27 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Percobaan 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul umur satu hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas, Jatiwangi, Majalengka. Jumlah ayam yang digunakan adalah 125 ekor yang dipelihara dari umur 1 hari sampai dengan 8 minggu, tanpa dipisahkan jenis kelaminnya (straight run). Ayam secara acak ditempatkan dalam 25 unit kandang dan setiap unit kandang terdiri atas 5 ekor anak ayam. Bobot badan mempunyai rataan koefisien variasi 7,53% (Lampiran 2). 3.1.2. Kandang dan Perlengkapan Kandang percobaan yang digunakan adalah kandang berbentuk cage sebanyak 25 unit dengan ukuran panjang 0,7 m, lebar 0,5 m, dan tinggi 0,7 m. Setiap unit kandang diisi 5 ekor anak ayam. Kandang terbuat dari kawat, kayu, serta bambu, dan masing-masing unit kandang disekat (chick guard). Setiap unit kandang dipasang lampu pijar berdaya 15 watt sebagai alat penerang dan pemanas bagi ayam yang digunakan sampai ayam berumur 3 minggu. Masing-masing kandang dilengkapi tempat pakan berbentuk round feeder dan tempat minum berbentuk round water yang terbuat dari bahan plastik. Setiap unit kandang diberikan penomoran sesuai perlakuan dan ulangan untuk memudahkan dalam pemberian pakan.
28 3.1.3. Susunan Ransum Percobaan Bahan pakan yang digunakan untuk menyusun ransum percobaan terdiri dari dedak padi, jagung kuning, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung tulang, dan CaCO3 yang diperoleh dari CV. Missouri Poultry Shop, Bandung. Produk limbah udang fermentasi diperoleh dari hasil penelitian di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia, dan Industri Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Kandungan nutrien dan energi metabolis bahan pakan penyusun ransum disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Bahan Pakan Penyusun Ransum Bahan Pakan EM PK LK SK Ca P Lys Meth (kkal/kg)...%... LUF 2614 39,29 7,03 7,79 6,81 2,83 3,04 1,46 Dedak Padi 1630 12,00 13,00 12,00 0,12 0,21 0,71 0,27 Jagung Kuning 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 Bungkil Kedelai 2240 44,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 Tepung Ikan 2970 58,00 9,00 1,00 7,70 3,90 6,50 1,80 Tepung Tulang 0 0 0 0 23,3 18,0 0 0 CaCO3 0 0 0 0 40,0 0 0 0 Sumber : Abun (2007) Keterangan : LUF = Limbah Udang Fermentasi EM : Energi Metabolis, PK : Protein Kasar, LK : Lemak Kasar, SK : Serat Kasar, Ca : Kalsium, P : Phospor, Lys : Lysin, Meth : Methionin.
29 Ransum dibuat berdasarkan kandungan protein kasar 15% dan energi metabolis 2750 kkal/kg (Widodo, 2010). Ransum perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Perlakuan R0 = Ransum tanpa penggunaan limbah udang fermentasi Perlakuan R1 = Ransum mengandung 5% limbah udang fermentasi Perlakuan R2 = Ransum mengandung 10% limbah udang fermentasi Perlakuan R3 = Ransum mengandung 15% limbah udang fermentasi Perlakuan R4 = Ransum mengandung 20% limbah udang fermentasi Susunan ransum percobaan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan susunan ransum tersebut didapatkan kandungan nutrien dan energi metabolis ransum percobaan seperti disajikan pada Tabel 4. Tabel 3. Susunan Ransum Percobaan Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R4...