BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan dasar. Fakta menunjukkan banyaknya pasien yang datang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara optimal. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Angginia Nita Lubis, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan akan terwujud dengan baik, apabila. terselenggaranya rekam medis yang dilakukan berdasarkan bukti bukti

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan. kesehatan harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS DI RSUD H. PADJONGA DG. NGALLE TAKALAR 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dikembangkan melalui Sistem

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA INSTALASI RAWAT JALAN DAN INSTALASI RAWAT DARURAT DI POLI BEDAH RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sangat menentukan persaingan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Boyolali merupakan. salah satu instansi pelayanan kesehatan di Kabupaten Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang berisi tentang keterangan kesehatan pasien. (2) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/2008,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya dengan baik.

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di rumah sakit. Rekam medis harus berisi informasi lengkap perihal

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

KRITERIA PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT PASIEN

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan hidup masyarakat yang meningkat menyebabkan terjadinya peningkatan pola pemenuhan kebutuhan di bidang kesehatan. Masyarakat mulai menyadari pentingnya pelayanan kesehatan karena sehat menjadi kebutuhan dasar. Fakta menunjukkan banyaknya pasien yang datang ke rumah sakit baik rumah sakit besar maupun puskesmas mengidentifikasikan bahwa layanan di bidang kesehatan memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat. Sarana pelayanan kesehatan maupun tenaga medis dan para medis harus meningkatkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanannya baik dalam bidang pelayanan medis maupun kebutuhan informasi medis seperti rekam medis, karena informasi medis yang lengkap dan akurat akan menjadikan pedoman utama dalam mendiagnosis. Kesalahan diagnosis akan sangat berdampak buruk bagi pasien. Allah SWT senantiasa mengutus umatnya untuk bekerja dengan baik. Pekerjaan merupakan perbuatan yang harus atau boleh dikerjakan menurut syarak. Pekerjaan yang dikerjakan dengan niat dan diridhai Allah serta dilaksanakan dengan tekun dan bersungguh-sungguh berasaskan prinsip syariah seperti amanah, adil dan bertanggungjawab akan menghasilkan kerja yang berkualitas. Allah SWT berfirman : 1

2 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanatamanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (QS Al- Anfal :27). Tenaga medis dan para medis mengemban amanat dan memiliki tanggungjawab yang besar terhadap keselamatan pasien. Pelayanan kesehatan harus memiliki mutu pelayanan yang baik agar pekerjaan dan hasilnya tidak merugikan orang lain serta mampu dipertanggungjawabkan. Upaya untuk meningkatkan mutu sarana pelayanan kesehatan yaitu dengan meningkatkan mutu pelayanan rekam medis meliputi kelengkapan, kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi untuk kebutuhan pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan rekam medis akan menggambarkan mutu pelayanan medis di sarana pelayanan kesehatan. Rekam medis yang baik mencerminkan praktik kedokteran yang baik selain itu juga menunjukkan kedayagunaan dan ketepatgunaan perawatan pasien (Mawarni dan Wulandari, 2013). Permasalahan dan kendala utama pada pelaksanaan rekam medis adalah dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang wajib membuat rekam medis sesuai kompetensinya tidak menyadari sepenuhnya manfaat dan kegunaan rekam medis, baik pada sarana pelayanan kesehatan maupun pada praktik perorangan, akibatnya rekam medis dibuat tidak lengkap, tidak jelas

