PENYELIDIKAN GEOTEKNIK DI JEMBATAN S. CIMADUR BAYAH BANTEN. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Borobudur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

BAB III DATA PERENCANAAN

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang berdasarkan pada metode baji (wedge method), dan kalkulasi dari program

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST


BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope

KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

BAB 1 PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR. Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 2 : Bab 13 hal Erlangga

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana cara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

Rekayasa Pondasi. Achmad Muchtar.,ST.,MT UnNar

Jurnal Rekayasa Tenik Sipil Universitas Madura Vol. 1 No.2 Desember 2016 ISSN

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES

TINJAUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA TANAH BERLAPIS BERDASARKAN HASIL UJI PENETRASI STANDAR (SPT)

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

BAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH

BAB III LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

ABSTRACT. Kekurangan uji sondir :

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

PEMETAAN KONSISTENSI TANAH BERDASARKAN NILAI SONDIR DI KOTA PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

PENGARUH BENTUK DASAR MODEL PONDASI DANGKAL TERHADAP KAPASITAS DUKUNGNYA PADA TANAH PASIR DENGAN DERAJAT KEPADATAN TERTENTU (STUDI LABORATORIUM)

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB III LANDASAN TEORI

4.2 ANALISA TOPOGRAFI

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL BERDASARKAN DATA LABORATORIUM

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

KORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

BAB I PENDAHULUAN. pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasmya. Peran tanah

BAB I PENDAHULUAN. pembersihan lahan dan pengupasan overburden. Tujuan utama dari kegiatan

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mendesain bangunan geoteknik salah satunya konstruksi Basement, diperlukan

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

PERBAIKAN TANAH DASAR AKIBAT TIMBUNAN PADA JALAN AKSES JEMBATAN TAYAN

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

UNCONFINED COMPRESSION TEST (UCT) ASTM D

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)

MODEL KORELASI ANTARA INDEKS KOMPRESI, CC, DENGAN INDEKS BATAS CAIR, LL, UNTUK TANAH LEMPUNG DI SURABAYA

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 :

PENGGUNAAN BAMBU PETUNG SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KONSTRUKSI DINDING PENAHAN GALIAN PADA KONDISI TANAH NON KOHESIF

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEDALAMAN GEOTEKSTIL TERHADAP KAPASITAS DUKUNG MODEL PONDASI TELAPAK BUJURSANGKAR DI ATAS TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF (Dr) = ± 23%

Transkripsi:

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK DI JEMBATAN S. CIMADUR BAYAH BANTEN Edi Barnas 1, Maryanto 1,Supriyanto 1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Borobudur ABSTRAK Penyelidikan geoteknik untuk mengetahui daya dukung tanah dilakukan di sungai cimadur Banten, dalam rencana menentukan jenis pondasi. Metoda penyelidikan dengan 3 titik bor dalam, 3 titik sondir, serta uji laboratorium mekanika tanah, sehingga diketahui karakteristik tanahnya. Hasil analisanya bahwa Lapisan tanah hingga kedalaman 30 m, dominan berjenis pasir.lapisan Pasir dengan 30 <N SPT < 60, dengan Faktor Safety = 3,konsistensi agak keras s/d keras & padat, pada kedalaman > 12 m, baik sebagai end bearing atau landasan pondasi dalam. Maka Pondasi yang disarankan adalah Tiang Pancang dengan pertimbangan : Dasar pondasi (end bearing) pada kedalaman > 12 m ( pondasi dalam ), berada pada lapisan tanah jenis pasir dengan konsistensi sedang s/d keras & padat dengan 30 <N SPT < 60. Memiliki daya dukung untuk beban berat sejenis jembatan dan mampu merespon gaya horizontal dan vertikalnya. Pelaksanaannya efisien pada lapisan tanah berpasir dan berair. Kata kunci : Geoteknik, Jembatan S. Cimadur 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jembatan merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen pokok dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. Perancangan jembatan bergantung kepada lokasi dan juga jenis muatan yang akan ditanggungnya. Dalam tulisan ini akan dibahas salah satu bagian perencanaan jembatan yaitu mengetahui daya dukung tanah di lokasi jembatan. Penyelidikan daya dukung ini dilakukan di sungai cimadur Banten. 1.2 TUJUAN Mengetahui klasifikasi dan karakteristik mekanik tanah dan menghitung daya dukungnya (Bearing Capacity ) untuk menentukan jenis pondasi. Prosedur tersebut berdasar data N SPT, Klasifikasi jenis lapisan tanah, Tekanan Qonus (Qc) Sondir dan Data Pemeriksaaan Laboratorium serta pendekatan faktor keamanan. 1 Dosen Fakultas Teknik Universitas Borobudur, Jakarta 56