%... LUF 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 Dedak Padi 28,00 26,75 24,75 23,00 18,00 Jagung Kuning 58,00 58,00 58,00 58,00 60,00 Bungkil Kedelai 4,75 2,50 2,25 1,50 0,00 Tepung Ikan 8,00 6,50 3,75 1,25 0,00 Tepung Tulang 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 CaCO3 0,50 0,50 0,50 0,50 1,00 Jumlah 100 100 100 100 100 Keterangan : Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 2. LUF = Limbah Udang Fermentasi R 0 = Ransum tanpa penggunaan limbah udang fermentasi R 1 = Ransum mengandung 5% limbah udang fermentasi R 2 = Ransum mengandung 10% limbah udang fermentasi R 3 = Ransum mengandung 15% limbah udang fermentasi = Ransum mengandung 20% limbah udang fermentasi R 4
30 Tabel 4. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum Percobaan Nutrien R0 R1 R2 R3 R4 Kebutuhan* Energi Metabolis (kkal/kg) 2755 2770 2781 2792 2838 2750 Protein Kasar (%) 15,08 15,03 15,05 15,03 15,18 15 Lemak Kasar (%) 6,66 6,70 6,54 6,43 6,09 4,0-7,0 Serat Kasar (%) 4,89 4,97 5,08 5,19 4,92 3,0-6,0 Kalsium (%) 1,05 1,27 1,39 1,54 2,03 0,9-1,1 Phospor (%) 0,58 0,65 0,68 0,72 0,84 0,7-0,9 Lysin (%) 0,97 0,95 0,90 0,86 0,86 0,8-1,0 Methionin (%) 0,35 0,38 0,40 0,42 0,45 0,38-0,42 *) Widodo (2010) Keterangan : Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3. LUF = Limbah Udang Fermentasi R 0 = Ransum tanpa penggunaan limbah udang fermentasi R 1 = Ransum mengandung 5% limbah udang fermentasi R 2 = Ransum mengandung 10% limbah udang fermentasi R 3 = Ransum mengandung 15% limbah udang fermentasi = Ransum mengandung 20% limbah udang fermentasi R 4 3.1.4. Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Neraca analog, alat timbang bahan pakan dalam pembuatan ransum. 2. Mixer, alat pencampur ransum. 3. Karung, tempat penyimpanan ransum perlakuan sesudah di mixer. 4. Kereta sorong, alat pengangkut ransum. 5. Timbangan analitik Ohaus, untuk penimbangan ransum dan alat penimbang bobot badan ayam kampung. 6. Kantong plastik, tempat penyimpanan ransum perlakuan pada masingmasing kandang. 7. Label kertas, untuk memberi keterangan pada masing-masing kandang dan ransum perlakuan. 8. Sapu dan sekop, alat untuk pembersih kandang.
31 9. Alat tulis, alat pencatat data selama penelitian. 10. Kalkulator, alat penghitung dalam pengumpulan data. 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Prosedur Kerja Tahap Persiapan 1. Menyediakan bahan pakan untuk menyusun ransum, pemesanan DOC, dan persiapan kandang sebelum masuk DOC. 2. Menyusun formulasi ransum menggunakan aplikasi feed mania untuk masing-masing perlakuan. 3. Membuat ransum perlakuan, kemudian ditempatkan ke dalam karung yang telah diberi label. 4. Mempersiapkan kandang dimulai dari sanitasi kandang, membersihkan seluruh ruangan kandang yang baru dibuat, lingkungan area kandang, beserta peralatannya dua minggu sebelum DOC datang. Peralatan dicuci menggunakan larutan desinfektan, kemudian peralatan dibilas kembali dengan air bersih dan dikeringkan di bawah sinar matahari. 5. Menyemprotkan desinfektan ke seluruh ruangan kandang. 6. Memasang alas kandang (koran) yang dilakukan sebelum DOC datang, memasangkan alat pemanas (brooder) yang ditempatkan tepat di tengah chick guard dan dinyalakan sekitar dua jam sebelum DOC datang. 7. Memasang tirai plastik di bagian depan kandang yang menghadap ke pintu keluar guna mencegah DOC terkena angin dari luar dan menjaga kehangatan kondisi kandang.
