BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM MENETAPKAN WALI ADHAL DALAM PERKAWINAN BAGI PARA PIHAK DI PENGADILAN AGAMA KELAS 1A PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB V PENUTUP. A. Simpulan Perkawinan menurut Pasal 1 UU 1/1974 adalah ikatan lahir bathin

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 2

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT MAZHAB HANAFI DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG WALI NIKAH. A. Analisa Terhadap Mazhab Hanafi Tentang Wali Nikah

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

I. PENDAHULUAN. berpasang-pasangan, menjadikan manusia laki-laki berpasangan dengan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WANITA DAN ANAK YANG PERKAWINANNYA TIDAK TERCATAT DI INDONESIA. Sukma Rochayat *, Akhmad Khisni **

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara formal dengan Undang-undang (yuridis) baik itu dalam hal pemenuhan

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

KEWENANGAN AYAH BIOLOGIS SEBAGAI WALI NIKAH TERHADAP ANAK LUAR KAWIN (Kajian Komparasi Antara Hukum Perkawinan Indonesia dengan Empat Madzhab Besar)

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

Oleh : TIM DOSEN SPAI

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 Terhadap Ketentuan Pasal 2 Ayat (2) Undang-Undang Perkawinan.

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

SIMULASI PELAKSANAAN AKAD NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. Perkawinan yang dalam istilah agama disebut nikah ialah melakukan

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN KEDUA SEORANG ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI MENJADI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI

BAB III PRAKTIK PERNIKAHAN DENGAN MENGGUNAKAN WALI HAKIM KARENA ORANG TUA DI LUAR NEGERI DI DESA DAMPUL TIMUR KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkawinan ini menjadi sebuah ikatan antara seorang laki-laki dan seorang

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

segera melaksanakannya. Karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana diketahui bahwa perkawinan adalah satu jalan yang

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. surga ada neraka, ada pria ada wanita dan sebagainya. 1. semua mahluknya, baik pada manusia hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

PENETAPAN Nomor 0004/Pdt.P/2014/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan cikal bakal terciptanya keluarga sebagai tahap

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

PEMBATALAN PERKAWINAN DAN PENCEGAHANNYA Oleh: Faisal 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon) Dimana memiliki sifat yang saling membutuhkan, karena sejak lahir manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk senantiasa hidup dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama dengan orang-orang lain mengikatkan hasrat yang kuat untuk hidup teratur. Allah SWT menjadikan makhluk-nya berpasangpasangan, menjadikan manusia laki-laki dan perempuan,menjadikan hewan jantan dan betina begitu pula tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Dalam menjalankan kehidupan manusia tentu ingin melanjutkan keturunan,dan di jadikan terasa indah pada pandangan laki-laki terhadap perempuan untuk melangsungkan hasrat atau nafsu syahwatnya.oleh karena itu manusia harus mengikatkan diri dengan pasangannya melalui suatu ikatan yaitu Perkawinan. Menurut Basyir Ahmad Azhar berpendapat bahwa: Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat sesuai kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan. Pergaulan hidup berumah tangga dibina dalam suasana damai, tentram, dan rasa kasih sayang antara suami dan istri. Anak keturunan dari hasil perkawinan yang sah menghiasi kehidupan keluarga dan sekaligus merupakan kelangsungan hidup manusia secara bersih dan berkehormatan. 1 Sedangkan perkawinan menurut Pasal 1 Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria 1 Basyir Ahmad Azhar, Hukum Perkawinan Islam, Ed. 1. Cet. 9, (Yogyakarta : UII Press,1999), H. 1. 1

