BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. kelompok ekonomi kaya dan miskin. Terdapat pada penjelasan Undang-Undang

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Maret 2006

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Islam adalah agama yang menawarkan pandangan hidup seimbang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat.

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN MASDAR FARID MAS UDI MENGENAI PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK KEMASLAHATAN UMAT

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

2015 OPTIMALISASI ZAKAT PROFESI DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RELASI ZAKAT DAN PAJAK PASCA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang lima, keberadaan zakat disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang dalam

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

BAB 1 PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi unsur pokok

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Kemiskinan sebagai suatu fenomena sosial tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang tetapi juga terjadi di negara yang sudah mempunyai kemapanan di bidang pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari suatu bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Usaha-usaha pembangunan baik yang menyangkut sektoral maupun regional telah banyak memberikan hasil-hasilnya yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan bukan merupakan tujuan melainkan hanya alat sebagai proses untuk menurunkan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan. Jika pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diikuti pemerataan hasilhasil pembangunan kepada seluruh golongan masyarakat, maka hal tersebut tidak ada manfaatnya dalam mengurangi ketimpangan pendapatan. 9

Selaku umat muslim di Indonesia, kita berkewajiban mengisi pembangunan ini, sesuai dengan bidang dan fungsi masing-masing. Dengan melihat berbagai aktifitas yang ada pada saat ini bahwa, isu kemiskinan dan cara pengentasannya merupakan isu yang menonjol dan mempengaruhi pembangunan nasional. Permasalahan kemiskinan disamping menjadi tujuan pembangunan nasional juga mempunyai permasalahan yang menjadi perhatian masyarakat Beragama, seperti agama islam. Dalam hal ini islam telah lama mengenalkan satu alternatif pemecahannya, yakni zakat. Zakat dalam islam bukanlah sekedar suatu kebajikan dan perbuatan yang baik, tetapi adalah salah satu fundamen (rukun) islam. Zakat juga salah satu kemegahan islam yang paling semarak dan salah satu dari empat ibadah dalam islam. Zakat bukan pula kebajikan secara ikhlas atau sedekah tak mengikat, tetapi adalah kewajiban yang dipandang dari segi moral dan agama sangat mutlak dilaksanakan. (Nabhani, 2000) Islam telah mengajarkan bagi ummatnya untuk selalu bertindak adil terhadap sesama, yang merupakan bagian dari kehidupan sosialnya. Adil merupakan ajaran inti ketika terjadi interaksi antar sesama manusia, sehingga terjadi keselarasan hidup dan keseimbangan dalam tatanan sosial dan kemasyarakatan. Banyak hal dalam ajaran agama islam yang menekankan pada nilai-nilai keadilan itu adalah ajaran islam tentang perlunya kepedulian social yang berpunya (aghinya) kepada yang tidak berpunya (masaakin), yang menggunakan instrumen zakat. (Syakhshiyyah, 2008) 10

Zakat merupakan instrumen ekonomi yang diperuntukkan sebagai pengurang kesenjangan ekonomi yang terjadi dimasyarakat. Secara khusus zakat dalam pendistribusiannya diutamakan kepada mereka yang serba kekurangan didalam harta. Selain memiliki aspek muamalah, yaitu adanya hubungan social antara sesama manusia, zakat memiliki aspek ibadah yang merupakan proses penghambaan diri kepada Sang Khaliq, Allah SWT. Karena zakat adalah bentuk ibadah kepada Allah yang merupakan cara pensucian terhadap harta kekayaan seseorang dihadapan Allah SWT. Kemiskinan dan orang-orang miskin sudah dikenal oleh manusia semenjak zaman lampau. Oleh karena itu beralasan sekali kita dapat menyatakan bahwa kebudayaan manusia dalam suatu kurun waktu tidak pernah sepi dari upaya untuk memperhatikan orang-orang miskin dan melepaskan mereka dari belenggu kemiskinan yang di daerah nya. (Winoto, 2011) Qardhawy (1999) menyatakan zakat bukan sekedar bantuan sewaktu0waktu kepada orang miskin untuk meringankan penderitaannya,tapi bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan agar orang miskin menjadi berkecukupan selamalamanya. Zakat juga dapat mencari pangkal penyebab kemiskinan itu dan mengusahakan agar orang miskin itu mampu memperbaiki sendiri kehidupan mereka, berdasarkan sasaran-sasaran pengeluaran yang ditegaskan Al-Qur an dan Sunnah. Zakat adalah ibadah maliyah tima iyyah yang memiliki posisi sangat penting, strategis, dan menetukan baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Pengumpulan zakat, infak dan sedekah masyarakat 11

