Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

dokumen-dokumen yang mirip
DM TEKI\TOLOGI PAI)A PJP II: IPermdidhn Thggi Pertanian Berwawasan Masa Degan

pemerataan, dan kualitas tulusan pendidikan tinggi pertanian menjadi fenomena barn dalam menyongsong berbagai perubahan dan tuntutan pembangunan.

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

ila kita menengok ke belabg, sering diungkaph bahwa perturnbuhan perguman tinggi di Tanah Air sejak tahun '60-an diwarnai oleh "pertumbuhan yang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Dalarn rangka pernbangunan bidang ekonomi, sektor pertanian sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis

Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk. merupakan perjuangan yang harus dilakukan secara besar-besaran dan

OmIMpnSiI PENDIDI THNGGI PER I. PENDANUEUAN

rvaewju PENEaIDI TINGGI PE IkllASA DEM

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

PENDAHULUAN ,5 Ha (62.4%) pertanaman lada di Kalimantan Timur terdapat d~ Kabupaten Kutai

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA PERINGATAN HARI KRIDA PERTANIAN (HKP) KE-42 TAHUN 2014 JAKARTA, 23 JUNI 2014

TINGGI PER SAAT IM Dm WIASA MErnATrnG: &merapan Kamseg &nk and match

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PENGANUGERAHAN PIAGAM OVOP JAKARTA, 22 DESEMBER 2015

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai

BAB I PENDAHULUAN dielakkan. Arus globalisasi yang bergerak cepat ke arah rnasyarakat tanpa

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen

Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap. tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun

Memasuki era pasar bebas, dimana semua bangsa atau negara. batasan yang berarti. Minya setiap negara semakin bebas bergerak dan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA TEMU USAHA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan

BAB l PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta

L PENDAHULUAN upaya mengembangkan surnberdaya manusia. Keadaan mendatang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

ditunjukkan oleh kenaikan RGDP, disebabkan karena biaya produksi yang relatif lebih murah mampu mendorong kenaikan produksi barang-barang

AMANAT PEMBINA UPACARA PADA HUT RI KE 71 UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA 17 AGUSTUS 2016

Dalam menghadapi perdagangan bebas, setiap negara dituntut

PENJABAT BUPATI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

Sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017

I. PENDAHULUAN. Keberadaan dana pensiun pada saat ini sangat penting, tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mufti Ghaffar, 2015

Topik: : VISI PERTANIAN ABAD 21 (PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI) menjelaskan Visi Pertanian Abad 21

PENDAHULUAN. Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya. alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

Bismillahi rahmani rahiim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi, dan salam sejahtera untuk kita semua.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL GUGUS KENDALI MUTU-INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (GKM-IKM)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan berdampak pada. segala aspek kehidupan, antara lain aspek ketenagakerjaan.

Dalarn menghadapi krisis ekonomi dan tingginya tingkat persaingan. usaha akhir-akhir ini, rnembuat banyak perusahaan untuk rnengubah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

PENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan

Diterbitkan melalui:

ANALISIS PERBANDINGAN KONSUMSI BUAH NASIONAL DAN BUAH IMPOR DI WILAYAH JAKARTA TIMUR DAN JAKARTA UTARA

PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan nasional Indonesia semenjak awal tahun 1968 hingga

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB l PENDAHULUAN

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI PERTANIAN RI. PADA KONFERENSI INTERNASIONAL HAK ASASI PETANI Jakarta, 21 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR PAPUA. Syaloom, Salam sejahtera bagi kita semua, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia,

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010

Manusia rnerupakan unsur utarna dalam setiap organisasi. Jika rnernperhatikan gambaran sebuah organisasi,

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

PENDIDIKAN PASCASARJANA DAN KNOWLEDGE SOCIETY

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

ARTIKEL ILMIAH UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DAERAH PEDESAAN. Oleh: Drs. Suyoto, M.Si

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA KONGRES GERAKAN ANGKATAN MUDA KRISTEN INDONESIA (GAMKI) TAHUN 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari suatu organisasi terutama sekali organisasi ekonomi seperti perusahaan.

