BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian sudah diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar (UUD) Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan melalui tiga asas yaitu desentralisasi, dekosentrasi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. untuk membiayai kegiatannya, maka pemerintah daerah juga menarik pajak

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah pemerintahan yang berdaulat

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. wajib tunduk pada aturan-aturan hukum yang menjamin dan melindungi hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

BAB I PENDAHULUAN menyatakan bahwa Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, bijih besi, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK AIR TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR dan BUPATI LUWU TIMUR MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 16

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 2 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2010 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia di dalam bumi ini. Salah satu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai segala kebutuhannya. Tidak terkecuali

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANGGARAI BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

QANUN KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WA TA ALA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

ANALISIS PERANAN DESENTRALISASI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yaitu mensejahterakan. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia terdiri dari daerah-daerah yang tersebar di

BAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

PEMERINTAH KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah dan dikelola oleh pemerintah. Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari wajib pajak yang berdasarkan peraturan perundangan mempunyai. kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PE DAHULUA. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Daerah memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan. Ketersediaan dana, menjadi salah satu factor yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak diartikan sebagai pungutan yang di lakukan oleh pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk pembiayaan pengeluaran umum pemerintah, yang balas jasanya tidak secara langsung diberikan kepada pembayarnya, Sedangkan pelaksanaannya dimana perlu dapat dipaksakan. Pajak menyumbang persentase yang besar dibandingkan dengan sektor pendapatan lain untuk keuangan negara. Dalam hal ini keberhasilan suatu negara untuk memungut pajak dari warga negaranya menjadi salah satu indikator baik tidaknya keuangan yang dimiliki oleh negara untuk melakukan kegiatan dan pembangunan. Pada saat ini dapat dilihat bahwa masih banyak yang belum melakukan pembayaran pajak sehingga pemerintah harus berperan aktif dalam pemungutan pajak melalui berbagai cara. 1 Dalam pelaksanaan pemungutan pajak di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu pada Pasal 23 Ayat 2 yang menyatakan: Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang. Selanjutnya dalam penjelesan Pasal 23 Ayat 2 dinyatakan bahwa segala tindakan yang menempatkan beban kepada rakyat seperti pajak dan lain-lainnya, harus ditetapkan dengan undang-undang yaitu dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. 2 1 Angger Sigit Pramukti dan Fuady Primaharsya, Pokok-Pokok Hukum Perpajakan, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2015, hlm.3-4 2 Marihot Pahala Siahaan, Hukum Pajak Elementer, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010, hlm.86

Pemungutan pajak diatur dengan undang-undang agar memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan pemungutan pajak dan adanya jaminan kejujuran dan integritas dari petugas serta jaminan bahwa pungutan tersebut akan dikembalikan lagi ke masyarakat. Kepala Daerah memiliki tugas dan wewenang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yaitu Kepala Daerah diberi kebebasan untuk mengurus rumah tangganya sendiri dalam bentuk pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam bentuk otonomi daerah. Pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, bertujuan untuk meningkatkan perkembangan pembangunan dan kemajuan daerah. Salah satunya adalah memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan menggali potensi pendanaan melalui sektor pajak dan retribusi sebagaimana dana pembangunan yang dikenal dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam Pasal 30 Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 30 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, kedudukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, urusan pemerintah bidang pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Indragiri Hilir melalui Sekretariat Daerah. Dinas Pendapatan mempunyai tugas melakukan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di Bidang Pendapatan serta dapat melaksanakan wewenang yang dilimpahkan oleh pemerintah kepada daerah

dalam rangka desentralisasi. Termasuk di dalamnya melakukan pemungutan pajak air tanah. Berdasarkan Pasal 1 Angka 33 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/pemanfaatan air tanah. Dalam Pasal 67 Ayat (1) disebutkan juga bahwa objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Pengertian air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Pengecualian dari objek air tanah adalah sebagai berikut : a. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat, serta peribadatan. b. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah. 3 Pajak air tanah merupakan sumber pendapatan asli daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui peraturan perundang-undangan di bidang pajak daerah kepada pemerintah daerah, pajak air tanah adalah wujud desentralisasi fisikal yang diberikan untuk pemerintah kabupaten/kota melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan menganut sistem close-list. Pajak air tanah sebelumnya di atur melalui Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, jenis pajak air tanah menjadi otoritas pemerintah provinsi dalam hal pemungutan pajak daerah dengan nama 3 Ida Zuraida, Teknik Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm.68

pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, yang kemudian didistribusikan dengan membagi dua kewenangan pemungutan pajak daerah, yaitu pemungutan pajak air permukaan dipungut oleh pemerintah provinsi, dan pajak air tanah dipungut oleh pemerintah kabupaten/kota berdasarkan ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. 4 Di Kabupaten Indragiri Hilir, pemungutan pajak air tanah didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 21 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah dan Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 24 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksana Pemungutan Pajak Air Tanah. Pada Pasal 1 Angka 12 Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2010 dinyatakan bahwa Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan, meliputi membayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. Dalam Pasal 1 Angka 16 Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2010 disebutkan bahwa Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya. Sebagaimana pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di Kabupaten Indragiri Hilir oleh Dinas Pendapatan Daerah, yang dasar pengenaan pajak air tanah dihitung dengan mengalikan volume air dengan harga dasar air, dan tarif pajak air tanah ditetapkan sebesar 20% (dua puluh persen) dari nilai perolehan air tanah. Pemungutan pajak air tanah ini bertujuan untuk : 5 4 Http://Jdih.slemankab.go.id diakses pada tanggal 4 desember 2015

a. Secara tidak langsung meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengendalian pemanfaatan air tanah sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. b. Meningkatkan sumber-sumber daya pembiayaan bagi terselenggaranya Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir sesuai dengan prinsip good governance and clean governance. Salah satu komponen pajak yang berpengaruh di Kabupaten Indragiri Hilir adalah pajak air tanah. Pajak ini lebih banyak dikenakan kepada perusahaan/badan-badan lain yang menggunakan, mengambil dan memanfaatkan air tanah sebagai fasilitas pendukung berjalannya perusahaan. Adapun Jenis usaha yang dikenakan pajak air tanah di Kabupaten Indragiri Hilir antara lain yang memiliki potensi penerimaan yang bersumber dari pajak air tanah yang terbesar yakni yang bergerak di bidang usaha minyak kelapa, yang bergerak di bidang usaha hutan tanaman industri, yang bergerak di bidang usaha industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati dan hewani, yang bergerak dibidang usaha depot air minum dan yang bergerak dibidang usaha pabrik kelapa sawit. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, jumlah wajib pajak air tanah yang terdaftar berdasarkan verifikasi tahun 2015 adalah sejumlah 17 wajib pajak air tanah. Dalam Pemungutan Pajak Air Tanah di Kabupaten Indragiri Hilir kenyataannya dilapangan masih ada wajib pajak yang lalai dalam pembayaran pajak air tanah, demikian juga halnya dengan waktu pembayaran sebagaimana yang telah ditentukan dalam perda, tetapi ada juga yang melewati waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu tidak jarang terjadi bahwa wajib pajak tersebut lalai

melakukan pembayaran atau tidak membayar sama sekali kewajibannya dengan berbagai alasan dan penolakan. 6 Di dalam pemungutan pajak ini, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir tidak memungkiri masih banyak terdapat kelemahan dalam sistem administrasi, misalnya dalam validitas dan pemuktakhiran data wajib pajak yang berpengaruh pada pengumpulan hasil pajak. Sehubungan dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah tersebut dalam rangka untuk melakukan pemungutan terhadap pajak air tanah, tentunya perlu dilihat lebih jauh pelaksanaannya di lapangan, karena pajak air tanah termasuk jenis pajak yang dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah (Official Assesment), ditetapkan dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah yang dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak. Konsekuensinya, Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah yang bertugas mengelola pendapatan daerah harus aktif dan pro aktif melakukan pendataan dan pendaftaran obyek dan subyek pajak air tanah, dan juga melakukan koordinasi yang intensif dengan instansi terkait karena mengingat penerimaan dari sektor pajak air tanah ini masih belum optimal dan belum mencapai target yang diharapkan jika dibandingkan dengan maraknya pelaku usaha yang mengambil dan memanfaatkan air tanah untuk keperluan komersil. 6 Wawancara dengan Bapak H. Amrani, Kabid Pendataan Bidang Pajak di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Pada Hari Selasa Tanggal 30 Mei 2016

Bahwa dalam rangka pelaksanaannya telah diterbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Pajak Air Tanah dan Peraturan Bupati Indragiri Hilir Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksana Pemungutan Pajak Air Tanah. Alasan penulis mangambil konsentrasi terhadap Pajak Air Tanah ini dikarenakan penulis ingin melihat lebih jauh lagi terhadap Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir karena masih banyak permasalahan dan pelanggaran dalam pemungutan pajak air tanah ini serta masih ada jenis usaha lain yang menggunakan air tanah untuk mendukung kegiatan usahanya yang belum dilakukan pendataan oleh pihak Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Maka harus ada sosialisasi khusus terlebih dahulu kepada masyarakat tentang pajak air tanah ini berguna menambah Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis tertarik membahas permasalahan mengenai PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH OLEH DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir 2. Apa yang Menjadi Kendala Pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir serta Upaya Penyelesaiannya