Indonesia oleh lembaga pengelolaan zakat sudah berlansung lama sebelum disahkan UU No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. sejak berlakunya UU No 38 tahun 1999, pada tingkat nasional terdapat BAZNAS (Bada Amil Zakat Nasional) dan diseluruh propinsi terdapat Badan Amil Zakat tingkat Propinsi dan hampir sebagian besar kota dan kabupaten telah memiliki Badan Amil Zakat Daerah. Selain itu terdapat 18 Lembaga Amil Zakat Nasional yang beroperasi diseluruh Indonesia dan Lembaga Amil Zakat Daerah yang dilakukan oleh Walikota atau Bupati setempat. Dalam upaya peningkatan pengamalan rukun Islam melalui pengoptimalan pengelolaan dan pemanfaatan dana zakat untuk kesejahteraan umat dan keadilan sosial, Kota Padang telah melakukan kebijakan khusus mengenai peningkatan zakat di lingkungan Kota Padang. Sejalan dengan fungsi Kota Padang sebagai pusat pemerintahan propinsi dan Kota serta pusat perdagangan dan jasa, maka BAZDA Kota Padang memiliki potensi zakat yang sangat besar dan selama ini belum terkelola secara maksimal. (Dewinta, 2011) Menurut Badan amil zakat daerah kota padang, lebih dari 50 persen wajib zakat lebih memilih menyalurkan zakatnya kepada badan amil zakat dan mesjid, yang selanjutnya Baz dan mesjid menyalurkan kepada yang berhak menerima. Dalam penyaluran zakat sebenarnya yang paling diharapkan adalah lebih banyaknya penyaluran zakat ini kepada ekonomi produktif, agar nantinya sipenerima lebih dapat berkembang dengan usaha yang dilakukan. 12

Melihat besarnya potensi tersebut, maka sumber dana dari zakat ini merupakan salah satu kontributor untuk mengurangi penduduk miskin dan pemerataan kesejahteraan. Dana zakat yang dimiliki BAZDA sendiri mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang mana dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, peningkatan yang sangat besar terjadi pada tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu sebesar Rp.851.798.072 dengan laju pertumbuhan dana zakatnya adalah sebesar 10,31%. Dan dari dana zakat yang terkumpul telah disalurkan untuk melaksanakan berbagai program BAZDA kota padang, yaitu program dana bina usaha, yang merupakan dana bantuan pembinaan dan pengembangan usaha keluarga miskin. Program yang sudah berlansung 10 tahun ini mengalami perkembangan yang turun naik dimana pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan sebesar Rp.62.500.000 dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp.165.200.000 dengan laju pertumbuhan 50,36%. BAZDA juga memiliki program beasiswa pendidikan, terutama bagi siswa berprestasi dari keluarga miskin, jumlah dana beasiswa terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2009 sebanyak Rp.428.050.000 dan pada tahun 2010 meningkat signifikan mencapai Rp.632.000.000. Dari zakat ini diharapkan nantinya dapat mengurangi penduduk miskin dan pemerataan kesejahteraan masyarakat di Kota Padang. Dengan memperhatikan potensi serta masalah yang ada, maka hal ini lah yang melatar belakangi penulis mengangkat topik penelitian ini dengan judul : PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG. 13

1.2 Rumusan Masalah Dengan memperhatikan permasalahan yang telah penulis kemukakan diatas, untuk lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, penulis mencoba memutuskan permasalahan yang akan di bahas nantinya didalam skripsi ini dalam bentuk pertanyaan : 1. Seberapa besar pengaruh Dana Zakat yang dimiliki BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang? 2. Seberapa besar pengaruh program Dana Bina Usaha BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang? 3. Seberapa besar pengaruh program Beasiswa BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis seberapa besar pengaruh Dana Zakat yang dimiliki BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 2. Menganalisa seberapa besar pengaruh program Dana Bina Usaha BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 14

3. Menganalisis seberapa besar pengaruh program Beasiswa BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan di atas, manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksaan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberi sumbangsih terhadap teori teori dan metode dalam kajian ilmu ekonomi pembangunan. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah yang diteliti, selain itu sebagai wujud nyata penerapan teoriteori yang diterima dibangku kuliah, serta dapat membandingkan antara teori dan praktek yang akan terjadi di lapangan. 2. Bagi Instansi Terkait Merupakan suatu informasi dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil, khususnya kebijakan yang 15

berhubungan dengan permasalahan pengaruh zakat yang dikelola Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) terhadap pengetasan kemiskinan di Kota Padang. 3. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademisi dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengaruh zakat yang dikelola BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan untuk masa yang akan datang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah membahas mengenai pengaruh zakat yang dikelola BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang dengan periode waktu dari tahun 2002 2011. Data diperoleh dari Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Padang dan Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatra Barat. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang telah disusun oleh lembaga / badan / dinas tersebut di atas. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh dana zakat, pengaruh dana bina usaha BAZDA dan pengaruh beasiswa BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 1.6 Hipotesa 16

berikut : Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai 1. Diduga terdapat pengaruh dana zakat yang dimiliki BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 2. Diduga terdapat pengaruh program Dana Bina Usaha BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 3. Diduga terdapat pengaruh program Beasiswa BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Pembahasan dimulai dengan bab pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesa dan sistematika penulisannya. BAB II Landasan Teori Dan Penelitian Terdahulu Dalam bab ini disajikan konsep-konsep dasar zakat, modal usaha, beasiswa dan kemiskinan yang terkait dengan tujuan dan penelitian terdahulu. BAB III Metode Penelitian Dalam bab ini disajikan cara pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian. 17

BAB IV Gambaran Umum Dalam bab ini dijelaskan mengenai Kondisi Umum Objek Penelitian yang meliputi keadaan daerah, perkembangan penduduk, keadaan kemiskinan, perkembangan dana zakat, perkembangan dana bina usaha, perkembangan beasiswa dan profil BAZDA. BAB V Penemuan Empiris dan Analisa Dalam bab ini dibahas penemuan empiris jumlah pengentasan kemiskinan di Kota Padang dengan menggunakan data time series periode 2002-2011. Diperlihatkan oleh suatu persamaan regresi dengan beberapa variabel yang mempengaruhinya. BAB VI Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penemuan empiris dan saran-saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 18