32 8. Sesaat sebelum DOC datang, air minum disiapkan yakni yang terbuat dari larutan gula merah dengan takaran 5% dalam 1 liter air. Air minum dibuat sebanyak sebanyak 3 liter air dengan mencampurkan gula sebanyak 150 gram yang dimasukkan ke dalam tempat minum (round water) dan setelah datang disiapkan ransum perlakuan yang telah dibuat untuk nantinya diberikan kepada DOC yang dimasukkan ke dalam tempat pakan (round feeder). Tahap Pemeliharaan 1. DOC ditempatkan pada satu ruangan, dilakukan penimbangan bobot badan awal, dan penomoran di bagian sayap untuk memudahkan di dalam pengumpulan data. 2. DOC secara acak ditempatkan ke dalam 25 unit kandang dan dipelihara sampai dengan umur 8 minggu. 3. Selama pemeliharaan dilakukan vaksinasi meliputi vaksinasi ND (Newcastle Desease), yang pertama dilakukan melalui tetes mata setelah anak ayam berumur 4 hari dan kedua melalui pemberian air minum pada umur 18 hari. Vaksin Gumboro (IB) dilakukan pada umur 14 hari melalui air minum. 4. Ransum perlakuan diberikan dua kali yaitu pada waktu pagi dan sore hari yang diberikan ad-libitum ke dalam round feeder, demikian pula untuk air minum. 5. Dilakukan pengamatan dan pencatatan selama pemeliharaan. Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data meliputi pencatatan data konsumsi ransum, konsumsi protein, dan pertambahan bobot badan.
33 3.2.2. Peubah yang Diamati dan Pengukuran Peubah yang diamati meliputi: 1. Konsumsi ransum (gram); diukur berdasarkan jumlah ransum yang disediakan pada awal pemeliharaan dengan sisa akhir ransum penelitian. Pengukuran dilakukan setiap minggu selama pemeliharaan, kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan konsumsi selama penelitian. 2. Konsumsi protein (gram); jumlah protein yang dikonsumsi diperoleh dengan cara mengalikan konsumsi ransum selama pemeliharaan dengan persentase protein dalam ransum dengan rumus sebagai berikut (Tillman dkk., 1998): Konsumsi Protein (g) = Konsumsi ransum (g) x Kadar PK ransum (%) 3. Pertambahan bobot badan (gram); diperoleh dari selisih hasil penimbangan antara bobot akhir dikurangi bobot badan awal dengan rumus sebagai berikut (Rasyaf, 2003): Pertambahan Bobot Badan (g) = BB1 (g) BB0 (g) Keterangan : BB1 = Bobot badan akhir BB0 = Bobot badan awal 4. Imbangan efisiensi protein (IEP); diperoleh dari pertambahan bobot badan dibagi konsumsi protein dengan rumus sebagai berikut (Anggorodi, 1994) : IEP = Pertambahan bobot badan (g) Konsumsi protein (g)
34 3.2.3. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 macam perlakuan ransum dan diulang sebanyak 5 kali. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam kampung sehingga penelitian terdiri dari 25 unit percobaan. Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan: Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai pengamatan tengah umum αi єij = Pengaruh perlakuan ke-i =Kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j berikut : Berdasarkan model matematika di atas, diperoleh daftar sidik ragam sebagai Tabel 5. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Ftabel Perlakuan t-1 = 4 JKP KTP Galat (tr-1) = 20 JKG KTG Total tr-1 = 24 JKT KTP KTG Hipotesis yang akan diuji adalah : a. H0 ; R0 = R1 = R2= R3 = R4, tidak ada perlakuan yang nyata.
35 b. H1 ; R0 R1 R2 R3 R4, paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama. Kaidah Keputusan: 1. Jika Fhitung Ftabel 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. 2. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Apabila H0 ditolak, maka untuk menguji perbedaan antar perlakuan dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan dengan rumus sebagai berikut: KT galat r S r S y 2 LSR = SSR x Keterangan : Sx r KTG LSR SSR : Standard error : Ulangan : Kuadrat Tengah Galat : Least significant range test : Studentized significant range
36 Kaidah keputusan : 1. Bila selisih antar perlakuan (x) dibandingkan dengan LSR ternyata : x LSR, maka tidak berbeda nyata. 2. Bila x > LSR, maka berbeda nyata.