BAB I PENDAHULUAN. kekuatan luar akan menetapkan pilihan nilai untuk dirinya dan ini berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

LOKAL GENIUS DALAM KAJIAN MANAJEMEN Oleh Drs. I Made Madiarsa, M.M.A. 6

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Kebudayaan daerah merupakan aset yang cukup penting bagi pengembangan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu langkah strategis dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Di dalam tubuh negara Indonesia terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. yang bersifat terpusat (sentralistik) berubah menjadi desentralisasi melalui

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

pengembangan pariwisata di kampung Sawinggrai bisa dijadikan sebagai buktinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Festival Trowulan Majapahit (FTM) 2014, Keselarasan Keberagaman Indonesia. Tarian Gayatri Rajapatni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Nilai-Nilai Budaya Gotong Royong Etnik Betawi Sebagai Sumber Pembelajaran IPS

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak ini, Indonesia mempunyai potensi kekayaan yang sangat beraneka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

Kebangkitan Nasional: Keistimewaan Yogyakarta, Peluang atau Ancaman? Sri Mulyani*

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. berikut ini. Pertama, dinamika historis masyarakat Hatuhaha Amarima selalu

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KELEMBAGAAN MASYARAKAT ADAT LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia saling membentuk pengertian dengan lingkungannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN LEMBAGA ADAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan nilai memiliki peranan yang cukup tinggi, karena ia merupakan kebiasaan bagi kebanyakan orang dan dilakukan secara terus menerus. Mempertimbangkan untuk mengadakan pilihan tentang nilai adalah suatu keharusan dalam kehidupan, manusia terpaksa melakukan pilihan, mengukur benda dari segi yang lebih baik atau yang lebih jelek dan memberikan formulasi tentang nilai. Setiap individu mempunyai perasaan tentang nilai, dan tidak pernah ada suatu masyarakat tanpa sistem nilai. Bila seseorang tidak melakukan pilihannya tentang nilai, maka orang lain atau kekuatan luar akan menetapkan pilihan nilai untuk dirinya dan ini berarti penetapannya. Pada dasarnya nilai merupakan suatu ukuran, keyakinan, kesetiaan atau idealism, yang digunakan seseorang untuk mengatur hidupnya. Suatu aturan melekat menjadi suatu budaya yang tidak dapat dielakkan dalam keberlangsungan hidup masyarakat. Berbagai keanekaragaman kebudayaan yang telah dikemukakan terdahulu merupakan sistem budaya. Dalam sistem budaya tersebut ada unsur-unsur ide atau gagasan, adat-istiadat atau perilaku yang menjadi pedoman hidup masyarakat setempat yang disebut nilai-nilai budaya. 1 1 Sofia Rangkuti-Hasibuan, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (Teori dan Konsep), ( Jakarta: Dian Rakyat, 2002 ), Cet Pertama, 135 1

2 Nilai-nilai budaya merupakan suatu pedoman masyarakat. Pedoman hidup ini memiliki ruang lingkup yang sangat luas, dan sebagai suatu konsep sangat umum sifatnya. Adakalanya nilai-nilai budaya tersebut berbaur dengan nilai-nilai pembangunan daerah. Terlebih lagi daerah yang memiliki aset budaya atau kearifan lokal yang sejatinya menunjuk kepada karakteristik masing-masing keragaman bangsa Indonesia. Pada sisi lain, karakteristik itu mengandung nilainilai luhur memiliki sumber daya kearifan, dimana pada masa-masa lalu merupakan sumber nilai dan inspirasi dalam strategi memenuhi kebutuhan hidup, merajut diri dan merajut kesejahteraan kehidupan. Singkatnya setiap masingmasing daerah memiliki kearifan lokal tersendiri, seperti peninggalan kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto. Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara. Terpusat di kecamatan Trowulan kabupaten Mojokerto, daerah kekuasaanya melebihi wilayah Republik Indonesia. Saat ini Majapahit juga menjadi salah satu kerajaan Hindu di Jawa Timur. Kerajaan Majapahit mencapai masa keemasan ketika dipimpin oleh hayam Wuruk dengan patihnya Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa. Majapahit menaklukkan hampir seluruh Nusantara dan melebarkan sayapnya hingga ke seluruh Asia Tenggara. Runtuhnya kerajaan Majapahit akibat terjadi perang saudara antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana pada tahun 1405-1406 M. Selain itu adanya pergantian raja yang menjadi perdebatan dan terjadi pemberontakan besar-besaran pada tahun 1468 M oleh seorang bangsawan.

