BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan bibit induk atau bibit sebar. Ayam yang akan digunakan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk menyeleksi pejantan dan betina yang memiliki kualitas tinggi

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure Line atau ayam

Brooding Management. Danang Priyambodo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk dapat menghasilkan banyak telur dan anak-anak ayam yang baik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Sektor peternakan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

TATA LAKSANA PERKANDANGAN AYAM BROILER PEMBIBIT DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM DESA PAREREJA KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam parent stock adalah ayam penghasil ayam komersil yang merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya (Sudaryani dan Santosa, 2000). Menurut Suharno (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor : 499/Kpts/PD /L/12/2008 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

I. PENDAHULUAN. tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

PROGRAM PENCAHAYAAN (Lighting) TIM BROILER MANAGEMENT 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang relatif singkat (Murtidjo, 2001). Menurut Kartasudjana dan Suprijatna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler pembibit merupakan ayam yang menghasilkan bibit ayam

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. induk yang menghasilkan telur tetas untuk mendapatkan Day Old Chick (DOC)

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

MENGELOLA KANDANG DAN PERALATAN AYAM PEDAGING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi

MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM PEDAGING PARENT STOCK DI PT. CAROEN POKHPAND JAYA FARM Tbk UNIT 8 PROBOLINGGO. Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi

PENDAHULUAN. yang berkembang pesat saat ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014)

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging komersil pada umumnya dipelihara secara intensif dengan sistem

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER PEMBIBIT FASE LAYER DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM PAREREJA KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

MANAJEMEN PEMELIHARAAN PARENT STOCK BROILER FASE STARTER-GROWER DI PT CHAROEN POKPHAND JAYA FARM REMBANG I KARANGASEM, SEDAN KABUPATEN REMBANG

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

PENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Broiler pertama kali ditemukan pada Pada 1950 para ahli perunggasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

JURNAL PERBANDINGAN HASIL PRODUKSI TELUR DENGAN PENGGUNAAN KANDANG OPEN HOUSE DAN CLOSE HOUSE SEMI OTOMATIS DI PRAYOGO FARM KECAMATAN KANDAT KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki genetik yang dapat menghasilkan produksi baik. Menurut (Rasyaf,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Breeding Center Burung Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit merupakan ayam penghasil bibit final stock pada ayam

Laporan Praktikum. Mata Kuliah Penyuluhan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mengeram lagi (Sudarmono, 2003). Ayam tipe petelur memiliki karakteristik

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

Tugas Mata Kuliah Perencanaan Program PP (Menyusun Proposal Evaluasi Dampak Dengan Judul Sistem Perkandangan Ayam Buras) Oleh Junaidi Pangeran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus mungil/kecil dan mata

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

Penyiapan Mesin Tetas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras adalah jenis ayam-ayam unggul impor yang telah dimuliabiakan

Tipe Kandang Itik TIPE KANDANG ITIK. Dalam budidaya itik dikenal 3 tipe kandang. 60 cm. 60 cm

I. PENDAHULUAN. peternakan seperti telur dan daging dari tahun ke tahun semakin meningkat.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Pembibit Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang cepat. Tipe ayam pembibit atau parent stock yang ada sekarang ini terdapat dua macam yaitu tipe ayam pembibit pedaging dan tipe ayam pembibit petelur (Eko, 2015). Ayam pembibit akan menghasilkan day old chick (DOC). Pemeliharaan ayam broiler menurut kecepatan pertumbuhannya dapat di bagi menjadi dua yaitu periode starter dan finisher. Periode starter dimulai umur 1-21 hari dan periode finisher dimulai umur 22-35 atau sesuai umur dan bobot potong yang diinginkan (Murwarni, 2010). Ayam pembibit memiliki beberapa tingkatan. Tingkat galur murni atau pureline yang mengahasilkan ayam grand parent stock selanjutnya grand parent stock akan menghasilkan ayam parent stock dimana ayam ini akan menghasil ayam final stock atau ayam komersil baik itu ayam petelur ataupun pedanging (Sudaryani dan Santoso, 2011). Manajemen pemeliharan pada parent stock akan berdampak pada keturunan yang akan dihasilkan oleh karena itu diharapkan adanya pemeliharaan yang baik dan benar (Risyana, 2008).