L PENDAHULUAN swasembada pangan, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dan

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN PABRIK PT. GREAT GIANT PINEAPPLE Terbanggi, 17 April 2015

Hari Depan Petani dan Pertanian : Rekonstruksi dan Restrukturisasi

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BlJl KAKAO KERING Dl KEBUN RAJAMANDALA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA Vlll BANDUNG, JAWA BARAT OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

W. PEMEMUHAN ATAS PANGAM, GIZI DAN KESEHATAN SEBAGAI NAK ASASI UNTUK KEUSNGSUMGAN NIDLBP MAMUSIA

SAMBUTAN REKTOR ITB pada PERESMIAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU ITB TAHUN AKADEMIK 2010/2011 ITB SEBAGAI KAMPUS PEMBINAAN PARA CALON PEMIMPIN BANGSA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENGUKUHAN PENGURUS LLI PROVINSI KALBAR PERIODE

Kesimpulan. Beberapa kesimpulan yang menjadi perhatian dari penelitian ini disusun

I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mempercepat peningkatan perkembangan desa (swadaya dan desa

Pembangunan perekonomian seperti digariskan Garis-garis Besar Haluan. Negara adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global

Transkripsi:

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh P a-tama marilah kita 'panjatkan puji dan syukrrr ke hadkat Allah SW atas berkat dm rahmat-nya sehingga Eta dapat berkumpul di ski &la keadaan sehat wal'afiat untuk rnenghadiri bkakarya Nasional rnengenai "Pendidikan Tinggi Pertanian Masa Depan". Topik yang dibicarakan &lam lokakarya ini sangat penting dan relevan dengan salah satu tugas dan misi pendidikan tinggi, yaitu menyiapkan sumberdaya manusia yang berkemampuan akademik, terampil, produktif, dan profesional dalam rnengantisipasi rnasa depan, khususnya dalam memenuhi kebutuhan pembangunan serta perkembangan ihu pengetahuan dan teknologi. Apabila Eta ~ernrati rumusain tujuan pendidikan, dapat kita temukan bahwa kompetensi akademik, keterampilan dan profesionalitas serta orientasi padapenabangunan dm iptek tersebut menjadi ciri dari manusia Indonesia yang dibina oieh pendidikan tinggi. Dalam GBNN 1993 mtara lain dikernukakan bahwa: Pendidikan tinggi bertujuan menyiapkan peserta didik rnenjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akadernik dan/atau profesional, kepemimpinan, yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,.. Dalarn PJP II kita menghadapi tantangan dan kebutuhan yang berbeda dengan sebelumya. Kalau dalam PJP I tantangan pembangunm lebih diwarnai oleh pernasalahan agraris dalam usaha meningkatkan produksi pangan dan - telah dibuktikan keberhasilannya dengm kemampuan kita berswasernbada beras pada t&un 1984-, rnaka dalam PJP TI tantangan pernbangunan lebih berkaitan dengan pennasalahan industri, temasuk di dalamya agroindustri. Hadirin yang saya hormati, Dalm era industrialisasi, sektor pertanian hams rnenitikberatkan pa& pengembangan agroindustri. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa agroindustri rnerupakan jembatan antar sektor industri yang merniliki produlativilas tinggi dengan selrtor pertanian yang rnenjadi ajang kehidupan

sebagian besar rakyat kita, Di samping itu, berdasar data yang ada, agroindustri masih memegang peran penting dalam industri di Indonesia. Sampai tahun 1990 misalnya, pangsa agroindustri terhadap nilai m bah mencapai angka sebesar 59,s persen; terhadap ekspor nonmigas sebesar 78,1 persen; terhadap import industri nomigas sebesar 273 persen; terhadap kesempatan kerja industri nonrnigas sebesar 73,4 persen. Dari ilustrasi tersebut kita mengetahui betapa pentingnya pendidibn pertanian bagi proses industrialisasi pa& PJP II nanti. hdustriaf isasi mengunkg konsekuensi perllnnya alih teknologi, di mana sumberdaya rnanusia rnemegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan alih teknologi mensyaratkan adanya gembahan-perubdan, di antaranya perubahan thgkah lab, persepsi dan orientasi nilai. Industrialismi juga rnenuntut tersedianya sumberdaya manusia dengan produktivitas tinggi sehingga industrialisasi tersebut bisa benar-benar menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dalam kaitan ini ingin saya kemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikm oleh Iembaga pendidikan pertanian dalam mengantisipasi era industrialisasi, yaitu tejadinya berbagai proses transformasi sejalan dengan beralihnya masyarakat Indonesia dari masyarakat agraris ke rnasyarakat industhi. hoses trmsfomasi yang dimaksud ialah transfomasi komptensi surnberhya manusia, transfomasi budaya, transfomasi ekonomi, dan transfomasi sosio-demografik. Pertama, dalam pengembangan agroindustri akan terjadi transfomasi kompetensi tenaga kerja, yaitu dari tenaga fisik @hysicalforces/e~ergy) menuju ke keterampilm (skill) dan pengetahuan (knowledge). Dafam kaitan ini, maka peran pendidikan menjadi amat bematma, yaitu bagaimana &pat rnenyiapkan sumberdaya manusia yang terampil dan profesional. Cerakan penhgkatan produktivim nasional yang kini sedang dimasyarakath ialah berkaitan dengan tekad dan pemahaman baru atas sifat kontribusi orang datm kegiatan produksi di fajar era industrial ini. Hal ini disadari, karena salah satu faktor yang menentukan keunggulm ko~dtitif suatu bangsa ialah ketersediaan sumberdaya yang terampil dalarn rnemanfaatkan dan mengembangkan teknologi. Kedua, dalarn pengembangan agroindustri kits perlu siap menghadapi proses transfomasi budaya. Salah satu transfomasi budaya yang diperlukan ialah yang menyangkut persepsi orang tentang waktu. Kalau dalarn rnasyarakat agraris kebiasaan ke ja bersifatmenunggu dan ritme ke ja ditentukan oleh alam, maka masyarakat industri justru menghendaki kerja yang proaktif, dengan ritrne keja yang ditentukan sendlai oleh manusia. Budaya menunggu akan menimbulkan banyak masafah bila diterapkan dalm kehidupan agroindustri yang menghendaki ke ja berkesinambungan dan saling terkait, karena proses produksi perlu dijalan kan terus menerus sebagai suatu kesatuan sistem produksi