2. METODA PENYELIDIKAN Penyelidikan mencakup Kegiatan Lapangan dan Kegiatan Laboratorium A. Kegiatan Lapangan terdiri : 1. Bor Dalam ( Bor Mesin ) 2. SPT (Standard Penetrasi Test ) 3. Pengambilan Sampel Undisturbed (UDS ) 4. Sondir ( Dutch Cone Penetrometer ) B. Kegiatan Laboratorium Kegiatan Laboratorium ini melakukan Pengujian contoh tanah, terdiri dari : pengujian sifat indek dan engineering properties dengan metoda pengujian didasarkan atas Standard American Society of Testing and Materials (ASTM) atau American Association of Sate Highway and Transportation Officials (AASHTO). a. Indek Properties, meliputi : Ukuran Butir (Particle Size Analysis, Batas-batas Aterberg (Atterberg Limits Test), Berat isi (Unit Weight), Kadar Air (Natural Water Content), Berat Jenis (Spesific Gravity), dan Kadar Pori (e) serta Derajat kejenuhan (S r ), b. Engineering Properties, meliputi : Tekanan Bebas (Unconfined Compression Test), Triaxial Test UU (Triaxial Compression Test), dan pengujian Consolidasi (Consolidation Test). 3. PROSEDUR MENGHITUNG DAYA DUKUNG Menggunakan data karakteristik tanah yaitu NSPT, Klasifikasi jenis lapisan tanah, Tekanan Qonus (Qc) Sondir serta Data indeks/physical dan mechanical properties serta pendekatan faktor keamanan. Informasi karakteristik tanah diharapkan menggambarkan karakter tanah sedalam lubang bor penyelidikan. Dalam hal terbatasnya nilai karakteristik tanah, maka dapat diperoleh dengan pendekatan konversi dari nilai kepadatan tanah atau konsistensi dan klasifikasi jenis tanahnya, dari literatur. 3.1 Daya Dukung Ijin Pondasi Dalam Daya dukung tiang pada tanah pondasi umumnya diperoleh dari jumlah daya dukung terpusat tiang dan tahanan geser pada dinding tiang seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini dan besarnya daya dukung yang diijinkan Ra diperoleh dari persamaan sebagai berikut : Ra = 1/n Ru = 1/n (Rp + Rf )...(1) n : faktor keamanan Ru : daya dukung batas pada tanah pondasi (ton) Rp : daya dukung terpusat tiang (ton) Rf : Gaya geser dinding tiang (ton) 57

Secara praktis perkiraan ini berdasarkan rumus yang diajukan oleh Terzaghi ataupun Maeyerhof : Gaya Luar P Tumpuan Ru = q d A + U. (li.fi )... (2) q d : Daya dukung terpusat tiang (ton) A : Luas Ujung Tiang (m 2 ) U : Keliling Tiang ( m ) li : Tebal lapisan tanah dengan memperhitungkan geseran dinding tiang fi : Besarnya Gaya geser maksimum dari lapisan tanah dengan memperhitungkan geseran dinding tiang ( ton/m 2 ) Gaya Geser Dinding (Rf ) Lapisan Antara Lapisan Pendukung Daya Dukung Ujung ( Rp ) Gambar 1 : Gaya yang bekerja di Tiang Pondasi Tahap Perhitungan Penentuan Daya Dukung Tiang mengacu nilai N a. Menentukan Panjang ekivalen dari penetrasi tiang...(3) Dimana : Harga N rata-rata untuk perencanaan tanah pondasi pada ujung tiang N 1 : Harga N pada ujung tiang : Harga rata-rata N pada jarak 4D dari ujung tiang b. Daya Dukung pada ujung Tiang ( Rp ) Perkiraan satuan ( unit ) daya dukung terpusat q d diperoleh dari hubungan antara : L/D dan q d /N....(4) L : panjang ekivalen penetrasi pada lapisan pendukung. D : diameter tiang, N : Harga N rata-rata untuk perencanaan tanah pondasi pada ujung tiang Rp = q d A c. Gaya geser maksimum dinding Tiang ( Rf ) Rf = U. (li.fi )...(5) Jenis tanah pondasi fi Tiang Pracetak Pasir N/5 ( 10 ) Kohesif (Lempung,Lanau ) N ( 10 ) 58