3 Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15. 2 Kemunduran kerajaan Majapahit tidak meruntuhkan semangat serta antusias masyarakat desa Bejijong yang berada di area kerajaan Majapahit. Dalam perkembangannya masyarakat lokal terus berupaya melestarikan budaya daerah. Terciptanya Kampung Majapahit merupakan fenomena yang menjadi suatu gerakan Majapahitisasi pemerintah dan masyarakat Mojokerto. Tujuannya tidak lain yaitu sebagai bentuk simbolisasi mengingat keberadaan kejayaan Majapahit, selain itu juga sebagai salah satu cara dan simbol untuk mengenalkan kembali budaya, tradisi, dan adat istiadat Majapahit. Pengenalan kembali merupakan cara masyarakat untuk mempertahankan budaya Majapahit. Ada hal yang sangat menarik ketika memasuki Kampung Majapahit di desa Bejijong, dua hari dalam satu minggu akan terlihat bagaimana masyarakat begitu menghayati adanya simbol rumah-rumah Majapahit dengan tampilan perangkat-perangkat desa dan para pengurus lembaga desa wisata tampak mengenakan pakaian khas Majapahit. Penghayatan nilai-nilai budaya mulai di tonjolkan dengan adanya gerakan berbusana khas Majapahit dimulai dari perangkat-perangkat desa dengan tujuan warga desa bisa tertarik dan dengan sendirinya mengikuti kebiasaan berbusana khas Majapahit tersebut. Selain simbol rumah dan busana, masyarakat desa Bejijong juga terus menjalankan ritual Suroan, Barikan, dan kirab, dimana ritual tersebut sudah ada mulai dari zaman dahulu dan tetap di lestarikan sampai saat ini. 2 Fuad Hasan, Aspek Sosial Budaya dalam Pembangunan Pedesaan, ( Jakarta, Perum Balai Pustaka, 1992 ), Cet-4, 53

4 Adanya Kampung Majapahit tersebut juga berdampingan dengan adanya industrialisasi kebudayaan dalam bentuk pariwisata, oleh karena itu di bangun Kampung Majapahit di sepanjang jalan menuju wisata Patung Budha Tidur yang juga merupakan salah satu peninggalan Majapahit dan wisata Internasional, sehingga dapat mempermudah masyarakat untuk menggali kembali nilai-nilai budaya itu untuk dapat menjadi model kearifan lokal karena masyarakat adat daerah memiliki kewajiban untuk kembali kepada jati diri mereka melalui penggalian dan penghayatan nilai-nilai kultural yang ada dengan adanya semacam kultur atau suasana kerajaan di desa Bejijong tersebut. Untuk itu desa Bejijong mendapatkan perhatian pemerintah daerah Mojokerto dalam program pembangunan dan pemberdayaan daerah wisata bernuansa kerajaan Majapahit berbentuk rumah majapahitan. Hal tersebut merupakan bentuk apresiasi pemerintah daerah kepada masyarakat sekitar desa Bejijong atas kerelaannya dalam merawat kebudayaan, menghargai nilai-nilai budaya yang ada sebagai sejarah. Bagi masyarakat sekitar sejarah merupakan kearifan lokal mengandung kebaikan bagi kehidupan mereka, sehingga prinsip ini mentradisi dan melekat kuat pada kehidupan masyarakat setempat. meskipun ada perbedaan karakter dan intensitas hubungan sosial budayanya. Tapi dalam jangka yang lama masyarakat terikat dalam persamaan visi dalam menciptakan kehidupan yang bermartabat dan sejahtera bersama. Dalam bingkai kearifan lokal antar individu dan kelompok masyarakat saling melengkapi, bersatu dan berinteraksi dengan memelihara nilai dan norma sosial yang berlaku.

