secara sistematis sedemikian rupa, sehingga perekrutan terhadap calon peserta didik baru memenuhi kriteria yang disiapkan oleh sebuah lembaga Pendidikan. Keberhasilan penyelenggara lembaga Pendidikan (madrasah) akan sangat bergantung pada manajemen komponen- komponen pendukung pelaksanaan kegiatan kurikulum, peserta didik, pembiayaan tenaga pelaksana, dan sarana-prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan, artinya bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan tersebut. Rekrutmen peserta didik pada hakikatnya proses pencarian, menentukan peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta didik di lembaga sekolah yang bersangkutan. Penerimaan peserta didik baru

3 merupakan salah satu kegiatan yang pertama di sekolah, baik ditingkat sekolah dasar maupun ditingkat perguruan tinggi. Untuk mensukseskan program rekrutmen ini, lembaga pendidikan biasanya membentuk tim kecil dan khusus untuk kegiatan rekrutmen peserta didik yang diberi nama Panitia Penerimaan Siswa Baru (PPSB). Panitia ini dibentuk oleh kepala sekolah dan komite sekolah dalam forum musyawarah sekolah. Panitia ini bertugas melaksanakan proses rekrutmen peserta didik sampai peserta didik diterima di sekolah. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses Rekrutmen Peserta Didik diantaranya adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru yang melibatkan semua unsur guru, pegawai TU (Tata Usaha) dan dewan sekolah/komite sekolah dan pembuatan memasang pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang jelas dan komprehensif tentang penerimaan siswa-siswi baru. Pengelolaan penerimanaan peserta didik baru ini hendaknya dilakukan sedemikian rupa, sehingga kegiatan pembelajaran sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru. Secara keseluruhan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan penerimaan

4 peserta didik baru meliputi masalah kepanitiaan, persyaratan calon peserta didik baru, pendaftaran, seleksi, dan pengumuman hasil seleksi. MAN 2 Cirebon berada di Desa Babakan Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon MAN 2 Cirebon. Madrasah ini terletak ditengahtengah 41 Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, sehingga sangat berpotensi sekali peminat siswa-siswi yang ingin masuk ke MAN 2 Cirebon. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 18 November 2017, diperoleh gambaran bahwa dalam pelaksanaan manajemen rekrutmen peserta didik di MAN 2 Cirebon itu ada dua Program yaitu Program Kelas Unggulan dan program Kelas Reguler, dalam setiap tahun untuk program kelas unggulan menerima 68 peserta didik atau dua kelas sedangkan untuk program kelas reguler menerima 400 peserta didik, dari setiap tahunya untuk program kelas unggulan sendiri jumlah pendaftar yaitu 250 peserta didik dan hanya menerima 68 peserta didik, sedangkan untuk program kelas reguler sendiri jumlah siswa- siswi yang mendaftar sekitar 950 peserta didik. Adapun yang saya teliti yaitu mengenai manajemen rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon. Bapak Agus Jamaludin menyatakan bahwa kegiatan penerimaan peserta didik baru dilakukan melalui tiga jalur, yaitu jalur prestasi, tahfidz dan jalur test.

5 Jalur pertama yaitu jalur prestasi yang mana pada jalur yang pertama hanya akan menyeleksi siswa- siswi yang memiliki prestasi rangking pertama dan kedua, jalur yang kedua yaitu jalur tahfidz yaitu peserta didik yang memiliki hafalan tahfidz atau Al qur an minimal tiga juz, dan yang ketiga melalui jalur test tulis dan wawancara, seperti hal nya masuk dalam program kelas reguler. (sumber : studi dokumentasi melalui bapak H. Agus Jamaludin wakil kepala kesiswaan pada tanggal 18 November 2017) Adapun Proses penerimaan peserta didik baru berasal dari berbagai daerah jawa dan luar pulau jawa di MAN 2 Cirebon proses rekrutmen peserta didik program kelas unggulan berlangsung dengan waktu satu bulan. Bapak agus menyatakan juga bahwa beberapa tahun terakhir jumlah pendaftar di MAN 2 Cirebon khususnya di Program kelas Unggulan, mengalami penurunan tingkat pendaftar yang ingin masuk di MAN 2 Cirebon dikarenakan kurangnya optimalisasi sistem pemasaran, seperti kurang menariknya brosur yang dimiliki MAN 2 Cirebon, dan terbatasnya dalam proses pemasaran. sehingga berkurangnya jumlah angka pendaftar di MAN 2 Cirebon ini. Dalam proses pemasaran MAN 2 Cirebon hanya mengandalkan dari Alumni, kerja sama hubungan antar lembaga, dan media online, itu pun dalam media online bersifat terbatas belum optimal dalam pemanfaatan media online. Melihat fenomena yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri 2 Cirebon, dirasakan perlu adanya upaya terhadap proses manajemen