3 dan tidak tepat waktu (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006). Jumlah tenaga medis dan para medis serta sarana kesehatan yang terbatas tidak seimbang dengan banyaknya jumlah pasien yang harus ditangani menyebabkan kelengkapan pengisian data rekam medis sering terabaikan. Penelitian menunjukkan bahwa banyak rekam medis yang diisi oleh dokter dan dokter spesialis maupun tenaga medis yang lain memiliki tingkat kelengkapan yang berbeda. Pada penelitian Rizky (2012) dari 200 sampel rekam medis didapatkan hasil kelengkapan pengisian rekam medis oleh dokter umum sebesar 58,5% dan dokter spesialis sebesar 75% hal ini menunjukan hasil kelengkapan pengisian rekam medis oleh dokter umum lebih rendah daripada kelengkapan rekam medis dokter spesialis. Pengamatan survei awal di RS Panti Wilasa Semarang diketahui dari pengambilan 10 sampel berkas rekam medis di bangsal anak terdapat 7 berkas rekam medis tidak lengkap. Pengamatan setiap bangsal, bangsal anak prosentase ketidaklengkapannya paling tinggi. Pasien rumah sakit terutama pasien anak memiliki tingkat penanganan yang berbeda dengan pasien dewasa baik dalam dosis terapi maupun penanganan medis lainnya. Pada kasus anak, ketelitian pemeriksaan lebih tinggi karena rentang perubahan kondisinya lebih pendek. Studi menunjukkan anak dengan kejang demam akan berakibat fatal apabila terlambat dalam menanganinya (Purwanti dan Maliya, 2008). Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah (Putra dkk, 2014). Dieckmann dkk (2000) dalam

4 Kania (2007) menyatakan bahwa penilaian awal pada saat anak dibawa ke rumah sakit akan membantu menentukan beratnya penyakit anak dan urgensi pengobatannya. Diagnosis dan ketepatan terapi sangat penting dilaksanakan melihat tingginya angka kejadian penyakit pada anak dimana tingkat morbiditasnya sangat tinggi apabila penanganannya tidak tepat, akurat dan berkelanjutan. Rekam medis menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk memonitor pasien agar tercapai tepat diagnosis dan tepat penanganan apabila prosedur kelengkapan pengisian dilakukan dengan baik. Survei yang dilakukan di RSUD Dr.RM.Djoelham tahun 2010 menunjukkan presentase ketidaklengkapan pengisian rekam medis oleh dokter cukup besar, yaitu sebesar 40% pada pengisian diagnosa dan tandatangan, 25% resume diagnosa terhadap pasien oleh dokter. Rekam medis yang lengkap menjadi hal penting dalam kesesuaian antara penegakan diagnosis dokter UGD dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dalam penanganan selanjutnya. Rekam medis UGD menjadi rangkaian pemeriksaan oleh dokter UGD yang akan ditindaklanjuti oleh DPJP. Ketidaklengkapan rekam medis di awal menjadi celah terjadinya kesalahan pada tahap penanganan selanjutnya dan menimbulkan kemungkinan terjadinya ketidaksesuaian diagnosis antara dokter UGD dan DPJP. Penelitian oleh Suharyanto tentang penegakan diagnosis Demam Berdarah Dengue disebutkan bahwa penegakan diagnosis dan penanganan DBD memerlukan kecepatan serta ketepatan agar tidak terjadi keparahan atau

5 kematian. Angka ketidaksesuaian diagnosis dengan kriteria WHO dalam menangani DBD sekitar 31,1% hal tersebut salah satu sebabnya adalah karena penyakit DBD mempunyai kemiripan gejala dengan beberapa penyakit lain seperti malaria, thypoid fever, leptospirosis dan penyakit lainnya. Ketidaksesuaian penegakan diagnosis antar jenjang penanganan di rumah sakit mengakibatkan kerugian pada pasien. Kerugian lain yang ditemukan pada ketidaksesuaian diagnosis dituangkan dalam penelitian Sheila Era Fatmawati disebutkan bahwa ketidaksesuaian dalam penegakan dan penentuan diagnosis utama mengakibatkan kerugian pihak rumah sakit dan pihak badan penyelenggara jaminan kesehatan (UPT JPKM). Fenomena di atas menunjukkan bahwa pentingnya sebuah kelengkapan rekam medis di layanan kesehatan, maka setiap bentuk pelayanan terhadap pasien harus diperhatikan secara seksama dan mendapat perhatian khusus. Pasien anak yang datang dengan berbagai keluhan di Unit Gawat Darurat membutuhkan penanganan segera yang harus ditangani dengan tepat melalui penilaian awal dokter, dimana penilaian awal sangat menunjang ketepatan diagnosis dan memudahkan dokter penanggung jawab pasien selanjutnya untuk melakukan pemeriksaan dan terapi lanjutan. Penanganan yang segera baik oleh dokter UGD maupun dari spesialisasi harus memperhatikan dengan baik kelengkapan pengisian rekam medis agar setiap tindakan yang dilakukan termonitor dengan baik, menghasilkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai sehingga keselamatan pasien dapat terjaga.