Gaya Geser pada keliling permukaan tiang, digolongkan menurut lapisan tanah Kedalaman Ketebalan Jenis Harga Ratarata fi li x fi (t/m) (m) lapisan li (m) Tanah N (t/m 2 ) (1) (2) (3) (4) (5) (6)=(2)*(5) lifi d. Daya Dukung Ultimate Ru = q d A + U. (li.fi )...(6) e. Daya Dukung Yang Diijinkan Ra = Ru/n... (7) 3. 2 Daya Dukung Ijin Pondasi Dangkal 3.2.1. Persamaan berdasarkan teori Terzaghi dengan parameter data Laboratorium : q all = Cu Nc (1 + 0,3 B/L) + D Nq + 0,5 B N (1-0,2 B/L)...(8) Dimana : q all = daya dukung ijin ( kg/cm 2 ) = Berat Isi Tanah Efektif ( kg/cm 3 ) D = Kedalaman Lapisan Tanah ( cm ) B = lebar pondasi, L = panjang pondasi ( Rectangular B/L = 1 ) Cu = Kohesi Undrained pd lap tanah di dasar pondasi(cu = qc/25 ) ( kg/cm 2 ) qc = Tahanan qonus ( kg/cm 2 ) 3.2.2 Persamaan berdasarkan teori Meyerhof (1956 ), daya dukung dijinkan berkaitan dengan nilai SPT, sebagai berikut : qa = 1,22 N ; untuk B 1,2 m qa = 0,54 N ( 1 + 0,3/B ) 2 ; untuk B > 1,2 m 3.3. Hubungan Konsistensi Nilai N dengan parameter Jenis Lempung dan Pasir Hubungan Tabel Konsistensi 1 : Hubungan, tegangan, Tegangan geser Geser unconfined Unconfined dan dan Nilai Nilai N dari N dari Lempung ( Terzaghi ) Lempung ( Terzaghi ) Konsintensi Sangat Lunak Sedang Keras Lunak Sangat Keras Padat N ( SPT ) < 2 2 4 4 8 8 15 15 30 > 30 qu ( kg/cm 2 ) < 0,25 0,25 0,5 0,5 1,0 1,0 2,0 2,0 4,0 > 4 59

Tabel 2 : Hubungan Konsistensi, Nilai N, Daya Dukung Ijin untuk Tanah Lempung ( Terzaghi & Peck 1948 ) Daya Dukung diijinkan (Kg/cm 2 ) Konsintensi N ( SPT ) Pondasi Pondasi Bujursangkar Persegipanjang HSangat Lunak 0 2 0,00 0,30 0,00 0,22 u b u n g a Lunak Sedang Kaku 2 4 4 8 8 15 0,30 0,60 0,60 1,20 1,20 2,40 0,22 0,45 0,45 0.90 0,90 1,80 n Sangat Kaku 15 30 2,40 4,80 1,80 3,60 K e p Keras 30 4,80 3,60 adatan Relatif, Sudut Geser Dalam dan Nilai N dari Pasir ( Peck, Maeyerhoff) Hubungan Kepadatan Relatif, Sudut Geser Dalam dan Nilai N Tabel 3 :Hubungan Konsistensi dari Pasir, Nilai ( Peck, N, Daya Maeyerhof Dukung Ijin ) untuk Tanah Lempung ( Terzaghi & Peck 1948 ) Sudut Geser Dalam Nilai N Kepadatan Relatif Menurut Menurut Peck Mayerhof 2 4 Sangat Lepas 0,0 0,2 < 28,5 < 30 4 10 Lepas 0,2 0,4 28,5 30 30 35 10 30 Sedang 0,4 0,6 30 36 35 40 30 50 Padat 0,6 0,8 36 41 40 45 60 > 50 Sangat Padat 0,8 1,0 > 41 > 45

Tabel 4 : Faktor Gesekan Permukaan (fs ) (Terzaghi 1943 ) 3.4 Penafsiran Konsistensi Tanah Hasil Penyondiran Hasil sondir dinyatakan dalam tabel & grafik sondir yang memperlihatkan hubungan kedalaman sondir terhadap tekanan konus, jumlah hambatan lekat/total friction, hambatan setempat /local friction dan friction ratio.(data terlampir). Nilai perlawanan konus hasil uji penetrasi sondir pada lapisan tanah/batuan dapat dihubungkan secara empiris dengan kekuatannya (konsistensi). Pada tanah berbutir halus (lempung, lanau), dapat ditentukan tingkat kekerasan relatifnya (konsistensi). Sedangkan pada tanah berbutir kasar (pasir-gravel) dapat ditentukan tingkat kepadatan relatifnya. Tabel 5 : Konsistensi Tanah Lempung berdasarkan Hasil Sondir (Terzaghi & Peck 1948) Konsistensi Conus Resistance (Qc) Kg/cm2 Friction Ratio (FR) Hambatan Lekat/ Qc % Sangat Lunak (Very Soft) < 5 3.5 Faktor Gesekan Permukaan ( fs ) Lunak (Soft) ( Terzaghi, 51943) 10 3.5 Teguh ( Firm ) 10 35 4.0 Kaku ( Stiff ) Jenis Tanah 30 60 fs (kg/cm2) 4.0 Sangat Kaku Lanau ( Very & Lempung Stiff ) Lunak 60 120 0,07 0,30 6.0 Lempung Sangat Kaku 0,49 1,95 Keras (Hard) > 120 6.0 Pasir tidak padat 0,12 0,37 Pasir Konsistensi padat Tanah Lempung berdasarkan 0,34 0,68 hasil sondir Tabel Kerikil padat 0,49 0,98 (Terzaghi & Peck 1948) 6 : Konsistensi Conus Resistance (Qc) Kg/cm2 Friction Ratio (FR) 61 Hambatan Lekat/ Qc % Sangat Lepas ( Very Loose ) < 20 2.0 Lepas (Loose) 20 40 2.0