6 rekrutmen peserta didik yang lebih baik terutama dalam perencanaan dan pelaksanaanya, karena dengan manajemen peserta didik yang baik maka keberlangsungan pendidikan di suatu lembaga akan berjalan dengan baik pula serta dapat mencapai sebuah tujuan yang diharapkan oleh Madrasah Aliyah Negeri 2 Cirebon. Dari identifikasi masalah tersebut, maka menarik untuk diteliti dengan memfokuskan penelitian ini pada masalah yang diangkat menjadi judul yaitu Manajemen Rekrutmen Peserta Didik Program Kelas Unggulan di MAN 2 Cirebon. B. Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimana Latar Alamiah MAN 2 Cirebon? 2. Bagaimana perencanaan rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon? 3. Bagaimana pengorganisasian rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon? 4. Bagaimana penggerakan rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon? 5. Bagaimana Pengawasan rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon? 6. Bagaimana faktor-faktor (pendukung dan penghambat) dalam manajemen rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon?

7 7. Bagaimana hasil rekrutmen peserta didik program kelas Unggulan di MAN 2 Cirebon? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui Latar Alamiah MAN 2 Cirebon. b. Untuk mengetahui perencanaan perencanaan rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon. c. Untuk mengetahui pengorganisasian rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon. d. Untuk mengetahui penggerakan (actuating) rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon. e. Untuk mengetahui Pengawasan rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon. f. Untuk mengetahui faktor-faktor (pendukung dan penghambat) dalam rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon. g. Untuk mengetahui hasil rekrutmen peserta didik program kelas Unggulan di MAN 2 Cirebon. D. Manfaat Hasil Penelitian a. Manfaat Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu gambaran yang dapat memberikan pemahaman pengetahuan perihal manajemen rekrutmen peserta didik program kelas unggulan yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan dalam proses manajemen rekrutmen

8 peserta didik. Sehingga sesuai yang diharapkan apa yang diharapkan oleh lembaga pendidikan. b. Manfaat secara praktis Hasil penelitian ini secara praktis dapat dijadikan bahan masukan bagi para praktisi lembaga pendidikan islam dalam melakukan usaha rekrutmen peserta didik program kelas unggulan sehingga mendorong tercapainya sebuah tujuan yang maksimal secara efektif dan efisien. E. Kerangka Pemikiran Dalam sistem pendidikan, peserta didik merupakan salah satu raw input yang akan mempengaruhi keluaran (output) dalam sistem pendidikan. Pendidikan yang berkualitas salah satunya ditentukan oleh masukan yang berkualitas. Manajemen peserta didik merupakan penggabungan dari kata manajemen dan peserta didik. Menurut Terry dalam bukunya (Jaja Jahari,2013: 37) manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan organisasional yang nyata. Peserta didik sendiri menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

9 Menurut Eka Prihatin (2011:13-14) ruang lingkup manajemen peserta didik mencakup: (1) perencanaan peserta didik, (2) penerimaan peserta didik,(3)pengelompokan peserta didik, (4) kehadiran peserta didik,(5) pembinaan disiplin peserta didik,(6) kenaikan kelas dan jurusan, (7) perpindahan peserta didik,(8) kelulusan dan alumni,(9) kegiatan ekstrakulikuler, (10) tata laksana manajemen pendidikan, (11) peranan kepala sekolah dalam manajemen peserta didik, (12) mengatur layanan peserta didik Menurut (Badrudin, 2014:31) Rekrutmen peserta didik pada hakikatnya proses pencarian, menentukan peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta didik di lembaga madrasah yang bersangkutan. Peserta didik merupakan orang- orang yang mengembangkan dan mencari ilmu di lembaga pendidikan yang diminatinya. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UUSPN, 2003). Peserta didik merupakan seseorang yang mendaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada segi aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan (Badrudin, 2013:20). Manajemen rekrutmen peserta didik baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama di madrasah, baik ditingkat sekolah dasar maupun

10 ditingkat menengah dan ditinggkat perguruan tinggi. Menurut (Badrudin, 2014:32). Adapun menurut Eka Prihatin ( 2014: 56) prosedur penerimaan peserta didik baru dalam proses rekrutmen: Pembentukan Panitia Penerimaan Pembuatan Pengumuman Peserta Didik Pendaftaran Peserta Didik Baru Seleksi Peserta Didik Baru Rapat Penentuan Peserta Didik Yang Pengumuman Peserta Didik Yang Diterima Pelaksanaan rekrutmen peserta didik ini tidak terlepas dari dua faktor. yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat baik yang sifatnya internal maupun eksternal. Kedua faktor tersebut harus selalu dievaluasi secara berkala untuk meningkatkan mutu pendidikan, sehingga hasil yang dicapainya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Keberhasilan dalam pelaksanaan manajemen rekrutmen peserta didik tersebut dapat terlihat dari sesuai tidaknya tujuan yang ada dalam konsep dan realita pelaksanaannya. Bila dalam pelaksanaannya justru jauh dari tujuan yang diharapkan, maka lembaga tersebut belum berhasil. Akan tetapi, apabila sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka pelaksanaan rekruitmen peserta