5 Upaya masyarakat saling melengkapi, bersatu dan berinteraksi dalam melestarikan nilai-nilai budaya ini mempunyai banyak sekali langkah yang dapat diambil agar budaya yang sudah ada menjadi aset yang tidak punah, ditambah lagi dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah dalam pelestariannya. Salah satunya dengan mendirikan bangunan rumah unik yang mengadopsi arsitektur khas rumah zaman Majapahit ini sedianya untuk menunjang sejumlah objek wisata sejarah di desa Bejijong. Objek wisata di desa Bejijong, Kampung Majapahit merupakan program pembangunan Majapahitisasi di Mojokerto, dari situlah maka Kampung Majapahit yang merupakan budaya juga menjadi tempat wisata dimana akan eksis dan menyebar untuk menyatakan keeksistensiannya. Eksistensi Kampung Majapahit dapat dengan mudah dinyatakan dengan di adakannya tempat wisata atau industri pariwisata, salah satu tempat yang sangat mungkin berkembang dan menyebar, karena pariwisata menjadi media mengenalkan unsur budaya kepada khalayak diluar komunitasnya. Pariwisata yang di integrasikan dengan kekayaan budaya memiliki efek yang sangat kuat, mengingat budaya merupakan unsur utama, sebagai ruh, dan eksistensi dari kegiatan pariwisata. Sehingga kedepan pariwisata mampu mengembangkan bentuk kegiatan wisata yang adil antara komunitas yang berbeda tujuannya untuk saling pengertian solidaritas. 3 Dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya industri pariwisata yang dapat menjadikan kota Mojokerto 3 Abuya Busro Karim, Pariwisata: Antara Tuntutan Industri dan Kearifan Lokal, Karsa, Vol XVIII : 2, ( Oktober 2010), 151

6 sebagai daerah tujuan wisata yang diminati oleh turis lokal maupun mancanegara sehingga secara tidak langsung dapat menggerakkan dan memicu laju pertumbuhan perekonomian masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam program pariwisata dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Kesejahteraan merupakan esensi dari tujuan pembangunan. Pendapatan, insentif, dan pertumbuhan ekonomi diupayakan juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melihat bahwa yang menjadi target utama adalah masyarakat, maka masyarakatlah yang harus dilibatkan andil dalam menjaga keberadaannya. Disamping itu pariwisata juga diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk terlibat dalam konservasi budaya sebagai unsur penting dari adanya pariwisata karena masyarakat merupakan induk yang melahirkan budaya, dan masyarakatlah yang akan menjaga, melestarikan, dan mengembangkan budaya tersebut. Keterlibatan masyarakat desa Bejijong akan melahirkan hubungan yang sinergis antara masyarakat di satu sisi dan dunia pariwisata di sisi lain. Terbentuk pola hubungan timbal balik ini akan membawa kejayaan dunia pariwisata dan masyarakat sekaligus. Keseimbangan relasi secara sederhana bisa disebut sebagai pariwisata berbasis masyarakat, yaitu pariwisata yang menuntut keterlibatan masyarakat secara langsung dan sengaja didesain untuk memberikan dampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan. 4 4 Pariwisata berbasis masyarakat perlu dikembangkan, Kompas, 14 Juni 2003. Diakses pada 09 Maret 2017, pukul 20.14 WIB

7 Membangun pariwisata yang berbasis masyarakat merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Tetapi upaya tersebut bukan sesuatu yang mudah dilakukan, butuh pendekatan dan proses yang sangat panjang, serta perlu ada komunikasi yang intensif dan melibatkan emosi yang mendalam, mengingat setiap komunitas memiliki pola pandang sendiri yang unik, yang berbeda satu sama lain. Memahami pola pandang, sistem nilai dan kearifan yang dimiliki oleh suatu masyarakat harus dilakukan pertama kali sebagai syarat mutlak untuk membangun kesepahaman dengan masyarakat yang berada di Kampung Majapahit. Dari latar permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana Romantisme Kejayaan Masa Lalu Kampung Majapahit di Desa Bejijong Trowulan Mojokerto : Antara Penghayatan Nilai-Nilai Kultural dan Kepentingan Industri Pariwisata. B. Rumusan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang Romantisme Kejayaan Masa Lalu Kampung Majapahit di Desa Bejijong Trowulan Mojokerto (Antara Penghayatan Nilai-Nilai Kultural dan Kepentingan Industri Pariwisata) mempunyai fokus penelitian sehingga mencapai maksud yang di inginkan oleh peneliti. Adapun rumusan masalah di dalam penelitian ini yang hendak di cari jawabannya oleh peneliti yaitu: 1. Bagaimana industri pariwisata Kampung Majapahit di desa Bejijong Trowulan Mojokerto di kembangkan? 2. Bagaimana penghayatan nilai-nilai kultural masyarakat di tengah kepentingan industri pariwisata?