4 2.2. Perkandangan Perkandangan merupakan kompleks atau bangunan kandang yang ada di dalam suatu area peternkan. Fungsi utama dari kandang dalam masa pemeliharaan adalah sebagai tempat tinggal sekaligus pelindung serta sebagai tempat bekerja bagi peternak dalam mengendalikan kebutuhan ternak (Suprijatna dkk., 2008). Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal bagi ternak, tempat berteduh dari cuaca dingin dan panas serta gangguan lainnya sehingga kandang juga harus nyaman bagi ternak (Mulyantini, 2010). Tipe kandang closed house (kandang tertutup) sangat berpengaruh besar dalam masa pemeliharaan karena semua hal yang berada di dalam kandang diatur oleh manusia dan kandang dengan closed house (kandang tertutup) merupakan tipe kandang postal (Anwar dkk., 2014). 2.3. Lokasi dan Tata Letak Kandang Lokasi yang dipilih dalam membuat kandang haruslah tepat karena penentuan lokasi juga salah satu faktor dari kenyamanan ternak. Lokasi yang dipilih sebaiknya tidak dekat dengan pemukiman warga dan sebaiknya berada pada dataran lebih tinggi dari pemukiman warga sekitar. Lokasi kandang yang baik ialah jauh dari kegiatan masyarakat, dibuat ditempat yang cukup terkena sinar matahari, tanah harus padat dengan demikian bangunan kandang dapat berdiri kokoh serta kandang harus berada pada tanah yang tidak lembab (Suprijatna dkk., 2008). Letak kandang sebaiknya berada lebih tinggi sedikit dari

5 pemukiman warga sekitar serta bangunan kandang juga dijauhkan dari bangunan lainnya seperti bangunan tempat tinggal karyawan (Sudaryani dan Santoso, 2011). 2.4. Kontruksi Kandang Proses pembangunan kandang tidak terlepas dari kontruksi kandang yang digunakan yang meliputi antara lain dinding, ventilasi, lantai dan atap. Pembangunan kandang sebaiknya memperhatikan bahan dan alat yang akan digunakan sehingga dapat lebih efisien (Fadilah dkk., 2007). Aspek aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan kontruksi kandang ialah aspek ekonomis, teknis dan biologis ternak (Suprijatna dkk., 2008). 2.4.1. Dinding Dinding merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk pembuatan bangunan kandang. Bahan yang digunakan sebagai pembuat dinding tidak harus mahal dan bahan yang tidak mudah rusak jika terkena cuaca yang esktrim (Mulyantini, 2010). Bahan pembuat dinding dari bambu juga memudahkan pengadaanya karna relatif terjangkau dan awet bisa tahan sampai lima tahun (Suprijatna dkk., 2008). 2.4.2. Ventilasi Ventilasi yang baik ialah yang menggunakan kedua belah sisi kandang terbuka (open side wall houses) atau kedua belah sisi yang ditutup dengan ram kawat (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Ventilasi yang baik akan