2 dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 2 Berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat 1 Undang-undang tentang Perkawinan maka suatu perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masingmasing agamanya dan kepercayaannya itu. 3 hal ini dapat di pakai sebagai dasar hukum berlakunya hukum perkawinan Islam di Indonesia sebagai peraturan khusus di samping peraturan umum yang di atur dalam Undang-Undang perkawinan untuk warga negara Indonesia yang beragama Islam, yang kebanyakan menganut ajaran dari mahzab Syafi'i. Dalam hubungan perkawinan antara suami isteri itu terjadi perjanjian yang suci yaitu Miitsaaqan ghaliizhaan, perjanjian yang suci dan kokoh, membentuk keluarga kekal dan abadi.seperti yang dijelaskan dalam AL-Qur an surah An-nisa ayat 21, yaitu: Artinya: Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat 4.(Surah An-Nisa Ayat 21) 2 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 Tentang Perkawainan 3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 2 Ayat 1 Tentang Perkawinan 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an Dan Terjemahannya, (Jakarta Selatan: PT. Hati Emas, Penerbit Bogor, 2007), H.81

3 Islam menganjurkan perkawinan, dengan diadakannya perkawinan maka telah terpenuhinya perintah agama dengan tujuan mendirikan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah. 5 Wali nikah adalah pihak yang menjadi orang yang memberikan ijin berlangsungnya akad nikah antara laki-laki dan perempuan. Wali nikah hanya ditetapkan bagi pihak pengantin perempuan. Adanya perbedaan pendapat di antara para Ulama mengenai perlu tidaknya wali dalam pernikahan, khususnya bagi perempuan yang telah dewasa yaitu bagi Imam Syafi i, Maliki dan Hambali mengemukakan bahwa wali dalam pernikahan adalah penting dan menjadi syahnya pernikahan, sedangkan Hanafi mengemukakan bahwa wali tidak penting dan tidak menjadi unsur sahnya pernikahan. Wali dalam kaitannya perkawinan dibedakan menjadi Wali Nasab dan Wali Hakim, wali nasab ialah laki-laki yang beragama islam yang berhubungan darah dengan calon mempelai wanita dari pihak ayah. Sedangkan Wali Hakim, ialah pejabat yang di tunjuk oleh Mentri Agama atau pejabat yang ditunjuk olehnya untuk bertindak sebagai wali nikah bagi calon mempelai perempuan. Wali hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah apabila wali nasab tidak ada atau tidak mungkin menghadirkannya atau tidak diketahui tempat tinggalnya atau gaib atau adlal atau enggan. Yang berstatus sebagai wali hakim adalah pejabat terkait yang datang resmi atas nama lembaga dan bukan atas nama pribadi. 5 Andriyani, Pelaksanaan Perkawinan Melalui Wali Hakim Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang,(Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang : Padang,2011), H.2

4 Nama Wali Hakim dalam praktiknya dicantumkan dalam Buku Nikah yang berasal dari KUA setempat. Di buku nikah itu tercatat nama Wali Hakim, pangkat, dan alasan mengapa yang menjadi wali nikah adalah wali hakim. Kedudukan wali sangat penting sebagaimana diketahui bahwa yang berhak menjadi wali nikah terhadap seorang wanita adalah hak bagi wali nasab. Dalam kenyataannya di kecamatan wiwirano pernah terjadi ijab kabul sebanyak 11 pasang yang dilaksanakan oleh pejabat KUA yang seharusnya dilakukan oleh wali nikah yang berhak menikahkan. Dari Uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menelitinya dalam hal Faktor yang menjadi penyebab digunakannya wali hakim di KUA, pelaksanaan perkawinan dengan wali hakim di KUA dan hambatan-hambatan yang ada dalam pelaksanaan perkawinan dengan wali hakim di Kantor Urusan Agama, oleh karena itu penulis memilih judul dan mengangkat persoalan wali tersebut dengan judul PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) MENURUT UNDANG- UNDANG NO 1 TAHUN 1974 (Studi Kasus Di KUA Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara) B.Fokus penelitian Berdasarkan dari latar belakang yang ada maka penulis dapat mengemukakan fokus penelitian yaitu: pelaksanaan perkawinan dengan wali hakim di Kantor Urusan Agama Menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1974 (Studi Kasus di KUA Kec. Wiwirano Kab. Konawe Utara).

