HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN PREEKLAMSIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn Mulyanti

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN FREKUENSI ANTENATAL CARE DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KASUS FENOMENA ASFIKSIA PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) (Di RSUD Kota Semarang Tahun )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETE DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU KUTOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2007 dan 2008 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA DENGAN KEJADIAN IUFD DI RSUD BREBES TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN ANGKA KEJADIAN PARTUS PREMATURUS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE BULAN JANUARI MARET TAHUN 2011.

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2007-2008 Afriyani Kurniawati Putri¹, Ismarwati², Warsiti³ Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ibu hamil pre eklamsi dengan kejadian berat badan lahir rendah di RSUD Sleman Yogyakarta tahun 2007-2008. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitik, dengan metode pendekatan waktu prospektif, menggunakan data sekunder dari rekam medik persalinan. Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p=0,030 dimana nilai p<0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara ibu hamil pre eklamsi dengan kejadian berat badan lahir rendah. Nilai koefisien kontingensinya C=0,242 yang menunjukkan bahwa keeratan hubungan tersebut rendah. Kata kunci: Ibu hamil, Pre eklamsi, BBLR PENDAHULUAN Saat ini angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2007 berdasarkan sumber dari Depkes RI adalah 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2007 adalah 248 per 100.000 kelahiran hidup. Diharapkan pada tahun 2010 angka kematian bayi (AKB) mengalami penurunan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian perinatal adalah asfiksia, komplikasi pada BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), tetanus neonatorum, dan trauma kelahiran (Depkes, 1999). Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar daripada bayi normal pada kehamilan umur kehamilan yang sama. Prevalensi bayi BBLR diperkirakan 15 dari seluruh kelahiran di dunia. Secara sta- ¹Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Yogyakarta ²Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta ³Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta

tistik menunjukkan 90 kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang. Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9-30. Data yang bersumber dari Dinkes DIY, menyebutkan bahwa prevalensi bayi berat lahir rendah di kabupaten Sleman sebesar 12 (Dinkes, 2002). Di Indonesia pre eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian perinatal yang tinggi. Preeklampsia merupakan penyebab 30-40 kematian maternal dan 30-50 kematian perinatal (http://obgin-ugm.com). Pre eklamsia dan eklamsia menyebabkan risiko persalinan prematur 2,67 kali lebih besar, persalinan buatan 4,39 kali lebih besar. Dalam rencana strategik nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2010 disebutkan bahwa dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010, visi MPS adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup sehat. Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) yang ditetapkan Departemen Kesehatan mencakup standar untuk penanganan kegawatdaruratan obstetrineonatal. Diantaranya standar ke-5 yaitu pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan (Depkes RI, 2001). Sehingga dapat diketahui rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara ibu hamil pre eklamsi dengan kejadian berat badan lahir rendah di RSUD Sleman tahun 2007-2008? Pre eklamsi pada wanita hamil akan menyebabkan janin yang dikandung hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen di bawah normal. Keadaan ini bisa terjadi karena pembu luh darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit. Karena buruknya nutrisi pertumbuhan janin akan terhambat sehingga terjadi bayi dengan berat lahir yang rendah. Bisa juga dilahirkan kurang bulan (prematur), bayi biru saat dilahirkan dan sebagainya (www.hanyawanita.com). METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah survey analitik yaitu survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dengan faktor efek, antara faktor risiko, maupun antara faktor efek. Metode pendekatan waktu yang digunakan adalah prospektif (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2008-Juli 2009, dimulai sejak pembuatan proposal sampai pelaporan hasil penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pre eklamsi dan variabel terikatnya adalah BBLR. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami pre eklamsi dalam kehamilannya dengan kriteria ibu hamil yang tidak melahirkan bayi prematur, ibu hamil yang tidak mengalami perdarahan antepartum, ibu hamil yang tidak mengalami ketuban pecah dini, dan ibu hamil yang tidak melahirkan bayi dengan cacat bawaan di RSUD Sleman Yogyakarta pada bulan Oktober 2007 - bulan September 2008 yaitu sebanyak 76 ibu hamil. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik sampling jenuh, yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 76 ibu hamil (Sugiyono,. 2006). Metode pengolahan data dalam penelitian ini meliputi editing, coding, dan tabulating. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi Square dengan derajat kepercayaan 95, taraf signifikan 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara ibu hamil pre eklamsi dengan kejadian berat badan lahir rendah di RSUD Sleman Yogyakarta tahun 2007-2008, dengan nilai p=0,030 dimana p<0,05. Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini berdasarkan pada usia ibu, penyakit ibu, dan kehamilan tunggal/ganda pada ibu yang mengalami pre eklamsi. Distribusi frekuensi dapat dilihat dalam grafik berikut: Gambar. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Tunggal/Ganda yang mengalami Pre eklamsi di RSUD Sleman Yogyakarta tahun 2007-2008 Dari 76 ibu hamil pre eklamsi, paling banyak adalah ibu yang mengalami kehamilan tunggal yaitu sebanyak 74 orang (97,37). Gambar. Distribusi Frekuensi Usia Ibu Hamil yang mengalami Pre eklamsi di RSUD Sleman Yogyakarta tahun 2007-2008 Dari 76 ibu hamil yang mengalami pre eklamsi, paling banyak terjadi pada usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 51 ibu hamil (67,11 ). Pada hasil pengumpulan data diperoleh bahwa tidak ada ibu hamil yang pernah menderita penyakit hipertensi, jantung, DM, dan penyakit kronis lainnya. Menurut Boyle (2007), dijelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan pre eklamsi adalah umur ibu lebih dari 30 tahun. Dari data hasil penelitian diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami pre eklamsi sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 51 orang (67,11), umur <20 tahun sebanyak 4 orang (5,26) dan umur >35 tahun sebanyak 21 orang. Tabel. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Pre Eklamsi yang Melahirkan Bayi di RSUD Sleman Yogyakarta tahun 2007-2008 pre eklamsi Frekuensi (f) Persentase () Pre eklamsi 13 17,11 ringan(per) Pre eklamsi 63 82,89 berat (PEB) Jumlah 76 100