yang lengkap. Di samping menyanght persepsi tentang waktu, kita dapat mengidentifikasi berbagai sikap dan tata nilai lain yang diperlukan dalam budaya rnasyarakat industrial. Kaemuan ya h i perlu diperhatlkan dan diantisipasi oleh pendidikan pertanian kita. Ketiga, tentang adanya proses transformasi ekonomik. Masyarakat agraris mendasarkan dirinya pada asas ekonomi subsistensi, di mana produksi lebih diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan hidup mereka sendiri dengan surplus minimum. Masyarakat industri, sebalihya, mendasarkan dki pada azas ekonomi pasar, di mana produksi diorientasikan pada surplus yang dapat dijual memenuhi kebutuhan orang (bangsa) lain. Agroindustri hanya dapat berkembang dengan baik apabila kegiatannya 'digerakkan oleh sistem ekonomi pasar. Keempat, Indonesia saat ini juga sedang mengalami proses-proses transfomasi sosio-dernografik, yang ditandai dengan makin meningkatnya persentase kelas menengah. Pembang~nan nasional yang dilancarkan sejak Pelita Pertama sampai dengan Pelita Kelima telah meningbtkan halitas kehidupan rnasyarakat, baik kesejahteraan maupun tingkat pendidikan mereka. Beningkatm halitas hidup ini menimbulkan pula peningkatan pada orde kebutuhm mereka. Masyarakatbukan seka&rmembutuhkan sandang,melahkan sandang dengan mutu dan mode yang mutauir. Masyarakat juga menghendaki diversifikasi dan mutu makanan yang iebih tinggi rasa dan ktditas gizinya. ---- Pergeseran pola kebutuhan rnasyarakat tersebut tentu saja membutuhkan pembahan pada cara kita memenuhi Mutuhan tersebut. Kebutuhan orde yang lebih tinggi antara lain dicirikan oleh mutu yang lebih tinggi, corak yang lebih bervariasi, penyerahan yang cepat dan tepat waktu, pelayanan yang banyak mernberikan kemudahan dan kenyamanan, serta kebutuhan psikososial yang lain. Gsemuanya ini akan mernpengaruhi kornpetensi sumberdaya manusia yang kita butuhkan, yaitu rnereka yang cakap dalam penerapan teknologi, yang menguasai manajemen, dan mernpunyai keterampilan dm kepakaran yang memadai. Dunia pendidikan, khususnya pendidikan pertanian, perlu mengantisipasi ha! tersebut. Wadirin peserta lokakarya yang terhomat, Tekad Gta untuk menjadikan Indonesia sebagai industri yang maju dan hat di masa depan, khususnya di bidang agroindustri, menuntut komitmen dan karya nyata lembaga pendidikan pertanian. Proses transfomasi rnasyarakat sebagaimana dikemukakan di depan, di sarnping memerlukan sumberdaya manusia profesional dan tangguh di bidang pertanian dalam arti yang luas, juga memerlukan karya-karya dan temuan inovataif y ang hanya dapat diperoleh dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang mendalam di bidang pedanian.