6 Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa rekam medis sangat penting dan menjadi parameter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Indikator mutu rekam medis yang baik adalah kelengkapan isi, akurat, tepat waktu dan pemenuhan aspek persyaratan hukum. Rumah sakit dalam pengelolaan rekam medis selalu mengacu kepada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis yang dibuat oleh rumah sakit yang bersangkutan (Giyana, 2012). Fakta yang sudah dijelaskan di atas membuat peneliti tertarik untuk menganalisis kelengkapan dan tingkat kesesuaian rekam medis penilaian dokter UGD dan pemeriksaan awal DPJP pasien anak di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian yaitu : Bagaimana kelengkapan dan tingkat kesesuaian rekam medis penilaian dokter UGD dan pemeriksaan awal DPJP pasien anak di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kelengkapan rekam medis pada penilaian masuk oleh dokter UGD dan penilaian awal pasien anak oleh DPJP. 2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui kelengkapan penilaian oleh dokter UGD. b) Untuk mengetahui kelengkapan penilaian oleh DPJP.

7 c) Untuk mengetahui derajat kesesuaian oleh keduanya. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta wawasan baru tentang berkas rekam medis khususnya tentang kelengkapan berkas rekam medis di rumah sakit. 2. Bagi profesi dokter dan praktisi kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai informasi bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3. Bagi jajaran direksi rumah sakit Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan dalam pendokumentasian data-data pasien dalam rekam medis. 4. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan dan referensi serta sebagai acuan dalam pembuatan penelitian selanjutnya.

8 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan Penelitian Penelitian Salmah Alaydrus pada tahun 2011 di Semarang tentang Perbandingan Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Antara Dokter Spesialis di Paviliun Garuda dan Residen di bangsal Penyakit Dalam RSUP dr.kariadi Semarang periode Agustus 2010. Penelitian oleh Elynar Lubis (2009) dengan judul Pengaruh Karakteristik Individu dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Dokter dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PT Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) Tahun 2008 Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Kumala Dewi Dari 100 rekam medis didapatkan hasil kelengkapan pengisian rekam medis oleh dokter spesialis sebesar 41,61% sedangkan kelengkapan pengisian rekam medis oleh residen sebesar 76,46%. Variable yang diteliti dalam penelitian ini adalah karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja, serta variabel motivasi ekstrinsik meliputi kompensasi, kondisi kerja, status kepegawaian, prosedur, dan supervisi. Dari semua variabel tersebut, yang berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam kelengkapan pengisian rekam medis adalah kondisi kerja dengan nilai p = 0,001 < p = 0,05 dan supervise dengan nilai p = 0,047 < p = 0,05 Dari 28 rekam medis yang menjadi sampel Persamaan : Rancangan penelitian menggunakan cross sectional study. Perbedaan : Peneliti lebih spesifik pada lembar rekam medis dokter UGD dan DPJP serta membandingkan kesesuaian keduanya. Persamaan : penelitian terhadap kelengkapan rekam medis. Perbedaan : pada penelitian elynar menggunakan metode explanatori, sedangkan peneliti menggunakan cross sectional study dan meneliti derajat kesesuaian penilaian pasien oleh dokter UGD dan DPJP dilihat dari isian rekam medis. Persamaan : menggunakan cross sectional study.

9 pada tahun 2011 di Semarang tentang Hubungan Antara Pengetahuan Dokter tentang Rekam Medis dengan Kelengkapan Pengisian Data Rekam Medis Dokter yang Bertugas di Bangsal Anak RSUP dr.kariadi Semarang Periode 1-31 Agustus 2010. penelitian didapatkan rekam medis yang kelengkapannya kurang dari 90% sebanyak 25%. Dari 28 sampel, 24 sampel mengetahui pengertian tentang rekam medis, 23 sampel mengetahui tentang manfaat rekam medis, 25 sampel mengetahui tentang komponen dan isi rekam medis, serta 24 sampel mengetahui tentang aspek hukum rekam medis Perbedaan : penelitian kami tentang kesesuaian derajat penilaian dokter UGD dan DPJP dilihat dari isian rekam medis.