Tabel. Distribusi Frekuensi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Sleman Yogyakarta Tahun 2007-2008 berat badan lahir rendah (BBLR) Frekuensi (f) Persentase () BBLR 44 57,89 Tidak 32 42,11 BBLR Jumlah 76 100 Tabel. Tabel Silang Pre eklamsi pada Ibu Hamil dengan BBLR di RSUD Sleman Yogyakarta Tahun 2007-2008 BBLR pre eklamsi PER 4 5,26 PEB 40 52,63 Jumlah 44 57,89 BBLR Tidak BBLR Jumlah f f f 9 11,84 23 30,26 32 42,1 13 17,10 63 82,90 76 100 Dalam penelitian ini terdapat 76 ibu hamil pre eklamsi diantaranya 13 orang (17,11 ) mengalami pre eklamsi ringan dan 63 orang (82,89 ) mengalami pre eklamsi berat. Sedangkan kejadian ibu hamil yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah adalah sebanyak 44 orang (57,89 ) dan terdapat 32 orang (42,11 ) melahirkan bayi tidak BBLR. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 76 ibu hamil yang mengalami pre eklamsi terdapat 44 ibu hamil (57,89 ) yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Namun, dalam penelitian ini tidak mengkaji atau menelusuri sejak umur kehamilan berapa minggu ibu menderita pre eklamsi sehingga hasil yang diperoleh menjadi kurang spesifik. Menurut Manuaba (1998), dijelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan berat badan lahir rendah adalah pre eklamsi/eklamsi. Pada pre eklamsi sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan sehingga terjadi partus prematuritas atau kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah. Ibu hamil dengan hipertensi apabila tekanan darah 140/100 mmhg atau lebih kemungkinan dapat meyebabkan pre eklamsi bahkan eklamsi yang dapat mengganggu pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan berat badan lahir yang rendah (Wiknjosastro, 2005). Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan bahwa dari 76 ibu hamil yang mengalami pre eklamsi terdapat 44 ibu hamil (57,89 ) yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, termasuk di dalamnya 2 responden yang mengalami kehamilan ganda. Hubungan pre eklamsi pada ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah adalah signifikan, akan tetapi hubungan kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori rendah yaitu 0,242. Bayi dengan berat badan lahir rendah tidak hanya disebabkan oleh pre eklamsi pada kehamilannya, akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti gizi pada ibu hamil, umur ibu hamil, penyakit menahun ibu, jarak kehamilan dan bersalin yang terlalu dekat, hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini atau cacat bawaan. Dalam