Teguh ( Firm ) 10 35 4.0 Kaku ( Stiff ) 30 60 4.0 Sangat Kaku ( Very Stiff ) 60 120 6.0 Keras (Hard) > 120 6.0 Konsistensi Tanah Lempung berdasarkan hasil sondir (Terzaghi & Peck 1948) Konsistensi Tanah Pasir berdasarkan Hasil Sondir (Terzaghi & Peck 1948) Konsistensi Conus Resistance (Qc) Kg/cm2 Friction Ratio (FR) Hambatan Lekat/ Qc % Sangat Lepas ( Very Loose ) < 20 2.0 Lepas (Loose) 20 40 2.0 Setengah Lepas (Medium) 40 120 2.0 Padat (Dense) 120 200 4.0 Sangat Padat ( Very Dense) > 200 4.0 Konsistensi Tanah Pasir berdasarkan hasil sondir Untuk memprediksi jenis lapisan (Terzaghi tanah & Peck dari 1948) hasil sondir, yaitu dengan membandingkan hambatan lekat (friksi ) terhadap tekanan qonus (friction ratio). Selanjutnya masukkan nilai friction ratio ( sumbu mendatar ) dan nilai tekanan qonus ( sumbu tegak ) kemudian perhatikan garis lengkung pada diagram sebagai pembatas jenis tanah. Diagram tersebut seperti berikut : Tabel 7 : Prediksi Lapisan Tanah Pada Penelitian Sondir menurut Roberston & Campanela ( 1983) 400 Qu ( Kg/cm 2 ) 200 100 80 60 40 20 SANDS SILTY SANDS SILTY SANDS AND SILT CLAYEY SILTS AND SILTY CLAY CLAY SANDS : PASIR SILT : LANAU CLAY : LEMPUNG 10 8 6 4 PEAT PEAT : HUMUS 2 1 0 1 2 3 4 5 6 Friction Ratio= Local Friction/Qonus ( % ) Prediksi Lapisan Tanah Pada Penelitian Sondir Menurut Roberston Dan Campanela (1983) 62

4. HASIL 4.1 HASIL PENYELIDIKAN LAPANGAN 4.1.1 Hasil Pemboran Kegiatan pemboran di area proyek sejumlah 3 titik, kedalaman di BH-1 : ± 30.00 m, BH-2 : ± 30.00 m dan BH-3 : ± 30.00 m. Hasil pemboran disajikan dalam Formulir Bor Log, yang berisi antara lain Kedalaman (terhadap MTS- Muka Tanah Setempat), N SPT, Deskripsi (Konsistensi, Jenis Tanah/Batuan, warna, Jenis tanah ). Bor Log terlampir, secara umum jenis tanah di BH-1, BH- 2 dan BH-3 seperti tabel berikut : Tabel 8 : Jenis Tanah S.Cimadur Bayah Banten berdasar Hasil Pemboran 4.1.2. Hasil Penyondiran 63