8 C. Tujuan Penelitian Memperhatikan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran empirik tentang bagaimana Penghayatan Nilai- Nilai Kultural dan Kepentingan Industri Pariwisata Kampung Majapahit di Trowulan Mojokerto. 2. Sedangkan secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Penghayatan Nilai-nilai Kultural dan Kepentingan Industri Pariwisata Kampung Majapahit di Trowulan Mojokerto. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki urgensi dalam telaah Sosiologi. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena bisa memberikan beberapa manfaat sebagaimana berikut: 1. Kegunaan teoritik a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik penghayatan nilai-nilai kultural dan kepentingan industri pariwisata, serta keterkaitan antara keduanya. b. Sebagai masukan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan laporan penelitian ini sebagai acuan untuk penelitian lanjutan, terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

9 2. Kegunaan praktis a. Memberikan informasi kepada mahasiswa agar meningkatkan keikutsertaan dalam menjaga nilai-nilai kultural dan industri pariwisata yang dimiliki oleh setiap wilayah masing-masing. b. Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan, bahwa terjaganya nilai-nilai kultural dan industri pariwisata dapat terwujud dengan adanya partisipasi dari para akademisi. c. Sebagai bahan masukan kepada praktisi pendidikan bahwa tujuan perbaikan kualitas mahasiswa akan mudah tercapai bila didukung oleh sikap aware terhadap perubahan. E. Definisi Konseptual 1. Romantisme Kejayaan Masa Lalu Romantisme adalah aliran dalam karya sastra yang mengutamakan perasaan. 5 Timbul sebagai reaksi terhadap rasionalisme akan kerinduan cerita yang tersirat dalam sejarah Majapahit pada waktu itu yang membuat keberadaannya yang dulu masih terlihat indah di waktu sekarang. 2. Penghayatan Penghayatan adalah pengalaman batin. 6 Menghayati kesadaran hidup, dan mengendalikan motivasi hidup berdasarkan nilai-nilai kultural atau kearifan lokal yang ada di Kampung Majapahit. Kesemuanya itu memberi 5 Endah Fitrianingsing, Kahfie Nazaruddin, Romantisme Pada Novel Soekarno Kuantar Ke Gerbang Karya Ramadhan K.H dan Implikasinya, Vol 5, No 1 ( 2017 ) 6 EM Zul Fajri., Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Difa Publisher ), 353

10 pribadi kemampuan untuk menghayati, merasuk dan meresapi daya hidup yang menghidupi dan menerangi segenap peralatan kesadaran yang mengelola kehidupan lahir dan batin. Penghayatan memberikan masyarakat kemampuan untuk mengetahui, menimbang, dan mengerti. 3. Nilai-Nilai Kultural Nilai-nilai kultural adalah unsur-unsur gagasan atau ide, adat istiadat atau perilaku yang menjadi pedoman hidup masyarakat setempat. 7 Nilainilai kultural merupakan pedoman hidup warga suatu masyarakat. Pedoman hidup yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, dan sebagai suatu konsep sangat umum sifatnya. 4. Kepentingan Industri Pariwisata Kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan. Pariwisata merupakan kegiatan kepariwisataan yang meliputi jumlah orang yang banyak dari berbagai tingkat sosial ekonomi. 8 Kepentingan melihat hubungan antara potensi pariwisata dan masyarakat serta objek dan daya tarik wisata, kelembagaan pemerinta juga mobilitas sosial yaitu kunjungan wisatawan ke daerah-daerah tujuan wisata. H. Sistematika Pembahasan 1. Bab I Pendahuluan 7 Sofia Rangkuti-Hasibuan, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (Teori dan Konsep), (Jakarta: Dian Rakyat, 2002), Cet Pertama, 135-136 8 http://kbbi.web.id/industri, diakses pada 09 Maret 2017, pukul 22.19 WIB

11 Dalam bab ini terdiri dari pendahuluan latar belakang, fokus penelitian atau rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, definisi konseptual, kerangka teoretik, metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, pemilihan subyek penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik pemeriksaan keabsahan data, serta bab ini yang terakhir yaitu sistematika pembahasan. 2. Bab II Romantisme Kejayaan Masa Lalu Kampung Majapahit Dalam bab ini peneliti memberikan gambaran definisi konsep tentang Romantisme Kejayaan Masa Lalu Kampung Majapahit di Desa Bejijong Trowulan Mojokerto dan isi bab ini adalah bersumber dari kajian pustaka. 3. Bab III Romantisme Kejayaan Masa Lalu Kampung Majapahit dalam Tinjauan Teori Interaksionisme Simbolis. Dalam bab ini adalah penyajian data, peneliti menggambarkan data yang diperoleh dilapangan baik itu dari data primer atau sekunder. Penyajian data oleh peneliti di buat tertulis yang disertakan gambar yang dapat mendukung data. Selain penyajian data di dalam bab ini juga terdapat analisis data yang di kaitkan dengan teori yang digunakan sebagai pisau analisis oleh peneliti. 4. Bab IV Penutup Dalam bagian penutup ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan adanya saran dari hasil penelitian.