6 menghasilkan udara segar dari luar masuk kedalam kandang dan membawa keluar udara yang lembap dan panas melalui atap (Suprijatna dkk., 2008). Close House merupakan tipe kandang yang seluruh ventilasinya tertutup dan kebutuhan udara, kelembaban maupun suhu diatur di dalamnya serta memiliki kondisi yang berbeda dengan keadaan di luar kandang (Dewanti dkk., 2014). 2.4.3. Atap Atap kandang merupakan hal penting yang harus diperhatikan karena atap berfungsi secara langsung untuk melindungi ternak dari cuaca yang esktrim seperti hujan dan panas. Material atap yang baik dan biasa digunkan ialah berupa baja ringan karena mampu bertahan 10 15 tahun (Mulyanto dan Isman, 2008). Ada beberapa tipe atap kandang, yaitu atap tipe gable, atap tipe monitor, atap tipe semimonitor dan atap tipe shade (Suprijatna dkk., 2008). 2.4.4. Lantai Lantai kandang sebaiknya terbuat dari tembok atau bahan semen karena untuk memudahkan pembersihan serta baik untuk mencegah perkembangan penyakit (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Fungsi dari lantai kandang adalah sebagai tempat berpijak ayam dan sebagai tempat penampung kotoran ayam (Mulyantini, 2010). 2.5. Peralatan Kandang Kandang yang baik ialah kandang yang sudah dilengkapi dengan peralatannya seperti tempat minum, tempat pakan, alat penerangan serta alat alat

7 kebersihan. Peralatan kandang yang digunakan harus memiliki kualitas dan kuantitas yang baik adapun alat alat yang digunakan tidak harus mahal karena masih banyak bahan bahan yang terjangkau (Suprijatna dkk., 2008). Peralatan kandang sangat membantu dalam menunjang pekerjaan di dalam kandang dan juga perlatan kandang harus mudah dibersihkan agar dapat terjaga dari bibit penyakit (Fadilah dkk., 2007). 2.5.1. Tempat pakan Tempat pakan harus tersedia cukup, bahannya bisa dari bambu, almunium atau bahan apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak mudah berkarat (Zulfikar, 2009). Tempat pakan yang digunakan bisa secara otomatis dan nonotomatis dengan tipe memanjang (through feeder), bentuk nampan (try feeder) dan bentuk bundar (round feeder) (Mulyantini, 2010). Kandang closed house biasanya menggunakan tempat pakan otomatis through feeder yang terdapat grill. Keuntungan dalam dalam menggunakan grill adalah dapat meningkatan efisiensi pakan dan mudah dalam mengontrol pemberian pakan pada ayam betina (Sudaryani dan Santoso, 2011). Tempat pakan ayam jantan biasanya digantung untuk menghindari ayam betina. Ketinggian gantungan tempat pakan jantan harus disesuaikan dengan pertumbuhan ayam untuk memudahkan ayam menjangkau ke tempat pakan (Krista dan Harianto, 2011).

8 2.5.2. Tempat minum Tempat minum pada kandang tipe batteray biasanya digunakan secara individu tidak berkelompok sedangkan pada kandang tipe litter yang digunakan secara berkelompok (Suprijatna dkk., 2008). Tempat minum yang biasa digunakan pada kandang closed house adalah sistem otomatis (nipple systsem) yang dapat diatur penggunaanya sehingga memudahkan dalam mengontrol konsumsi air minum (Rahayu dkk., 2011). Tempat minum ada 2 jenis tipe, ada yang tipe otomatis dan non otomatis. Tempat minum baik dengan tipe nipple ataupun tipe pipa memanjang yang harus diperhatikan adalah selalu berisikan air (Fadilah, 2013). 2.5.3. Sangkar (nest) Sangkar merupakan tempat bertelurnya ayam maka dari itu ayam yang bertelur membutuhkan tempat tenang agar tidak terganggu oleh ayam lainnya. Sangkar yang baik adalah yang mudah untuk dibersihkan, nyaman untuk bertelur serta mendapat sirkulasi atau pertukaran udara dengan baik. Satu sarang/hold disediakan untuk 4 ekor betina (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Sangkar mempunyai 24 hold nest dengan kapasitas 4 5 ekor/hold. Setiap lubang sarang dapat di pakai 4 5 ekor ayam betina yang secara bergantian untuk bertelur (Sudaryani dan Santoso, 2011).