11 didik dapat dikatakan berhasil. Untuk mengetahui keberhasilan manajemen rekruitmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon maka dilaksanakanlah penelitian. Menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2011:8) penelitian kualitatif melakukan penelitian berlatar alamiah atau konteks dari suatu keutuhan (entity). Hal ini dilakukan, karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan- kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Menurut mereka hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi: (1) Tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk keperluan pemahaman. (2) Konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainya, yang berarti bahwa suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan dan. (3) Sebagian struktur nilai kontekstual bersifat dterminative terhadap apa yang akan dicari (Moleong, 2011:8) Atas dasar asumsi seperti itu, penelitian dengan pendekatan kualitatif ini akan mengkaji masalahnya dilandasi dengan kajian latar alamiah mengenai keberadaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Cirebon sebagai setting penelitian.

12 Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2013:13) Dalam penelitian ini, penulis menyesuaikan kajian pengertian peserta didik dengan objek penelitian pelaksanaan manajemen rekrutmen peserta didik program kelas unggulan pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Cirebon. Secara skematis kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Latar Alamiah MAN 2 Cirebon Konsep Manajemen Rekrutmen Peserta Didik 1. Perencanaan Rekrutmen Peserta Didik. 2. Pengorganisasian Rekrutmen Peserta Didik. 3. Penggerakan (Actuating) Rekrutmen Peserta Didik. 4. Pengawasan Rekrutmen Peserta Didik.

13 Faktor Penunjang Faktor Penghambat Hasil Yang Telah Dicapai Dari Menejemen Rekrutmen Peserta Didik F. Hasil Penelitian yang Relevan Untuk lebih memperdalam kajian mengenai manajemen rekrutmen peserta didik program kelas unggulan di MAN 2 Cirebon telah dikaji beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah 1. Skripsi Sarjana Manajemen Pendidikan Islam Karya N. Teni Niswah tahmida tahun 2014 dengan judul manajemen rekrutmen peserta didik di madrasah (penelitian di madrasah tsanawiyah Az- Zahra kota bandung). Skripsi ini memiliki keterkaitan dengan rencana penelitian yang akan

14 penulis lakukan, karena isi pembahasanya adalah mengenai manajemen rekrutmen peserta didik. 2. Skripsi Fitri Nugrahaeni tahun 2015 yang berjudul Manajemen Rekrutmen Peserta Didik Di Madrasah (penelitian di madrasah tsanawiyah AL- Falah cicalengka kabupaten bandung). Skripsi ini menjelaskan manajemen rekrutmen peserta didik yang sudah baik namun masih memiliki beberapa masalah dalam manajemenya. Dimulai dari perencanaan sampai pada tahap evaluasi, yang didukung oleh saranaprasarana yang memadai namun tidak maksimal dalam melakukan rekrutmen peserta didik baru. 3. Jurnal Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 6, November 2015, hlm. 828-835. Manajemen Kesiswaan yang berlangsung di SMA Negeri 2 Lubuklinggau oleh : Ria Sita Ariska. Pembahasan jurnal ini yaitu: 1) perencanaan manajemen kesiswaan, 2) mekanisme penerimaan peserta didik baru, 3) proses seleksi dan orientasi, 4) pembinaan siswa baru, 5) pembagian ruang kelas, 6) monitoring dan evaluasi manajemen kesiswaan. 4. Jurnal administrasi pendidikan Volume 2 Nomor 1, Juni 2014 Bahana Manajemen Pendidikan Jurnal Administrasi Pendidikan Halaman 529 831 oleh : Nurul Rahmi. Penelitian ini di lakukan di Sekolah Dasar Neger i Gugus II Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Pembahasan penelitian ini meliputi: 1) Analisis kebutuhan peserta didik, 2) Rekruitmen peserta didik, 3) Seleksi peserta didik, 4) Orientasi, 5) Penempatan

15 peserta didik, 6) Pembinaan dan pengembangan peserta didik, 7) Pencatatan dan pelaporan, 8) Kelulusan dan alumni. 5. Jurnal Pendidikan Khusus, Volume 5 No. 5, Januari 2015 Strategi Penerimaan Peserta Didik Baru di Sd Muhammadiyah Program Khusus Boyolali oleh Destyana Ratih Pramachintya. 3) Usaha yang dilakukan dalam: a) Melakukan persiapan sejak dini, b) Meningkatan promosi, c) Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, d) Membina komunikasi yang aktif dan diskusi dengan pihak yayasan, e) Peningkatan Mutu Sdm Dan Kualitas Sekolah. 6. Jurnal Manajemen Peserta Didik, Vol 4 No.3, Manajemen Peserta Didik Sekolah Dasar Harapan Nusantara Denpasar-Bali oleh : Retno Indah Rahayu pembahasan penelitian ini yaitu: Tujuan, Fungsi, dan, Prinsip Manajemen Peserta Didik, ruang lingkup manajemen peserta didik.