penelitian ini dipilih responden (ibu hamil pre eklamsi) yang meiliki kriteria tidak melahirkan bayi prematur, ibu hamil yang tidak mengalami perdarahan antepartum, ibu hamil yang tidak mengalami ketuban pecah dini dan ibu hamil yang tidak melahirkan bayi dengan cacat bawaan. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan dalam penelitian ini adalah faktor yang sebenarnya juga dapat berpengaruh terhadap kejadian BBLR. Seperti faktor gizi pada ibu hamil, jarak kehamilan dan hidramnion merupakan faktor-faktor yang tidak dikendalikan dalam penelitian ini karena data tersebut tidak ditemukan dalam rekam medik pasien. Oleh karena itu, peneliti tidak mengetahui apakah responden yang diteliti mengalami kurang gizi, jarak kehamilannya terlalu dekat, mengalami hidramnion atau tidak sehingga kemungkinan faktor-faktor tersebut yang lebih besar mempengaruhi kejadian BBLR. Selain itu, dengan terdapatnya 2 responden yang mengalami kehamilan ganda dapat mendukung adanya hubungan antara ibu hamil pre eklamsi dengan kejadian BBLR dimana akibat kejadian BBLR-nya disebabkan karena kehamilan ganda itu sendiri bukan karena pre eklamsi pada kehamilannya. Sehingga dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut adalah rendah. Berdasarkan tabel silang antara ibu hamil pre eklamsi diketahui bahwa, kejadian bayi BBLR sebagian besar dilahirkan oleh ibu hamil yang mengalami PEB yaitu sebanyak 40 orang (52,63 ) dan 4 orang (5,26 ) dilahirkan oleh ibu hamil yang mengalami PER. Sedangkan ibu hamil yang mengalami PEB melahirkan bayi tidak BBLR sebanyak 23 orang (30,26 ) dan 9 orang (11,84 ) ibu hamil yang mengalami PER melahirkan bayi tidak BBLR. Hal ini terjadi karena apabila pre eklamsi tersebut terjadi pada kehamilan trimester III maka pre eklamsi tidak mendorong adanya kelahiran bayi dengan BBLR. Apabila dalam penelitian ini sampel yang digunakan tidak hanya ibu hamil dengan pre eklamsi saja, kemungkinan pre eklamsi bukan merupakan faktor dominan yang dapat mempengaruhi kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah. Kemungkinan masih ada faktor lain yang lebih dominan yang sebenarnya dapat mempengaruhi kejadian bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. KESIMPILAN DAN SARAN Kesimpulan Selama bulan Oktober 2007- September 2008 terdapat 76 ibu hamil dengan pre eklamsi diantaranya 13 orang (17,11) ibu hamil dengan PER dan 63 orang (82,89 ) ibu hamil dengan PEB. bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang disebabkan oleh pre eklamsi selama bulan Oktober 2007- September 2008 adalah 44 bayi (57,89 ) dan 32 bayi (42,11 ) dengan berat badan lahir normal. Terdapat hubungan antara ibu hamil pre eklamsi dengan kejadian berat badan lahir rendah di RSUD Sleman tahun 2007-2008 dengan nilai p=0,030 dan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,242 yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara ibu hamil pre eklamsi dengan kejadian berat badan lahir rendah adalah rendah. Saran Hasil penelitian ini dapat diperoleh informasi tentang pre eklamsi pada ibu hamil yang dapat mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah sehingga dapat dijadikan masukan bagi RSUD Sleman untuk menentukan perencanaan dan peningkatan mutu pelayanan pada masyarakat khususnya bagi ibu hamil. Selain itu dapat memberikan informasi dan masukan pengetahuan agar dapat meningkatkan

kualitas mutu pelayanan kesehatan dalam upaya untuk meningkatkan pemantauan terhadap ibu - ibu hamil dengan faktor faktor yang dapat mempengaruhi kejadian berat badan lahir rendah serta dapat menerapkan Program Perencanaan Penanganan dan Pencegahan Komplikasi Persalinan (P4K). DAFTAR RUJUKAN Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Boyle, M., 2007, Kedaruratan dalam Persalinan Buku Saku Bidan, EGC, Cunningham,dkk., 2001, Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 21, EGC, Depkes RI, 1999, Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial,, 2001, Standar Pelayanan Kebidanan,, 2007, Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar, Erlina., Persalinan Preterm, 17 Juli 2008, www.kuliahbidan.wordpress.com Farren, H., 2001, Perawatan Maternitas, EGC, Hacker/Moore, 2001, Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, EGC, Indriastuti, R., 2007, Hubungan Paritas Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Wates Kulonprogo Tahun 2007, Karya Tulis Ilmiah, STIKes Aisyiyah Yogyakarta Istirohati, E., 2003, Hubungan Antara Usia Ibu Hamil dan Bayi Berat Lahir Rendah di Puskesmas Purwodadi Kabupaten Purworejo tahun 2003, Karya Tulis Ilmiah, STIKes Aisyiyah Yogyakarta Klaus., Panaroff, 1998, Penatalaksanaan Neonatus Resiko Tinggi Edisi 4, Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Oxorn, H., 2003, Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan, Yayasan Essenta Medika, Panjumaulida, O., 2008, Hubungan Paritas Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2007, Karya Tulis Ilmiah, STIKes Aisyiyah Yogyakarta Prawirohardjo, S., 2002, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Preeklamsia, Salah Satu Penyebab Kematian Wanita Hamil, 11 Januari 2009, www.hanyawanita.com Saifuddin, 2006, Kematian Ibu di Indonesia dapatkah kita mencapai target MDGS 2015?, Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Saifuddin, B.A., 2008, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Simkin, P., 2008, Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi, Arcan, Sisca., Meneropong Penyebab Bayi Berat Lahir Rendah, 13 Januari 2009, www.anakku.net Sugiyono, 2006, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung Surasmi dkk., 2003, Perawatan Bayi Risiko Tinggi, EGC, Wiknjosastro, 2002, Ilmu Kebidanan,

EGC, Manuaba, IBG., 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Mochtar, R., 1999, Sinopsis Obstetri Jilid 1, EGC, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,, 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,, 2006, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,