9 2.6. Pencahayaan (lighting system) Pencahayaan atau lampu penerangan juga sangatlah berpengaruh terhadap pemeliharaan ayam broiler. Fungsi dari pencahayaan ini adalah sebagai penerang pada malam hari dan pemberian pencahayaan biasa sesuai program yang ditentukan (Suprijatna dkk., 2008). Pencahayaan menjadi penting karena berhubungan dengan produksi dan kesejahteraan unggas serta di sisi lain cahaya juga akan menggertak kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon pertumbuhan untuk mengatur proses metabolisme (Sulistyoningsih dkk., 2013). 2.7. Kepadatan Kandang Kepadatan kandang pada ayam broiler juga perlu dipikirkan karena jika terlalu padat maka ayam akan merasa tidak nyaman dan berdampat pada produksi. Kandang yang terlalu padat akan meningkatkan kompetisi dalam mendapatkan pakan, air minum maupun oksigen (Gustira dkk., 2015). Kepadatan kandang yang ideal dan baik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8 10 ekor/m 2, lebih dari angka tersebut akan menyebabkan suhu kandang cepat menigkat terutama pada siang hari (Fadilah dkk., 2007). 2.8. Sanitasi dan Biosecurity Pembersihan atau kegiatan sanitasi dan biosecurity dilakukan diseluruh kandang, termasuk lingkungan sekitar kandang dengan mengunakan desinfektan. Sanitasi merupakan proses pembersihan kandang dan sekitarnya mulai dari

10 peralatan, kendaraan serta orang yang keluar masuk kompleks perkandangan untuk pencegahan (Suprijatna dkk., 2008). Kegiatan sanitasi pada umumnya meliputi penjagaan dan pemeliharaan kebersihan kandang dan sekitarnya, peralatan, perlengkapan kandang, pengelolaan kandang, serta orang dan kendaraan yang keluar masuk kandang (Nurcholis dkk., 2009). 2.9. Suhu dan Kelembaban Suhu optimal yang menjadi zona nyaman (comfort zone) bagi ayam broiler berbeda beda dilihat dari fase pertumbuhannya. Suhu nyaman atau optimal untuk day old chick (DOC) broiler 25ºC - 29ºC. Faktor cuaca juga dapat mempengaruhi suhu dan kelembaban di dalam kandang maupun di luar kandang. Cuaca merupakan faktor luar yang sangat menentukan dalam produksi peternakan (Rasyaf, 2008). Suhu tubuh ayam lebih panas dibandingkan dengan suhu tubuh manusia. Suhu normal tubuh ayam adalah sekitar 40ºC - 44ºC dengan kelembaban sekitar 60% - 70%. Klasifikasi kandang yang nyaman untuk ayam broiler bisa dilihat dari ventilasi kandang karena dari sinilah adanya pertukara udara udara segar dan udara kotor dengan suhu 27ºC - 29ºC dan kelembaban 60% - 70% (Sudaryani dan Santoso, 2011). 2.10. Kontrol Bobot Badan Kontrol bobot badan bertujuan agar dapat mencapai dewasa kelamin dan tidak kelebihan lemak sehingga akan meningkatkan keseragaman bobot badan dan produksi telur (Mulyantini, 2010). Sistem kontrol bobot badan yang baik

11 bertujuan agar mengetahui pemberian pakan yang tepat untuk sekelompok ayam, sehingga keseragaman dapat tercapai (Affandi dkk., 2007). Pengukuran bobot badan diukur dalam waktu satu minggu sehingga untuk mendapatkan pertambahan bobot badan harian bobot tersebut di bagi tujuh (Rasyaf, 2008). 2.11. Persentase Deplesi Populasi Tolok ukur dari keberhasilan pengelolaan kandang salah satunya adalah tingkat mortalitas atau tingkat deplesi. Produksi dapat dikatakan berhasil apabila tingkat mortalitas atau deplesi <5% tidak lebih dari itu. Tingkat kematian dan penurunan produksi telur akan meningkat jika keadaan di dalam kandang terlalu panas atau terlalu dingin (Tabara, 2012). Jumlah ayam yang mati dan afkir akan diperoleh dari hasil pengurangan jumlah ayam yang dipelihara dengan jumlah total ayam yang dijual atau jumlah total panen (Fadilah, 2013).