5 C. Rumusan masalah Berdasarkan pada fokus penelitian tersebut diatas, maka penulis dapat mengemukakan rumusan masalah, yaitu: 1. Faktor apa yang menyebabkan sehingga di gunakan wali hakim di KUA Kec.Wiwirano Kab.konawe Utara? 2. Bagaimana pelaksanaan perkawinan dengan wali hakim di Kantor Urusan Agama kec. Wiwirano Kab.Konawe Utara? 3. Apakah hambatan-hambatan yang ada dalam pelaksanaan perkawinan dengan wali hakim di Kantor Urusan Agama Kec. Wiwrano Kab.Konawe Utara? D. Definisi Operasional Untuk mengetahui gambaran dan pengertian yang terkandung dalam judul penelitian ini, penulis perlu menguraikan pengertian variable tersebut yang dianggap perlu. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalah fahaman tentang maksud tujuan judul tersebut. Oleh karena itu, berikut ini adalah definisi kalimat yang perlu di uraikan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan perkawinan yang dimaksud dalam proposal ini adalah suatu rangkaian proses perkawinan sebelum akad nikah berlangsung. 2. Wali hakim yang dimaksud dalam proposal ini adalah pejabat yang di tunjuk oleh Mentri Agama atau pejabat yang ditunjuk olehnya untuk bertindak sebagai wali nikah bagi calon mempelai perempuan.

6 E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui faktor penyebab digunakannya wali hakim di kantor urusan agama (KUA) Kec. Wiwirano Kab. Konawe Utara. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan perkawinan dengan wali hakim di Kantor Urusan Agama kec. Wiwirano Kab.Konawe Utara. 3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada dalam pelaksanaan perkawinan dengan wali hakim di Kantor Urusan Agama Kec. Wiwrano Kab.Konawe Utara. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. sebagai informasi bagi seluruh masyarakat mengenai perkawinan dengan menggunakan wali hakim di Kantor Urusan Agama Di Kec. Wiwirano Kab.Konawe Utara. b. Untuk memperkaya pengetahuan mengenai Pelaksanaan Perkawinan Dengan Wali Hakim di KUA. c. Sebagai kontribusi pemikiran dan bahan informasi bagi kalarangan akademik dan masyarakat ilmiah secara umum, menambah Khazanah pengetahuan keagamaan, dan tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk kajian atau penelitian selanjutnya, mengenai pelaksanaan perkawinan dengan wali hakim di KUA Kec.Wiwirano Kab.Konawe Utara

7

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang di angkat oleh Marhalim dengan judul Praktik Pernikahan Dengan Menggunakan Wali Hakim Karena Orang Tua Di Luar Negeri Di Desa Dampul Timur Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang, hasil penelitiannya yaitu, yang melatarbelakangi terjadinya wali hakim tersebut karena masyarakat sekitar masih berpendidikan rendah yaitu lulusan SD (Sekolah Dasar) bahkan banyak sekali yang belum lulus sekolah SD yaitu buta huruf dalam artian tidak bisa baca tulis sehingga tidak jarang dari kalangan masyarakat pergi merantau untuk mencari nafkah yang lebih baik dengan cara menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia), yaitu merantau ke Arab. B. Deskripsi Perkawinan 1. Pengertian Perkawinan Perkawainan dalam islam sering disebut dengan istilah pernikahan. Menurutnya, pernikahan adalah akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalizahan untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah 1. Dalam pengertian tersebut terdapat kata akad, menurut imam syafi i kata akad mengandung maksud membolehkan hubungan kelamin dan imam hanafi mengatakan hal yang sama bahwa akad berarti hubungan kelamin. Menurut undang-undang nomor 1 tahun 1974 pasal 1 mengungkapkan bahwa perkawinan ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga 40 1 Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Kencan : Jakarta, 2006), H. 7