Hasil penyondiran 3 titik di lokasi proyek digambar kan oleh grafik antara Kedalaman vs Tekanan Qonus (Kg/Cm 2 ) serta Kedalaman vs Hambatan Lekat Lapisan Tanah. Secara umum jenis lapisan tanah, mengikuti kondisi topografi dan geologi setempat, demikian pula nilai tahan qonusnya. Daya dukung tanah, ditunjukan oleh nilai qonus dari 0 s/d 250 kg/cm 2, yaitu semakin besar nilai Qonus, maka semakin tinggi daya dukungnya. Definisi Lapisan tanah keras, menurut pendapat Terzaghi, yaitu apabila nilai tekanan qonus, menunjukkan Q > 50 kg/cm², menunjukan bahwa lapisan tanah cukup keras, jika Q 150 kg/cm² menunjukkan tanah keras, dan Q 250 kg/cm² menunjukkan tanah keras & padat. Hasil penyondiran (data & kurva sondir terlampir ), ditabelkan sebagai berikut : Tabel Tabel 4.2 Hasil 4.2 Hasil Penyondiran Penyondiran S.Cimadur Bayah Banten Tabel 9 : Hasil S.Cimadur Penyondiran Bayah Banten S.Cimadur Bayah Banten No Kedalaman Kedalaman (m) (m) NoTitik Sondir Titik Sondir thd MTS thd (Muka MTS (Muka Tanah Tanah Setempat Setempat ) ) Q>50 Q>50 kg/cm kg/cm 2 Q 150 2 Q 150 kg/cm kg/cm 2 Q 250 2 Q 250 kg/cm kg/cm 2 2 1 1 S 1 S 1 7.00 7.00 8.00 8.00 9.00 9.00 2 2 S 2 S 2 5.50 5.50 7.50 7.50 8.50 8.50 3 3 S 3 S 3 10.00 10.00 10.75 10.75 11.00 11.00 4.2 HASIL PENGUJIAN TANAH DI LABORATORIUM Hasil pengujian ini, terdiri dari : Pengujian index dan engineering properties terhadap 3 sampel, dari pemboran. (Tabel Hasil Uji Laboratorium,terlampir ). Dari 3 sampel tanah, terdiri dari 3 UDS ( Undisturb Sample ), diperoleh klasifikasi TABEL tanah TABEL 4.3 menurut KLASIFIKASI 4.3 KLASIFIKASI Unified Standard TANAH TANAH Classification System (USCS), adalah seperti tabel berikut : S.CIMADUR S.CIMADUR Tabel 10 : Klasifikasi KEC. BAYAH, Jenis Tanah KAB.LEBAK S.Cimadur - BANTEN berdasar Uji Laboratorium KEC. BAYAH, KAB.LEBAK - BANTEN DEPTH BOR NO. DEPTH Klasifikasi Klasifikasi BOR NO. Jenis Tanah meter meter Tanah Tanah Jenis Tanah Pasiran ( Non BH. 1 2.50-3.00 NP Pasiran ( Non BH. 1 2.50-3.00 NP Plastic) Plastic) Pasiran ( Non BH. 2 3.50-4.00 NP Pasiran ( Non BH. 2 3.50-4.00 NP Plastic) Plastic) Inorganic Inorganic Silt Silt BH. 3 BH. 11.25 3-11.65 11.25-11.65 ML ML of Low Medium of Low Medium Compresibility Compresibility - NP : Non Plastic, Pasiran. - ML : Jenis Lanau anorganik, menyusut akibat tekanan (Inorganic Silt of Low Medium Compresibility) 64

65

Tabel 11 : Hasil Uji Laboratprium Mekanika Tanah TABEL 4.4 HASIL UJI LABORATORIUM HASIL UJI LABORATORIUM PROYEK : SOIL INVESTIGATION JEMBATAN CIMADUR LOKASI : S.CIMADUR KEC. BAYAH, KAB.LEBAK - BANTEN BOR NO. DEPTH in Klasifikasi Tanah meter % t/m³ t/m³ BH. 1 2.50-3.00 NP BH. 2 3.50-4.00 NP BH. 3 11.25-11.65 ML Jenis Tanah Pasiran ( Non Plastic) Pasiran ( Non Plastic) Inorganic Silt of Low Medium Compresibility GS 2.68 84.08 1.76 0.95 NP 2.70 Wn 2.67 45.69 n dry 15.10 2.26 1.96 NP 100 1.79 1.23 LL Prosentase TRIAXIAL SR e UCT Cc % Passing Sieve uu PI 4 40 200 qu Cv % n % % % % C(kg/cm²) (kg/cm²) X10-3 cm 2 /dt 100 1.81 14.96 0.27 100 93.86 40.04 0.76 0.64 0.10 9.78 0.37 0.27 100 35.19 19.82 20.29 0.19 1.21 0.21 10.35 35.3 1.18 13.31 0.20 5 100 0.54 100 96.54 69.71 0.14 0.68 9.46 66