Dalarn kaitan ini, pertanian sebagai wahana dilakukmnya penelitian amat menenmkan keberhasilan proses transfomasi tersebut. Ketersediaan surnberdaya rnanusia yang profesional dm termpil serta ternuan penelitian yang inovatif tersebut bukan saja diperlukan daliam menyongsong era industrialisasi, nmun juga arnat berguna unhk memecahkan pernasalahan pembangunan yang ada. Salah satu permasalahan yang perlu dipecahkan ialah menyanght upaya pengentasan 27 juta saudara Eta rnasih terthggal dari gerak laju pembangunan, yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan dan mernpunyai latar belakangpertanian. Dalm kaim hi, pemnyaan yang perlu dikaji dalm fornrn lokakarya ini adalah: Model pengembangan pertanian dan penerapan teknologi apa yang relevan untuk upaya pengenman kemisenan tersebut? Bagaimana pendidikan pertanian rnengantisipasi hal hi, baik dalarn pengembangan SDM maupun inovasi teknologi yang diperlukm? Para peserta lokakarya dan undangan yang terhomat, Gta telah rnenyadari bahwa pendidikan akan sangat menentukan masa depm bangsa, karena sernua kegiatan produktif, temasuk bidang agroindustri, akan memanfaatkan keluaran dari sistem pendidikan nasional Eta. Agar para tenaga terdidik tersebut dapat berkontribusi seeara optirnal dalam dunia ke ja, maka perlu diupayakan peningkab halidas dan relevansi kepakaran dan ketermpilan rnereka dalm proses pendidikan. Dengan ungkapan lain, proses pendidikan hmsmampu menyiapkan makdidikdengan kompetensi profesional yang thggi nilai gunanya di dunia keja. Pendidikan gerlu memunculkan motivasi di antara tenaga terdidik untuk selalu siap memperbahmi kornpetensi rnereka semra shambung. Semangat untuk selalu berusaha meningkatkan kompetensi lebih mudah untuk dikernbangkan biia &lam proses pendidikm diterapkan pola belajar hovatif (innovative learrzing). Peserta didik diajak untuk secara proaktif selalu mencari alternatif-altematif barn. Dengan befajar inovatif, peserta didik tidak sekadar diajarkm mencari jawaban yang tepat atas masal& yang diberikan, narnun juga belajar rnerumusbn perrnasalahan dengan baik. Pola belajar sernaeam ini amat diperlukan agar sumberdaya manusia Indonesia rnarnpu mengantisipasi berbagai proses transfomasi masyarakat, sebagairnana telah saya sampaikan di depan. Hadirin peserta lokakarya dan undangan yang terhomat, Pada waktu ini di lingkungm perguruan tinggi 'negeri teratat a& 55 Fakultas Ihu-ihu Pertanian, yang hampir setengahnya adalah Fakultas

Pertanian (26 buah). Di lingkungan pergurnan tinggi swash jumlah Fakultas Pertanian termtat 116 buah (83 persen) dari 139 Fahltas IImu-ilmu Pertmian. Untuk bidang Ilm-u-ilmu Pertanian pada tahun 199211993 di PTN termtat ada 12.275 mahasiswa baru dan 8.313 sarjana barn, sedangkan dl PTS ada 14.435 mahasiswa barn dan 4.721 sarjana barn. Dengan tambahan sajana lebilh dari 13.880 dalam satu tahun, akan merupakan investasi penting dalam era pembangunan agrohdustri pada PJP II. Persoalan yang periu dipikirkan oleh lembaga pendidikan pemian ialah bagaimana lulusan tersebut benar-benar relevan dengan kebutuhan nyata pembangunan kita di bidang pertanian. Untuk ini maka kebijakan link and match perlu mendapat perhatian serius dalarn perencanam dan penyeienggaraan pendidikan pertanian kita. Sebagahana telah seringsaya kemukakan, kebijakan link and match di tingkat perguruan tinggi Ini diimplementasikan pada pengembangan kurikulum dan proses belajar-mengajar yang ada, maupun pada kegiatanpenelitian, yang benar-benar terkait dengan pennasalahan masyarakat, khususnya dengan pengembangan ekonorni setempat. Madirin para peserta lokakarya yang terhiomat, Sebagai penutup saya sampaikan penghargaan kepada para pimpinan Fakultas Pertanian atas prakarsa menyelenggarakan Lokakahya Nasional Pendidihn Thggi Pertanian Masa Depan. Semoga hasil yang diperoleh nanti beman faat dalm pembangunan nasional umumnya dan pembangunan pertanian Uususnya.