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin penulis capai dalam penulisan skripsi ini antara lain : 1. Untuk Mengetahui Pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir 2. Untuk Mengetahui Kendala Pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragri Hilir serta Upaya Penyelesaiannya D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dapat di peroleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah ilmu pengetahuan, memperluas cakrawala berfikir penulis serta melatih kemampuan dalam melakukan penelitan hukum dan menuangkan dalam bentuk tulisan. b. Untuk memperkaya khasanah ilmu hukum, khususnya hukum adminstrasi negara serta dapat menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan dapat berlatih dalam melakukan penelitian yang baik. c. Penelitian khususnya juga bermanfaat bagi penulis yaitu dalam rangka menganalisa dan menjawab keingintahuan penulis terhadap perumusan masalah dalam penelitian. d. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang ingin mendalami masalah ini lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis Diharapkan Dapat dijadikan bahan referensi oleh pembaca baik dosen, mahasiswa, dan atau masyarakat umum sebagai tambahan literatur terutama literatur dalam aspek perpajakan khususnya mengenai pajak air tanah. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dari hasilnya dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta seluruh pihak-pihak terkait dalam hal ini baik masyarakat, pemerintah dan para penegak hukum, khususnya bagi pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang dikaji. E. Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian dan metode pendekatan masalah a. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif yaitu bersifat menggambarkan tentang Pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir. b. Metode pendekatan masalah Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yuridis sosiologis atau empiris yaitu, penelitian terhadap data primer/data sekunder yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari sumber perilaku masyarakat. 7 7 Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 2007, hlm.12

2. Jenis dan Sumber data a) Jenis Data Di dalam melakukan penelitian ini, jenis data yang diperlukan adalah : 1. Data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari wawancara penelitian yang berhubungan dengan penelitan penulis mengenai Pemungutan Pajak Air Tanah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir dan Wajib Pajak Air Tanah Kabupaten Indragiri Hilir. 2. Data sekunder yaitu mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan sumber daya yang diperoleh dengan mengumpulkan bahan-bahan dari perpustakaan. Data sekunder ini terdiri dari : a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer ini pada dasarnya berkaitan dengan bahan-bahan pokok penelitian dan biasanya berbentuk himpunan peraturan perundang-undangan, seperti : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

4. Perturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak 5. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Pajak Air Tanah 6. Peraturan Bupati Indragiri Hilir Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksana Pemungutan Pajak Air Tanah b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa, memahami dan menjelsakan bahan hukum primer antara lain : 1. Berbagai literatur 2. Hasil-hasil penulisan 3. Teori-teori dan pendapat para ahli hukum 4. Berbagai media yang dijadikan data dan memberikan referensi terhadap penulisan ini seperti : internet, perpustakaan dan lain-lain. c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan informasi dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum.

b) Adapun sumber data dalam penelitian ini: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan merupakan kajian penelitian yang diperoleh langsung dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir. 2. Penelitian kepustakaan (Library Research) merupakan penelitian yang dilakukan terhadap buku-buku karya ilmiah, undang-undang dan peraturan-peraturan terkait lainnya, Bahan penelitian kepustakaan ini diperoleh dari penulis dari : a. Perpusatakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas b. Perpustakaan Pusat Universitas Andalas c. Buku-buku serta bahan kuliah yang penulis miliki c) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara, adalah metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan dengan pihak-pihak terkait. Dalam penulisan kali ini, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur yaitu suatu wawancara yang disertai dengan suatu daftar pertanyaan yang disusun sebelumnya dan pertanyaannya yang disusun sebelumnya dan pertanyaannya dapat berkembang dengan jalannya wawancara. Adapun Pihak-Pihak yang di wawancarai :

a. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir dan b. Wajib Pajak Air Tanah Dalam menentukan pihak-pihak yang akan diwawancarai digunakan teknik penentuan sampel yakni purposive sampling, sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan/penelitian subyektif dari penelitian, jadi dalam hal ini penelitian menentukan sendiri responden mana yang dianggap dapat mewakili populasi. 8 2. Studi dokumen, dilakukan dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku-buku atau literatur dan artikel maupun dokumen-dokumen yang dapat mendukung permasalahan yang dibahas. d) Pengolahan dan analisis data 1. Pengolahan data Pengolahan data adalah kegiatan merapikan hasil pengumpulan data di lapangan sehingga siap untuk di analisis. Data yang di peroleh setelah penelitian diolah melalui proses editing yaitu meneliti dan mengkaji kembali terhadap catatan-catatan, berkas-berkas, serta informasi yang dikumpulkan oleh peneliti untuk mutu data yg dianalisis. 2. Analisis data Data-data yang telah diolah sebelumnya dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari permasalahan yang ada. Dalam hal ini akan dianalisis secara kualitatif yaitu 8 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm.91

yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan, teori ahli termasuk termasuk pengetahuan yang didapatkan kemudian diuraikan dengan kalimat-kalimat.