5. PEMBAHASAN Penyelidikan tanah di rencana Jembatan S.Cimadur Bayah Banten bermaksud mengetahui lapisan tanah keras berdaya dukung ( bearing capasity) sesuai beban jembatan, dengan indikator tahanan qonus (Qc) > 150 kg/cm 2 atau N SPT > 30. Penyelidikan menggunakan sondir di 3 titik dan Bor Dalam (Mesin) di 3 titik, pada kawasan rencana jembatan, posisi titik terlampir. Setelah mengetahui daya dukung tanah maka dapat ditentukan jenis pondasi yang memadai. Berikut ini, diuraikan hasil penyelidikan tanah tersebut. 5.1 Analisa 3 Titik Sondir Posisi 3 titik sondir,yaitu 2 ditepi sungai, 1 ditengah sungai (delta ), sepanjang rencana jembatan.(denah terlampir ). Hasil sondir di titik S1,S2 ( Tabel 9 dan Kurva terlampir ), menginformasikan karakteristik tanah yang mirip, yaitu lapisan tanah keras (150 kg/cm 2 < Qs 250 kg/cm 2 ) berjenis pasir padat berada pada kedalaman ± 8 m. Hambatan Lekat Total (Total Friction ) < 500 kg/cm 2. Hasil sondir di titik sondir S3, menginformasikan lapisan tanah keras (150 kg/cm 2 < Qs 250 kg/cm 2 ) berjenis pasir berada pada kedalaman ± 12 m. Sedangkan pada kedalaman antara 3 9 m, merupakan lapisan tanah lunak. Dari perbedaan kedalaman lapisan tanah keras dari titik sondir, mengindikasikan bahwa kemiringan lapisan tanah kearah Selatan. 5.2 Analisa 3 Titik Bor Posisi titik bor berada di sepanjang rencana jembatan (± 100 m ), BH 1 dan BH 3 berada di tepi sungai, sebagai abutment jembatan,masing-masing kedalaman 30 m. BH2 berada ditengah lebar sungai, sejauh ± 50 m dari tepi sungai, dengan kedalaman pemboran 30 m. Hasil Pemboran ( Tabel jenis tanah ) menunjukan lapisan tanahnya mendekati homogen berupa pasir, kecuali di BH3 terdapat lapisan Lempung lunak setebal ± 2 m, pada kedalaman 10 s/d 12 m. Adapun deskripsi lapisan tersebut secara umum sebagai berikut : Lapisan Lempung Lunak di BH3, pada kedalaman ± 10-12 m Mengacu point a.,maka diasumsikan secara teknis bahwa di area proyek Lapisan Tanah Lunak s/d Sedang ( Pasir ) dengan 5<Nspt<30 berada kedalaman ± 0 m s/d ± 12 m. Lapisan Tanah keras (Pasir) s/d padat dengan 30 < NSPT < 50 berada mulai kedalaman ±12 m s/d ± 21 m. d. Lapisan Tanah Keras dan Padat dengan N SPT > 50,dari kedalaman ± 21 m s/d 30 m. Jenis lapisan tanah tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 Pada prinsipnya setiap lapisan tanah memiliki daya dukung (bearing capasity),namun besar atau kekuatannya bergantung pada karakteristik tanahnya. Untuk mengoptimal daya dukung tanah sebagai dasar pondasi, maka perlu diketahui rencana peruntukan dan beban bangunan strukturnya. Dasar pondasi diupayakan tidak pada tanah jenis kohesif ( lanau dan lempung). Lempung, bersifat susut dan kembang yang tinggi, bergantung pada 67

kandungan airnya. Sifat lempung ini melunak jika bercampur air dan sebaliknya mengeras jika air menghilang. Sifat tanah ini buruk, jika digunakan sebagai dasar pondasi, karena berdampak terjadinya penurunan lapisan tanah (settlement) Lapisan tanah yang akan digunakan sebagai dasar pondasi adalah lapisan berdaya dukung tinggi dengan N SPT berkisar 30< N SPT < 60, dengan konsistensi agak keras, keras hingga keras-padat. Lapisan berpasir tersebut, berada pada kedalaman > 12 m. 5.3 Pemilihan Pondasi Tiang Pancang Pondasi harus memiliki daya dukung vertikal maupun horizontal. Gaya Vertikal merupakan beban jembatan dan beban penggunanya, sehingga diharapkan tidak terjadi penurunan struktur akibat penurunan lapisan tanah (settlemen). Gaya Horizontal berupa beban samping akibat angin atau gempa,yang dapat menyebabkan kegagalan struktur jembatan. Pondasi yang layak adalah menggunakan Pondasi Dalam, dengan dasar pondasi berada pada lapisan tanah keras dengan N SPT > 30 dan Nilai Qonus pada Sondir berkisar 150 kg/cm 2 < Qs 250 kg/cm 2. Dengan pertimbangan kontruksi berada di Lapisan berpasir, maka disarankan mengguna kan Pondasi Tiang Pancang. Ujung Tiang berada pada lapisan pendukung ( end bearing ) di kedalaman 12,15, 20 m, dan 25 m. Tiang berdiameter 30 dan 40 cm,dengan daya dukung dihitung menggunakan metoda Terzaghi. ( ditabelkan dibawah ini, perhitungan lengkap terlampir. Perlapisan tanah dan kedalaman pondasi dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 12 : Daya Dukung Ijin 68

PROFIL LAPISAN TANAH & SARAN PONDASI S.CIMADUR BAYAH BANTEN Bayah Cibarenok JEMBATAN BH3 BH2 Muka Air BH1 0 m Pasir Lunak s/d Sedang Pondasi 5 Pasir Sedang Tiang Pancang 10 Tiang Pancang Jenis Tanah Konsistensi N SPT Kedalaman (m) Titik Bor Lempung Lunak Tiang Pancang 0 5,5 Pasir Lunak/Lepas < 3 15 Tiang Pancang 5,5 8,5 Pasir Sedang 10<N<30 BH 1 8,5 30 Pasir Keras s/d Padat 32<N<50 12 0 15 Pasir Sedang 10<N<30 15 22,5 Pasir Keras s/d Padat 32<N<50 BH 2 Lapisan Tanah Layak sebagai Pondasi 22,5 30 Pasir Padat >50 Pasir Keras 20 0 5 Pasir Lepas 2<N<10 5 10 Pasir Sedang 10<N<30 10 12 Lempung Lunak 2<N<10 BH 3 Pasir Keras Padat 25 12 17,5 Pasir Sedang 10<N<30 17,5 20,5 Pasir Keras s/d Padat 30<N<50 20,5 30 Pasir Padat >50 Batas Akhir Pemboran 30 69

6. KESIMPULAN 1. Lapisan tanah hingga kedalaman 30 m, di daerah penyelidikan, dominan berjenis pasir sebagai hasil proses sedimentasi yang berasal dari hulu.. 2. Di titik BH 3,terdapat sisipan Lapisan Lempung, setebal ± 2 m ( kedalaman 10 s/d 12 m ), tidak layak sebagai dasar pondasi, karena konsitensi lunak, plastisitas tinggi dengan kompresibilitas sedang. Lapisan ini berdampak buruk jika sebagai dasar pondasi struktur bangunan berat. 3. Lapisan Pasir dengan 30 <NSPT < 60, konsistensi agak keras s/d keras & padat, pada kedalaman > 12 m, baik sebagai end bearing atau landasan pondasi dalam. 4. Pondasi yang disarankan adalah Tiang Pancang dengan pertimbangan : Dasar pondasi (end bearing) pada kedalaman > 12 m (pondasi dalam), berada pada lapisan tanah jenis pasir dengan konsistensi sedang s/d keras & padat dengan 30 <N SPT < 60. Memiliki daya dukung untuk beban berat sejenis jembatan dan mampu merespon gaya horizontal dan vertikalnya. Pelaksanaannya efisien pada lapisan tanah berpasir dan berair. Pada perhitungan Daya Dukung Ijin, diambil 30 <N SPT < 60 dengan Faktor Safety = 3, konsistensinya sedang s/d keras & padat, sehingga stabil menahan beban struktur, baik beban vertikal maupun horizontal. Daya dukung ijin sesuai kedalaman dari muka tanah setempat,dengan Daya Dukung Ijin seperti tertera pada Tabel 12. DAFTAR PUSTAKA Bowles, J.E. 1981. Analisa dan Desain Pondasi, jilid I. Penerbit Erlangga, Jakarta. Bowles, J.E. 1992. Engineering Properties of Soils and their Measurements, McGrawHill Pub, USA. Braja M. Das. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip - Prinsip Rekayasa Geoteknis). Erlangga, Jakarta. Sanglerat. G., The Penetrometer and Soil Exploration, Elsevier Publishing Company, Amterdam London New York, 1972. Suyono Sosrodarsono dan Kazoto Nakazawa. 1984. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Pradnya Paramita, Jakarta. Terzaghi, K., and Peck, R. B., 1967. Soil Mechanics in Engineering Practice. A Wiley International Edition, 729 p. Wesley, LD. 1977. Mekanika Tanah cetakan VI. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. 70

DENAH LOKASI TITIK BOR & SONDIR JEMBATAN S.CIMADUR JL. BAYAH-CIBARENOK BANTEN Bayah BH 1 S 1 BH 2 S 2 Delta BH Titik Bor Mesin 1 BH 3 S 3 Titik Sondir 1 Cibarenok S 1 LOKASI TITIK BOR MESIN & TITIK SONDIR JEMBATAN S.CIMADUR BAYAH BANTEN 71

Pasir Pasir Pasir Lembar.1 / 2 Sketsa Situasi : No. Titik Bor : BH.1 Jumlah Kedalaman : 30.00 m Nama Proyek : Jl Bayah Cibarenok Banten Diameter Penginti : 73 mm Propinsi / Kab : Banten/ Kab. Lebak Tipe Penginti : Single Ruas : Jembt Cimadur Jl. Bayah - Cibarenok Mesin Yang Digunakan : Koken OE 2L Koordinat : Muka Air Tanah (MAT) : 5.70 m MT Diameter Casing : 89 mm Mulai Tanggal : 24 Februari 2013 Berat Penumbuk SPT : 63,5 kg Selesai Tanggal : 27 Februari 2013 Tinggi Jatuh Penumbuk SPT : 76 cm Juru Bor : Jajang Kode Penanggung Jawab Lapangan : E.Kurniawan Tanggal Kdlm.m BOR LOG Alamat Kantor : Kompleks Prim Kopti C4 No 18 Cipayung Jakarta Timur Telp. (6221) 84976467 BOR LOG BOR MESIN Nilai Grafik SPT Macam Nomor Profil SPT 0 10 20 30 40 50 Test Contoh Bor BH :1 DESKRIPSI ( Jenis tanah/batuan, warna, konsistensi ) 1 2 N=1 SPT.1 3 UDS I N=2 SPT.2 Lepas/Lunak,Pasir Lanauan,abu-abu kecoklatan 4 5 N=3 SPT.3 6 N=16 SPT.4 7 Sedang, Pasir Kerikilan,abu-abu 8 N=16 SPT.5 9 N=45 SPT.6 10 11 N=50 SPT.7 12 13 N=50 SPT.8 Padat,Pasir Kerikilan, Kehitaman 14 N=50 SPT.9 15 N=50 SPT.10 16 17 N=50 SPT.11 18 N=50 SPT.12 72 19 N=50 SPT.13

10 Pasir 11 N=50 SPT.7 12 13 N=50 SPT.8 Padat,Pasir Kerikilan, Kehitaman 14 N=50 SPT.9 15 N=50 SPT.10 16 Pasir Pasir 17 N=50 SPT.11 18 N=50 SPT.12 19 20 N=50 SPT.13 21 N=50 SPT.14 22 23 24 N=50 SPT.15 N=50 SPT.16 Padat & Keras,bentuk Bongkah (Boulder),Pasiran, sedikit Lempung 25 26 N=50 SPT.17 27 N=50 SPT.18 28 29 N=50 SPT.19 30 Akhir Pemboran 73

Kedalaman ( m ) SONDIR KURVA SONDIR ( DUTCH CONE PENETROMETER ) PROYEK : Jl.Bayah Cibarenok Banten TANGGAL : 13 Februari 2013 LOKASI : Jembatan Cimadur DIKERJAKAN : E. Kurniawan ELEVASI : Setempat DIPERIKSA OLEH : Supriyanto NO TITIK : S2 KAPASITAS ALAT : 2,5 Ton TF ( Kg/Cm 2 ) QC ( Kg/Cm 2 ) 100 200 300 400 500 0 50 100 150 200 250 0.00-1.00-2.00-3.00-4.00-5.00-6.00-7.00 QC = 200 Kg/Cm 2 Depth = - 08.00 m -8.00-9.00-10.00 Tanah Keras TF = 394 Kg/Cm 2 Depth = - 08.00 m -11.00-12.00-13.00-14.00-15.00 QC ( Kg/Cm 2 ) TF ( Kg/Cm 2 ) 50 100 150 200 100 200 300 400 250 500 74

DATA SONDIR ( DUTCH CONE PENETROMETER TEST ) PROYEK : Jl.Bayah Cibarenok Banten TANGGAL : 13 Februari 2013 LOKASI : Jembatan Cimadur DIKERJAKAN OLEH : E. Kurniawan ELEVASI : Setempat DIPERIKSA OLEH : Supriyanto NO TITIK : S2 MUKA AIR TANAH : m Depth READING FRICTION Depth READING FRICTION Conus ( Qc ) Conus + Friction Total (TF) Conus ( Qc ) Conus + Friction Total (TF) m Kg/Cm 2 ( I ) Kg/Cm 2 ( II ) Kg/Cm 2 m Kg/Cm 2 ( I ) Kg/Cm 2 ( II ) Kg/Cm 2 0.00 0 0 0-10.00-0.20 10 14 8-10.20-0.40 13 17 16-10.40-0.66 15 19 24-10.60-0.80 15 20 34-10.80-1.00 8 13 44-11.00-1.20 5 9 52-11.20-1.40 5 10 62-11.40-1.60 15 20 72-11.60-1.80 17 21 80-11.80-2.00 15 19 88-12.00-2.20 15 19 96-12.20-2.40 13 17 104-12.40-2.60 11 15 112-12.60-2.80 11 15 120-12.80-3.00 14 18 128-13.00-3.20 16 20 136-13.20-3.40 15 19 144-13.40-3.60 18 23 154-13.60-3.80 17 20 160-13.80-4.00 25 29 168-14.00-4.20 25 30 178-14.20-4.40 33 38 188-14.40-4.60 45 50 198-14.60-4.80 47 52 208-14.80-5.00 33 38 218-15.00-5.20 35 40 228-15.20-5.40 45 49 236-15.40-5.60 50 55 246-15.60-5.80 63 68 256-15.80-6.00 57 62 266-16.00-6.20 65 70 276-16.20-6.40 65 70 286-16.40-6.60 68 73 296-16.60-6.80 76 82 308-16.80-7.00 93 98 318-17.00-7.20 100 110 338-17.20-7.40 125 130 348-17.40-7.60 176 182 360-17.60-7.80 180 187 374-17.80-8.00 200 210 394-18.00-8.20-18.20-8.40-18.40-8.60-18.60-8.80-18.80-9.00-19.00-9.31-19.20-9.40-19.40-9.60-19.60-9.80-19.80-10.00-20.00 75